Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Studi Karakteristik Pengendara Sepeda Motor dan Penggunaan Helm di Kabupaten Kuantan Singingi Jennyfer Sudastin; Yosi Alwinda; Mardani Sebayang
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 1 No. 01 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1926.418 KB) | DOI: 10.35583/jice.v1i01.5

Abstract

Penggunaan helm menjadi suatu hal yang sangat penting dalam berkendara, karena dengan menggunakan helm, kefatalan akibat suatu kecelakaan dalam berkendara dapat diminimalisir, serta melindungi kepala dari benturan saat terjadinya kecelakaan. Penelitian inibertujuanuntuk mengetahui bagaimana volume lalu lintas serta perilaku pengendara dan karakteristik pengendara sepeda motor di Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dalam menganalisis data. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan (survei) langsung di ruas jalan Nasional di Kabupaten Kuantan Singingi (Jln. Perintis Kemerdekaan, jln. Ahmad Yani, jln. Diponegoro, jln. Tuanku Tambusai dan jln Proklamasi). Dari hasil penelitian ini, diperoleh volume dan karakteristik pengendara sepeda motor di kabupaten Kuantan singing. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perilaku pengendara sepeda motor tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi terjadi pada jam 16:00-17:00 WIB yaitu pada pengemudi yang menggunakan helm (berkendara sendiri) dengan jumlah 242 kend/jam. Hal ini disebabkan pengendara sepeda motor pada jam tersebut sudah taat dalam menggunakan helm. Selain itu diperoleh juga perilaku pengendara sepeda motor terendah pada jam 10:00-11:00 WIB dengan jumlah 169 kend/jam pada pengemudi yang menggunakan helm (berkendara sendiri). Hal ini disebabkan karena pengendara sepeda motor pada jam tersebut masih banyak yang melakukan aktifitas didalam ruangan. Volume pengendara sepeda motor tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi terjadi pada hari Minggu di jam 16:00-17:00 dengan jumlah 825 kend/jam, volume pengendara sepeda motor terendah di terjadi pada hari Rabu pada jam 11:00-12:00 dengan jumlah sepeda motor 478 kend/jam. Volume rata rata tertinggi terjadi pada jam sibuk yaitu pada jam 07:00-08:00, 09:00-10:00, 14:00-15:00 dan jam 16:00-17:00.
Studi Peluang Pengendara Sepeda Motor dalam Penggunaan Helm di Kabupaten Kuantan Singingi Yosi Alwinda; Mardani Sebayang; Benny Hamdi Rhoma Putra; Jennyfer Sudastin
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 2 No. 01 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.961 KB) | DOI: 10.35583/jice.v2i01.11

Abstract

Helm merupakan hal yang sangat penting dipergunakan dalam berkendaraan sepeda motor. Penggunaan helm akan mengurangi tingkat kefatalan akibat kecelakaan dalam berkendara, karena fungsi helm melindungi kepala dari benturan saat terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang pengendara sepeda motor dalam penggunaan helm di Kabupaten Kuantan Singingi. Metode yang dipergunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi logistik. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan (survei) langsung dan melakukan wawancara kuesioner kepada sampel pengguna sepeda motor di ruas Jalan Nasional di Kabupaten Kuantan Singingi (Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponegoro, Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Proklamasi). Dari hasil penelitian ini, diperoleh peluang penggunaan helm di Kabupaten Kuantan Singing. Berdasarkan karakteristik dan peluang pengendara sepeda motor dari 14 variabel didapatkan yang memiliki hubungan dengan penggunaan helm terdiri dari 7 variabel. Variabel-variabel tersebut adalah: usia (umur), pendidikan, jumlah penumpang, gambaran kepatuhan, menggunakan helm, tali pengikat helm serta cedera kepala. Dari analisis diperoleh pengendara sepeda motor yang lewat di Jalan Nasional yang masuk ke daerah perkotaan di Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kategori taat dalam aturan menggunakan helm saat berkendaraan di jalan raya.
Studi Kenyamanan Pejalan Kaki di Trotoar pada Kawasan Jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru Provinsi Riau Andre Kurniawan; Yosi Alwinda; Benny Hamdi Rhoma Putra
Journal of Infrastructure and Civil Engineering Vol. 2 No. 01 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1474.247 KB) | DOI: 10.35583/jice.v2i01.14

