Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Akademika : Jurnal Pemikiran Islam

PEMIKIRAN POLITIK SAYYID QUTB: MELACAK GENEOLOGI “KEKERASAN” Juandi, Juandi
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 16 No 2 (2011): Memperkuat Citra Islam sebagai Agama Perdamaian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sayyid Qutb, intelektual dan pejuang Muslim, berpandangan bahwa kelompok yang menentang islamisasi masyarakat dan Negara, terutama mereka yang dianggap pemimpin muslim, harus diperlakukan layaknya kaum jahiliyyah (pagan, kafir, murtad), sehingga dibolehkan untuk melakukan kekerasan demi melawan rezim semacam ini. Pemerintahan islam sesungguhnya harus mendasarkan pada tiga asas politik yaitu keadilan penguasa, ketaatan rakyat dan permusyawaratan antara penguasa dan rakyat yang keseluruhannya dibingkai dalam manhaj islamiyah. Untuk menegakan manhaj islamiyah dan menghilangkan kejahilan di muka bumi ini, umat Islam perlu melakukan jihad sekalipun dengan tindakan represif. Sayyid Qutb, an intellectual and Muslim fighter, argued that those who oppose Islamization of society and the State, especially those considered to be the leader of Muslims, should be treated like the jahiliyyah (pagans, infidels, apostates), so it is allowed to do violence to counter this kind of regime. Islamic governance should be based on three real political principles of justice ruling, compliance people and deliberation between the rulers and the people of which are framed in manhaj Islamiyah. To uphold the manhaj Islamiyah and eliminate ignorance in the face of this earth, Muslims need to do jihad even with repressive measures.
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Juandi, Juandi
AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam Vol 18 No 2 (2013): Islam dan Kerukunan Umat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan mendasar dalam kerukunan umat beragama adalah ketidaksamaan pandangan dalam memahami keyakinan agama lain. Tolak ukur kebenaran agama “orang lain” didasari pada agama kita bukan agama “orang lain” itu sendiri. Islam, dalam pengertian yang sesungguhnya, memberi peluang keselamatan bagi keyakinan lain, sehingga kerukunan beragama bisa direalisasikan. Namun, dalam pengertian khusus, Islam hanya membuka peluang dialog pada level sosial, tidak dalam level ritual. Dengan demikian, peluang menjalin kerukunan umat beragama dalam Islam masih sangat mungkin dilakukan.One of the fundamental issues in religious harmony is inequality in view of understanding the beliefs of other religions. These benchmarks religious truth "others" based on our religion is not a religion "others" itself. Islam, in a real sense, provide an opportunity for the safety of other faiths, so that religious harmony can be realized. However, in a special sense, Islam is only open opportunities of social dialogue at the level, not the level of ritual. Thus, the opportunity to establish religious harmony in Islam is still very possible