Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

DINAMIKA KONFLIK SOSIAL BERBASIS TANAH KOMUNAL (Kasus Gendang Nggorang, Desa Watu Tanggo, Kecamatan Reok dan Gendang Pane, Desa Torong Koe, Kecamatan Reok Barat Kabupaten Manggarai Flores NTT) Jehamat, Lasarus; Si, Polikarpus Keha
Sosio Konsepsia Vol 8, No 1 (2018): Sosio Konsepsia (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v8i1.1544

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika konflik sosial berbasis tanah komunal antara Gendang Suku/Klan Nggorang dan Gendang Suku/Klan Pane. Kajian berfokus pada akar, sebab, tensi dan implikasi konflik. Kajian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori konflik dan teori perubahan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar konflik tanah komunal antara Gendang Suku/Klan Nggorang dan Gendang Suku/Klan Pane adalah perbedaan persepsi sejarah antara masyarakat Gendang Suku/Klan Nggorang dan masyarakat Gendang Suku/Klan Pane, kurang jelasya batas administrasi pertanaman di masa lalu, dan perjanjian kepemilikan tanah yang tidak jelas. Sebab konflik tanah komunal adalah tingginya nilai guna tanah, persepsi yang berbeda mengenai sejarah pembagian wilayah kekuasaan di masa lampau, tumpang tindihnya penggunaan lahan pertanian, ego untuk mempertahankan kebenaran sejarah dan melemahnya fungsi elit tradisional. Tensi konflik perbatasan antara Gendang Suku/Klan Nggorang dan Gendang Suku/Klan Pane adalah adanya keterlibatan suku-suku lain yang menguasai wilayah di sekitar kedua suku dan masuknya politik dalam kehidupan masyarakat. Implikasi konflik tanah komunal ialah retaknya hubungan sosial, adanya kerugian waktu, ekonomi, dan tenaga. Mengagas kembali pertemuan adat (lonto leok) sebagai media penyelesaian konflik. Ini bertujuan agar keamanan masyarakat tercapai dan berujung pada kesejahteraan sosial masyarakat.
PERAN BUDAYA TURA JAJI DALAM MENCEGAH KONFLIK SOSIAL DI DESA AEWORA KECAMATAN AEWORA KABUPATEN ENDE-FLORES Jehamat, Lasarus; Mbadhi, Aprilia Clarisa
Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/inf.v4i3.1545

Abstract

ABSTRAKKajian ini bertujuan untuk mengetahui peran budaya Tura Jaji pada masyarakat Desa Aewora dan model pencegahan konflik menggunakan budaya Tura Jaji. Tura Jaji  merupakan salah satu budaya yang ada pada masyarakat Ende Lio. Dalam konteks sosial, Tura Jaji dipahami sebagai suatu sumpah berisikan perjanjian yang dibuat dan senantiasa harus dijunjung tinggi bagi pihak yang melakukan sumpah. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori struktural fungsional dan interaksionalisme simbolik. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya Tura Jaji sampai saat ini masih hidup dan dijunjung oleh masyarkat Desa Aewora. Budaya Tura Jaji memiliki peran dalam masyarakat. Peran budaya Tura Jaji yaitu: meningkatkan solidaritas, mencegah konflik sosial, mempertahankan budaya serta menciptakan integrasi sosial. Ditemukan cara pencegahan konflik dengan budaya Tura Jaji yaitu dengan ,menjunjung nilai budaya Tura Jaji, sadar akan sumpah adat, mengontrol emosi, saling menghargai serta takut akan konsekuensi atau risiko yang didapat apabila melanggar Tura Jaji. Pelanggaran terhadap Tura Jaji akan berdampak pada munculnya penyakit sampai menimbulkan kematian baik manusia, hewan hingga tumbuhan. Kepada Masyarakat, hasil kajian ini diharapkan dapat mendorong pemahaman tentang budaya Tura Jaji dan menjadikan budaya Tura Jaji sebagai pedoman hidup masyarakat untuk hidup damai dan sejahtera tanpa adanya konflik. Pemerintah Kabupaten Ende diharapkan melestarikan budaya Tura Jaji agar tetap menjadi kearifan lokal masyarakat Ende Lio yang memberi dampak tidak saja bagi keutuhan sosial tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat.
Pola Relasi Sosial Elit Tradisional: Kasus Desa Rana Mbeling, Kabupaten Manggarai Timur, NTT Jehamat, Lasarus
Jurnal Demokrasi Vol 10, No 1 (2011): Jurnal Ilmiah Politik Kenegaraan
Publisher : Pusat Kajian Civics Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.516 KB)

