Jalaludin Jalaludin
Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto, Penfui, Kotak Pos 104, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia 85001

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Nukleus Peternakan

EVALUASI KANDUNGAN NEUTRAL DETERGEN FIBER DAN ACID DETERGEN FIBER STANDING HAY RUMPUT KUME AMONIASI DENGAN LEVEL AIR BERBEDA YANG DIFERMENTASI JAMUR TIRAM ABU-ABU (Pleurotus sajor caju) Edelnia Kristina Bere; Tara Tiba Nikolaus; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 2 No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v2i2.762

Abstract

Objectievs of this research was to know NDF and ADF content of Kume grass standinghay ammoniated with t Pleurotus sajor caju in different water levekl. Experimental design used was bcompletely randomized design 4 X 4 with factorial pattern. The first factor was four substrate water level (KAI): KA1 = 62,5% , KA2 = 70,0 % KA3 = 77,5% dan KA4 = 85,0 % . The second level was inoculum dose of Pleurotus sajor-cajur yeast (D): DI1 = 10g, DI2 = 15g, DI3 = 20g dan DI4 = 25g kg-1 substrat. Anaklysis result showed that treatment interaction reduced NDF and ADF Standinghay of kume grass (P< 0,01) It can be concluded that the interaction of Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya interak water level and inoculums dose (water level 77,5% and inoculum dose of the yeast 20g kg-1 (KA3DI3) is the best combination, since reduces NDF and ADF. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF standinghay rumput kume amoniasi yang difermentasi jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 4 dengan ulangan 3 kali. Sebagai faktor pertama adalah kadar air substrat (KA) terdiri atas 4 level yaitu KA1 = 62,5% , KA2 = 70,0 % KA3 = 77,5% dan KA4 = 85,0 % dari total berat substrat dan faktor kedua adalah dosis inokulum jamur Pleurotus sajor-cajur (D), yang terdiri atas 4 level yaitu DI1 = 10g, DI2 = 15g, DI3 = 20g dan DI4 = 25g kg-1 substrat. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) dapat menurunkan kandungan NDF dan ADF Standinghay rumput kume amoniasi dengan level air berbeda yang difermentasi jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya interaksi antara kadar air dan dosis inokulum, perlakuan pada level kadar air 77,5% dan dosis inokulum jamur 20g kg-1 (KA3DI3) merupakan kombinasi terbaik, karena dapat menurunkan komponen serat NDF dan ADF terendah.
KUALITAS SILASE HIJAUAN Clitoria ternatea YANG DITANAM MONOKULTUR DAN TERINTEGRASI DENGAN JAGUNG Umbu Nuku Hamba Ora; I Gusti Ngurah Jelantik; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 3 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v3i1.783

Abstract

This research alms to understand the quality of silage forage resulting from planting Clitoria ternatea grow in monocultures or as intercropping corn crop planting a different. This study has been carried out in Noelbaki Villages, Kupang Subdistrict, Kupang Central and chem Laboratory feed FAS, NCU for 6 mounths. Stages this study began planting C. Ternatea in monocultures or integrated with corn for a mounth, making silage for 45 days, laboratory analysis for a mounth and analysis of data for a week. Design used in this research was Random Design Complete (RDC) with 5 treatment and 3 test. Forage greenery production, shringkage and the production of silage not different (P>0,05) between C. ternatea plated compared with monocultures planted integrated with corn that distance cropping up different. Physical qualities silage C. ternatea on planting monocultures integrated with corn physically silage only overgrown little mushrooms with the score 4 in terms silage produced remains as an original state. In addition to materials content dry, organic, coarse fiber, carbohidrates and BETN not changed (P>0,05) during the ansilage that is a massive nutrients feed other content. The quality of physical and chemical silage dip when C. Ternate Grown Integrated With Corn and the distance grow than 80 cm. Concentration VFA that that is the product fermentation during the ansilage C. Ternatea not in contrast to the monocultures integrated corn. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silase hijauan yang dihasilkan dari pertanaman Clitoria ternatea yang ditanam secara monokultur atau sebagai tanaman sela (intercropping) tanaman jagung dengan jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang dan Laboratorium kimia pakan Fapet Undana selama 6 bulan. Tahap-tahap penelitian ini dimulai penanaman C. Ternatea secara monokultur atau terintegrasi dengan jagung selama 1 bulan, pembuatan silase selama 45 hari, analisis laboratorium selama 1 bulan dan analisis data selama 1 minggu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Produksi hijauan segar, penyusutan dan produksi silase tidak berbeda (P>0,05) antara C. ternatea yang ditanam monokultur dibandingkan dengan yang ditanam terintegrasi dengan jagung yang jarak tanamnya berbeda. Kualitas fisik silase C. ternatea pada penanaman monokultur dan terintegrasi dengan jagung secara fisik silase hanya ditumbuhi sedikit jamur dengan skor 4 dalam artian silase dihasilkan tetap seperti keadaan semula. Selain kandungan bahan kering, bahan organik, serat kasar, karbohidrat dan BETN tidak berubah (P>0,05) selama proses ensilase terjadi perubahan kandungan nutrien pakan lainnya. Kualitas fisik dan kimia silase menurun ketika C. ternatea ditanam terintegrasi dengan jagung pada jarak tanam lebih dari 80 cm. Konsentrasi VFA yang merupakan produk fermentasi selama proses ensilase C. ternatea tidak berbeda dari hasil penanaman monokultur dan terintegrasi jagung.
SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN KABESAK TERHADAP KECERNAAN, RETENSI NITROGEN DAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT TERNAK KAMBING Daniel Yosef Faotlo; Tara Tiba Nikolaus; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.844

