Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANTIINFLAMATION NAPOLION (NANOPARTICLES LOTION) FORMULATION COMBINATION OF GELENGGANG LEAF EXTRACT AND RED BETEL Suprapto Suprapto
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 8, No 1 (2019): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v8i1, Oktober.50

Abstract

Synthetic anti-inflammatory drugs generally have dangerous side effects if used continuously, necessitating use of herbal medicine as an alternative. Nanoparticles lotion combination of Gelenggang and Red betel leaf extract is one of the alternative herbal treatment for pain and swelling due to inflammation. From the extraction results obtained Gelenggang as much as 34.95 grams with a yield 11.65% and the number of red betel as much as 30.24 grams with a yield 15.25%. The results of phytochemical screening test showed that there is a flavonoid content of both extract as an anti-inflammatory agent. The nanoparticles produced from measurements using PSA amounted to 833.1 nm. Lotion formulation made by combining the oil phase and water phase and made in five formula. Tests carried out in-vivo anti-inflammatory by way of inducting karagenin 1%. Then measured the inhibition of rat’s leg edema with plestimometer. The test results showed that the nanoparticles lotion antiinflammatory combination of Gelenggang and Red betel leaf extract has anti-inflammatory effects. Nanoparticles lotion 10% (4 mg / 200 g BW) and 40% (16 mg / 200 g BW) has properties similar to diclofenac sodium (50 mg / 200 g BW), whereas nanoparticles lotion 20% (8 mg / 200 B) have a greater antiinflammatory effect
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Demam Berdarah Warga Desa Potronayan, Nogosari, Boyolali Hidayah Karuniawati; Maryati Maryati; Gunawan Setiyadi; Suprapto Suprapto; Andika Permana; Septi Fatmawati; Ashari Wahyu Budi Aji; Hevi Mifta Kumalasari; Yunika Isnanda Pratiwi; Sakinatul Hayati
Abdi Geomedisains Vol. 1, No. 1, July 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.488 KB) | DOI: 10.23917/abdigeomedisains.v1i1.96

Abstract

Secara Nasional, kasus Demam Berdarah Dengue terus meningkat dikalangan masyarakat. Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Kupang. Pengetahuan masyarakat mengenai demam berdarah terutama cara pencegahan dan pengobatan belum sepenuhnya mengerti sehingga diperlukan pengabdian untuk membantu masyarakat dalam mencegah dan memberantas kasus demam berdarah dengan memberikan sosialisasi penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah dengan memberikan materi kesehatan berupa upaya pencegahan, menjaga kebersihan lingkungan dan penanganan pertama yang dilakukan jika terkena Demam berdarah. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti 43 peserta. Sebelum dan sesudah pemberian materi tentang demam berdarah, peserta diberi soal sebagai pretest dan post-test. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh peningkatan pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah penyuluhan dengan nilai P 0,005.
Optimasi Konsentrasi Amylum Sagu (Metroxylon rumphii) sebagai Co-Processed pada Pembuatan Tablet Teofilin Nor Laili; Annisa' Meyndra Komala; Hidayaturrizqika Maulida; Suprapto Suprapto
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v14i2.6422

