Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Psychoeducation of Healthy Dating to Reduce the Risk of Sexual Violence in Female Street Children Sri Kushartati, Dessy Pranungsari Koentjoro
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 3 No 3, December 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.945 KB)

Abstract

                                                Abstract This study was conducted to determine whether psychoeducation of healthy dating can reduce the risk of sexual violence in female adolescents of street children community. Subjects in this study were 8 adolescents of street children community of City North Square of Yogyakarta. The study used one group pretest-posttest design and follow up. The results of Wilcoxon test showed that there is no significant difference between the scores of sexual violence before psychoeducational healthy dating (pretest) and after (post-test) with the Z number of -1.420 and p value of 0.156 (p> 0.05), and the decrease of the mean score was 4.44. Likewise, there was no difference between the scores of sexual assault after courting healthy psychoeducation (posttest) and during follow-up with the Z number of -1.612 and p = 0.107 (p> 0.05) and the decrease of the mean score was 4. However, there were significant differences between the scores of sexual violence before (pretest) and follow-up with z = -2.103 and p = 0.035 (p <0.05), and the decrease of the mean score was 8.44 which indicated that the application of a psychoeducational healthy dating could reduce the risk of sexual violence of girls in street children community, but it needed 1 month to be applied in the form of healthy dating behavior.Keywords: psychoeducation of healthy dating, sexual violence, street children.
Regulasi diri pada remaja putri yang pernah mengalami eksploitasi Ratri, Trifani Mayka; Kushartati, Sri
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.994 KB) | DOI: 10.26555/jptp.v2i1.17338

Abstract

Beberapa tahun terakhir ini, Indonesia mengalami kondisi yang memprihatinkan terkait dengan tingginya kasus kekerasan seksual. Agar para korban yang telah mengalami dampak dari kekerasan seksual tidak menjadi buruk, maka diperlukan adanya regulasi diri yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi diri yang dimiliki oleh remaja putri yang pernah mengalami eksploitasi seksual, faktor yang mempengaruhi regulasi diri, serta dampak yang dialami setelah eksploitasi seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang remaja putri yang pernah mengalami eksploitasi seksual. Metode pengambilan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan content analysis. Sementara untuk memenuhi syarat kredibilitas data, peneliti menggunakan metode triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek telah mampu melakukan regulasi diri dengan cukup baik. Regulasi diri dilakukan dengan cara menolak setiap pemberian yang merupakan imbalan kencan, menjual hp dan mengganti nomor, serta menghindar dan menolak untuk ditemui atau diajak kencan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor internal regulasi diri subjek terdiri dari dua hal, motivasi dari dalam diri dan kepribadian yang mudah menerima masukan dari orang lain. Motivasi muncul karena adanya penolakan atas perlakuan yang subjek terima, serta adanya observasi diri dan proses penilaian yang subjek lakukan terhadap dirinya sendiri. Faktor eksternal regulasi diri subjek yaitu terdiri dari dukungan sosial dalam bentuk emotional atau esteem support, informational support, dan companionship support dari orang-orang di sekelilingnya. Akibat eksploitasi seksual yang terjadi pada dirinya, subjek mengalami dampak secara fisik dan psikologis. 
Pemberdayaan anak jalanan Sri Kushartati
HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal Vol 1, No 2: Agustus 2004
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/humanitas.v1i2.20282

Abstract

The number of street children increasing in this last decade is our big problem due to any problem appearing. This study was conducted using one of qualitative research, called action research. Action research is a research, developed by researcher together with the decision maker. This is in accordance with the aim of this study. The aim of this study is to understand street children situation and condition as a consideration to decide strategies in conducting intervention program, especially for empowering stret children. 
Hubungan antara loneliness dan konformitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja Rahmi Fauzana Zufa; Sri Kushartati
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v3i2.21962

Abstract

Bullying merupakan salah satu permasalahan serius, terutama di lingkungan sekolah, karena mampu mempengaruhi anak-anak dan remaja. Bullying juga memiliki efek jangka pendek dan panjang pada pelaku, korban, termasuk mereka yang melihat peristiwa bullying tersebut. Dengan demikian, memahami faktor apa saja yang berhubungan erat dengan kecenderungan bullying di kalangan remaja merupakan sesuatu yang penting agar dapat melakukan pencegahan munculnya perilaku tersebut.  Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara loneliness dan konformitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA “Y” di Yogyakarta. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 138 siswa yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam mengumpulkan data meliputi skala loneliness, skala konformitas, dan skala kecenderungan perilaku bullying. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan yang sangat signifikan antara loneliness dan konformitas dengan kecenderungan perilaku bullying, 2) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara loneliness dengan kecenderungan perilaku bullying, 3) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dan kecenderungan perilaku bullying. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial bahwa loneliness dan konformitas memiliki hubungan dengan kecenderungan perilaku bullying.
Pelatihan Syukur Untuk Meningkatkan Self Compassion Pada Caregiver Anak Dengan Down Syndrome Ismi Zulaehah; Sri Kushartati
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 9 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol9.iss2.art5

