Desak Nyoman Widyanthini
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KEPUASAN STAF RSUP SANGLAH DENPASAR TERHADAP PELAYANAN PESERTA DIDIK KEDOKTERAN Desak Nyoman Widyanthini; I Gusti Ngurah Edi Putra; Pande Putu Januraga
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No. 3: SEPTEMBER 2017
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/mkmi.v13i3.2678

Abstract

Status RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pendidikan akan menimbulkan dinamika persepsi terhadap kualitas pelayanan baik dari sisi pasien maupun staf RSUP Sanglah karena proses pendidikan peserta didik kedokteran (dokter koas dan dokter residen) yang akan berhubungan langsung dengan pasien. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengukur dan mengidentifikasi faktor yang terkait dengan tingkat kepuasan staf RSUP Sanglah terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan peserta didik kedokteran. Metode penelitian ini, yaitu observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional study. Sampel dalam penelitian ini, yaitu staf RSUP Sanglah di 19 ruangan yang menjadi lokasi dokter residen dan koas memberikan pelayanan dengan jumlah sampel sebanyak 382 orang dan di- pilih secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan staf terhadap layanan yang diberikan oleh peserta didik kedokteran, yaitu sebesar 3,790 (SD=0,403) dari minimal 1 (sangat tidak puas) dan maksimal 5 (sangat puas). Seluruh item pernyataan dimensi kepuasan staf menunjukkan proporsi respon positif yang lebih besar, terutama pada dimensi benefit atau manfaat yang dirasakan, tetapi terdapat cukup besarnya respon negatif pada item pernyataan confidence, dengan item terendah yaitu pengisian rekam medik. Secara umum staf RSUP Sanglah menyatakan puas terhadap layanan yang diberikan oleh peserta didik kedokteran, walaupun masih ditemukan respon negatif, yaitu pada kelengkapan pengisian rekam medis.
KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL DEMOGRAFI DI PUSKESMAS II DENPASAR UTARA TAHUN 2014-2016 Kadek Yulita Dewi Lestari; Desak Nyoman Widyanthini; I Ketut Tangking Widarsa
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.866 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p05