Abstract

Trotoar merupakan jalur khusus yang disediakan untuk pejalan kaki. Persoalan yang sering ditemui pada kawasan perkotaan yakni penyalahgunaan fungsi trotoar khususnya di trotoar pada kawasan jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti perlu melakukan evaluasi dimensi trotoar dan tingkat pelayanan trotoar jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru, untuk standar perencanaan mengacu kepada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 02/SE/M/2018 tentang Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki. Selain itu peneliti melakukan studi persepsi pejalan kaki melalui survei kuisioner untuk memperoleh tingkat kenyamanan pejalan kaki di trotoar pada kawasan jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru dengan metode analisis deskriptif persentase. Penelitian dilakukan dengan membagi ruas trotoar pada kawasan jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru menjadi empat segmen penelitian. Pembagian segmen dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan pengamatan lokasi penelitian. Berdasarkan survei pengamatan langsung di lapangan diperoleh bahwa dimensi trotoar pada kawasan jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru sudah memenuhi standar perencanaan dan tingkat pelayanan trotoar atau level of service (LOS) di kawasan tersebut termasuk kriteria A sehingga tingkat pelayanan trotoar tergolong baik. Berdasarkan hasil survei kuisioner studi persepsi pejalan kaki diperoleh persentase tingkat kenyamanan pejalan kaki di segmen 1 sebesar 66,8 % termasuk kategori cukup nyaman, persentase tingkat kenyamanan pejalan kaki di segmen 2 sebesar 56,92 % termasuk kategori cukup nyaman, persentase tingkat kenyamanan pejalan kaki di segmen 3 sebesar 57,1 % termasuk kategori cukup nyaman, dan persepsi pejalan kaki di segmen 4 sebesar 75,8 % termasuk kategori nyaman. Persepsi pejalan kaki pejalan kaki hanya nyaman pada segmen 4 dan tiga segmen lainnya pejalan kaki termasuk kategori cukup nyaman. Berdasarkan persepsi pejalan kaki tersebut sehingga diperlukan peningkatan kualitas trotoar dan perawatan kondisi trotoar karena masih terdapat gangguan kenyamanan pejalan kaki akibat kondisi dan fasilitas trotoar yang rusak serta gangguan akibat pedagang kaki lima dan parkir liat di trotoar pada kawasan jalan Jendral Ahmad Yani Kota Pekanbaru.
Kajian Pengaruh Pemanfaatan Limbah Faba(Fly Ash Dan Bottom Ash) pada Konstruksi Lapisan Base Perkerasan Jalan Tengku Syahilla Indriyati; Alfian Malik; Yosi Alwinda
JURNAL TEKNIK Vol. 13 No. 2 (2019): Edisi Oktober 2019
Publisher : JURNAL TEKNIK UNILAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/teknik.v13i2.3596

Abstract

Batu bara termasuk kedalam bahan bakar fosil. Di Indonesia, cadangan batu bara tersedia dalam jumlah banyak. Pembakaran batu bara menghasilkan limbah berupa fly ash dan bottom ash (FABA). FABA yang dibiarkan menumpuk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan seperti pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan FABA untuk perkerasan jalan yaitu lapisan pondasi atas (base) agar dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan mencari proporsi yang tepat agar pemanfaatan bisa dilakukan dengan optimal. Penelitian ini menggunakan metode pengujian CBR laboratorium dengan rendaman yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh FABA terhadap campuran lapisan base ini untuk mendapatkan nilai CBR atau kekuatan daya dukung yang sesuai dengan standar bina marga 2018. Campuran lapisan base dibuat dalam lima variasi. Variasi I dan III FABA digunakan sebagai bahan pengganti sedangkan pada variasi II,IV dan V FABA digunakan sebagai bahan tambah. Variasi I dan II dengan komposisi FABA 55%FA dan 45%BA menghasilkan nilai CBR 114% dan 162%. Pada variasi tiga dan empat dengan perlakuan yang berbeda dengan cara diperamyang menghasilkan nilai CBR yaitu variasi 117% dan 252%. Sedangkan pada variasi V komposisi FABA 75%FA 25%BA nilai CBR yang didapat 100%, sehingga semua nilai CBR rendaman masuk kedalam standar dan FABA layak digunakan kedalam campuran lapisan perkerasan jalan.
NATIONAL ROAD PRESERVATION BASED ON IRMS METHOD (A CASE STUDY IN JAPURA – PEMATANG REBA IN RIAU PROVINCE) Benny Hamdi Rhoma Putra; Yosi Alwinda; M. Rilly Aka Yogie
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.92 KB) | DOI: 10.21009/jpensil.v11i2.25720

