Supriyadi ,, Supriyadi
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penguatan karakter bangsa pada masyarakat multikultural: Peran gerakan kepanduan Hizbul Wathan Supriyadi, Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.472 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.9747

Abstract

Bangsa Indonesia yang multikultur memerlukan pendidikan untuk pembentukan karakter bangsa. Karakter bangsa atau kualitas dan kuantitas perilaku kolektif kebangsaan itu, hendaknya dibangun dengan bercirikan kekhasan keindonesiaan, yakni didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, keberagaman dan komitmen terhadap NKRI. Nilai-nilai tersebut diupayakan penanamannya ke dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku bermasyarakat berbangsa dan bernegara pada setiap insan Indonesia. Melalui pendidikan, nilai-nilai itu dikembangkan untuk membangun kemampuan diri dalam olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah raga, baik secara individual maupun kolektif. Sejak awal kelahirannya, pendidikan kepanduan, khususnya kepanduan Hizbul Wathan telah melakukan penanaman nlai-nilai kebangsaan, yakni sebagai gerakan pembela tanah air. Gerakan kepanduan ini berazaskan Islam, untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda menjadi manusia muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Program-program pendidikannya melibatkan pengembangan potensi kejiwaan individu dan mengaitkannya dengan aspek sosial kebudayaan. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan juga menetapkan kriteria persyaratan dalam setiap kenaikan jenjang. Kriteria-kriteria itu menunjukkan pendidikan capaian pendidikan karakter individu dan karakter publik, termasuk di dalamnya adalah karakter bangsa.
INDONESIA: ETNISITAS DAN NASIONALISME DALAM PERSPEKTIF SOSIAL-POLITIK DAN KEBUDAYAAN ,, Supriyadi
PKn Progresif Vol 12, No 1 (2017): .
Publisher : PKn Progresif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.914 KB)

Abstract

Indonesia sebagai negara bangsa. Bangsa Indonesia lahir mendahului berdirinya negara. Proses kelahiranya dapat dijelaskan mengikuti konstruksi teoriitisnya Benedict Anderson yang dikenal dengan ?imagined communities?. Bangsa Indonesia terbentuk melalui tumbuhnya kesatuan komunitas politis, yakni suatu gerakan kebangkitan yang menyatukan sejumlah kelompok etnis yang berakar budaya, yang terbayangkan sebagai sesuatu yang bersifat terbatas secara inheren sekaligus berdaulat. Negara bangsa ini terbentuk dengan formula pluralistik, sehingga ciri-ciri dan nilai-nilai etnisitasnya memberikan corak ke khasan pluralitas masyarakat Indonesia. Ciri dan nilai-nilai itu dapat dikembangkan menjadi identitas ke-Indonesia-an dalam kerangka integrasi bangsa, baik dalam perspektif sosial-politik, maupun kebudayaan. Dalam perspektif sosial politik, nilai-nilai etnisitas berkembang menjadi bentuk-bentuk interaksi sosial antar individu, komunitas, organisasi sosial, dan poilitik, sedangkan pada sisi kebudayaan memberikan identitas kebaikan suatu bangsa.
Praktik demokrasi dan kapitalisme di Indonesia dewasa ini Supriyadi Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.55 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v2i1.15310

Abstract

Pada sistem demokrasi, pemerintah sebagai penyelenggara negara harus memperhatikan kepentingan rakyat. Kekuasaan politik di negara berpaham demokrasi tidak boleh dilaksanakan demi kepentingan penguasa, karena di dalam kekuasaan itu terkandung kepercayaan untuk melindungi kepentingan rakyat. Kapitalisme dapat hidup beriringan dengan demokrasi, karena keduanya berbasis kebebasan warga negara. Kapitalisme sebagai paham ekonomi yang berazaskan pemilikan individu, pasar, persaingan, dan profit memberikan keleluasaan gerak usaha. Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi, tetapi secara konstitusional menolak kapitalisme. Dalam praktiknya, kemajuan demokrasi di Indonesia tak terhindar dari kapitalisme yang berimbas pada berbagai segi kehidupan yang dapat merusak demokrasi itu sendiri, akibat dari kepentingan sempit penguasa.
Penguatan literasi budaya dan kewargaan berbasis sekolah di sekolah menengah pertama Dwi Arum Sari; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v4i1.19409

Abstract

Gerakan literasi sekolah sangat diperlukan oleh pemangku kepentingan di dunia pendidikan utamanya peserta didik, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguatan literasi budaya dan kewargaan pada siswa berbasis sekolah untuk siswa Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Langkah penelitian yang digunakan dalam analisis data adalah menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan literasi budaya dan kewargaan kepada siswa berbasis literasi di Sekolah Menengah Pertama mampu memahamkan siswa dalam kaitannya gerakan literasi budaya dan kewargaan di sekolah yaitu adanya pelaksanaan pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Adanya interaksi antara petugas perpustakaan dengan siswa, penanaman nilai-nilai karakter yang di antaranya adalah nilai karakter disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, mencintai budaya sendiri, gemar membaca dan tanggung jawab, pengembangan fasilitas literasi sekolah serta tingkat keterlibatan pelaku atau tim fasilitator dalam rangka penguatan literasi budaya dan kewargaan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan program penguatan literasi dan kewarganegaraan di sekolah-sekolah.
Penguatan karakter bangsa pada masyarakat multikultural: Peran gerakan kepanduan Hizbul Wathan Supriyadi Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.472 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.9747

Abstract

Bangsa Indonesia yang multikultur memerlukan pendidikan untuk pembentukan karakter bangsa. Karakter bangsa atau kualitas dan kuantitas perilaku kolektif kebangsaan itu, hendaknya dibangun dengan bercirikan kekhasan keindonesiaan, yakni didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, keberagaman dan komitmen terhadap NKRI. Nilai-nilai tersebut diupayakan penanamannya ke dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku bermasyarakat berbangsa dan bernegara pada setiap insan Indonesia. Melalui pendidikan, nilai-nilai itu dikembangkan untuk membangun kemampuan diri dalam olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa serta olah raga, baik secara individual maupun kolektif. Sejak awal kelahirannya, pendidikan kepanduan, khususnya kepanduan Hizbul Wathan telah melakukan penanaman nlai-nilai kebangsaan, yakni sebagai gerakan pembela tanah air. Gerakan kepanduan ini berazaskan Islam, untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda menjadi manusia muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Program-program pendidikannya melibatkan pengembangan potensi kejiwaan individu dan mengaitkannya dengan aspek sosial kebudayaan. Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan juga menetapkan kriteria persyaratan dalam setiap kenaikan jenjang. Kriteria-kriteria itu menunjukkan pendidikan capaian pendidikan karakter individu dan karakter publik, termasuk di dalamnya adalah karakter bangsa.
Korelasi antara penggunaan media video dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan peserta didik Verawati Ningrum; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v3i1.17999

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya penggunaan media pada proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara penggunaan media video dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah Pakem. Jenis penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII yang berjumlah 149. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan angket, tes, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai r hitung (Pearson correlations) nilai r hitung antara X1 dengan Y adalah 0,048 < r tabel 0,361, tidak ada korelasi antara variabel (X1) dengan (Y). Selanjutnya, diketahui nilai r hitung antara motivasi belajar (X2) dengan pretasi belajar (Y) adalah sebesar 0,114 < 0,361, tidak ada korelasi antara variabel (X2) dengan (Y). Besarnya korelasi adalah 0,136, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak ada korelasi antara penggunaan media video dan motivasi belajar dengan prestasi belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan peserta didik kelas VIII tahun ajaran 2018/2019 SMP Muhammadiyah Pakem.
FEEDBACK’S EFFECT ON BUDGETARY SLACK AND SELF-EFFICACY AS MODERATION VARIABLE Rahmawati, Aryani Intan Endah; ,, Supriyadi
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 17, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aimed to examine the effect of positive and negative feedback on budgetary slack and the interaction between feedback and self-efficacy on budgetary slack under a condition of information asymmetry. Preliminary researches have tested various ways of mitigating budgetary slack practices, which did not separate the effects of positive and negative feedback. This study hypothesized that positive feedback minimizes the potential for budgetary slack under conditions of information asymmetry—and vice versa. Additionally, high self-efficacy reinforces positive feedback in reducing budgetary slack under conditions of information asymmetry—and vice versa. By employing experimental data, this study documented the results that positive feedback significantly minimizes (the potential for budgetary slacking under conditions of information asymmetry—and vice versa. However, there is no difference in the average budget slack on managers with high or low self-efficacy, who get positive feedback.
Media Sosial Sebagai Wadah Baru Mencari Keadilan Triwahyuningsih Triwahyuningsih; Supriyadi Supriyadi; Siti Zuliyah
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v5i2.24635

Abstract

Berbagai macam  kasus hukum yang diunggah oleh sebagian masyarakat di media sosial belakangan ini menimbulkan kecemasan tentang penegakan hukum di Indonesia.  Tujuan penelitian ini  ingin mendeskripsikan  penggunaan media sosial sebagai wadah baru mencari keadilan. Metode Penelitian menggunakan jenis kualitatif, pendekatan yuridis normatif dan konseptual untuk menganalisis objek penelitian yaitu media sosial sebagai wadah baru mencari keadilan. Metode pengumpulan data bahan hukum primer dan sekunder. Analisis data kualitatif deskriptif dengan tahapan display data,  reduksi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial dijadikan wadah untuk mencari keadilan karena dianggap efektif  dapat memantik reaksi sosial atas apa yang dirasa korban, disebabkan perasaan hukum masyarakat dengan masalah yang  sedang dihadapi oleh setiap korban. Etika bermedia sosial diperlukan dengan berpedoman pada norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan dan norma hukum.