Abstract

ABSTRAK Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Di Indonesia, jumlah kasus IMS pada tahun 2014 terjadi sebanyak 5608 kasus. Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat jumlah pasien IMS yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 9.202 orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 62,17% pada tahun 2014 dan mengalami penurunan sebanyak 61,82% pada tahun 2015. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar menunjukkan bahwa dari keseluruhan kasus di Kota Denpasar pada tahun 2016, kasus IMS tertinggi berada di wilayah Puskesmas II Denpasar Utara yaitu sebanyak 36,94 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian IMS berdasarkan karakteristik sosial demografi meliputi jenis penyakit, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan, pekerjaan, kelompok risiko, pemakaian kondom dan jumlah pasangan seksual pada bagian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross sectional retrospektif. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Klinik IMS Puskesmas II Denpasar Utara periode tahun 2014-2016 yang diperoleh secara total sampling. Data sekunder yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dengan menggunakan stata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 sebanyak 25%, subjek laki-laki sebanyak 26,4%, tidak pernah sekolah sebanyak 12,5%, subjek dengan status kawin sebanyak 37,6%, pekerjaan berisiko sebanyak 25,5%, kelompok WPS sebanyak 60%, subjek yang kadang-kadang memakai kondom sebanyak 18,2% dan jumlah pasangan seksual >1 sebanyak 39,4%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian IMS di Puskesmas II Denpasar Utara tahun 2014-2016 yaitu 7,4%-13%. Kejadian IMS lebih tinggi pada kelompok umur 41-50 dengan pekerjaan berisiko, kelompok WPS dan jumlah pasangan seksual >1. Tiga jenis IMS yang paling sering terjadi di Puskesmas II Denpasar Utara dalam 3 tahun terakhir yaitu Urethritis Non-GO disusul Servisitis dan Kandidiasis. Diharapkan sasaran dalam pelaksanaan program IMS tidak hanya bagi penderita namun juga bagi pasangannya dan tidak hanya menyasar kelompok risiko seperti WPS namun juga pelanggan PS. Kata Kunci: Kejadian, IMS, karakteristik, cross sectional retrospektif ABSTRACT Sexually transmitted infections (STIs) are transmitted infections mainly through sexual contact. In Indonesia, the number of STI cases in 2014 reached 5608 cases. The Bali Provincial Health Service recorded 9,202 STI patients found in 2013. This number increased by 62.17% in 2014 and decreased by 61.82% in 2015. Data obtained from the Denpasar City Health Office showed that of all cases in Denpasar City in 2016, the highest STI cases were in the Puskesmas area II North Denpasar as much as 36.94%. The purpose of this study was to determine the incidence of STIs based on socio-demographic characteristics including the type of disease, age, sex, recent education, marital status, occupation, risk group, condom use and number of sexual partners in the STI section at Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016 . This research is a descriptive study with a retrospective cross sectional research design. The population and sample in this study were all patients who visited the IMS Clinic II North Denpasar Health Center for the period 2014-2016 obtained in total sampling. The secondary data obtained are then processed statistically using stata. The results showed that the incidence of STIs was higher in the 41-50 age group by 25%, male subjects by 26.4%, never attending school by 12.5%, subjects with marital status by 37.6%, occupations at risk as much as 25.5%, FSW group as much as 60%, subjects who sometimes used condoms as much as 18.2% and the number of sexual partners> 1 were 39.4%. The conclusion of this study is the incidence of STIs in Puskesmas II Denpasar Utara in 2014-2016, namely 7.4% -13%. The incidence of STIs was higher in the 41-50 age group with risk jobs, FSW groups and number of sexual partners> 1. Three types of STIs that most often occur in Puskesmas II Denpasar Utara in the last 3 years, namely Non-GO Urethritis followed by Cervicitis and Candidiasis. It is expected that the target in the implementation of the IMS program is not only for sufferers but also for their partners and not only targeting risk groups such as WPS but also PS customers. Keywords: Occurrence, STI, characteristic, retrospective cross sectional
