Subirman -
FKM Universitas Mulawarman

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERHITUNGAN BIAYA SATUAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 ( STUDI KASUS PUSKESMAS PALARAN ) Subirman -
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 1 No 2 (2012): Desember (2012)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.715 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2012.v01.i02.p05

Abstract

Menyadari keterbatasan kemampuan pemerintah untuk mengatasi masalah pembiayaankesehatan, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan menghitungunit pelayanan kesehatan untuk mengetahui jumlah total biaya yang dibutuhkan oleh PusatPelayanan Kesehatan Primer yang dapat digunakan sebagai informasi bagi pemerintah daerah.Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis biaya satuan pelayanan kesehatandi puskesmas Palaran di Samarinda.Penelitian ini merupakan survei deskriptif. Untuk analisa harga satuan. Populasi adalah semuatransaksi keuangan yang terjadi di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer Palaran tahun 2011.Sampel dalam penelitian ini semua keuangan  yang berhubungan dengan biaya investasi, biayaoperasional dan pemeliharaan pada pusat biaya, apakah itu mendukung pusat biaya atau pusatbiaya produksi di pusat pelayanan kesehatan primer Palaran.Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan pelayanan kesehatan rawat jalan di PusatPelayanan Kesehatan Primer Palaran sebesar Rp 8.338 dan untuk layanan rawat inap unit costsebesar Rp 24.708. Studi ini menunjukkan kepada pemerintah daerah untuk mempertimbangkanbiaya satuan di pusat pelayanan kesehatan sebelum menetapkan jumlah subsidi pembiayaankesehatan.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepesertaan Program JKN di Wilayah Kerja Puskesmas Remaja Kota Samarinda Husnun Nadiyah; Subirman Subirman; Dina Lusiana S
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.78 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v6i2.28931

Abstract

ABSTRACTBackground: National health insurance program aims to provide health protection in health care benefits to fill basic health needs. In 2015 the number of membership of a JKN in Samarinda city is 398.135 or 40,25% of the total population of the city, membership are divided into subsidized member (PBI) of 89.876 and non subsidized member (Non PBI) of 308.259 people. It shows that 59.74% of the population is not yet not covered by health insurance.Aim: The purpose of this research to asses the factors related to the participation of the JKN program in working area Remaja Health Center Samarinda.Method: This study used analytic survey method with cross sectional approach. Population of the study was head of household in the district of Temindung Permai, Bandara, and Gunung Lingai with a sample of 371 respondents using purposive sampling. Data were analyzed descriptively with a frequency table using coefficient kontingency test and coefficientn corelated Phi.Result: This study showed 47% of respondents are not participants JKN and 53% of respondents are JKN participants, 75% of respondents with good knowledge of JKN, 93% of respondents with positive attitudes towards JKN, 78% of respondents trust the JKN service, and 70% of respondents have the support of family. The results of the bivariate analysis showed there was correlation between knowledge (p value 0.006), respondents attitude (p value 0.031), family support (p value 0,000) and there was no relationship of trust (p value 0.226) with membership of JKN program.Conclusion: There is a need to increasing public knowledge about the program JKN and improving the quality of health services.Keywords: Health Insurance, Membership, KnowledgeABSTRAKLatar belakang: Program JKN bertujuan memberikan perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Jumlah kepesertaan JKN tahun 2015 di Kota Samarinda saat ini sebanyak 398.135 atau 40,25% dari jumlah penduduk Kota Samarinda tahun2015, terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran sebanyak 89.876 jiwa dan peserta Non Penerima Bantuan Iuran sebanyak308.259 jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 59,74% penduduk Kota Samarinda belum terlindungi oleh Jaminan Kesehatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepesertaan program JKN di wilayah kerja Puskesmas Remaja Kota Samarinda.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Temindung Permai, Kelurahan Bandara, dan Kelurahan Gunung Lingai dengan sampel sebanyak 371 responden yang dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif dengan tabel frekuensi dengan menggunakan uji Koefi sien Kontingensi dan Koefi sien Korelasi Phi.Hasil: Dalam penelitian ini diperoleh 47% responden bukan peserta JKN dan 53% responden peserta JKN, 75% responden berpengetahuan baik, 93% responden bersikap positif, 78% responden percaya terhadap pelayanan JKN, dan 70% responden mendapatkan dukungan dari keluarga terdekat. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan (p value 0,006), sikap responden (p value 0,031), dukungan keluarga (p value 0,000) dan tidak ada hubungan kepercayaan (p value 0,226) dengan kepesertaan program JKN. Kesimpulan: Dalam hal ini, perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai program JKN dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.Kata Kunci: Jaminan Kesehatan, Kepesertaan, Pengetahuan
Alternatif Kebijakan Perencanaan Kebutuhan Obat dengan Menggunakan Metode ARIMA Box-Jenkins untuk Mengatasi Kelebihan Stok Erwin Purwaningsih; Subirman Subirman
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.003 KB) | DOI: 10.22146/jkki.42584

