Dwi Sri Astuti
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PRIBUMISASI ILMU-ILMU SOSIAL DAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SEKOLAH Sudrajat Sudrajat; Nugraheni Catur Puntaswari; Yunike Sulistyosari; Dwi Sri Astuti
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 7, No 1 (2020): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.092 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v7i1.30848

Abstract

Ilmu sosial di negara berkembang (salah satunya Indonesia) masih mengguna-kan paradigma ilmu sosial di Barat (Eropa) sehingga dalam beberapa kasus menjadi tidak relevan ketika digunakan untuk memecahkan masalah sosial. Penelitian menggunakan metode kajian pustaka yaitu sebuah pencarian kebenaran secara otoritatif melalui pendapat dan kajian ahli yang dituliskan dalam buku dan referensi. Hasil kajian menemukan bahwa perkembangan ilmu sosial di Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari dunia Barat. Pribumisasi merupakan wacana untuk menumbuhkan pemikiran baru dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia agar lebih kontekstual. Beberapa tokoh menawarkan teori sosial alternatif yang mengkedepankan pribumisasi ilmu sosial yaitu: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, dan Zamroni. Upaya pribumisasi harus ditindaklanjuti dengan mengajarkan ilmu sosial alternatif dalam berbagai jenjang pendidikan. Pembaruan IPS Terpadu dengan pembelajaran alternatif menjadi upaya yang efektif untuk membumikan ilmu sosial yang khas Indonesia.INDIGENIZATION OF SOCIAL SCIENCES AND RENEWING OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCES LEARNING Social science in developing countries (one of which is Indonesia) still uses the social science paradigm in the West (Europe) so that in some cases it becomes irrelevant when it is used to solve social problems. The research used the literature review method, which is an authoritative search for truth through expert opinions and studies written in books and references. The results of the study found that the development of social science in Indonesia cannot be separated from the Western world. Privatization is a discourse to foster new thinking in the social sciences in Indonesia to make it more contextual. Several figures offered alternative social theories that prioritized the indigenization of social science, namely: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, and Zamroni. Indigenousization efforts must be followed up by teaching alternative social sciences at various levels of education. Integrated IPS reform with alternative learning is an effective effort to ground social science that is unique to Indonesia.