I N. Sujana
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) MELALUI PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DAN TURUNANNYA DI DESA DALANG DAN GADUNG SARI* I N. Ardika; N. N. Darmiati; I N. Sujana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.407 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p04

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memproduksi virgin coconut oil (VCO) dan turunannya (sabun, lulur scrubb beras, dan hand body lotion) di desa Dalang dan Gadung Sari Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan, Bali yang merupakan produk dari BUMDes. Metode yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat pada kegiatan Program Kemitraan Wilayah (PKW) ini adalah: (1) Koordinasi dan komunikasi secara partisipasif dengan Kelompok Tani yang tergabung dengan BUMDes pembuat VCO untuk merumuskan program mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi; (2) Penyuluhan untuk membangun persepsi dan pemahaman Kelompok Tani mengenai inovasi program yang diterapkan; (3) Bimbingan dan Pelatihan mengenai terapan ipteks yang diaplikasi bagi Kelompok Tani; (4) Pendampingan yaitu pertemuan secara berkala dan berkelanjutan antara pendamping dengan Kelompok Tani sasaran hingga ipteks yang diaplikasikankan dapat dilaksanakan secara tepat. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa BUMDes Gadung Sari telah membuat sabun dengan pemasaran mendapat order dari Perusahan Daerah Tabanan (Dharma Santika) sebanyak 80 paket setiap bulan, setiap paket berisi empat buah sabun. Kelompok Wanita Tani Nadi Sari Desa Dalang telah menjual sebanyak 258 botol VCO, 133 lulur scrubb beras, 125 sabun padat transparan dan 84 hand body lotion selama Pekan Kesenian Bali yang berlangsung selama 26 hari. Kata kunci : BUMDes, VCO, sabun, lulur, lotion
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN N.M. S. Sukmawati; N. W. Suniti; I N. Sujana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.673 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p14

Abstract

Kegiatan usaha tani holtikultura yang intensif di Desa Antapan, Baturiti, Tabanan, Bali telah mendorong pemakaian pupuk anorganik dan pestisida yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan berdampak negatif terhadap tanah, organisme yang hidup di dalam tanah, dan manusia yang mengkonsumsi produk holtikultura tersebut. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, maka mereka mulai beralih ke produk organik sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan pupuk organik (padat dan cair) serta biopestisida. Dalam proses pembutan pupuk dan pestisida organik ini diperlukan fermentor sebagai starter. Pada saat ini, fermentor yang dijual di pasaran sudah banyak, namun harganya relatif mahal. Untuk itu perlu dicari jalan keluar yaitu dengan membuat fermentor (starter) secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada seperti limbah buah dan daun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketramplian kelompok tani Setia Makmur dalam pembuatan biostarter secara mandiri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sebagai fermentor awal digunakan mikroba efektif yang sudah dibiakkan dalam molases yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, jamur aktinomycetes dan ragi/yeast. Hasil analisis Laboratorium menunjukkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kandungan bakteri asam laktat yang lebih tinggi dibanding yang berbasis daun ( 8 x 106 CFU/ml VS 6,95 x 106 CFU/ml ) serta bebas dari E. colli dan Salmonela. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kualitas yang lebih baik dibanding daun.
APLIKASI TEKNOLOGI FERMENTASI DALAM PEMBUATAN BIOSTARTER BERBASIS DAUN DAN BUAH DI DESA ANTAPAN BATURITI TABANAN N.M. S. Sukmawati; N. W. Suniti; I N. Sujana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.442 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p28

Abstract

Kegiatan usaha tani holtikultura yang intensif di Desa Antapan, Baturiti, Tabanan, Bali telah mendorong pemakaian pupuk anorganik dan pestisida yang terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan dan berdampak negatif terhadap tanah, organisme yang hidup di dalam tanah, dan manusia yang mengkonsumsi produk holtikultura tersebut. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, maka mereka mulai beralih ke produk organik sehingga perlu ditunjang oleh ketersediaan pupuk organik (padat dan cair) serta biopestisida. Dalam proses pembutan pupuk dan pestisida organik ini diperlukan fermentor sebagai starter. Pada saat ini, fermentor yang dijual di pasaran sudah banyak, namun harganya relatif mahal. Untuk itu perlu dicari jalan keluar yaitu dengan membuat fermentor (starter) secara mandiri dengan memanfaatkan potensi yang ada seperti limbah buah dan daun. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketramplian kelompok tani Setia Makmur dalam pembuatan biostarter secara mandiri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Sebagai fermentor awal digunakan mikroba efektif yang sudah dibiakkan dalam molases yang terdiri dari bakteri asam laktat, bakteri fotosintetik, jamur aktinomycetes dan ragi/yeast. Hasil analisis Laboratorium menunjukkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kandungan bakteri asam laktat yang lebih tinggi dibanding yang berbasis daun ( 8 x 106 CFU/ml VS 6,95 x 106 CFU/ml ) serta bebas dari E. colli dan Salmonela. Dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa biostarter berbasis buah memiliki kualitas yang lebih baik dibanding daun. Kata kunci : fermentasi, biostarter, desa Antapan