ANALISIS REGRESI LOGISTIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRONIK PADA REMAJA USIA 18-25 TAHUN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2020 Putu Pirda Puspitawati; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Pengguna rokok tembakau di Kota Denpasar belum menurun dengan signifikan namun sudah muncul produk baru yaitu rokok elektronik. Proporsi pengguna rokok elektronik di Kota Denpasar saat ini 6.81%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan rokok elektronik pada remaja usia 18-25 tahun di Kota Denpasar 2020. Penelitian ini merupakan analitik kuantitatif dengan rancangan crossectional study menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini yaitu remaja berusia 18-25 tahun minimal tinggal 6 bulan di Kota Denpasar. Besar sampel minimal adalah 149 dengan jumlah partisipasi yaitu 201 responden. Penelitian ini mengumpulkan data karakteristik responden, perilaku merokok elektrik, faktor predisposisi, faktor penguat dan faktor pemungkin menggunakan kuesioner online kobotoolbox. Data dianalisis secara deskriptif dan hubungan antar variabel diuji dengan regresi logistic binary. Hasil penelitian ini menunjukan proporsi pengguna rokok elektronik pada remaja di Kota Denpasar sebesar 22.89%. Variabel yang terbukti secara signifikan memiliki hubungan terhadap penggunaan rokok elektronik adalah paparan iklan rokok elektronik (OR=7.15; 95% CI: 2.6119.59;p<0.001), persepsi positif (OR=6.46; 95% CI: 2.45-17.06;p<0.001), jenis kelamin laki-laki (OR=6.25; 95% CI: 2.418.22:p=0.001), keluarga menggunakan rokok elektronik (OR=4.17;95%CI: 1.71-10.11;p<0.005), keterjangkauan (OR=4.38; 95% CI 1.72-11.13;p=<0.005), teman sebaya menggunakan rokok elektronik (OR=477; 95%CI:1.614.14;p<0.005) dan uang saku tinggi (OR=6.85; 95% 1.97-23.72;p<0.005). Penggunaan rokok elektronik di Kota Denpasar tergolong masih tinggi untuk itu diperlukan edukasi tentang bahaya rokok elektronik serta regulasi yang jelas terkait peredaran rokok elektronik. Kata kunci: Rokok Elektronik, Remaja, Perilaku Merokok, Regresi Logistik ABSTRACT Tobacco cigarette users in Denpasar City have not decreased significantly, but there is the emergence of new products, which is electronic cigarettes. The proportion of electronic cigarette users in Bali Province is 6,81%. This study aimed to determine the factors that influence the use of electronic cigarettes in adolescents aged 18-25 years in Denpasar City 2020.This study is a quantitative analytic study with a cross-sectional design using conviniece sampling method. The sample of this study is adolescents aged 18-25 years living for a minimum of 6 months in Denpasar City. The minimum sample size is 149 respondents with a total participation of 201 respondents. This study collected data on the characteristics of respondents, electric smoking behavior, predisposing factors, amplifier factors, supporting factors using the online questionnaire (kobotoolbox). Data were analyzed descriptively and the relationship between variables was tested by binary logistic regression. The variables that have been shown to have a significant relationship to the use of electronic cigarettes in Denpasar City is 22,89%. The variable are exposure have significant relationship among the use of electronic cigarettes is electronic cigarette advertisements (OR = 7.15; 95% CI: 2.61-19.59; p <0.001), positive perception (OR = 6.46; 95% CI: 2.45-17.06; p <0.001), male gender (OR = 6.25; 95% CI: 2.41-8.22: p = 0.001), families using electronic cigarettes (OR = 4.17; 95% CI: 1.71-10.11; p <0.005), affordability (OR = 4.38; 95% CI 1.72-11.13; p = <0.005), peers use electronic cigarettes (OR = 477; 95% CI: 1.6-14.14; p <0.005) and high allowance (OR = 6.85; 95 % 1.97-23.72; p <0.005). The use of electronic cigarettes in Denpasar has high, so education about the dangers of electronic cigarettes is needed as well as clear regulations related to electronic cigarettes. Keywords: Electronic Cigarette, Adolescent, Behaviour, Logistic Regression.
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KEINGINAN SUAMI DARI PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN TAHUN 2017 Kadek Diah Wulandari; Ketut Hari Mulyawan; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.703 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p04