Abstract

Tablet preparations are widely used many people for treatment, so the level of production of tablet preparations is quite large and always develops in its formulation. Excipients are generally used in the form of 95% imported materials which are relatively expensive so that production costs will affect the price of tablet preparations which will be more expensive. Based on these considerations, this study uses Indonesian natural excipient with a relatively low cost in the form of sago amylum. This study combines sago amylum and Avicel pH 101 with 5 concentration variations, 90%: 10% (formula 1), 80%: 20% (formula 2), 70%: 30% (formula 3), 60%: 40% (formula 4), and 50%: 50% (formula 5) which produces a co-processed excipient. This co-processed was applied in the manufacture of the Theophylline tablet as a filler, binder and shredder with the direct compression method and tested based on parameters in the Indonesian Pharmacopoeia V. Data analysis using Design Expert® version 11 software to obtain the optimum formula. The co-processed characterization produced has optimum flow properties which are 11.11 g / sec, compressibility = 3.0%, and the stationary angle = 32.0 ° and evaluation of tablet quality uniformity CV = 10.3, hardness x̅ = 6 , 2 kg, fragility = 1.8%, and 46.2 seconds destroyed time. Based on the analysis by Simplex Lattice Design method, it is proved that the more amylum sago concentration increases friability and decreases hardness, while more of Avicel pH 101 decreases friability  and increases hardness. It is concluded with the Design Expert software analysis, the optimum co-processed formula was obtained in the form of a combination of 50% sago amylum; 18,18% pasta amylum sago and 31.82% Avicel pH 101.
Efek Gliserin sebagai Humectan Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Vitamin C dalam Sabun Padat Anita Sukmawati; Ms. Nur-ainee Laeha; Suprapto Suprapto
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v14i2.5937

Abstract

Glycerin is a humectant that is used frequently for cosmetics, especially in soaps. This study was conducted to determine the influence glycerin on the physical properties of glycerin soap including pH, soap hardness, foam stability, and also on the stability of vitamin C in the soap during 8 weeks storage. Vitamin C is formulated in soap with various concentrations of glycerin i.e 5%, 10% and 20%. Evaluation of the soap preparations include a pH test, soap hardness, foam stability test and evaluation on the stability of vitamin C for 8 weeks and the results obtained will be statistically analyzed using SPSS version 16 for windows by the Kruskal-Wallis method on the results test of pH and soap hardness, and using one way ANOVA method for evaluating foam stability. The results showed that glycerol did not significant influence on the pH value of soap with a significance value of P = 0.26 0.05, while increasing the concentration of glycerin in the soap increased products softness. The foam stability testing showed that the difference in the concentration of glycerin on soap had no significant effect on improving the stability of foam. The best foam stability was found in vitamin C soap containing glycerine 10%. Glycerin also affected the stability of vitamin C in the soap. The stability of vitamin C is increased related to the increasing glycerin concentration in soap as demonstrated in formula III, which contained 20% glycerin and had 49.48% reducing in level of vitamin C, while the soap containing glycerine 5 % and 10%, had decreased 77.98% and 60.67% respectively in level of vitamin C during the storage period of 8 weeks.
Modifikasi Pati Jagung (Zea mays, [L]) dan Xanthan Gum dengan Crosslinking Agent Asam Sitrat S Suprapto; Septian Rizki Pratama; Muhammad Abdillah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pati jagung adalah eksipien telah banyak digunakan dalam pembuatan sediaan tablet sebagai filler, binder dan disintegrant. Pati memiliki dua komponen yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa dan amilopektin berperan terhadap sifat fisik dan kimia pada pati yang berpengaruh pada tingkat pembengkakan granula pati. Pati alami mengandung banyak amilosa sehingga bersifat kering, kurangnya daya lekat, dan cenderung menyerap banyak air. Modifikasi pati dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan xanthan gum (XG) dengan crosslinking agent asam sitrat. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan karakterisasi pati jagung (uji FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), swelling, kecepatan alir dan sudut diam) yang telah dimodifikasi secara crosslinking pada penambahan variasi konsentrasi XG terhadap pati yang tidak dimodifikasi. Penelitian ini menggunakan XG dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dengan asam sitrat, dan formula 0 sebagai kontrol negatif (XG 5% tanpa asam sitrat). Hasil modifikasi menunjukan adanya pembentukan crosslink pada formula 1, 2, dan 3 ditandai dengan terbentuknya gugus C=O (ester) dengan uji FTIR pada panjang gelombang 1713,94cm-1 , 1714,38cm-1 , dan 1714,63cm-1. Hasil analisis menunjukkan nilai swelling power yang semakin besar,kecepatan alir yang semakin meningkat yaitu 6,52 g/detik, 9,90 g/detik dan 11,62 g/detik dan sudut diam yang semakin tinggi 23,93o, 24,56o, dan 26,54o.
Modifikasi Pati Jagung (Zea mays, [L]) dan Xanthan Gum dengan Crosslinking Agent Asam Sitrat S Suprapto; Septian Rizki Pratama; Muhammad Abdillah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pati jagung adalah eksipien telah banyak digunakan dalam pembuatan sediaan tablet sebagai filler, binder dan disintegrant. Pati memiliki dua komponen yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa dan amilopektin berperan terhadap sifat fisik dan kimia pada pati yang berpengaruh pada tingkat pembengkakan granula pati. Pati alami mengandung banyak amilosa sehingga bersifat kering, kurangnya daya lekat, dan cenderung menyerap banyak air. Modifikasi pati dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan xanthan gum (XG) dengan crosslinking agent asam sitrat. Tujuan penelitian adalah untuk membandingkan karakterisasi pati jagung (uji FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy), swelling, kecepatan alir dan sudut diam) yang telah dimodifikasi secara crosslinking pada penambahan variasi konsentrasi XG terhadap pati yang tidak dimodifikasi. Penelitian ini menggunakan XG dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dengan asam sitrat, dan formula 0 sebagai kontrol negatif (XG 5% tanpa asam sitrat). Hasil modifikasi menunjukan adanya pembentukan crosslink pada formula 1, 2, dan 3 ditandai dengan terbentuknya gugus C=O (ester) dengan uji FTIR pada panjang gelombang 1713,94cm-1 , 1714,38cm-1 , dan 1714,63cm-1. Hasil analisis menunjukkan nilai swelling power yang semakin besar,kecepatan alir yang semakin meningkat yaitu 6,52 g/detik, 9,90 g/detik dan 11,62 g/detik dan sudut diam yang semakin tinggi 23,93o, 24,56o, dan 26,54o.
MODIFIKASI DAN KARAKTERISASI PATI JAGUNG (Zea mays, [L]) DAN XANTHAN GUM DENGAN CROSSLINKING AGENT ASAM SITRAT Septian Rizki Pratama; Suprapto Suprapto
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 2 (2022): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i2.103

