Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEINGINAN SUAMI DARI PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN 2017 Kadek Diah Wulandari; Ketut Hari Mulyawan; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.703 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Kota Denpasar merupakan salah satu daerah yang memiliki akseptor Keluarga Berencana (KB) pria (vasektomi) terendah di Provinsi Bali dengan akseptor rate tahun 2015 sebesar 0,0013. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan keinginan suami dari pasangan usia subur (PUS) terhadap metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Denpasar Selatan Tahun 2017. Penelitian ini merupakan cross sectional deskriptif yang dilakukan pada suami dari pasangan usia subur (PUS) di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan tahun 2017 sebanyak 62 sampel yang memenuhi kriteria menjadi akseptor vasektomi, yang dipilih secara multistage random sampling dari 326 pasangan usia subur (PUS) yang berdomisili di 10 desa/kelurahan di Kecamatan Denpasar Selatan. Data pengetahuan, sikap dan keinginan menggunakan metode wawancara dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9,7% suami dari pasangan usia subur (PUS) berkeinginan menjadi akseptor vasektomi, sebanyak 66,1% memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 72,6% memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi vasektomi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang rendah dan tidak berkeinginan terhadap metode kontrasepsi vasektomi Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya BKKBN dapat memberikan sasaran penyuluhan yang lebih mengkhusus kepada masyarakat dengan kelompok umur 35-45 tahun dan diharapkan dapat memberikan informasi sedini mungkin tentang kontrasepsi vasektomi bagi pasangan suami istri. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Keinginan, Metode Kontrasepsi Vasektomi, Suami dari Pasangan Usia Subur (PUS) ABSTRACT Denpasar City is one of the regions that has the lowest male family planning (KB) acceptor (vasectomy) in Bali with an acceptor rate of 0.0013 in 2015. The purpose of this study was to determine the knowledge, attitudes and desires of husbands of fertile age couples (PUS) to vasectomy contraceptive methods in the South Denpasar District in 2017. This study use a descriptive cross sectional study conducted on husbands of fertile age couples (PUS) in the District area South Denpasar in 2017 as many as 62 samples that met the criteria of being a vasectomy acceptor, were selected by multistage random sampling from 326 fertile age couples (PUS) who are domiciled in 10 villages / sub-districts in South Denpasar District. Knowledge data, attitudes and desires using the interview method and analyzed descriptively. The results showed 9.7% of husbands of fertile age couples (PUS) wanted to be vasectomy acceptors, 66.1% had less knowledge and 72.6% had positive attitudes towards vasectomy contraception. From this study it can be concluded that more than half of respondents have low knowledge and do not wish to have vasectomy contraception methods. It is expected that health workers, especially BKKBN, can provide counseling targets that are more specific to people in the age group of 35-45 years and are expected to provide information as early as possible about vasectomy contraception for married couples. Keywords: Knowledge, Attitude, Desire, Vasectomy Contraception Method, Husband of a Fertile Age Partner (PUS)
Perbandingan Kemampuan Pengembangan Sangkar Toraks pada Lansia yang Melakukan Aktivitas Fisik Olahraga dan Tidak Olahraga di Br. Wangaya Kaja, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara Kadek Diah Wulandari; Indah Pramita; Luh Putu Ayu Vitalistyawati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol 1, No 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.166 KB)

Abstract

AbstrakPenuaan menyebabkan menurunnya kemampuan pengembangan dinding dada. Penurunan yang terjadi pada lansia dapat disebabkan oleh kurangnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Dengan olahraga dapat memperbaiki fungsi otot pernapasan sehingga pernapasan menjadi lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kemampuan pengembangan sangkar toraks pada lansia yang berolahraga dengan yang tidak berolahraga. Penelitian ini menggunakan metode komparatif yang membandingkan 2 kelompok dengan jumlah sampel 10 orang tiap kelompok. Pengembangan sangkar toraks diukur menggunakan midline. Hasil data diuji menggunakan uji normalitas shapiro-wilk test serta uji hipotesis independent sampel t-test. Hasil uji hipotesis yaitu 0,000 yang menunjukkan adanya perbedaan antara kedua kelompok dengan nilai p<0,05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengembangan sangkar toraks pada lansia yang melakukan aktivitas fisik olahraga lebih baik dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktvitas fisik olahraga. AbstractAging causes a decrease of thoracic cage’s expandability. The substraction appears in the elderly can be caused by a lack of physical activity or sports. Exercise will improve the function of the chest wall muscles which will increase thoracic cage’s expandability so that breathing becomes more efficient. This study’s purpose was to compare the thorax cage’s expandability in the elderly engage in sports activities and do not. This study uses a comparative method by comparing 2 groups with 10 samples of each. The thoracic cage expansion was measured using the midline. The research datas were tested using the Shapiro-wilk test for normality and independent sample t-test. The hyphotesis test result is 0,000 which shows that there is a difference between the two groups with a p value of <0,05. It can be concluded that the thorax cage’s expandability in the elderly engage in sports activiteis is better than do not.
Perbandingan Kemampuan Pengembangan Sangkar Toraks pada Lansia yang Melakukan Aktivitas Fisik Olahraga dan Tidak Olahraga di Br. Wangaya Kaja, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara Kadek Diah Wulandari; Indah Pramita; Luh Putu Ayu Vitalistyawati
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 1 No. 1 (2022): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v1i1.1947

Abstract

AbstrakPenuaan menyebabkan menurunnya kemampuan pengembangan dinding dada. Penurunan yang terjadi pada lansia dapat disebabkan oleh kurangnya melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Dengan olahraga dapat memperbaiki fungsi otot pernapasan sehingga pernapasan menjadi lebih efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kemampuan pengembangan sangkar toraks pada lansia yang berolahraga dengan yang tidak berolahraga. Penelitian ini menggunakan metode komparatif yang membandingkan 2 kelompok dengan jumlah sampel 10 orang tiap kelompok. Pengembangan sangkar toraks diukur menggunakan midline. Hasil data diuji menggunakan uji normalitas shapiro-wilk test serta uji hipotesis independent sampel t-test. Hasil uji hipotesis yaitu 0,000 yang menunjukkan adanya perbedaan antara kedua kelompok dengan nilai p<0,05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengembangan sangkar toraks pada lansia yang melakukan aktivitas fisik olahraga lebih baik dibandingkan dengan yang tidak melakukan aktvitas fisik olahraga. AbstractAging causes a decrease of thoracic cage’s expandability. The substraction appears in the elderly can be caused by a lack of physical activity or sports. Exercise will improve the function of the chest wall muscles which will increase thoracic cage’s expandability so that breathing becomes more efficient. This study’s purpose was to compare the thorax cage’s expandability in the elderly engage in sports activities and do not. This study uses a comparative method by comparing 2 groups with 10 samples of each. The thoracic cage expansion was measured using the midline. The research datas were tested using the Shapiro-wilk test for normality and independent sample t-test. The hyphotesis test result is 0,000 which shows that there is a difference between the two groups with a p value of <0,05. It can be concluded that the thorax cage’s expandability in the elderly engage in sports activiteis is better than do not.