Abstract

ABSTRAK Kota Denpasar merupakan salah satu daerah yang memiliki akseptor Keluarga Berencana (KB) pria (vasektomi) terendah di Provinsi Bali dengan akseptor rate tahun 2015 sebesar 0,0013. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan keinginan suami dari pasangan usia subur (PUS) terhadap metode kontrasepsi vasektomi di Kecamatan Denpasar Selatan Tahun 2017. Penelitian ini merupakan cross sectional deskriptif yang dilakukan pada suami dari pasangan usia subur (PUS) di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan tahun 2017 sebanyak 62 sampel yang memenuhi kriteria menjadi akseptor vasektomi, yang dipilih secara multistage random sampling dari 326 pasangan usia subur (PUS) yang berdomisili di 10 desa/kelurahan di Kecamatan Denpasar Selatan. Data pengetahuan, sikap dan keinginan menggunakan metode wawancara dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9,7% suami dari pasangan usia subur (PUS) berkeinginan menjadi akseptor vasektomi, sebanyak 66,1% memiliki pengetahuan kurang dan sebanyak 72,6% memiliki sikap positif terhadap kontrasepsi vasektomi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang rendah dan tidak berkeinginan terhadap metode kontrasepsi vasektomi Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya BKKBN dapat memberikan sasaran penyuluhan yang lebih mengkhusus kepada masyarakat dengan kelompok umur 35-45 tahun dan diharapkan dapat memberikan informasi sedini mungkin tentang kontrasepsi vasektomi bagi pasangan suami istri. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Keinginan, Metode Kontrasepsi Vasektomi, Suami dari Pasangan Usia Subur (PUS) ABSTRACT Denpasar City is one of the regions that has the lowest male family planning (KB) acceptor (vasectomy) in Bali with an acceptor rate of 0.0013 in 2015. The purpose of this study was to determine the knowledge, attitudes and desires of husbands of fertile age couples (PUS) to vasectomy contraceptive methods in the South Denpasar District in 2017. This study use a descriptive cross sectional study conducted on husbands of fertile age couples (PUS) in the District area South Denpasar in 2017 as many as 62 samples that met the criteria of being a vasectomy acceptor, were selected by multistage random sampling from 326 fertile age couples (PUS) who are domiciled in 10 villages / sub-districts in South Denpasar District. Knowledge data, attitudes and desires using the interview method and analyzed descriptively. The results showed 9.7% of husbands of fertile age couples (PUS) wanted to be vasectomy acceptors, 66.1% had less knowledge and 72.6% had positive attitudes towards vasectomy contraception. From this study it can be concluded that more than half of respondents have low knowledge and do not wish to have vasectomy contraception methods. It is expected that health workers, especially BKKBN, can provide counseling targets that are more specific to people in the age group of 35-45 years and are expected to provide information as early as possible about vasectomy contraception for married couples. Keywords: Knowledge, Attitude, Desire, Vasectomy Contraception Method, Husband of a Fertile Age Partner (PUS)
PERAN BIDAN PRAKTIK SWASTA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABIANSEMAL IV KABUPATEN BADUNG Ni Wayan Dian Titrawati; Ni Komang Ekawati; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 6 No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.821 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2019.v06.i01.p08

Abstract

ABSTRAK Cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Abiansemal IV masih rendah yaitu 77%. Peran bidan praktik swasta sangat penting untuk keberhasilan dalam pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bidan praktek swasta dalam pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Abiansemal IV Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 8 orang informan yaitu ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-24 bulan dan 4 orang informan kunci yaitu bidan praktik swasta. Selain itu dilakukan juga observasi di tempat bidan praktik swasta. Hasil penelitian ini menunjukkan bidan praktik swasta memberikan informasi ASI Eksklusif pada saat antenatal care yaitu ketika kehamilan ibu memasuki trimester ketiga dan pemberian informasi ASI Eksklusif juga dilakukan ketika bayi lahir serta pada saat evaluasi perilaku pemberian ASI Eksklusif. Namun terdapat satu bidan praktik swasta yang menyediakan susu formula. Persepsi ibu terhadap peran bidan cukup baik karena menurut ibu, bidan praktik swasta memberikan pelayanan yang ramah, namun tidak semua mendapatkan perawatan payudara di bidan praktik swasta. Ibu yang mendapatkan informasi yang lengkap dari bidan memiliki pengetahuan yang baik terkait ASI Eksklusif. Meskipun pengetahuan ibu baik namun tidak memberikan ASI Eksklusif karena mengalami hambatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bidan berperan cukup baik dalam pemberian informasi ASI Eksklusif yaitu pada saat kehamilan ibu memasuki trimester ketiga dan pada saat ibu sudah melahirkan bayi, pengetahuan ibu pada manfaat lebih baik dibandingkan dengan pengertian ASI Eksklusif, persepsi ibu terhadap peran bidan praktik swasta cukup baik, hanya satu orang ibu yang telah memberikan ASI Eksklusif. Saran yang dapat diberikan adalah kerjasama antara pihak puskesmas dan bidan praktik swasta lebih ditingkatkan terkait promosi ASI Eksklusif, Puskesmas Abiansemal IV dapat memberikan leaflet atau brosur terkait pemberian ASI Eksklusif kepada bidan praktik swasta serta penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya terkait alasan-alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif. Kata kunci: Peran Bidan Praktik Swasta, Pengetahuan Ibu, Perilaku Ibu, Persepsi Ibu Terhadap Peran Bidan Praktik Swasta ABSTRACT Coverage of exclusive breastfeeding in 2016 in the working area of ??Abiansemal IV Puskesmas was still low at 77%. The role of private practice midwives is crucial for success in exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to determine the role of private practice midwives in exclusive breastfeeding in the working area of ??Abiansemal IV Health Center, Abiansemal District, Badung Regency. This research is a qualitative research with purposive sampling technique. The data collection method was carried out by in-depth interviews with 8 informants namely mothers who have babies aged 0-24 months and 4 key informants namely private practice midwives. In addition, observations were also made at the private practice midwife's place. The results of this study indicate that private practice midwives provide information on exclusive breastfeeding during antenatal care, namely when the mother's pregnancy enters the third trimester and exclusive breastfeeding information is also performed when the baby is born and at the time of evaluating the behavior of exclusive breastfeeding. But there is one private practice midwife who provides formula milk. The mother's perception of the role of the midwife is quite good because according to the mother, the private practice midwife provides friendly service, but not all get breast care at the private practice midwife. Mothers who get complete information from midwives have good knowledge related to exclusive breastfeeding. Even though the mother's knowledge is good, she does not provide exclusive breastfeeding due to obstacles. The conclusion of this study is that midwives play a fairly good role in providing exclusive breastfeeding information, namely when the mother's pregnancy enters the third trimester and when the mother has given birth to a baby, the mother's knowledge of benefits is better than the understanding of exclusive breastfeeding, the mother's perception of the role of private practice midwife well, only one mother has given exclusive breastfeeding. Suggestions that can be given are cooperation between the puskesmas and private practice midwives to be improved in relation to the promotion of exclusive breastfeeding, Abiansemal IV Puskesmas can provide leaflets or brochures related to exclusive breastfeeding to private practice midwives and this research can be used as a reference source for further research related to reasons mother does not give exclusive breastfeeding. Keywords: Role of Private Practice Midwives, Mother's Knowledge, Mother's Behavior, Mother's Perception of the Role of Private Practice Midwives
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR TERHADAP DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN METODE SADARI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR UTARA TAHUN 2017 A.A Istri Cinya Dewi; Desak Nyoman Widyanthini; Ni Made Dian Kurniasari
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 4 No 2 (2017): Desember (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.607 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2017.v04.i02.p08

