Pulau Pura merupakan salah satu pulau di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, dimana memiliki perairan terbuka (open access). Kondisi perairan tersebut membuat para nelayan memanfaatkannya untuk pengoperasian alat tangkap Bubu namun kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan perikanan yang lestari dan berkelanjutan. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan ikan pada suatu perairan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola spasial hasil tangkapan Bubu, dengan sampel penelitian pada beberapa perairan yaitu Perairan Desa Pura Utara, Perairan Desa Pura Timur dan Perairan Kelurahan Pulau Pura. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pola keruangan hasil tangkapan ikan dalam Bubu digunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan peta dan tabel kemudian diperkuat dengan analisis statistik untuk melihat pengaruh pola spasial terhadap hasil tangkapan bubu. Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear sederhana dan analisis varians satu arah . Pola spasial dianalisis berdasarkan jarak bubu dengan garis pantai dan juga berdasarkan kedalaman dari bubu. Hasil tangkapan pada kedalaman 0 – 5 m, dimana hasil tangkapan paling banyak terdapat Desa Pura Utara dengan Total tangkapan 1300 ekor yang terdiri dari 82 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 887 ekor yang terdiri dari 61 spesies ikan. Hasil tangkapan pada kedalaman 6 – 10 m dimana hasil tangkapan paling banyak adalah Desa Pura Utara dengan total tangkapan 796 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan, sedangkan tangkapan paling sedikit ada pada Kelurahan Pulau Pura dengan total tangkapan 694 ekor yang terdiri dari 22 spesies ikan. Pura Island is one of the islands in Alor Regency, East Nusa Tenggara, which has the open water (open access). The condition of these waters make fishermen using for the operation of trap fishing gear, but they do not pay attention to the principles of sustainable and sustainable fisheries management. these conditions can affect the availability of fish in the waters. The aims on this study was to describe the spatial pattern of Bubu's catch, with the research samples in several waters, namely North Pura Village Waters, East Pura Village Waters and Pulau Pura Kelurahan Waters. The Analysis of the data used to determine the spatial pattern of the fish catch in the bubu used the descriptive analysis using maps and tables and then strengthened by statistical analysis to see the effect of spatial patterns on the catch. The analysis used is the simple linear regression analysis and one-way analysis of variance. The spatial patterns were analyzed based on the distance of the bubu to the coastline and also the depth of the traps. The catch is at a depth of 0 - 5 m, where the most catch is in Pura Utara Village with a total catch of 1300 consisting of 82 fish species, while the least catch is in Pulau Pura Village with a total catch of 887 consisting of 61 fish species. . The catch is at a depth of 6 - 10 m where the most catch is Pura Utara Village with a total catch of 796 fish consisting of 22 fish species, while the least catch is in Pulau Pura Village with a total catch of 694 consisting of 22 fish species.