Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERPRETASI KEARIFAN LOKAL BĀ ZÌ (八字) DALAM SISTEM INFORMASI RECRUITMENT PEGAWAI UNTUK MENENTUKAN KESESUAIAN WATAK DAN PEKERJAAN Yulius Hari; Erwin R. Tan; Murpin J. Sembiring
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.348 KB)

Abstract

Menentukan sebuah sumber daya manusia adalah proses yang vital bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan diri (Cascio, 2018). Proses seleksi pegawai umumnya memiliki  berbagai tahapan seleksi dan waktu yang panjang, serta berimplikasi pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan proses rekrutmen ini. Semua proses tersebut kadang diperlukan untuk menentukan kandidat terbaik bagi perusahaan dari berbagai aplicant yang masuk khususnya pada posisi strategis seperti manager atau pimpinan. Salah satu seleksi yang umumnya dilakukan adalah dalam aspek psikologi untuk menentukan watak seseorang. Dalam penelitian ini mencoba menginterpretasikan Ba Zi, yang merupakan salah satu kearifan lokal seperti metode perhitungan weton dalam budaya Kejawen, sebagai metode dalam menentukan watak dan pekerjaan yang sesuai. Setelah mendapatkan keterangan chart pada Ba Zi, kemudian hasil tersebut diklasifikasikan oleh Naïve Bayes Classifier. Parameter tersebut dipadukan dalam sebuah sistem recruitment yang diharapkan mampu membantu dalam memberikan masukan terhadap proses pengambilan keputusan. Sistem ini dibangun mengacu pada kaidah Rapid Aplication Development (RAD), kemudian untuk teknik sampling menggunakan Proportional Random Sampling dengan skala Likert. Hasil dari sistem ini mampu menunjukkan tendency watak seseorang sehingga mampu menjadi salah satu aspek pengambilan keputusan dan mereduksi waktu proses recruitment. Kata kunci :Human Resource Management System, Recruitment System, Metode Ba Zi
Upaya pemikiran rekonstruktif awal terhadap Ekonomi Kerajaan Allah menurut Kitab Taurat: Dan sekelumit tentang kunci keberhasilan koperasi Victor Christianto; Welko Marpaung; Murpin Josua Sembiring
Jurnal Teologi Amreta (ISSN: 2599-3100) Vol. 5 No. 2 (2022): Holy Spirit inside: How the Holy Spirit works through us and within us
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54345/jta.v5i2.79

Abstract

Salah satu permasalahan utama dalam bidang ekonomi di negeri ini adalah bagaimana menafsirkan dan menjabarkan Pasal 33 UUD 1945. Namun kalau kita melihat kembali perkembangan terkini pemikiran ekonomi, ada setidaknya 3 arus besar pemikiran: mereka yang percaya sepenuhnya akan kedigdayaanekonomi pasar dan maksimalisasi profit (dipertajam oleh Milton Friedman, 1970); mereka yang percaya bahwa ekonomi yang bernuansa sosialis yang akan memberikan keadilan, dengan perkembangan terkini misalnya sistem komunitarianisme dll; dan yang terakhir adalahupaya mencari jalan tengah di antara kedua kubu tersebut, misalnya yang disebut: state capitalism, atau common prosperity (diperkenalkan oleh Presiden RRC, Xi Jinping baru-baru ini). Meski artikel ini tidak bermaksud membahas secara menyeluruh masing-masing pendekatan, namun kami berusaha melihat kembali seperti apakah corak ekonomi KerajaanAllah yang dirancang Tuhan bagi umat-Nya. Artikel ini juga merupakan salah satu upaya untuk merefleksikan Pasal 33 tersebut dalam perspektif altruisme dalam Etika Kristen, khususnya yang berhubungan dengan konsep keramahan (hospitalitas).Dalam makalah ini, kami mengajukan suatu interpretasi ulang atas ayat tersebut berdasarkan konsep yang kami usulkan untuk disebut sebagai ekonomi kesetiakawanan atau"ekonomi hospitalitas." (dalam artikel terdahulu di jurnal NPTRS, kami mengajukan terma “koinomics.” - apakah ekonomi hospitalitas dan koinomics memang sama persis, tentu perludiskusi tersendiri.) Beberapa hal yang kami pertimbangkan dalam usulan ini antara lainadalah (1) manfaat neurosains dari memberi dan bekerjasama (cooperation), (2) tradisi lokal yang memberikan nilai tinggi terhadap persahabatan, (3) budaya keramahan, (4) pendekatananti-utilitarianisme, (5) konsep identitas relasional.   ---- Abstract One of the main problems in the economic field in this country is how to interpret and explain Article 33 of the 1945 Constitution. There have been many attempts to conduct a judicial review of various laws related to Article 33. At the latest developments in economic thought, there are at least three major currents of thought: those who fully believe in the supremacy of the market economy and profit maximization, as sharpened by Friedman (1970); those who believe that a socialist economy will provide justice, with recent developments such as communitarianism, etc.; and those believing in a middle ground between the two camps, as commonly called the state of capitalism or prosperity. The President of the PRC, Xi Jinping, recently introduced the latter. Without discussing each approach thoroughly, we look at the types of the economy the Kingdom of God has designed for His people. This article also aims to reflect on Article 33 from the perspective of altruism in Christian ethics, especially those related to the concept of hospitality (hospitality). Article 33 of the 1945 Constitution says: "The economy is structured as a joint effort based on the principle of the family cooperative." (Note: this is a non-official translation.) Some economists interpret this family principle as "mechanical solidarity," which is considered outdated. We propose a reinterpretation of this verse based on a concept called the solidarity economy, or the "hospitality economy." (In the previous article in the journal NPTRS, we put forward the term "koinomics"—both the economics of hospitality and koinomics are the same, of course, and need a separate discussion.) Some other issues we consider in this paper include (1) the neuroscientific benefits of giving and cooperation, (2) local traditions that place a high value on friendship, (3) a culture of friendliness, (4) an anti-utilitarian approach, (5) the concept of relational identity.
The Impacts of Product Quality, Promotion, Brand Association, Purchase Decisions on Japanese Motorcycles Murpin Josua Sembiring; Didin Fatihudin; Anang Firmansyah
Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Volume 16 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Faculty of Economics and Business Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MATRIK:JMBK.2022.v16.i02.p03

Abstract

ABSTRAK Persaingan yang semakin ketat di dunia otomotif menuntut setiap perusahaan otomotif khususnya produsen sepeda motor untuk berinovasi mengikuti perkembangan selera dan kebutuhan pasar. Seluruh perusahaan sepeda motor, khususnya perusahaan sepeda motor Jepang, terus berjuang untuk merebut hati konsumen dan berharap produknya dapat menguasai pasar sepeda motor di Indonesia. Mereka harus menerapkan strategi bisnis mereka dengan tepat untuk memenuhi target pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, promosi, dan asosiasi merek terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang objektif, meliputi pengumpulan dan analisis data pengujian statistik. Dengan menggunakan program SPSS, data penelitian ini menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut: Y = - 0,558 + 0,158X1 + 0,235X2 + 0,196X3+e. Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil uji F menunjukkan bahwa variabel bebas kualitas produk, promosi, dan asosiasi merek secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sebagai perbandingan, uji t menunjukkan bahwa asosiasi merek merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan.