Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULATION SALEP FENNEL LEAVES EXTRAC (Feoniculum vulgare Mill) WITH SALEP HIDROKARBON BASE VARIATION (VASELIN ALBUM) AND WATER BASE (PEG 6000) ON Staphylococcus aureus Riris Nurul Hidayah; Beta Ria Erika Marita Dellima; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 9 No 2 (2017): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v9i2.310

Abstract

Background: Fennel leaves (Feoniculum vulgare Mill) has potential as a medicine. The content of polyphenols, saponins, essential oils, and flavonoids found in the leaves show antibacterial effects. Fennel leaf extract is more perfect when formulated in ointment form. The use of ointment may allow direct contact with the skin. Objective: The objective of this research was to know the antibacterial activity and physical characteristic of fennel leaves extract (Feoniculum vulgare Mill) as inhibitor of Staphylococcus aureus. Research Method: This research is an experimental research by using One Group Pretest Posttest method. Fennel leaf extract (Feoniculum vulgare Mill) was obtained by maceration for 5 days. Furthermore fennel leaf extract identified active compounds contained therein. Then fennel leaf extract at concentrations of 20%, 25%, 30%, 35%, and 40% were tested for antibacterial activity of Staphylococcus aureus. Fennel leaf extract of 40% concentration is formulated in an ointment preparation with a hydrocarbon base (vaseline album) and water soluble base (PEG 6000). Testing of antibacterial activity using Staphylococcus aureus and physical properties of ointment. Testing of antibacterial activity using Staphylococcus aureus with agar diffusion method with sunuran technique, while for Tests physical properties of ointment include organoleptic test, homogeneity test, scattering, adhesion, power protection test, pH test. The data obtained were analyzed by Anova test statistic and Kruskal Wallis test. Result: The result of identification of active compound of fennel leaf extract have flavonoids, polyphenols, saponins. The base salt of hydrocarbon (vaseline album) and water soluble base (PEG 6000) showed that the spread of both ointment base did not show any significant difference and adhesion showed significant difference. The antibacterial activity of the hydrocarbon base ointment (vaseline album) and the water soluble base (PEG 6000) has a significant difference. Conclusion: The base used in this study has an effect on the physical quality of fennel leaf extract. This is seen from the scattering power value and the attachment power of both formulations. An ointment preparation with a hydrocarbon base (vaseline album) and a water soluble base (PEG 6000) affects the effectiveness of antibacterial ointment.
FORMULASI KRIM ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.) Amalia Novitasari; Beta Ria Erika Marita D; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 9 No 1 (2017): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v9i1.311

Abstract

Proses formulasi sediaan dapat memengaruhi aktivitas zat aktif terhadap obat dalam mencapai efek terapeutik, khususnya sediaan yang mengandung antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim antioksidan fraksi buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Metode penyarian yang digunakan adalah maserasi dan remaserasi dengan pelarut metanol 80%, kemudian di fraksinasi dengan n-heksan dan etil asetat sehingga didapatkan fraksi etil asetat buah jambu biji merah. Fraksi etil asetat kemudian di buat krim dengan variasi konsenstrasi 3%, 4% dengan emulgator anionik (Trietanolamin/TEA) dan nonionik (Tween 80). Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH serta diamati stabilitas fisik sediaan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH. Hasil penelitian aktivitas antioksidan krim fraksi buah jambu biji merah dengan emulgator anionik (Trietanolamin/TEA) dengan IC50 sebesar 5011,022 ppm dan nonionik (Tween 80) sebesar 4636,90 ppm. Penambahan emulgator mempengaruhi aktivitas antioksidan dan sifat fisik krim pada formula sediaan krim fraksi buah jambu biji merah.
UJI AKTIVITAS SALEP MINYAK ATSIRI LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) DENGAN BASIS HIDROKARBON DAN BASIS LARUT AIR TERHADAP Staphylococcus aureus Elizabeth Kristanti Handayani; Beta Ria Erika Marita D; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 9 No 1 (2017): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v9i1.314