Abstract

Japura Airport is one of the nodes of transportation that owned by Inderagiri Hulu (Inhu) Regency. The airport is located 14 km from the Pematang Reba. Pematang Reba is public administration office complex in Inhu Regency. This airport has flights within the province and even flights between provinces adjacent to Riau Province. The road that separates of these two cities is considered as the economic lifeblood of Inhu Regency to Riau Province. In addition, this road has fungtion not only to connect two important locations in Inhu Regency but also as only road access from Riau Province to Jambi Province. Because of the importance of this road, the condition of this road must be always maintained. Through this study, an analysis of the Remaining Structural Life (RSL) of the pavement was carried out to determine the most appropriate recommendations for road preservation work. The IRMS method is the method which used in calculating the remaining structural life (RSL) of the flexible pavement. The data requairement are deflection data from the Falling Weight Deflectometer (FWD), road geometric condition data and Average Daily Traffic (ADT). Through calculations, it was found that the apropriate flexible pavement preservation programs for Jalan Japura to Pematang Reba were divided into 3 types. Firstly, Overlays program are needed for STA 3+ 393 to STA 7+712, STA 8+509 to STA 15+70 and STA 16+510 to 16+819. Secondly, segment from STA 7+930 to STA 8+ 312 needs Reconstruction. Thirdly, STA 15+922 to STA 16+303 needs routine maintenance.
Strengthening the Socio-Economic Potential of Teluk Latak Village as an Independent Village on the Coast of Bengkalis Island Reni Suryanita; Yohannes Firzal; Geovani Meiwanda; Yosi Alwinda; Harnedi Maizir
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.401 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i1.1669

Abstract

Teluk Latak Village is located in Bengkalis District, Bengkalis Regency. It has two hamlets, namely Langgam Muara Hamlet and Simpang Baru Hamlet. Teluk Latak Village is one of the coastal villages in the west of Bengkalis Island. This village has a flat topography with an area of approximately 23 km2 or about 4.47% of the entire area of Bengkalis District. Teluk Latak village is 14 km from the centre of government in Bengkalis District. Teluk Latak village has agricultural areas, plantations, and livestock. Teluk Latak village produces goats, native chickens and manila ducks. Like coastal areas, Teluk Latak Village is a fishing village. Teluk Latak Village can be developed based on the coastal village's existing social and economic conditions. Abrasion worries the people of Bengkalis, especially for people who live in the north of the island facing the Malacca Strait. This abrasion caused the oil palm plantations and rubber plantations to collapse one by one by the waves. This community service activity aims to assist village officials and the community in mapping the social and economic potential of Teluk Latak Village so that it can be realized as an independent village on the coast of Bengkalis Island. One of the activities is counselling on preventing coastal damage and managing marine fishery products into nutritious snacks consumed by fishers' families who have an excess fish catch. Teluk Latak Village people can develop snacks made from processed fish to improve the household economy. It is hoped that this activity can contribute to village residents and village officials in mapping the potential of Teluk Latak Village in the social and economic fields
Penentuan Preservasi Jalan Nasional Berdasarkan Umur Sisa Perkerasan di Ruas Jalan Kaharudin Nasution – Marpoyan Kota Pekanbaru Benny Hamdi Rhoma Putra; Yosi Alwinda; Muhammad Rilly Aka Yogi
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil Vol. 1 No. 1 (2022): VOL 1 NO 1 (JULI 2022)
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.182 KB)

Abstract

Jalan Kaharudin Nasution – Marpoyan has a length of 6.76 Km. This road has an important role in the process of moving human and goods traffic inside and outside the city of Pekanbaru. In maintaining the good condition of this road, goverment must do a road management program so that the road condition is always maintained. Knowing the current condition of the remaining structural life (RSL) of pavement can be used in preparing the types of road preservation works. This study uses data from the Riau Province National Road Implementation Center (BPJN) in the form of average daily traffic data (LHR) and deflection data. The results of the analysis showed that the condition of the Kaharudin Nasution-Marpoyan national road was 16.18% in good condition; 82.35% moderate condition; and 1.47% in a slightly damaged condition. While the road handling activities required are 41.17% of the length of the road requiring routine maintenance, and 58.82% of road segmen needs overlay.