Abstract

ABSTRAKKanker tertinggi yang diderita wanita di Provinsi Bali masih ditempati oleh kanker payudara dan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2014 terdapat 198 kasus kanker payudara dengan CFR sebesar 2%, sedangkan pada tahun 2015 kejadian kanker payudara meningkat menjadi 380 kasus dengan CFR sebesar 10% . Kasus tertinggi terdapat di Kota Denpasar sebanyak 65% atau 248 kasus dengan CFR sebesar 15%. Dari sebelas Puskesmas yang ada di Kota Denpasar, 15% kasus kanker payudara berada di Puskesmas III Denpasar Utara dan kasus kematian sebanyak 3 orang terdapat di Kelurahan Peguyangan di wilayah Puskesmas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku wanita usia subur terhadap deteksi dini kanker payudara dengan metode SADARI di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi sebanyak 7920 WUS, dengan sampel sebanyak 94 responden yang diambil dengan teknik Cluster sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian 47,87% responden memiliki pengetahuan cukup, 53,19% bersikap kurang dan sebagian besar WUS (63,83%) tidak melakukan SADARI. Adanya kencendrungan tingkat pengetahuan yang paling banyak pada kategori cukup maka dapat menyebabkan sikap yang kurang pula, kemudian dapat berkaitan dengan rendahnya WUS yang melakukan deteksi dini kanker payudara dengan metode SADARI.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Metode SADARI ABSTRACTBreast cancer is the highest cancer suffered by women in Bali Province and its number continues to increase every year. In 2014, there were 198 breast cancer cases with CFR of 2%, meanwhile in 2015 the incidence of breast cancer increased to 380 cases with 10% CFR. The highest cases found in Denpasar City with 65% or 248 cases and 15% CFR. A 15% of them were found in working area of Puskesmas III North Denpasar with 3 fatalities found in Kelurahan Peguyangan. This study aimed to identify knowledge, attitude and behaviour related to early breast cancer detection using breast self-examination among reproductive age women in the working area of Puskesmas III North Denpasar 2017. This was a descriptive quantitative study with cross-sectional design. There were 7,920 population of reproductive age women, then a sample of 94 women were derived using a Cluster Sampling technique. Data were gained through interview using structured questionnaire and analysed descriptively. The results showed that 47,87% respondents had enough knowledge; 53,19% had less attitude and 63,83% had not practiced early breast cancer detection using breast self-examination. Most of the respondents only had enough knowledge, which might lead to their lack of attitude and also caused less practiced of breast self-examination.Keywords: knowledge, attitude and behaviour, early breast cancer detection using breast self-examination
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI RUMAH SAKIT IBU ANAK PERMATA HATI KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015-2017 Dea Eka Manuwati Ramandey; Ni Made Dian Kurniasari; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 5 No 2 (2018): Desember (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.711 KB) | DOI: 10.24843/ACH.2018.v05.i02.p02

