Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN Kirom, Syahrul
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 21, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Study about Pancasila as an Indonesian way of life through the philosophy of science is very important when it is related to national problems nowadays. The philosophy of science which has three aspects (ontology, epistemology and axiology) can be used as a tool to solve the national problems, especially in case of corruption. The solution provides an understanding of Pancasila values.The result of study about the values of Pancasila from the philosophy of science, they are : first, the ontology, Pancasila has teachings and values, such as developing an attitude of respect among human being; second, the epistemology, Pancasila has sources of knowledge and concepts of nationalism that should be used as a guidance in the social life of Indonesia; third, the axiology, the values of Pancasila have a contribution in the lives of Indonesian people through the noble values in social justice and humanity.Keywords: Pancasila, Philosophy of Science, Ontology, Epistemology, Axiology.
Etika Samin: Suatu Kajian Filsafat Nusantara Kirom, Syahrul
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan negatif terhadap masyarakat Samin sampai saat ini masih dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat di Jawa Tengah. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena masyarakat Samin ternyata juga memiliki nilai-nilai etika dan moral tersendiri di dalam kehidupannya. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, dengan objek material ajaran moral dalam masyarakat Samin dan objek formal etika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali etika yang terdapat dalam ajaran moral masyarakat Samin tersebut.Hasil penelitian ini menegaskan bahwa ternyata ada beberapa etika di dalam kearifan lokal masyarakat Samin, yaitu etika teologi dan etika deontologi. Etika teologi bersumber pada kitab Jamus Kalimasada tentang Agama Adam yang terkait dengan keluhuran jiwa dan budi pekerti. Etika deontologi, sebagai etika kewajiban terdapat dalam ajaran masyarakat Samin, antara lain: aja srei drengki, tukar padu, dahpen kemeren, dan mbadhog colong. Prinsip ini merupakan imperatif kategoris yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari yang sekaligus berdampak pada keharmonisan alam semesta.Kata Kunci: etika, moral, Samin, deontologi, teologi.
MEMPRAKSISKAN PANCASILA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Kirom, Syahrul
CIVIS Vol 5, No 1/Januari (2015): CIVIS
Publisher : FPIPSKR Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pancasila sebagai sebuah falsafah hidup dan petunjuk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah semetisnya dijadikan acuan dalam berperilaku, bertindak dan membuat kebijakan dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Merebaknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mafia hukum menjadi sumber masalah bidang penegakan hukum, yang tidak pernah mengimplemnetasikan nilai-nilai pancasila.Tujuan dari adanya implementasi pancasila dalam penegakan hukum sebagai upaya membentuk dan memabangun kesadaran moral pada penegak hukum dalam penerapan nilai-nilai pancasila yang luhur yang mencerminkan proses keadilan bagi selurut rakyat Indonesia dan Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam penegakan hukum di Indonesia. Dalam konteks ini filsafat pancasila sebagai sebuah landasan teori, pancasila memiliki ilmu pengetahuan yang mampu menjelaskan dengan sila-sila itu sesungguhnya harus diimplementasikan, filsafat pancasila sebagai sebuah keilmuan memiliki pengetahuan yang terdiri dari aspek epistemologi, ontologi dan aksiologi. Ketiga hal tersebut digunakan untuk mengkaji hukum di Indonesia, dengan cara membangun pancasila sebagai sumber nilai-nilai yang terdiri dari lima sila untuk mengarahhkan pada penegakan hukum di Indonesia. Metode dalam penulisan adalah dengan metode deskritptif-analitis serta mengggunakan metode hermeneutik, kemudian dilakukan pencarian data-data yang paling relevan dan utama terkait dengan kajian implementasi pancasila dalam penegakan hukum serta selanjutnya dilakukan analisis yang lebih tajam sehingga menghasilkan gagasan atau ide yang kreatif. Pancasila harus diajarkan dalam sistem kelembagaan dan kejaksaan tinggi oleh pejabat hukum dan aparat penegak hukum, agar mereka tersadarkan bahwa pancasila sebagai sumber hukum telah mengajarkan cara yang baik dan adil dalam menegakkan keadilan hukum di Indonesia. Nilai-nilai pancasila harus menjadi rujukan atas setiap mengambil kebijakan dalam bidang hukum. Pancasila sebagai way of life merupakan bentuk kesadaran secara personal dan kolektif terhadap aparat penegak hukum dalam menyelesaikan setiap masalah hukum dengan berdasarkan atas pancasila.Key Word: Pancasila, Manusia, Penegakan Hukum, Kesadaran Moral.
FILSAFAT ILMU DAN ARAH PENGEMBANGAN PANCASILA: RELEVANSINYA DALAM MENGATASI PERSOALAN KEBANGSAAN Kirom, Syahrul
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 21, No 2 (2011)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.629 KB) | DOI: 10.22146/jf.3111

