Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR-INDONESIA Saad Murdy; Saidin Nainggolan
Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan Vol. 9 No. 03 (2020): Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan
Publisher : Program Studi Manajemen Pemerintahan dan Keuangan Daerah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jmk.v9i03.12519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan konversi lahan sawah menjadi perkebunan sawit. Daerah penelitian Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan daerah sampel Kecamatan Geragai yang diambil secara purposive. Ukuran sampel sebanyak 90 petani dan metode penarikan sampel secara snowball Metode analisis menggunakan model analisis logistic binary logit. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Rendahnya produktivitas padi mendorong petani melakukan konversi lahan sawah secara nyata , Petani lahan luas melakukan konversi lahan secara signifikan. Petani yang mempunyai pengalaman baik tentang aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi melakukan konversi lahan sawahnya secara signifikan, Penguatan motif ekonomi berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk melakukan konversi lahan sawahnya . Petani yang mempunyai sumber pendapatan dari off farm dan non farm berpengaruh terhadap keputusan petani untuk melakukan konversi lahan secara signifikan. Pelemahan kondisi aspek lingkungan memperkuat keputusan petani melakukan konversi lahan secara signifikan. Kondisi aspek teknis yang tidak mendukung usahatani padi mendorong petani melakukan konversi lahan secara signifikan. Untuk mengatasi konversi lahan yang semakin luas diperlukan usaha-usaha memperbaiki aspek lingkungan lahan sawah, aspek teknis dan mengubah pandangan motif ekonomi di kalangan petani. Penguatan ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas padi yang lebih menguntungkan setara dengan perkebunan sawit.
ANALISIS RASIO KEUANGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) Di KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Saad Murdy; Saidin Nainggolan
Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan Vol. 10 No. 01 (2021): Jurnal Manajemen Terapan dan Keuangan
Publisher : Program Studi Manajemen Pemerintahan dan Keuangan Daerah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jmk.v10i01.12715

Abstract

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu jenis koperasi yang berada di daerah pedesaan dan menjalankan kegiatan usaha dibidang pertanian serta kehadirannya sangat dibutuhkan dan sangat membantu para anggota dan masyarakat di sekitar. Namun dengan banyaknya KUD yang berdiri hampir sebagian besar berada dalam kondisi yang kurang sehat bahkan tidak aktif lagi. Hal ini di karenakan kurangnya pengawasan dari pemerintah dan kurangnya pengelolaan yang baik di dalam manajemen keuangan KUD, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Rasio Keuangan KUD. Penelitian ini dilakukan pada KUD Karya Jaya, KUD Karya Kita dan KUD Sari Bumi. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan KUD dengan periode 5 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas KUD di Kecamatan Merlung berada dalam kondisi yang kurang sehat karena nilai rata-rata rasio yang diperoleh KUD masih berada dibawah standar acuan perhitungan yang ada dan hanya rasio profitabilitas dengan nilai ROE diatas standar sehingga dikatakan KUD di Kecamatan Merlung berada dalam kondisi sehat didalam menghasilkan laba menggunakan modal sendiri. Maka, di dalam pengelolaan manajemen KUD harus dilakukan dengan sebaik-baiknya seperti mengembangkan jenis usaha yang dijalankan agar dapat meningkatkan pendapatan pada KUD dan pihak KUD dapat melakukan perhitungan rasio keuangan sendiri agar dapat mengontrol kondisi keuangan pada KUD dan membuat kebijakkan dengan mudah dan tepat bagi kemajuan KUD.
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH KERITING DENGAN PENDEKATAN SCP (Structure, Conduct, and Performance) DI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI Zummrhotul Mar’atil Khasanah; Saad Murdy; Yanuar Fitri
Jurnal Ilmiah Sosio-Ekonomika Bisnis Vol. 23 No. 01 (2020): VOLUME 23 NOMOR 01 2020
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiseb.v23i01.11867

