Yunike Sulistyosari
Universitas Negeri Manado

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KREATIVITAS GURU DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR IPS PADA SMP/MTS SE-KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG Sulistyosari, Yunike
Harmony Vol 3 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Program Studi IPS Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.285 KB)

Abstract

Teacher is an important factor in realizing the quality of learning. Therefore, teachers should be able to use teaching materials and able to develop learning materials creatively so that the learning goals can be achieved maximally . The purpose of this study is to know the learning materials used IPS and development of teaching materials conducted by IPS teachers.The method used in this research is descriptive qualitative research by taking research in three schools located in District of Ngadirejo. The results of this study indicate that: (1) the learning materials used in IPS learning process are text books and modules provided by the government (2) each teacher has already developed learning materials in the form of brochures, dictates, handouts, and student worksheets (3) obstacles faced by teachers in the development process are the lack of reference book, the lack of using technology and the availability of time that affect the developing of IPS teaching materials.   Guru merupakan faktor penting dalam mewujudkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu guru harus bisa menggunakan bahan ajar IPS dan dapat mengembangkan dengan kreativitas yang dimiliki agar dalam pembelajaran tersebut bisa tercapai dengan maksimal. Tujuan dari Penelitian ini ialah mengetahui bahan ajar IPS yang digunakan dan pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh guru IPS.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil penelitian di tiga sekolah yang berada di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran IPS yaitu buku paket dan modul yang disediakan pemerintah (2) masing-masing guru sudah ada yang mengambangkan bahan ajar berupa brosur, diktat, handout, dan lembar kerja siswa. (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dalam proses pengembangan yaitu referensi buku yang masih kurang, penggunaan teknologi yang masih canggung  dan waktu yang menjadi kendala utama setiap guru dalam mengembangkan bahan ajar IPS.
PRIBUMISASI ILMU-ILMU SOSIAL DAN PEMBARUAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SEKOLAH Sudrajat Sudrajat; Nugraheni Catur Puntaswari; Yunike Sulistyosari; Dwi Sri Astuti
JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia) Vol 7, No 1 (2020): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.092 KB) | DOI: 10.21831/jipsindo.v7i1.30848

Abstract

Ilmu sosial di negara berkembang (salah satunya Indonesia) masih mengguna-kan paradigma ilmu sosial di Barat (Eropa) sehingga dalam beberapa kasus menjadi tidak relevan ketika digunakan untuk memecahkan masalah sosial. Penelitian menggunakan metode kajian pustaka yaitu sebuah pencarian kebenaran secara otoritatif melalui pendapat dan kajian ahli yang dituliskan dalam buku dan referensi. Hasil kajian menemukan bahwa perkembangan ilmu sosial di Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari dunia Barat. Pribumisasi merupakan wacana untuk menumbuhkan pemikiran baru dalam ilmu-ilmu sosial di Indonesia agar lebih kontekstual. Beberapa tokoh menawarkan teori sosial alternatif yang mengkedepankan pribumisasi ilmu sosial yaitu: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, dan Zamroni. Upaya pribumisasi harus ditindaklanjuti dengan mengajarkan ilmu sosial alternatif dalam berbagai jenjang pendidikan. Pembaruan IPS Terpadu dengan pembelajaran alternatif menjadi upaya yang efektif untuk membumikan ilmu sosial yang khas Indonesia.INDIGENIZATION OF SOCIAL SCIENCES AND RENEWING OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCES LEARNING Social science in developing countries (one of which is Indonesia) still uses the social science paradigm in the West (Europe) so that in some cases it becomes irrelevant when it is used to solve social problems. The research used the literature review method, which is an authoritative search for truth through expert opinions and studies written in books and references. The results of the study found that the development of social science in Indonesia cannot be separated from the Western world. Privatization is a discourse to foster new thinking in the social sciences in Indonesia to make it more contextual. Several figures offered alternative social theories that prioritized the indigenization of social science, namely: Kuntowoyo, Sartono Kartodirjo, Mubyarto, Purwa Santoso, and Zamroni. Indigenousization efforts must be followed up by teaching alternative social sciences at various levels of education. Integrated IPS reform with alternative learning is an effective effort to ground social science that is unique to Indonesia.
Penguatan Modal Sosial Melalui Nilai Mapalus pada Pembelajaran Pendidikan IPS Yunike Sulistyosari; Ida Bagus Weda Wigena; Ida Kristianti Waruwu
ENTITA: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ejpis.v5i2.10651

Abstract

Social capital is a key aspect in nurturing inclusive and sustainable learners. Efforts to strengthen social capital in students in this era of globalization can be achieved through the integration of the "mapalus" values into Social Studies (IPS) education. This research employs a qualitative approach with data collection methods including interviews with teachers and students, observations, and document analysis. The findings of this study indicate that the integration of "mapalus" values into IPS education can be considered an effective strategy for enhancing students' social capital. Mapalus-based IPS learning encourages students to become active and responsible members of society. The local wisdom of "mapalus" values applied teaches the importance of mutual assistance and the development of social skills in students.