Abstract

ABSTRAK Pneumonia merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama, dilihat dari tingginya angka kepadatan penduduk setiap tahunnya. Salah satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengetahui faktor faktor yang menyebabkan terjadinya pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita di RSIA Permata Hati Kabupaten Klungkung. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif analitik dengan rancangan kasus kontrol (case control study). Sampel dari penelitian ini yaitu sebanyak 80 diantaranya 40 ibu yang memiliki balita tidak pneumonia sebagai kelompok kontrol dan 40 ibu yang memiliki balita pneumonia sebagai kelompok kasus. Pengambilan sampel pada kasus dengan simple random sampling dan pada kontrol dengan purposive sampling. Dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data mencakup analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan faktor determinan yang mempengaruhi pada kejadian pneumonia pada balita adalah faktor jenis kelamin (OR= 3,095 95% CI=1,134-8,530;p=0,013), berat badan lahir (OR=12,666 95% CI=2,540-119,627;p=0,0002), pemberian vitamin A (OR=25,705 95% CI=5,610-238,625;p=0,0001),ASI ekslusif (OR=16,333 95% CI=4,628-64,082 ;p= 0,0001),paparan asap rokok (OR=3,44 95% CI=1,191-10,294;p=0,010). Simpulan dari penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi determinan pneumonia pada balita adalah faktor anak dan lingkungannya. Kata kunci: Pneumonia, Balita, Faktor-faktor ABSTRACT Pneumonia is an acute infection process that affects the lung tissue (alveoli). Pneumonia in toddlers in Indonesia is still a major health problem, seen from the high population density each year. One effort to reduce it is by knowing the factors that cause pneumonia. This study aims to determine the factors that influence the incidence of pneumonia in infants at RSIA Permata Hati, Klungkung Regency. This type of research uses a quantitative analytical approach with a case control study. The samples of this study were 80 of them 40 mothers who had no pneumonia as a control group and 40 mothers who had pneumonia as a case group. Sampling in cases with simple random sampling and in controls with purposive sampling. With interviews using a questionnaire. Data analysis includes univariate and bivariate analysis. The results showed that the determinant factors affecting the incidence of pneumonia in infants were gender (OR = 3,095 95% CI = 1,134-8,530; p = 0.013), birth weight (OR = 12,666 95% CI = 2,540-119,627; p = 0,0002), giving vitamin A (OR = 25,705 95% CI = 5,610-238,625; p = 0,0001), exclusive breastfeeding (OR = 16,333 95% CI = 4,628-64,082; p = 0,0001), smoke exposure cigarettes (OR = 3.44 95% CI = 1,191-10,294; p = 0.010). The conclusions of this study are the factors that influence the determinants of pneumonia in toddlers are the factors of children and their environment. Keywords: Pneumonia, toddler, the factors
ANALISIS JALUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEGEMUKAN BALITA DI KOTA DENPASAR TAHUN 2020 Angela Yunita Tanggu Bore; Desak Nyoman Widyanthini
ARCHIVE OF COMMUNITY HEALTH Vol 8 No 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Berasosiasi Dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ACH.2021.v08.i02.p10