Abstract

Social relationship between tua golo and tua teno have typical pattern. As we know that the relationship pattern between tua golo and tua teno have the character of subordinative and coordinative. Relationship having the character of subordinative happened because social structure of society of Manggarai as a whole place one of the social elite on course above from each other. Here is, tua golo have position which is important to be compared with tua teno. Because tua golo is the head of kampong and tua golo determining the position of tua teno as institute managing or dividing land. The implication of the relationship model like this is tua teno have to ask permission of tua golo in every activity related to custom and land. Whereas relationship having the character of coordinative happened when tua golo and tua teno sit with in one forum to discuss things related to problem of kampong or other of social problem.   Kata Kunci: Elit, Relasi Sosial, Konflik
MENDORONG KEBIJAKAN SOSIAL BERBASIS DEMOCRATIC GOVERNANCE: PELAJARAN DARI KOTA KUPANG Sayrani, Laurensius Petrus; Jehamat, Lasarus
Sosio Konsepsia Vol 9, No 1 (2019): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v9i1.1845

Abstract

Artikel ini didasarkan pada perdebatan konseptual dalam menempatkan dan memposisikan negara (pemerintah) dalam berbagai urusan sosial yang kian berkembang baik bentuk dan kedalamnya. Posisi itu berkisar dua hal yaitu peran negara yang dominan ataupun sebaliknya. Debat semacam ini cenderung dikotomis yang pada aras praksis juga masih menimbulkan persoalan. Oleh karena itu, melalui artikel ini, penulis menawarkan gagasan democratic governance yang bertumpu pada manajemen kolaborasi. Melalui upaya literatur review dan eloborasi hasil penelitian lapangan penulis, artikel ini diarahkan untuk menunjukkan kemandekan model kebijakan sosial yang cenderung ?state oriented? sekaligus menunjukkan kemungkinan secara paradigmatik mengenai cara pikir dan cara kerja kebijakan sosial yang lebih efektif dalam konteks Indonesia saat ini. ?State oriented? memiliki karakter hirarkis yang menempatkan persoalan sosial menjadi sangat institusionalis di mana negara menjadi dominan dalam menentukan apa dan bagaimana masalah sosial dipecahkan. Di saat yang bersamaan, aktor nonnegara juga mengalami pelemahan kapasitas menghasilkan ?kebijakan komunitas?. Democratic governance sebagaimana yang ditawarkan dalam artikel ini sejatinya adalah gagasan yang mengedepankan kolaborasi antaraktor sebagai basis kebijakan sosial di Indonesia. Model ini bertumpu pada beberapa hal dasar yaitu resource exchange, interdependence, trust, negosiasi dan reciprocity.
IMPLIKASI BIAYA OPERASIONAL PERTANIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI (STUDI KASUS DI DESA NOELBAKI, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG) Jehamat, Lasarus
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i1.1870

