Dyah Aryani Perwitasari
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA BAWANG MERAH DI KABUPATEN KULON PROGO Dian Prasasti; Dyah Aryani Perwitasari
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 2 : September 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.584 KB) | DOI: 10.12928/mf.v14i2.11236

Abstract

Di Indonesia pestisida organofosfat banyak digunakan pada tanaman buah dan sayuran seperti bawang merah. Pestisida organofosfat mengalami translokasi ke seluruh bagian tanaman sehingga residu pestisida organofosfat dapat tertinggal di umbi bawang merah yang dikonsumsi oleh masyarakat. Di Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY, pestisida organofosfat banyak digunakan terutama oleh petani bawang merah. Metode penelitian menggunakan rancangan observasional dan experimental. Sampel bawang merah diambil dari 10 petani yang tersebar di Kabupaten Kulonprogo. Kuisioner dibagikan kepada petani mengenai jenis pestisida yang digunakan dan waktu diaplikasikan oleh petani serta frekuensi penggunaan pestisida. Penentuan kadar organofosfat dilakukan dengan melakukan proses ekstraksi bawang merah dengan aseton, diklorometan, dan petroleum benzena kemudian dianalisis menggunakan kromatografi gas. Pestisida organofosfat yang diuji residunya adalah diazinon, parathion, ethion, profenofos, malation, dan klorpirifos. Hasil dari kuisioner kepada petani bawang merah, pestisida organofosfat yang digunakan adalah pestisida dengan bahan aktif profenofos dan klorpirifos dengan rata-rata penggunaan 0,5% (v/v) sekali penyemprotan. Hasil analisis residu pestisida organofosfat menunjukkan bahwa sampel bawang merah dari 1 petani mengandung diazinon dengan kadar rata-rata 1,97 ppb. Residu pestisida pada bawang merah dari 9 petani menunjukkan hasil tidak terdeteksi untuk pestisida diazinon, parathion, ethion, profenofos, malation dan klorpirifos. Batas deteksi  (LOD) untuk metode analisis pestisida organofosfat yang digunakan adalah diazinon 3,7 ppb, parathion 6,4 ppb, ethion 4,3 ppb, profenofos 4,8 ppb, malathion 1,24 ppb, dan klorpirifos 0,83 ppb.
Kualitas Hidup dan Biaya Sakit Pasien Dengue di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Herjanti Ratnawiningsih; Dyah Aryani Perwitasari; Woro Supadmi; Imaniar Noor Faridah
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i1.70539

Abstract

Jumlah kasus penyakit infeksi dengue pada tahun 2019 di Kabupaten Bantul mencapai 1.424 orang. Berdasarkan manifestasi klinis dengue terbagi menjadi dengue fever (DF), dengue haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS), dapat memberikan dampak pada kualitas hidup dan biaya sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup dan biaya sakit pasien dengue selama menjalani rawat inap. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta periode Februari - Juli 2021. Kualitas hidup dinilai menggunakan instrumen EQ-5D-5L untuk pasien dewasa dan  EQ-5D-Y untuk pasien anak, sedangkan biaya sakit diperoleh dari bagian keuangan rumah sakit yaitu biaya medis langsung.  Sebanyak 40 pasien rawat inap dengan dengue berjenis kelamin laki-laki (60%),  usia  4-20 tahun (75%) dan menggunakan asuransi BPJS (82,5%). Kualitas hidup pasien menunjukkan bahwa sebesar 80% pasien DF sedikit bermasalah pada dimensi perawatan diri, sebesar 69% dan 100% pada pasien DHF dan DSS sedikit bermasalah pada dimensi rasa sakit/ketidaknyamanan. Rata-rata biaya sakit pada pasien DF, DHF dan DSS  masing-masing sebesar  Rp 3.192.725 , Rp 2.872.517 dan Rp 5.090.190. Infeksi dengue memberikan dampak pada kualitas hidup pasien dengue. Rata-rata biaya sakit tertinggi pada pasien dengan DSS.