Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Partisipasi Politik Pemilih Pemula Etnis Minoritas Pasca Reformasi Agus Machfud Fauzi; Martinus Legowo; Novi Fitia Maliha; Moh Mudzakkir; Sugeng Harianto; Ardhie Raditya; Arif Sudrajat
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v11i1.41030

Abstract

Muda-Mudi Budhayana Surabaya merupakan pemilih pemula yang mempunyai perhatian dan berpartisipasi terhadap Pemilu, biasanya kelompok minoritas tidak mempunyai kepedulian terhadap agenda politik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap partisipasi kelompok minoritas dalam agenda pemilu paska era reformasi, ini juga untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya peduli terhadap dunia bisnis dan ekonomi, namun juga mempunyai perhatian dan berpartisipasi terhadap pemilu. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode campuran antara kuantitaf dan kualitatif, supaya lebih menghasilkan penelitian yang mendalam. Peneliti menggunakan teori voting behavior untuk menganalisis perilaku pemilih Muda-Mudi Budhayana, yaitu seperti apa saja perilaku mereka dalam dunia politik. Hasil penelitian menggambarkan bahwa perilaku politik mereka berpartisipasi aktif dalam pemilu dengan wawasan politik terbuka setelah dicabutnya Instruksi Presiden No. 14 tahun 1967. Implikasi penelitian ini dalam dunia bisnis maka berpengaruh lebih bagus dalam menjalankan roda bisnis sebab ada kebebasan dalam menjalankan.
PEMBENTUKAN PROVINSI MADURA DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Tauran Tauran; Tjitjik Rahaju; Ardhie Raditya; Galih W. Pradana
CAKRAWALA Vol 11, No 1: Juni 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1467.366 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v11i1.9

Abstract

Kajian ini bertujuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan wacana pembentukan Provinsi Madura berdasarkan pendekatan kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi dokumentasi. Para informan penelitian meliputi para kepala daerah dan jajaran pimpinan di bawahnya, tokoh agama, kalangan akademisi dari dua kampus ternama di Madura (Universitas Trunojoyo Madura dan Universitas Madura), dan Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Madura (P4M). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana pembentukan provinsi Madura belum memenuhi berbagai persyaratan secara memadai. Baik persyaratan material kewilayahan, potensi anggaran, sumber daya manusia, dan pengelolaan sumber daya alamnya. Selain itu, komitmen kelompok elit baik pemerintah dan tokoh masyarakat menindaklanjuti wacana provinsi Madura masih belum solid dan massif hingga menyentuh akar rumput. Sementara, pemerintah Jawa Timur yang dapat melakukan langkah normatifguna mendorong terbentuknya provinsi Madura masih menunggu berbagai persyaratan pembentukan daerah baru dilengkapi terlebih dahulu. Berbagai kondisi ini membuat pembentukan provinsi Madura tampaknya sulit diwujudkan dalam waktu dekat, kecuali terdapat gerakan terobosan dari berbagai pihak yang berkepentingan bagi masa depan Madura.
Rute Kultural Musik Populer Di Madura Ardhie Raditya; Faruk H.T; Wisma Nugraha Christianto
JURNAL SOSIAL Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 20 No. 2 (2019): JURNAL SOSIAL
Publisher : Universitas Merdeka Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33319/sos.v20i2.44

Abstract

Kemunculan musik populer di Madura yang mengalami perkembangan hingga sekarang tidak bisa lepas dari adanya pembukaan rute kultural. Rute kultural musik populer di Madura dimulai dari tengah pulaunya, kota Pamekasan, yang secara historis menjadi ibu kota pemerintahan Madura. Pada mulanya, kehadiran pusat hiburan seperti gedung bioskop telah melapangkan jalan bagi munculnya musik populer di Madura. Melalui bakat dan minat anak-anak muda setempat, musik populer tersebut lantas ditransfigurasikan ke dalam bentuk formasi band sebagaimana imajinasi musik populer yang mereka tonton di pusat hiburan. Rute ini perlahan menciptakan rute pendidikan musikal yang dilakukan secara otodidak atau di luar institusi sekolah musik formal melalui jalinan persahabatan lintas daerah. Hal ini dilakukan karena memainkan musik populer perlu dukungan perangkat teknologi musikal berskala dunia supaya tercipta ekologi musikal dan bebunyian yang mantap untuk dinikmati, baik musisi dan pendengarnya. Kapasitas memainkan dan menguasai perangkat teknologi musikal ini memberi kontribusi bagi jalan ketersohoran dan penyetaraan dunia musik populer anak muda Madura dan dunia musik serupa di tingkat lokal, translokal, bahkan, mungkin transnasional. Tetapi, rute kultural musik populer di Madura sulit memasuki rute bebas hambatan karena pelapisan orang Madura yang cenderung memberikan porsi besar bagi generasi tuanya sebagai penentu masa depan anak mudanya, termasuk, musik populernya.
Membunuh Tradisi’: Adegan Musik Metal Dan Subkultur Madura Ardhie Raditya
JURNAL SOSIAL Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 22 No. 1 (2021): JURNAL SOSIAL
Publisher : Universitas Merdeka Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33319/sos.v22i1.77

Abstract

Abstract— Metal music is not 'easy listening' music. Unlike pop music which is full of "laziness", metal music is full of "explosions" from a musical aspect so, not everyone is able and willing to explore metal music. Because of its aggressive noise, metal music is flourishing in the big cities. Madura, whose society tends to be traditional, is a serious obstacle for its young people who enjoy metal music. Those who enjoy metal music are commonly referred to as "metal youths". So far, there have not been many metal studies in Madura. In fact, Madurese metal youths performed metal music scenes that were no less great than those of outsiders. Therefore, this study seeks to describe scenes of obedience to Madurese metal youths with a musical phenomenology approach, and to explain them from the perspective of subcultural studies. Based on the results of the research, it shows that the scenes of the metalization of Madurese metal youths are not only centered on the musical scene, but also, jump out of the musical scene which shakes the stability of the tradition and the political domination of their religion. Keywords—: Metal Music Scenes; MadureseMetalYouths; Subcultural Studies.
Krisis Ekologi Berganda Di Situs Mata Air, Malang Ardhie Raditya; Muhammad Haji Noh
JURNAL SAINS, SOSIAL DAN HUMANIORA (JSSH) Vol 2 No 1 (2022): JSSH : Jurnal Sains, Sosial dan Humaniora
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1111.498 KB) | DOI: 10.52046/jssh.v2i2.1143

Abstract

Krisis ekologi tidak pernah independen, tetapi interdependensi. Alam menyediakan segala kebutuhan hajat hidup masyarakat, dan masyarakat berkewajiban merawat keberlangsungan hidup alam. Pada kenyataannya, relasi ideal dan saling menguntungkan bagi kehidupan masa depan kedua pihak ini sering merugikan alam, karena alam tidak pernah diposisikan setara dengan hidup manusia. Dengan memakai metode kualitatif deskriptif-kritis, data menunjukkan adanya relasi ketimpangan atau berat sebelah yang sering banyak merugikan alam disebabkan gagalnya kekuatan rasionalitas dan kepekaan ekologi manusia modern. Hal ini menciptakan krisis ekologi berganda di destinasi ekowisata, seperti di situs mata air di Malang. Sampah berserakan, bahasa-bahasa kontrol sosial bagi pelestarian lingkungan, dan gagalnya teknologi pembangunan memberi manfaat bagi pengunjung ekowisata adalah fenomena krisis ekologi berganda yang terus bekerja.