Abstract

Pati jagung adalah eksipien yang telah banyak digunakan dalam pembuatan sediaan tablet sebagai filler, binder dan disintegrant. Pati memiliki dua komponen yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua molekul tersebut berperan terhadap sifat fisik dan kimia pada pati yang berpengaruh pada tingkat pembengkakan granula pati. Pati alami mengandung banyak amilosa sehingga bersifat kering, kurangnya daya lekat, dan cenderung menyerap banyak air. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi pati dan xanthan gum (XG) dengan crosslinking agent asam sitrat untuk memperbaiki kekurangan pada sifat fungsional pati agar aplikasinya lebih luas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian XG terhadap pembentukan kopolimer crosslinking dan karakterisasinya. Penelitian ini menggunakan XG dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dengan asam sitrat, dan kontrol positif (XG 5% tanpa asam sitrat). Kopolimer crosslinking hasil modifikasi dikarakterisasi meliputi uji FTIR, daya mengembang (swelling), kecepatan alir dan sudut diam. Hasil modifikasi pati jagung menunjukan adanya pembentukan crosslink pada formula 1, 2, dan 3 ditandai dengan terbentuknya gugus C=O (ester) dengan uji FTIR pada peak 1713,94 cm-1, 1714,38 cm-1, dan 1714,63 cm-1. Hasil analisis menunjukan nilai swelling power yang semakin besar, kecepatan alir yang semakin meningkat yaitu 6,52 g/detik, 9,90 g/detik dan 11,62 g/detik dan sudut diam yang semakin tinggi 23,934°, 24,564°, dan 26,543°.
OPTIMASI TABLET LEPAS LAMBAT KAPTOPRIL MENGGUNAKAN PVP SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN TALK-MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI BAHAN PELICIN DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Gesvi Sari Alita; Suprapto Suprapto
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i1.121