Abstract

Study about Pancasila as an Indonesian way of life through the philosophy of science is very important when it is related to national problems nowadays. The philosophy of science which has three aspects (ontology, epistemology and axiology) can be used as a tool to solve the national problems, especially in case of corruption. The solution provides an understanding of Pancasila values.The result of study about the values of Pancasila from the philosophy of science, they are : first, the ontology, Pancasila has teachings and values, such as developing an attitude of respect among human being; second, the epistemology, Pancasila has sources of knowledge and concepts of nationalism that should be used as a guidance in the social life of Indonesia; third, the axiology, the values of Pancasila have a contribution in the lives of Indonesian people through the noble values in social justice and humanity.Keywords: Pancasila, Philosophy of Science, Ontology, Epistemology, Axiology.
ETIKA SAMIN: SUATU KAJIAN FILSAFAT NUSANTARA Kirom, Syahrul
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.12992

Abstract

Negative images of Samin community until now is still felt by a small community in Central Java. This is not completely true because the people of Samin also has ethical values in their life. This study is a library research, with the moral values of Samin community as material object and ethics as formal object. The purpose of this study was to explore the ethics of Samin community. The results of this study confirm that there are two ethics in the local wisdom of Samin community, namely theological and deontological ethics. Theological ethics rooted in the book of the Religion of Adam Jamus Kalimasada, associated with nobleness of soul and character. Deontological ethics, as obligations contained in the teachings of Samin, such as: aja srei drengki, tukar padu, dahpen kemeren, and mbadhog colong. This principles are categorically imperative which must be implemented in daily life that also affect the harmony of the universe.
Individu Komunikatif Menurut Jurgen Habermas Dalam Perspektif Filsafat Manusia Syahrul Kirom
JURNAL YAQZHAN: Analisis Filsafat, Agama dan Kemanusiaan Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : IAIN SYEKH NUR JATI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/jy.v6i2.7205

Abstract

Manusia adalah makhluk yang unik, yang selalu menampilkan eksistensinya melalui pemikiran dan rasional. Keunikan manusia yang seperti itu telah lama dinyatakan oleh Aristoteles, filsuf klasik, bahwa manusia adalah animal rationale.  Rumusan yang seperti itu muncul dalam filsafat manusia. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, filsafat manusia saat ini mengalami pergeseran dan lebih tertarik dalam upaya  merumuskan manusia sebagai animal loquens (makhluk yang berbicara).Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptis-analitis. Metode yang digunakan adalah Hermeneutika untuk menafsirkan konsepsi pemikiran Jurgen Habermas  tentang manusia sebagai objek materialnya. Sedangkan objek formalnya adalah filsafat manusia.Hasil penelitian ini menemukan bahwa ternyata manusia tidak hanya berkutat pada wilayah refleksi diri atau makhluk yang berpikir saja. Namun manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain. Individu manusia menemukan keunikan dan kepribadian jika mampu bersikap komunikatif, sikap komunikatif ini terlahir dari rasionalitas yang digagas oleh Jurgen Habermas. Keberadaan Individu komunikatif inilah yang menjadi hakekat manusia dalam kajian filsafat manusia. Eksistensi manusia menjadi ada, jika manusia itu mampu bersikap komunikatif. Komunikatif dalam artian untuk melakukan kritik-kritik atas keberadaan masyarakat modern. Dalam konteks manusia modern, adanya identitas ego memiliki peran yang sangat siginifikant sebagai upaya melakukan komunikasi antar pribadi dan dengan manusia yang lain. Individu komunikatif inilah yang menjadi bagian dari individu diskursif dalam menuju masyarakat komunikatif.
Manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan berdasarkan nilai Pancasila Alif Lukmanul Hakim; Syahrul Kirom
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/citizenship.v3i2.17775

Abstract

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi memegang peranan penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Berhasil atau tidaknya tergantung pada kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Apalagi jika penerapannya berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan nilai ketuhanan dan kemanusiaan
Menerapkan Nilai Kearifan Lokal Budaya Samin Dalam Pemerintahan di Indonesia Syahrul Kirom
Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/tamaddun.v9i1.8028

Abstract

Abstract: The moral crisis hit the mental and character of the Indonesian nation with widespread cases of corruption, lies and dishonesty in all human activities. In fact, Indonesian culture has very good customs and traditions if we want to explore the ethical values of archipelago culture such as the Samin culture in Central Java. This paper was done using qualitative research. The formal object of this research is ethics, while the material object is the local wisdom value of the Samin community. The method used is the historical continuity method and heuristic method. This step was carried out with the aim of drawing into the history of Samin's culture and to be related to the current situation, related to the values of local wisdom of Samin culture. The results of this study conclude, that it turns out that the negative stigma against Samin culture is not good, who is ignorant and disobedient to taxes, does not want formal schooling with the aim of fighting colonialism. 1), the ethical value of honesty in the culture of samin with the slogan biasakno, kuliknano, pangucapmu, in karo karepe atimu means that it must be accustomed to between verbal and heart, that is, the values of honesty in heart and verbally must be the same, and should not lie. 2). In the words of the Samin people, dhuwekmu yo dhuwekku, mulo iku is sincere, it means that what you have is mine, then be sincere, the purpose of this expression is actually to build an act of mutual giving and receiving ours together with the intention of salig please help and be full of sincerity later who repays God. Key Words: Samin, Ethics, Culture, Local wisdom
Sejarah Masyarakat Samin 1890-1919 : Perspektif Wilhelm Dilthey Syahrul Kirom
Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/tamaddun.v8i1.5984