Abstract

This study aims to explain the effect of grateful training in order to increase self compassion among  caregivers of children with down syndrome. Caregivers who get gratitude training were expected to have higher score at self compassion scale than the caregivers who did not get the treatment. The subjects of this study were seven adult caregivers of children with down syndrome, Muslim, female. They could be parents or closest relatives of children with down syndrome. The children with down syndrome were students of SLB PGRI Trimulyo. The kind of this research was pre-experimental with single pre-post test design. The collecting data used self compassion scale and it was analyzed by using Wilcoxon test. The hypothesis of this study was that gratitude training can increase self compassion among caregivers of children with down syndrome. The result of the study shows that there is significantly difference self compassion between before and after treatment was given. This proves that gratitude training can increase self compassion of caregivers of children with down syndrome.Keywords: caregivers, down syndrome, gratitude training, self compassion.
RELIGIOUS COGNITIVE BEHAVIOR COUNSELING TO INCREASE SUBJECTIVE WELLBEING IN ADOLESCENTS SURVIVOR OF FAMILY VIOLENCE Mutingatu Sholichah; Sri Kushartati; Erny Hidayati
Jurnal Psikologi Integratif Vol 8, No 2 (2020): Psikologi Integratif
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpsi.v8i2.1976

Abstract

Abstract. Family plays an important role in nurturing and guiding adolescents to develop their identity and character. However, for adolescents who have grown up in families that experienced conflict or even violence, they have an increased risk to develop both internalizing and externalizing problems which lead to their lower Subjective Wellbeing (SWB). Group counseling with a cognitive behavioral approach known as religious cognitive behavior counseling (RCBC) using Islamic prayer implementation, was applied to change negative cognitive distortion or self-talk, in adolescents who experienced family violence. Using experimental study, the RCBC was expected to help participants improving their well-being. Pretest and posttest were executed to measure their subjective well-being before and after the counseling for 40 participants. The results showed that RCBC significantly increased positive affect with the value of t = -2.658; p-0.005. The RCBC can be developed as an alternative intervention to increase SWB in adolescents particularly in Moslem community.Keywords: Adolescents, group counseling, religious cognitive behavior, subjective wellbeingAbstrak. Keluarga memiliki peran penting dalam proses pendewasaan dan pembimbingan remaja untuk mengembangkan identitas dan karakter mereka. Akan tetapi, remaja yang tumbuh dalam keluarga yang mengalami konflik atau bahkan kekerasan. Mereka memiliki peningkatan resiko dalam mengembangkan masalah internal dan eksternal yang menuntun mereka pada Kesejahteraan Subjektif (SWB). Konseling kelompok menggunakan sebuah pendekatan perilaku kognitif yang dikenal dengan Religious Cognitive Behavior Counseling (RCBC) menggunakan implementasi berdoa secara Islam, yang digunakan untuk mengubah distorsi kognitif atau self-talk pada remaja yang mengalami kekerasan di rumah. Penelitian kali ini menggunakan studi eksperimen dengan RCBC yang diharapkan membantu subjek meningkatan kesejahteraan subjektifnya. Pre-tes dan pos-tes dilakukan untuk mengukur keadaan kesejahteraan subjektif sebelum dan sesudah pada 40 subjek. Hasil menunjukkan bahwa RCBC secara signifikan berpengaruh positif dengan nilai t = -2.658; p-0.005. Kesimpulannya, RCBC dapat dikembangkan sebagai sebuah intervensi alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif pada remaja khususnya pada komunitas Muslim.Kata Kunci: Remaja, konseling kelompok, perilaku kognitif beragama, kesejahteraan subjektif  
Intervensi Psikososial Untuk Menurunkan PTSD dan Meningkatkan Resiliensi Warga Penyintas Bencana Tanah Longsor di Banjarnegara Choirul Anam; Mutingatu Sholichah; Sri Kushartati
Psikoislamedia : Jurnal Psikologi Vol 3, No 1 (2018): PSIKOISLAMEDIA : JURNAL PSIKOLOGI
Publisher : State Islamic University (UIN) Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.938 KB) | DOI: 10.22373/psikoislamedia.v3i1.5208

Abstract

The landslide disaster in Jemblung, Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Central Java, caused massive losses, 95 dead and 13 others missing, many wounded and loss of agricultural land and property rights and infrastructure damage. Initial assessment showed that after 9 months of the disaster, most of the survivors who participated in the study still showed symptoms of PTSD and a low level of resilience. Based on these data, this research is aimed to decrease PTSD and increase resilience among disaster survivors through psychosocial intervention. The study design is action research, involving 25 survivors. Data obtained through PTSD scale and resilience scale, analyzed by Wilcoxon-sign test statistic. Interview and observation data were analyzed qualitatively. The results showed a significant decrease in the symptoms of PTSD Z = -1,994 (p = 0.046; p <0.05), but no significant increase found in resilience score Z = -0.890, (p = 0.373; p> 0.05 ). the results of qualitative analysis showed the survivors started showing the spirit to restart the routine of making a living by producing snacks but some of the survivors had not been involved because they were still afraid to face the risks of changing jobs from farmers, so they still need further assistance
Pelatihan Syukur Untuk Meningkatkan Self Compassion Pada Caregiver Anak Dengan Down Syndrome Ismi Zulaehah; Sri Kushartati
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 9 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol9.iss2.art5

Abstract

This study aims to explain the effect of grateful training in order to increase self compassion among  caregivers of children with down syndrome. Caregivers who get gratitude training were expected to have higher score at self compassion scale than the caregivers who did not get the treatment. The subjects of this study were seven adult caregivers of children with down syndrome, Muslim, female. They could be parents or closest relatives of children with down syndrome. The children with down syndrome were students of SLB PGRI Trimulyo. The kind of this research was pre-experimental with single pre-post test design. The collecting data used self compassion scale and it was analyzed by using Wilcoxon test. The hypothesis of this study was that gratitude training can increase self compassion among caregivers of children with down syndrome. The result of the study shows that there is significantly difference self compassion between before and after treatment was given. This proves that gratitude training can increase self compassion of caregivers of children with down syndrome.Keywords: caregivers, down syndrome, gratitude training, self compassion.