Abstract

Penelitian ini berjudul Implikasi Biaya Operasional Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani. Biaya operasional pertanian merupakan hal penting dalam kehidupan petani. Hal itu disebabkan karena biaya operasional merupakan syarat dasar kesuksesan petani. Dalam konteks ini, biaya operasional pertanian adalah bentuk pembayaran atas jasa penyewaan alat produksi pertanian serta pengeluaran biaya operasional pertanian lainnya yang berimplikasi pada kesejahteraan petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya operasional pertanian berimplikasi pada kesejahteraan petani sawah. Hal tersebut disebabkan karena pengeluaran biaya operasional lebih tinggi daripada hasil produksi yang didapatkan petani. Biaya operasional yang harus dikeluarkan petani dari awal proses pengolahan lahan sampai hasil produksi terdiri dari biaya penyewaan alat produksi pertanian, biaya perawatan tanaman padi seperti pembelian pupuk dan obat hama, biaya jasa penanaman dan jasa pemanenan. Di sana, petani harus berhutang untuk dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional pertanian tersebut. Biaya-biaya tersebut berimplikasi pada rendahnya kesejahteraan petani di Desa Noelbaki Kabupaten Kupang. Kepada pemerintah Kabupaten Kupang,pemberian bantuan alat produksi perlu dilakukan untuk membantu petani. Untuk mengatasi kekurangan modal, petani diharapkan bekerja sama dengan lembaga keuangan seperti bank dan koperasi. Selain itu, sosialisasi dari instansi terkait mengenai inovasi pertanian penting dilakukan agar petani memiliki alternatif cara dalam mengelolah pertanian.
Praktik Baik Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Program PKH Setelah Exit Program Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Jehamat, Lasarus; Jelahut, Yosef Emanuel; Meka, Christine Erika
Sosio Konsepsia Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v10i2.2360

Abstract

Kajian ini berjudul Praktik Baik Pelaksanan Program Keluarga Harapan (Studi Kasus Di Desa Oesena dan Kelurahan Nonbes, Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang). Kajian ini didasarkan pada data banyaknya dana PKH yang tidak digunakan dengan baik di beberapa daerah termasuk di NTT. Realitas seperti itu tidak terjadi disemua tempat. Kelompok Penerima Manfaat (KPM) di Desa Oesena dan Nonbes mempelihatkan praktik baik dari dana PKH. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi usaha yang dikembangkan KPM Program PKH pasca-exit program PKH dan strategi usaha penerima dana PKH pasca-exit program dalam meningkatkan kesejahteraan. Subjek penelitian ini adalah anggota KPM yang pernah menjadi anggota PKH sebanyak 12 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara sampel bertujuan. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, FGD, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Praktik Pelaksaanan program dana PKH di desa Oesena dan kelurahan Nonbes sangat baik dan cerdas dalam mengembangkan dana PKH. KPM di Desa Oesena dan Kelurahan Nonbes memenuhi kebutuhan anak sekolah dan ibu hamil terlebih dahulu (30%) dan kemudian menyisihkan dana yang lain untuk ditabung (20) serta mengembangkan usaha rumah tangga (50%). Anggota KPM memiliki jiwa inovatif, kreatif, dan produktif dalam mengelolah dana bantuan PKH. Kelompok Penerima Manfaat (KPM)  PKH di desa Oesena dan kelurahan Nonbes memiliki strategi untuk meningkatkan kesejahteraan yaitu dengan  membuat rencana anggaran individu, merintis usaha kecil-kecilan, memasarkan produk-produk dari modal dan PKH.
Literasi Wisata Lamalera Lembata NTT Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Jehamat, Lasarus; Robot, Marselus; Keon, Yohanes Fiser
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 20, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v20i1.2437

Abstract

Literasi wisata dilatarbelakangi oleh sebuah kenyataan bahwa pariwisata selama ini hanya mengedepankan aspek fisik lahiriah semata. Padahal, pariwisata tidak hanya berhubungan dengan pemandangan indah semata. Pariwisata berkaitan dengan unsur kedalaman wisata. Di situ, wisata berbasis budaya penting diteliti. Disebutkan, sebagai sebuah destinasi wisata internasional, Lamalera masih dianggap misterius. Proses penangkapan ikan paus secara tradisional ternyata tidak hanya menggambarkan relasi sosial-spiritual masyarakat dengan laut tetapi juga memiliki peran dan fungsi kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan itu, literasi wisata Lamalera menulis pokok-pokok penting aspek pariwisata. Kajian ini dilakukan di Lamalera menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diambil menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan literasi wisata dalam peningkatan kesejahteraan sangat urgen. Masyarakat Lamalera menginginkan masyarakat di luar Lamalera mengetahui dan memahmi bahwa Lamalera memiliki potensi wisata, kekuatan budaya, dan keutamaan lokal dalam melakukan proses penangkapan ikan paus. Berkaitan dengan itu, aspek-aspek atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi sedang dibangun di sana. Kerja sama semua pihak dibutuhkan agar masyarakat tetap memertahankan wisata berbasis kearifan lokal tersebut.
MINIMALISASI FENOMENA KUMPUL KEBO MAHASISWA: STUDI PADA MASYARAKAT RT/RW 10/003, DESA PENFUI TIMUR, KABUPATEN KUPANG Lasarus Jehamat; Kristina Jenia
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v2i2.395