Abstract

The purpose of this study was to assess the digestibility of nutrients, nitrogent retention and total digestible nutrient of the substitution of concentrate with kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb). Twenty five local male goats were used in this study (average body weight ± 10-30kg; SD 5,859). The animals were randomly allotted to the treatments following randomized completely block design with 5 treatments and 5 groups. The feed treatments were: R0 = grass 60%: concentrate 40% + kabesak leaves 0%; R1 = grass 60% : concentrate 30% + kabesak leaves 10%; R2= grass 60%: concentrate 20%+ kabesak leaves 20%; R3 = grass 60%: concentrate 10% + kabesak leaves 30%; R4 = grass 60%: concentrate 0% + kabesak leaves 40%. Data were analyzed with ANOVA procedure and continued by using Duncan's Multiple Range Test. The results showed that substitution of concentrate with kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb) significantly affect (P<0,01) the digestibility of nutrients, nitrogent retention and total digestible nutrients. Replacing 50% concentrate with white kabesak leaves (Acacia leucophloea Roxb) did not influence digestibility of crude protein, crude fat, free nitrogent extract and total digestible nutrient even increase digestibility of crude fiber and nitrogen retention. Substitution of 75% concentrate by white kabesak leaves did not influence digestibility of crude fiber and free nitrogent extract, nitrogent retention and total digestible nutrients however decrease digestibility of crude protein and crude fat. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecernaan zat-zat makanan, retensi nitrogen dan total digestible nutrient ransum akibat subtitusi pakan konsentrat dengan daun kabesak putih (Acacia leucophloea Roxb) pada kambing lokal jantan. Sebanyak 25 ekor kambing jantan lokal (berat badan ± 10-30kg dan SD 5,859) ditempatkan secara acak mengikuti pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 kelompok. Perlakuan pakan yang dicobakan adalah: R0 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 40% + daun kabesak putih 0%; R1 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 30% + daun kabesak putih 10%; R2=Rumput Alam 60%: Konsentrat 20%+ daun kabesak putih 20%; R3 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 10% + daun kabesak putih 30%; R4 = Rumput Alam 60%: Konsentrat 0% + daun kabesak putih 40%. Data dianalisis menurut prosedur sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa subtitusi konsentrat dengan daun kabesak putih (Acacia leucophloea Roxb) berpengaruh yang sangat nyata (P<0,01) pada kecernaan zat-zat makanan, retensi nitrogen dan total digestible nutrient. Substitusi 50% konsentrat dengan daun kabesak putih tidak mempengaruhi kecernaan protein kasar, lemak kasar dan BETN serta TDN bahkan meningkatkan kecernaan serat kasar dan retensi nitrogen, namun substitusi pada level 75% menurunkan kecernaan protein kasar dan lemak kasar.
PENGARUH JARAK TANAM DAN UMUR PEMOTONGAN YANG BERBEDA TERHADAP NILAI ENERGI Clitoria ternatea SECARA IN VITRO Oskar Kana Ngunju Mbanu; I Gusti Ngurah Jelantik; Jalaludin .
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v5i2.847

Abstract

This study aimed to determine the right time to harvest Clitoria ternatea with the highest energy content at different plant density. The research was conducted in the Noelbaki village, District Central Kupang, while the in vitro analysis was conducted at Animal Feed Laboratory in Fapet Undana for 5 months starting in October 2015 until February 2016. The study was conducted using a completely randomized factorial design. Factor A was plant spacing with 5 treatments and factor B was cutting age with 3 treatments, resulting in 15 combinations with three replications. Result showed that there was no interaction (P> 0.05) between the plant spacing and cutting age in terms of IVDMD, IVOMD, and DE of Clitoria ternatea. Plant spacing did not significantly (P> 0.05) affect IVDMD, IVOMD and DE of Clitoria ternatea. Cutting age did not have significant effect (P> 0.05) on IVDMD and DE, but have significant effect (P <0.05) IVOMD of Clitoria ternatea. To obtain high energy value of Clitoria ternatea planted monoculture or integrated with maize which planted at different row distances, it should be hervested at the age of no more at 90 days. ABSTRAK Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui waktu pemotongan yang tepat dalam pemotongan Clitoria ternatea dengan kandungan energi tertinggi pada jarak tanam yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Faktor A adalah jarak tanam dengan 5 perlakuan dan Faktor B adalah umur pemotongan dengan 3 perlakuan, sehingga menghasilkan 15 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dari hasil uji statistik tidak ada interaksi (P>0.05) antar jarak tanam dan umur pemotongan terhadap IVDMD, IVOMD, dan DE tanaman Clitoria ternatea. Jarak tanam tidak berpengaruh (P>0.05) terhadap IVDMD, IVOMD dan DE tanaman Clitoria ternatea. Umur pemotongan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap IVDMD dan DE, dan berpengaruh (P<0.05) terhadap IVOMD tanaman Clitoria ternatea. Untuk menghasikan nilai energi Clitoria ternatea yang ditanam monokultur maupun terintegrasi dengan jagung pada jarak tanam rapat maupun jarak tanam yang longgar sebaiknya dipotong pada umur 90 hari.