Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN PEDIATRI LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN FEBRILE NEUTROPENIA SELAMA PEMBERIAN KEMOTERAPIDI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA Muliyani Muliyani; Dyah Aryani Perwitasari; Rizka Andalusia; Mururul Aisyi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 11, No 1: Maret 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.775 KB) | DOI: 10.12928/mf.v11i1.1402

Abstract

Pemilihan  terapi  antibiotika  harus  berdasarkan  hasil  kultur,  pola  resistensi  serta guideline  yang  ada  karena  mikroorganisme  dan  sensitivitasnya  terhadap antibiotika  senantiasa  berubah.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk mengevaluasi penggunaan  antibiotika  pada  pasien  pediatri  dengan  leukimia  limfoblastik  akut yang  mengalami  febrile  neutropenia  selama  pemberian  kemoterapi  kanker  di RSKD  Jakarta.  Penelitian  ini  merupakan  penelitian  non-eksperimental  dengan pengambilan data secara retrospektif dan prospektif di periode bulan  Maret -April 2014.  Data  diambil  dari  rekam  medik  pasien  kemudian  dianalisis  dengan dekskriptif.  Subyek  yang  memenuhi  kriteria  inklusi  adalah  pasien  pediatri  ≤  18 tahun  yang  mengalami  febrile  neutropenia  yang  mendapat kemoterapidan Absolute Neutrophile Count(ANC) <  1500 sel/mm3 Suhu oral ≥ 38,3 °C atau 2-3x terukurnya  suhu  ≥  38°C  selama  lebih  dari  1  jam.  Pengumpulan  data  dilakukan dengan  melakukan  pencatatan  pada   form  pengambilan  data  yang  diambil  dari mediacal record.  Pada penelitian ini terdapat 25 episode pasien pediatri dengan febrile neutropenia  yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tingkat keparahan  febrile neutropenia  yang  terjadi  sebanyak  (72  %)  severe,  (24  %)  moderate  dan  (4  %) mild. Penggunaan antibiotik paling banyak cefotaxime (56 %), ceftazidime (28 %) dan berdasarkan hasil kultur (28 %). Keberhasilan terapi antibiotik empirik yang digunakan  (88   %)  dan  kegagalan  terapi  sebesar  (12  %).  Pemilihan  terapi antibiotika  pada  pasien  pediatri  leukimia  limfoblastik  akut  yang  mengalami febrile  neutropenia  sudah  sesuai  dengan  guideline  dan  pola  kuman  di  RSKD Jakarta.Kata Kunci : febrile neutropenia, antibiotika, keberhasilan terapi
Hubungan Terapi Kombinasi Mood Stabilizer dan Antipsikotik dengan Kemampuan Fungsional Pasien Gangguan Afektif Bipolar di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta : Relationship between Mood Stabilizer and Antipsychotic Combination Therapy with Functional Ability of Bipolar Affective Disorder Patients at Grhasia Mental Hospital Yogyakarta Nadia Utami Noor; Dyah Aryani Perwitasari; Sawitri Sawitri
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2021): Jurnal Sains dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.175 KB) | DOI: 10.25026/jsk.v3i5.536

Abstract

Bipolar disorder is a mental illness that can affect the functional abilities of the patients. It is persistent even in a euthymic condition. There have been number of studies on the effectiveness of mood stabilizer and antipsychotic therapy in bipolar disorder, but there is still few studies related to the effect of the combination therapy of mood stabilizer and antipsychotics on bipolar patient’s functional ability. The objectives of this study is to determine the associatioin of valproate and lithium combined with antipsychotics on functional ability of bipolar disorder patients at Grhasia Mental Hospital Yogyakarta. The study design was cohort retrospective. The data was collected from medical record. The subjects were patients who were hospitalized and undergone therapy combination mood stabilizer and antipsychotics in January-December 2018. Total of 46 patients, 38 received valproate + antipsychotic and 8 patients received lithium + antipsychotic. There was no significant association between the combination therapy group on the patient’s functional abilities [ Odds Ratio (OR) = 1,71; 95% Confidence Interval (CI): 0,37-7,95 ; p = 0,963].
COMMON SENSE SELF REGULATORY MODEL (CSSRM) PADA PASIEN DIABETES YANG MENGGUNAKAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN/ATAU ANTIHIPERLIPIDEMIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA Andrey Wahyudi; Dyah Aryani Perwitasari
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 5 No 2 (2022): March 2022
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan medication beliefs (MB) terhadap kepatuhan, hubungan antara MB, diabetes distress, persepsi dan karakteristik terhadap kualitas hidup dan luaran terapi pada pasien DMT2 di RSUD Kota Yogyakarta. Desain penelitian cross sectional. Kuesioner dalam penelitian ini : (BMQ), MARS), (EQ-5D), (DDS), (B-IPQ). Luaran terapi : GDP, G2PP, HDL, LDL, TD, Tg, dan total kolesterol. Jumlah pasien 50 terdiri dari pria sebanyak 42,0% dan perempuan 29,0%, rerata umur 46-79 tahun (63,84%). Hasil penelitian menunjukan adanya korelasi MB terhadap kepatuhan (P<0,000, P<0,000), korelasi MB terhadap luaran terapi pada pasien DMT2-Hipertensi (P<0,075), dan tidak ada korelasi pada pasien DMT2-Hiperlipidemia (P>0,335), korelasi kepatuhan terhadap luaran terapi (P<0,012, P<0,014), korelasi persepsi terhadap luaran terapi (P<0,005, 0<0,061), korelasi MB terhadap luaran terapi melalui kepatuhan (P<0,019, P<0,020), dan korelasi distres terhadap luaran terapi melalui kepatuhan (P<0,035) pada pasien DMT2-Hipertensi, pada pasien DMT2-Hiperlipidemia tidak ada korelasi (P>0,173). Konsep CSSRM penelitian ini adalah MB dan persepsi positif pasien terhadap pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan, dengan kepatuhan yang tinggi berpengaruh pada hasil luaran terapi terkontrol baik, distres dan kualitas hidup kurang berimplikasi dalam penelitian ini.