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui saluran pemasaran cabai merah keriting di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci, dan (2) menganalisis efisiensi pemasaran cabai merah keriting dilihat dari market sructure, market conduct, and market performance (SCP) di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci. Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci dari 24 Juni sampai 24 Juli 2019. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan pendeketan SCP (structure, conduct, and performance). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaran cabai merah keriting di Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci terdiri dari empat saluran pemasaran, yaitu: (1) petani–pedagang pengumpul lokal–pedagang wholesaler Sungai Penuh–pedagang pengecer–konsumen akhir Pasar Tanjung Bajure Sungai Penuh; (2) petani–pedagang pengumpul lokal–pedagang antar kota; (3) petani–pedagang pengumpul lokal–pedagang pengecer–konsumen akhir; (4) petani–pedagang pengecer–konsumen akhir Pasar Tanjung Bajure Sungai Penuh. Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Struktur pasar pada pemasaran cabai merah keriting di Kecamatan Gunung Tujuh pada tingkat petani merupakan struktur pasar oligopsoni, sedangkan di tingkat lembaga struktur pasar yang terbentuk merupakan stuktur pasar oligopoli. Pada perilaku pasar, lembaga pemasaran yang terlibat memiliki perilaku yang berbeda-beda. Kinerja pasar menunjukkan penyebaran marjin, farmers share, dan rasio keuntungan dan biaya tidak merata pada masing-masing lembaga pemasaran. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, saluran pemasaran IV merupakan alternatif saluran pemasaran yang efisien sehingga dapat dipilih oleh petani.
Analisis Komparasi Pendapatan Usahatani Karet Berdasarkan Pilihan Penjualan Bahan Olah Karet di Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Jambi Luar Kota Saad Murdy; Zakky Fathoni; Aulia Farida
Journal of Agribusiness and Local Wisdom Vol. 2 No. 1 (2019): Journal Agribusiness and Local Wisdom
Publisher : Program Studi Agribisnis bekerja sama dengan PERHEPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.934 KB) | DOI: 10.22437/jalow.v2i1.7891

Abstract

There are several factors that cause the low selling prices of rubber farmers. Most rubber farmers in Jambi Province sell their rubber to collectors, and not directly sell it to rubber factories. The purpose of this study was to compare the income of rubber farming based on the choice of rubber sales, namely traders and non-traders. The scope of this research area is Bajubang District, Batanghari Regency and Jambi Luar Kota Muaro Jambi District. This research was conducted using survey methods, cost and income analysis, and comparative analysis of two different test averages. The average farm income from rubber farmers selling rubber through collectors is Rp. 2,652,357, - / month, with a total fee paid of Rp. 302,857 / month. The average farm farm receipts selling rubber to the auction market is Rp. 3,416,700 / month, with a total fee paid of Rp. 235,951, - / month. While the acceptance of rubber farming businesses that sell rubber to factories through the KUD is Rp. 3,273,975 / month, with a total fee paid of Rp. 463,513, - / month. There is a significant difference between the income of farmers in rubber farming who sell to collectors and the auction market. As for the income of rubber farming farmers who sell to collectors and farmers who sell to factories there is no significant difference. Keywords: Collector Traders, Non Collector Traders, Income
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH PROGRAM UPSUS DI KECAMATAN PEMAYUNG KABUPATEN BATANGHARI Riri Oktari Ulma; Arsyad Lubis; Saad Murdy; Endy Effran; Siti Kurniasih
Jurnal Bisnis Tani Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Bisnis Tani Desember 2020
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jbt.v6i2.3500

Abstract

This research is aims: 1) Knowing the general description of the UPSUS program of wet land rice farming in Pemayung District, Batanghari Regency, 2) Analyzing the benefits of wet land rice farming under the UPSUS program in Pemayung District, Batanghari Regency. This research was conducted in Ture Village and Lubuk Ruso Village, Pemayung District, Batanghari Regency. The number of respondents used was 55 farmers. The population in this research were all consumption farmers who carried out wet land rice farming and participated in the UPSUS program in Ture Village and Lubuk Ruso Village. The data used are primary data and secondary data. Qualitative descriptive analysis is used to provide an overview of the UPSUS program of wet land rice farming in Pemayung District, Batanghari Regency. Quantitative analysis was used to analyze the benefits of lowland rice farming in the UPSUS program in Pemayung District, Batanghari Regency. The results of the research showed that: 1) The UPSUS program of wet land rice farming in Pemayung District has an average area of land with an average per farmer of 0,86 Ha capable of producing a production of 1,972.88 kg/ha, 2) The UPSUS program of wet land rice farming in  Pemayung District gives a profit of Rp. 8,633,365.81/ha.