Abstract

Kaptopril merupakan obat yang digunakan dalam pengobatan hipertensi dan gagal jantung dengan frekuensi penggunaan obat dalam sehari harus diberikan berulang kali. Tablet lepas lambat memiliki efek terapeutik lebih panjang dibandingkan dengan tablet biasa karena melepaskan obat ke dalam tubuh secara bertahap sehingga dapat mengurangi frekuensi penggunaan obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi bahan pengikat PVP dan bahan pelicin talk-magnesium stearat terhadap sifat fisik granul dan sifat fisika-kimia tablet lepas lambat kaptopril, serta untuk mengetahui konsentrasi bahan pengikat PVP dan bahan pelicin talk-magnesium stearat yang dibutuhkan agar tercapai formula yang optimum pada sediaan tablet lepas lambat kaptopril. Penelitian ini dibuat dengan perbandingan PVP dan talk-magnesium stearat formula I (9:9) mg; formula II (15:3) mg; formula III (3:15) mg; formula IV (3:15) mg; formula V (6:12) mg; formula VI (12:6) mg; formula VII (15:3) mg. Evaluasi yang dilakukan terhadap granul yaitu kecepatan alir, sudut diam, dan rasio Hausner, sedangkan evaluasi yang dilakukan terhadap tablet yaitu keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan laju disolusi tablet. Data hasil percobaan diolah dengan program design expert versi 13.0 menggunakan metode simplex lattice design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi PVP dan talk-magnesium stearat meningkatkan kecepatan alir granul, memperkecil sudut diam granul, meningkatkan rasio Hausner, menurunkan keragaman bobot, meningkatkan kekerasan tablet, mengurangi kerapuhan tablet, dan menurunkan laju disolusi tablet. Formula optimum tablet lepas lambat kapropril 300 mg didapatkan 2 solusi dengan nilai desirability 0,702 dengan kombinasi PVP (8,42 mg) dan talk-magnesium (9,57 mg).
OPTIMASI TABLET LEPAS LAMBAT KAPTOPRIL MENGGUNAKAN GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DAN TALK-MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI BAHAN PELICIN DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN Amelia Herzanti; Suprapto Suprapto
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i2.148

Abstract

Kaptopril merupakan obat untuk penurunan tekanan darah, namun kaptopril juga mempunyai beberapa efek samping. Pembuatan sediaan tablet lepas lambat kaptopril dapat mengurangi frekuensi pemberian obat dari 2-3 kali sehari menjadi 1 kali sehari sehingga dapat meminimalisir terjadinya efek samping. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya pengaruh penggunaan gelatin (bahan pengikat), dan talk-magnesium stearat (bahan pelicin) terhadap sifat fisika granul dan sifat fisika-kimia tablet lepas lambat kaptopril untuk mendapatkan formula yang optimum. Penelitian ini dibuat dengan perbandingan bahan gelatin dan talk-magnesium, formula 1 (21:9) mg; formula 2 (27:3) mg; formula 3 (24:6) mg; formula 4 (15:15) mg; formula 5 (15:15) mg; formula 6 (27:3) mg; dan formula 7 (18:12) mg. Data hasil evaluasi sifat fisik granul dan kontrol kualitas tablet diolah dengan software design expert 13.0 menggunakan metode simplex lattice design. Hasil penelitian diperolehkombinasi gelatin dan talk-magnesium stearat mempengaruhi sifat fisik granul dan sifat fisika kimia tablet lepas lambat kaptopril yaitu dapat menaikkan kecepatan alir granul, memperkecil sudut diam granul, menurunkan rasio Hausner, menurunkan keragaman bobot, menurunkan kerapuhan tablet, meningkatkan kekerasan tablet, dan menurunkan kecepatan laju disolusi tablet. Tablet lepas lambat kaptopril dengan bobot 300 mg menggunakan kombinasi gelatin (20,76 mg) dan talk-magnesium stearat (9,24 mg) merupakan kombinasi formula yang optimum dari metode simplex lattice design dengan nilai desirability sebesar 0,739.