Abstract

Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) memiliki kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antibakteri. Untuk memudahkan pemakaian, maka minyak atsiri lengkuas merah diformulasikan dalam bentuk sediaan salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan salep minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dengan basis hidrokarbon (vaselin album) dan basis larut air (PEG 4000 dan kombinasi PEG 400 dan 4000) terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Metode penyarian yang digunakan adalah destilasi uap air selama ± 6 jam. Minyak atsiri pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 25%, 35% diuji aktivitas antibakteri. Kemudian minyak atsiri lengkuas merah konsentrasi 25% diformulasikan dalam sediaan salep dengan basis hidrokarbon (vaselin album) dan basis larut air (PEG 4000 dan kombinasi PEG 400 dan 4000). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar sumuran, dilanjutkan uji sifat fisik salep meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya proteksi, daya lekat, daya sebar dan pH. Hasil penelitian salep dengan basis hidrokarbon (vaselin album) memiliki sifat fisik salep yang lebih baik dari pada basis larut air (PEG 4000 dan Kombinasi PEG), penggunaan ketiga basis memiliki perbedaan signifikan terhadap mutu fisik salep dan efektivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
UJI EVALUASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH BASIS LEMAK DAN BASIS LARUT AIR TERHADAP AKTIVITAS Candida albicans Dyan Natalia; Mitta Aninjaya; Beta Ria Erika Marita D
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 8 No 2 (2016): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v8i2.400

Abstract

Latar Belakang :Lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bagian rimpang. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mengandung cineole, chavicol, β – caryophyllene, α – selinene dan eugenol. Secara empiris lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) berfungsi sebagai obat panu (jamur). Senyawa yang telah diteliti mempunyai efek antijamuradalah eugenol. Minyak atsiri mudah menguap sehingga kurang praktis, kurang stabil dan tidak dapat digunakan secara langsung. Untuk memudahkan pemakaian dan mengoptimalkan terapi pengobatan topikal maka minyak atsiri diformulasikan dalam sediaan salep. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan salep minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air (PEG 4000) terhadap aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode One Group Pretest Posttest. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) diperoleh dengan cara destilasi uap dan air selama ± 6 jam. Selanjutnya minyak atsiri pada konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 25% diuji aktivitas antijamur Candida albicans. Minyak atsiri konsentrasi 15% diformulasikan dalam sediaan salep dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air ( PEG 4000). Pengujian sediaan salep meliputi uji aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Pengujian aktivitas antijamur menggunakan Candida albicans dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran, sedangkan untuk Pengujian sifat fisik salep meliputi uji homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji pH dan uji daya proteksi. Data yang diperoleh dianalisis secara langsung dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan basis lemak (vaselin kuning) memiliki daya sebar 6,3 cm, daya lekat 15 detik dan pH 4,75, sedangkan basis larut air (PEG 4000) memiliki daya sebar 5,1 cm, daya lekat 9 detik dan pH 5. Untuk uji homogenitas dan daya proteksi, kedua basis memiliki hasil yang sama. Aktivitas antijamur salep basis lemak (vaselin kuning) lebih besar dari basis larut air (PEG 4000). Hal ini dapat dilihat dari diameter zona hambat basis lemak (vaselin kuning) rata – rata 14 mm dan basis larut air (PEG 4000) rata- rata 9,3 mm. Kesimpulan : Penggunaan basis lemak (vaselin kuning)dalam pembuatan salep minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) memiliki sifat fisik yang lebih bagus dibandingkan basislarut air (PEG 4000), hal ini terlihat dari nilai daya sebar, daya lekat dan pH yang lebih baik.Selain itu basis lemak (vaselin kuning) juga memiliki daya hambat antijamur lebih besar dibandingkan basis larut air (PEG 4000), hal ini ditandai dengan nilai diameter zona hambat yang lebih besar.
ANALISIS KANDUNGAN FLAVONOID EKSTRAK ETANOL 70% SIMPLISIA DAUN UNGU (Graptophyllum pictum L griff.) DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI Zidny Aulia; Mukhamad Nur Khamid; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 10 No 2 (2018): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v10i2.433

Abstract

Latar Belakang: Daun ungu berkhasiat sebagai obat yang memiliki kandungan kimia antara lain alkaloid non toksik, saponin, antosianin, flavonoid, alkohol dan lain-lain. Flavonoid di analisis dengan analisa kualitatif menggunakan KLT-Densitometri. Tujuan: Mengetahui jenis Flavonoid ekstrak etanol 70% simplisia daun ungu (Graptophyllum pictum L griff.) menggunakan metode KLT-Densitometri Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan disain Deskriptif. Serbuk daun ungu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, ekstrak yang didapat diuji skrining fitokimia dengan uji tabung analisis jenis flavonoid daun ungu dengan metode KLT-Densitometri. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun ungu mengandung Flavonoid dan jenis senyawa Flavonoid adalah rutin, heperoside, dan quercetin. Kesimpulan: Terdapat jenis Flavonoid 300 ppm didapatkan jenis rutin, 200 ppm jenis heperoside dan quercetin dan 100 ppm jenis rutin.