Abstract

Latar Belakang: Komponen utama dalam pengobatan, obat harus selalu tersedia dalam jumlah, jenis, dan kualitas baik saat diperlukan, tidak kurang dan tidak terlalu berlebihan. Dampak pengelolaan yang tidak baik: stockout, overstock, kadaluwarsa dan obat rusak. Puskesmas Palaran memiliki jumlah kunjungan mencapai 68.453 kali kunjungan per tahun,tertinggi dari jumlah kunjungan puskesmas lainnya di Kota Samarinda. Hal ini mempengaruhi kebutuhan obat yang diketahui mengalami kelebihan stok. Tujuan: Mengidentifikasi alternatif kebijakan perencanaan kebutuhan obat dengan melakukan peramalan menggunakan metode ARIMA Box-Jenkins. Metode penelitian: menggunakan jenis penelitian deskriptif. Menggunakan data pemakaian tertinggi untuk 3 jenis obat selama 1 tahun dalam kurun waktu 5 tahun (2010-2015). Hasil: Pemakaian 3 jenis obat tertinggi di Puskesmas Palaran adalah Paracetamol, Amoksisilin dan Captopril. Gambaran jumlah kebutuhan Paracetamol untuk 12 bulan yang akan datang (Februari 2015-Januari 2016) berjumlah 72.948 tablet atau rata-rata 6.079 tablet/bulan. Amoksisilin berjumlah 41.136 tablet atau rata-rata 3.428 tablet/bulan. Captopril berjumlah 41.736 tablet atau rata-rata 3.478 tablet/bulan. Evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan obat untuk kelompok pemakaian tertinggi dan darurat yang telah dilakukan di Puskesmas Palaran belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan jumlah pengadaan dan waktu pengadaan yang hanya berdasarkan perkiraan saja serta masih terjadinya beberapa item obat yang mengalami kekosongan selama beberapa bulan pada tahun 2015. Kesimpulan: Pedoman pengadaan obat di Puskesmas Palaran menggunakan data pemakaian jumlah obat tahun sebelumnya, kemudian ditambah atau dikurangi sebagai dasar perencanaan kebutuhan obat tahun berikutnya. Masih terdapat masalah pada kelebihan jumlah obat untuk jenis pemakaian tertinggi dan kekosongan pada jenis obat untuk kebutuhan darurat. Puskesmas Palaran perlu menetapkan prioritas terhadap perencanaan dan pengadaan obat sehingga lebih efektif dan efisien dengan kebutuhan agar tidak terjadi lagi kelebihan dan kekosongan persediaan obat menggunakan metode ARIMA Box-Jenkins.
Perhitungan Biaya Satuan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas di Kota Samarinda Tahun 2012 (Studi Kasus Puskesmas Palaran) Subirman
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.737 KB)

Abstract

Latar Belakang : Menyadari kemampuan pemerintah yang terbatas untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan puskesmas dengan menghitung biaya satuan pelayanan kesehatan sehingga diketahui total biaya yang dibutuhkan oleh Puskesmas yang nantinya dapat dijadikan sumber informasi oleh pemerintah daerah dalam melakukan rasionalisasi tarif pelayanan puskesmas di Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menghitung biaya satuan pelayanan kesehatan di Puskesmas Palaran Kota Samarinda.Metode : Penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif. Untuk analisis unit cost, populasi yang dipakai adalah seluruh transaksi keuangan yang terjadi di Puskesmas Palaran di Kota Samarinda pada tahun 2011. Sampel unit cost, adalah semua transaksi keuangan yang berkaitan dengan biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan pada pusat biaya, baik itu pusat biaya penunjang maupun pusat biaya produksi di Puskesmas Palaran.Hasil : Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Unit cost rawat jalan di Puskemas Palaran sebesar Rp 8.338 dan untuk unit cost rawat inap sebesar Rp 24.708.Kesimpulan : Penelitian ini menyarankan kepada Pemerintah Kota Samarinda untuk mempertimbangkan biaya satuan pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas sebelum menetapkan besaran subsidi pembiayaan kesehatan.Kata kunci : Biaya Satuan, Puskesmas
PERHITUNGAN BIAYA SATUAN (UNIT COST) PADA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BERSALIN RIA KENCANA PKBI KOTA SAMARINDA Eka Putri Rahayu; Ratno Adrianto; Subirman
Journal of Health Service Management Vol 25 No 01 (2022)
Publisher : Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp 0274-547490

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.567 KB) | DOI: 10.22146/jmpk.v25i01.4930

Abstract

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin tinggi. Rumah sakit,sebagai pusat pelayanan kesehatan prima dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal. Namun, seringkali luput dari perhatian yaitu tarif. Penetapan tarif tidak sesuai dapat menyebabkan terjadinya kerugian rumah sakit. Penelitian ini merupakan survey deskriptif. Untuk perhitungan biaya satuan. Populasi adalah semua transaksi keuangan yang terjadi di RSB Ria Kencana PKBI Kota Samarinda tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah semua keuangan yang berhubungan dengan biaya investasi, biaya operasional, biaya pemeliharaan pada pusat biaya, baik pusat biaya produksi maupun penunjang di RSB Ria Kencana PKBI Kota Samarinda. Analisa data menggunakan spreadsheet Microsoft Excel dengan metode distribusi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan untuk instalasi rawat jalan bagian UGD sebesar Rp 267.809,-; poli anak sebesar Rp 144.435,-; poli kandungan sebesar Rp 634.646,- dan layanan kontrasepsi sebesar Rp 201.883,-. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk melakukan penetapan tarif rasional berdasarkan perhitungan biaya satuan. Kata kunci : Biaya Satuan, Instalasi Rawat Jalan, Rumah Sakit Bersalin