Abstract

Stigmatisasi negatif atas perilaku masyarakat Samin yang sangat nyleneh memiiki sejarahnya sendiri.  Sikap masyarakat Samin dengan tidak taat pajak, identika dengan kebodohan, menolak budaya baru, tidak mau sekolah formal,  tidak mau taat pada pemerintah kolonial Belanda merupakan hal yang perlu diteliti lebih lanjut dan illmiah.            Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptis-analitis untuk mengambarkan sejarah masalah lalu pada masyarakat Samin secara kritis. Sedangkan metode hermeneutika. Metode Hermeneutika ini menggunakan teori dari pemikiran Wilhelm Dilthey dengan tujuan untuk mengungkap peristiwa masa lalu dari masyarakat Samin tahun 1890-1919.            Hasil penelitian ini mengatakan bahwa, dalam mengkaji sejarah masyarakat Samin perlu memahami (verstehen) terhadap persoalan masa lalunya. Stigma negatif masyarakat Samin tidak bisa dilepaskan dari sejarah masa lalu atas penjajahan kolonialisme dengan cara memaksa atas  kerja paksa dan harus membayar pajak. Secara intrinsik, masyarakat berpura-berpura bodoh agar tidak dimanfaatkan oleh orang orang kolonial, sehingga mau membayar pajak, mau ikut kerjasama dengan Belanda.  Dibalik, knyelenehanya itu, masyarakat Samin memiliki perilaku yang positif, yakni sikap drengkei srei, tukar padu, dahpen, aja dikutil jumput, mbhedog colong artinya sikap jangan iri hati, jangan suka bertengkar, jangan mengambil yang bukan miliknya dan jangan mencuri. Stigma negatif itulah yang perlu diluruskan dari proses sejarah masa lalu dari masyarakat Samin yang ternyata mereka juga memiliki sikap dan tindakan perilaku yang baik.            
MEMPRAKSISKAN PANCASILA DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA Syahrul Kirom
CIVIS Vol 5, No 1 (2015): JANUARI 2015
Publisher : FPIPSKR Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/civis.v5i1/Januari.627

Abstract

Pancasila sebagai sebuah falsafah hidup dan petunjuk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah semetisnya dijadikan acuan dalam berperilaku, bertindak dan membuat kebijakan dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Merebaknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mafia hukum menjadi sumber masalah bidang penegakan hukum, yang tidak pernah mengimplemnetasikan nilai-nilai pancasila.Tujuan dari adanya implementasi pancasila dalam penegakan hukum sebagai upaya membentuk dan memabangun kesadaran moral pada penegak hukum dalam penerapan nilai-nilai pancasila yang luhur yang mencerminkan proses keadilan bagi selurut rakyat Indonesia dan Kemanusiaan yang adil dan beradab dalam penegakan hukum di Indonesia. Dalam konteks ini filsafat pancasila sebagai sebuah landasan teori, pancasila memiliki ilmu pengetahuan yang mampu menjelaskan dengan sila-sila itu sesungguhnya harus diimplementasikan, filsafat pancasila sebagai sebuah keilmuan memiliki pengetahuan yang terdiri dari aspek epistemologi, ontologi dan aksiologi. Ketiga hal tersebut digunakan untuk mengkaji hukum di Indonesia, dengan cara membangun pancasila sebagai sumber nilai-nilai yang terdiri dari lima sila untuk mengarahhkan pada penegakan hukum di Indonesia. Metode dalam penulisan adalah dengan metode deskritptif-analitis serta mengggunakan metode hermeneutik, kemudian dilakukan pencarian data-data yang paling relevan dan utama terkait dengan kajian implementasi pancasila dalam penegakan hukum serta selanjutnya dilakukan analisis yang lebih tajam sehingga menghasilkan gagasan atau ide yang kreatif. Pancasila harus diajarkan dalam sistem kelembagaan dan kejaksaan tinggi oleh pejabat hukum dan aparat penegak hukum, agar mereka tersadarkan bahwa pancasila sebagai sumber hukum telah mengajarkan cara yang baik dan adil dalam menegakkan keadilan hukum di Indonesia. Nilai-nilai pancasila harus menjadi rujukan atas setiap mengambil kebijakan dalam bidang hukum. Pancasila sebagai way of life merupakan bentuk kesadaran secara personal dan kolektif terhadap aparat penegak hukum dalam menyelesaikan setiap masalah hukum dengan berdasarkan atas pancasila.Key Word: Pancasila, Manusia, Penegakan Hukum, Kesadaran Moral.