Abstract

Kontrol sosial merupakan suatu konfigurasi untuk mencegah penyimpangan. Lebih dari itu, kontrol sosial mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai nilai dan norma yang berlaku. Kontrol sosial dalam kegiatan ini dimaksudkan pada bentuk pengawasan dan pengendalian penyimpangan, khususnya kumpul kebo mahasiswa di rumah-rumah indekos pada wilayah yang menjadi target kegiatan berbagai bentuk kontrol sosial yang diterapkan. Penerapan kontrol sosial dilaksanakan pada aparat pemerintah, pemilik rumah-rumah indekos, dan tokoh masyarakat yang berdomisili di RT/TW 10/003, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa ada upaya kontrol sosial dari pemilik rumah-rumah indekos, Ketua RT/RW 10/003, dan tokoh masyarakat untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan di lingkungan rumah-rumah indekos. Dari kegiatan ini ditemukan dua bentuk pendekatan kontrol sosial, yakni pendekatan preventif dan pendekatan represif. Pendekatan preventif diupayakan melalui peraturan, tata tertib, dan nasehat-nasehat kepada penghuni rumah-rumah indekos. Sementara itu, pendekatan represif diupayakan melalui teguran dan sanksi kepada para penghuni rumah-rumah indekos yang melanggar peraturan. Meskipun demikian, dari kegiatan ini berhasil disibak bahwa implementasi kedua pendekatan tersebut kurang berjalan efektif. Hal itu disebabkan kurang adanya pengawasan yang ketat terhadap penghuni rumah-rumah indekos sehingga perilaku penyimpangan masih saja terjadi.
THEORICAL REVIEW: SOCIAL RESPONSES TO COMMUNICATION TECHNOLOGIES THEORY (SRCT THEORY) Felisianus Efrem Jelahut; Yosef Emanuel Jelahut; Lasarus Jehamat
Jurnal Jurnalisa: Jurnal Jurusan Jurnalistik Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jurnalisa.v7i1.18818

Abstract

This research is a review of a theory in media communication that plays an important role in analyzing the impact of computers and other technologies on human social life. The theory reviewed in this study is the Theory of Social Responses to Communication Technologies. This theory talks about the human response to interactive communication technology with a number of behaviors and attitudes that are determined by the same social rules and expectations that apply when communicating with other humans. The figure who initiated this theory was Clifford Nass. Born on April 3, 1958 in New Jersey - United States. The purpose of this study is to review a media communication theory. This study uses a qualitative method with a literature study approach that investigates the work of the theory initiator, Clifford Nass. The results of the research are a complete description of the theory which consists of figures who initiate theories, history, theoretical models, definitions and assumptions as well as examples of the application of theory in scientific research
INDUSTRI KECIL DI NEGARA BERKEMBANG DALAM PUSARAN PASAR GLOBAL Lasarus Jehamat *
Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi Vol 5, No 1 (2011): Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi
Publisher : Pendidikan Sosiologi FIS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.289 KB) | DOI: 10.21831/dimensia.v5i1.3437

Abstract

Developmentalism Regime of new order placed economics as commander becoming starting point of all life aspect. The aim of this policy is to attainment of growth of the economics which at the farthest. All of the production activity later; then reduced just for attainment of economic goals. Activity of such production in this context is big industry. Its clear rationalization, all of the owner of capital inculcate its capital at various invesment type which likeliest give advantage more is passing of mechanism capital accumulate. Agriculture clearly not become choice because assumed less or do not give advantage to capitalist clan. Small and middle enterprise also less of peeped because it don’t give  contribution to heaping of capital. Enableness to small and middle enterprise forwards have to pay attention six step namely exacerbating of vision and goals of small and middle enterprise, repair of good infrastructure of software and also is hardware, arrangement of beneficial tariff of small and middle enterprise,  intoducing social protection, support meassurement, and training and education. Kata Kunci : Industri, Globalisasi, Kesejahteraan