Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Buletin Udayana Mengabdi

PEMBINAAN KEPARIWISATAAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAHASA JEPANG BAGI PENGELOLA DAN GUIDE LOKAL DI DESA WISATA BEDULU KABUPATEN GIANYAR BALI I.M. Sendra
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 2 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.808 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i02.p27

Abstract

Desa Bedulu merupakan salah satu desa di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Bali yang memiliki potensi wisata berupa daya tarik wisata Yeh Pulu dan Goa Gajah. Kesiapan Sumber Daya Manusia merupakan modal dasar keterlibatan masyarakat lokal dalam berbagai aktifitas pariwisata. Berdasarkan karakteristik wisatawan, wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Gianyar didominasi oleh Wisatawan Jepang. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pembinaan kepariwisataan melalui pendidikan dan pelatihan Bahasa Jepang bagi pengelola dan pemandu wisata (guide) lokal di Desa Wisata Bedulu sebagai antisipasi menghadapi perkembangan pariwisata daerah tersebut dan perdagangan bebas dunia. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di banjar lingkungan Desa Wisata Bedulu, Kabupaten Gianyar Bali. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan cara memberikan pembinaan kepariwisataan berupa pendidikan dan pelatihan yang meliputi: ceramah pariwisata untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, praktek langsung Bahasa Jepang yang sangat berguna dan tepat guna kepada masyarakat pengelola dan pemandu wisata (guide) lokal yang ada di Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar Bali. Setelah kegiatan ceramah pendidikan dan pelatihan dilaksanakan kemudian dilakukan diskusi dan tanya jawab terkait topik yang dibahas. Pada akhir kegiatan ini diharapkan masyarakat paham dan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup dalam hal pariwisata dan Bahasa Jepang yang berguna untuk profesi yang digelutinya.
PELATIHAN BUDAYA LOKAL DAN WISATAWAN PADA PRAMUWISATA DI OBJEK WISATA SANGEH, KABUPATEN BADUNG SUDANA SUDANA; M. SUKANA; I N. ARIANA; I M. ADIKAMPANA; I G.B. SASRAWAN MANANDA; I M. SENDRA
Buletin Udayana Mengabdi Vol 7 No 2 (2008): Volume 7 No.2 – September 2008
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.344 KB)

Abstract

ABSTRACT The holy monkey forest Sangeh is well-known of Macaca Fascicularisin in the 10 ha of pala (Dipterocarpus Trinervis) forest. Beside the forest which is hundred years old, these attraction also have Bukit Sari temple since 17th century when the Mengwi kingdom exist. Others attraction are Melanting, Tirta, Anyar temple, and lanang wadon (male-female) tree. These tourist attraction is managed by local traditional village (desa adat) Sangeh. The guide has a big role in tourism development. In order to do their duty, they have to make the tourist understand and pay attention to them, so it can give good image for the tourist attraction. The cross cultural understanding is the key success to improve the interaction quality between host and guest in the service context. The guide needs to pay attention of the different culture in communication as they interact with the tourist intensively. The local guides understand well the background of Sangeh tourist attraction, history, tradition, local genius, international politic, geography, and gastronomy. However, the skill of the local guide in speaking English language are varieted, some people can speak fluently but some of them not. Most of the local guide was not joining the foreign language course; however, some of them had worked in the big hotel. They also have some difficulties to communicate foreign languages and that make little conversation with the tourist that visit Sangeh. From the tourist culture aspect shows that the local guides have lack understanding of history, site background, and customs of the tourist. The local guides also have some difficulties after escorting the tourist guides as they don’t want the tourist think that they expect the tipping aggresively.
STRATEGI KONSERVASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS REINTERPRETASI RITUAL PERANG KETUPAT SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA KAPAL KABUPATEN BADUNG I.M. Sendra; Y. Kristianto
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 3 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.596 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i03.p01

Abstract

Pengabdian institusi ini bertujuan untuk mengimplementasikan hasil penelitian sebelumnya. Target khusus pengabdian adalah (1) mengimplementaskan praktik kepariwisataan sebagai strategi melting pot dalam mempertahankan lahan pertanian di Desa Kapal, (2) mengimplementasikan praktik kepariwisataan dengan melatih dan mendampingi masyarakat Desa Kapal agar memiliki partisipasi dalam kegiatan pariwisata budaya yang berbasis budaya agraris, dan (3) pelatihan dan pendampingan dalam perencanaan, pengemasan, dan promosi paket wisata budaya agraris di Desa Kapal. Kegiatan dilaksanakan selama 6 bulan dengan teknis pelatihan dan pendampingan (1) pelatihan mengenal potensi daya tarik wisata budaya di Desa kapal, (2) pelatihan merencanakan dan membuat paket wisata budaya di Desa Kapal, (3) pelatihan pemanduan wisata budaya, (4) pendampingan pembuatan jejaring promosi dengan biro perjalanan wisata, dan (5) pelatihan pembuatan brosur dan calendar of event wisata budaya di Desa Kapal.
PENGUATAN KAPABILITAS SUMBER DAYA MANUSIA LOKAL MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAHASA MANDARIN BAGI PENGELOLA DTW TANAH LOT KABUPATEN TABANAN I.M. Sendra; I.G.N. Widyatmaja; I.B.K. Astina; I.K. Suwena
Buletin Udayana Mengabdi Vol 22 No 1 (2023): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/BUM.2023.v22.i01.p04

Abstract

The development of tourists from China before the Covid-19 pandemic was very fast, especially in the Tanah Lot Tourist Destination, Tabanan Regency, Bali Province, but in terms of the ability to speak Mandarin for managers it was very low. Strengthening local human resource capabilities through Mandarin education and training referred to here is a basic skill that should be understood and practiced by each individual in a tourism business in order to be able to run their business in a sustainable manner. This activity aims to improve Chinese language skills for oral translators and provide basic Chinese language skills for local employees. Another goal is to provide an introduction to Chinese cultural values that are considered necessary for managers to know so that they are expected to assist in efforts to improve the quality of performance of Tanah Lot destination managers. Keywords : Management, Mandarin, Training, Strengthening, Participation, Tourism