Abstract

ABSTRAK Kota Denpasar memiliki prevalensi balita gemuk tertinggi di Bali, yaitu sebesar 10,5%. Balita gemuk berisiko menderita penyakit degenaratif ketika beranjak dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor yang memengaruhi kegemukan balita di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross-sectional study. Sampel penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 24 – 59 bulan dan tinggal di Kota Denpasar sebanyak 120 sampel yang dipilih secara Convenient Sampling. Variabel yang diteliti yaitu aktivitas fisik, screen time, kebiasaan makan balita, pengetahuan dan sikap ibu yang dikumpulkan menggunakan kuesioner online dan dianalisis menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegemukan balita secara langsung dipengaruhi kebiasaan makan dengan loading factor sebesar -0,096 dan secara tidak langsung dipengaruhi screen time melalui aktivitas fisik dengan loading factor sebesar -0,054; dan sikap ibu melalui screen time, aktivitas fisik, dan kebiasaan makan dengan loading factor sebesar 0,079. Aktivitas fisik balita menunjukkan loading factor terbesar, yaitu sebesar 0,214, tetapi tidak bermakna secara statistik. Pengetahuan ibu tidak memengaruhi kegemukan balita dengan loading factor sebesar -0,009. Upaya yang dapat dilakukan bagi orangtua adalah memperbaiki pemahaman mengenai screen time, kebiasaan makan, dan sikap ibu dalam menyikapi perilaku anaknya. Kata Kunci: Kegemukan Balita, Analisis Jalur, Aktivitas Fisik, Screen Time, Sikap Ibu ABSTRACT Denpasar City has the highest prevalence of toodler’s overweight in Bali, which is 10,5%. Toodlers with overweight are at risk of suffering from degenerative diseases when they grow up. The purpose of this study is to determine the factors that influencing toodler’s overweight in Denpasar City. This research is an analytic survey with cross-sectional study. Sample of this research is mothers who have babies aged 24-59 months and live in Denpasar City which is 120 sample that selected by Convenient Sampling. Variables of this research are physical activity, screen time, toddler’s eating habits, mother’s knowledge and attitudes which were collected using an online questionnaire and analyzed using path analysis. The result showed that overweight toddlers are directly affected by eating habits with loading factor 0,096 and indirectly affected by screen time through physical activity -0,054; eating habits through physical activity 0,096; and maternal attitudes through screen time, physical activity, and eating habits 0,079. Toddler’s physical activity provides the greatest loading factor which is 0,214, but not significant. Mother’s knowledge doesn’t affect toddler’s overweight with loading factor is -0,009. Parents are suggested to improve understanding of toddler’s screen time and eating habits, and mother’s attitude in responding to their children’s behaviour. Key Words: Toddlers Overweight, Path Analysis, Physical Activity, Screen Time, Mother’s Attitude
Kejadian Infeksi Menular Seksual di Kota Denpasar Tahun 2016 Desak Widyanthini; Ni Made Dian Kurniasari; Desak Made Widyanthari
Buletin Penelitian Kesehatan Vol 47 No 4 (2019)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.699 KB) | DOI: 10.22435/bpk.v47i4.2117

Abstract

Abstract The incidence of sexually transmitted infections (STI) that occurred in Denpasar since 2010 until the year 2012 has increased. This study aims to provide an illustration of the incidence of STIs in Denpasar City in 2016 and its influencing factors. This was an analytical study of data derived from medical records of patients who performed STI examination at four public health centers (puskesmas) in Denpasar City from January to December 2016. Data were assessed by univariate and bivariate analyses using chi-square test. The results showed that from a total of 1,397 respondents, 18.2% were diagnosed as STI positives. The result of bivariate analysis showed that the significant factors for the incidence of STI were female sex worker’s customers (OR=2.3 95% CI: 1.7-3.2; p<0.001), employed respondents (OR=2.2; 95% CI: 1.7-2.9; p<0.001), male (OR=1.6; 95% CI: 1.2-2.1; p=0.001) and married (OR=1.4; 95% CI: 1.1-1.9; p=0.014). It is recommended that each puskesmas should conduct community outreach activities especially to female sex worker’s customers as one of groups with high risk of STI infections. Keywords: Sexually transmitted infections, public health centers, Denpasar Abstrak Sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 insiden Infeksi menular seksual (IMS) di Kota Denpasar mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kejadian IMS di Kota Denpasar tahun 2016 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan data rekam medis pasien yang melakukan pemeriksaan IMS (data tercatat pada SIHA IMS) periode Januari sampai dengan Desember 2016 di empat puskesmas di Kota Denpasar. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariate dengan chi square test. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari total 1397 reponden, sebanyak 18,2% didiagnosis positif IMS). Hasil analisa bivariat menunjukkan faktor yang signifikan terhadap kejadian IMS adalah responden pelanggan PSK (OR=2,3 95% CI: 1,7- 3,2; p<0,001), bekerja (OR=2,2; 95% CI: 1,7-2,9; p<0,001 ), laki-laki (OR=1,6; 95% CI: 1,2-2,1; p=0,001) dan sudah menikah (OR=1,4; 95% CI: 1,1-1,9; p=0.014). Diharapkan pada masingmasing puskesmas agar kegiatan penjangkauan yang selama ini ada dapat menyasar pelanggan PSK sebagai salah satu kelompok dengan risiko IMS. Kata kunci: Infeksi menular seksual, puskesmas, Denpasar
Analisis Kejadian Anemia pada Remaja Putri di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Tahun 2019 Desak Nyoman Widyanthini; Desak Made Widyanthari
Buletin Penelitian Kesehatan Vol 49 No 2 (2021)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/bpk.v49i2.3929

Abstract

Adolescent girls are a group that is prone to anemia because they experience menstruation every month and is in growth period. This study aimed to analyze the factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls in Bangli, Bali. An analytical study with cross-sectional design was conducted among 135 girls at a vocational high school in Bangli, Bali in 2019. School selection was carried out in a cluster sample, all girls in the school were used as research samples (total sample). The exclusion criteria were girls who were not present at the time of the data collection process. The variables studied were the incidence of anemia, menstrual cycle, duration of menstruation and adherence to Fe tablet consumption. Data were collected by checking Hb and using a questionnaire. Data were analyzed using Chi Square test. The results showed as many as 7.4% of girls had anemia. The variable that was statistically proven to be associated with the incidence of anemia was the menstrual cycle (OR=0.270;95%CI: 0.072-.0.013; p=0.049). The use of monitoring forms for the Tablet Tambah Darah program as well as increasing teacher support can be implemented to help improve students' adherence to Fe tablet consumption. Keywords: Anemia, girls, Fe tablet, Kabupaten Bangli Abstrak Remaja putri merupakan kelompok yang rawan terhadap terjadinya anemia karena mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Suatu penelitian analitik dengan rancangan cross-sectional dilakukan pada 135 remaja putri di SMK X di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali pada Tahun 2019. Seleksi sekolah dilakukan dalam sampel cluster, semua remaja putri di sekolah tersebut terpilih menjadi sampel penelitian (total sampel), dengan kriteria eksklusi adalah remaja putri yang tidak hadir pada saat proses pengambilan data. Variabel yang diteliti adalah kejadian anemia, siklus menstruasi, lama menstruasi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan Hb dan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat (uji Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 7,4% remaja putri mengalami anemia. Variabel yang terbukti secara statistik berhubungan dengan kejadian anemia adalah siklus menstruasi (OR=0,270; 95%CI: 0,072-1,013; p=0,049). Penggunaan formulir pemantauan program Tablet Tambah Darah (TTD) dan meningkatkan dukungan guru bisa dilaksanakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet Fe pada siswa. Kata kunci: Anemia, Prevalensi, Tablet Fe