Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR (CPT) DAN DIAL PRESSURE LOAD (STUDI : PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT BANJARMASIN) Ahmad Marzuki; Muhammad Firdaus; Ilhami .; Sidik Sutiasno
POROS TEKNIK Vol. 4 No. 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelidikan menggunakan alat sondir (cone penetration test) bertujuan mengetahui per-kiraan kekuatan daya dukung tiang pada lapisan tanah berdasarkan perlawanan pene-trasi conus dan hambatan lekat tanah dengan menggunakan rumus empiris. Banyak me-tode empiris untuk mengetahui daya dukung pondasi tiang, diantaranya metoda lang-sung atau Direct Cone Method (DCM), metoda Schmertmann-Nottingham, dan metoda Schmertmanncombinasi Tumay dan Fakhroo.Berdasarkan asumsi dan pendekatan dari 3 (tiga) tersebut memungkinkan terjadinya da-ya dukung teoritis tiang yang berbeda dalam satu objek penelitian pada Proyek Pem-bangunan RSGM Banjarmasin. Objek penelitian menggunakan tiang pancang square 30 x 30 dengan metode pemancangan sistem Hydroulic Injection Pile dan diharapkan dari hasil pembacaan dial pressure load dapat diketahui deviasi dan akurasi perhitungan da-ya dukung teoritis.Metode dalam mengevaluasi dari 3 (tiga) daya dukung teoritis tiang berdasarkan data sondir  dan pembacaan  Dial Pressure Load untuktingkat akurasi masing-masing metode teoritis terhadap aktual menunjukan bahwa perkiraan daya dukung aktual pada lapisan tanah lempung lunak (sampai dengan 23 m) untuk ke 3 (tiga) metode teoritis mengalami penyimpangan yang cukup besar. Tetapi untuk lapisan tanah pasir dan lempung (> 22 m), metode Schmertmann-Nottingham dan Schmertmann-Nottingham combinasi Tumay dan Fakhroo mempunyai prilaku yang relatif sama dengan tingkat akurasi rata-rata 77,17 % dan 75,44 % dan mendekati nilai daya dukung actual, sedangkan DCM mempunyai tingkat akurasi rata-rata 53,48 %, mengalami penyimpangan yang cukup besar.
STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN ADDITIVE POLIMER LATEKS Muhammad Firdaus; Ibrahim .
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 13 No 2 (2013)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa jalan raya di Indonesia berada di atas tanah lempung ekspansif. Daya dukung tanah lempung ekspansif sangat dipengaruhi oleh kadar air, sehingga akan memperle-mah perkerasan jalan dalam kondisi jenuh dan akan memiliki kekuatan dalam kondisi kering. Kadar air berpengaruh besar terhadap kembang susut dan parameter kekuatan geser tanah. Pembangunan jalan-jalan yang dibangun di atas tanah lempung lunak se-ring rusak, misalnya jalan akan retak dan bergeombang sebelum umur rencana berakhir. Untuk mengatasi masalah dimana daya dukung dipengaruhi oleh kadar air, ada alternatif yang dapat dilakukan seperti stabilisasi.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tanah lempung lunak Gading Wonosari 33 km dari Yogyakarta yang dipadatkan 95% ?dmaks dengan penambahan polimer lateks 2,5%, 5%, 10% dengan waktu pemeraman 1 hari, dan kemudian melakukan uji triaksial terkon-solidasi undrained (UU), California Bearing Rasio (CBR), uji tekan bebas.    Penelitian ini menghasilkan bahwa tanah diklasifikasikan sebagai CH (berdasarkan klasi-fikasi Unified) dan A-7-6 (berdasarkan klasifikasi AASHTO). Penambahan aditif akan membuat Batas Cair (LL) menjadi turun dengan Plastic Limit (PL) tetap konstan dan mampu menurunkan Indeks Plastisitas(PI). Persentase gradasi butiran membuat fraksi bawah dan gradasi tanah lempung naik. Penambahan aditif bekerja secara efektif di CBR direndam dengan peningkatan nilai CBR dan mengurangi pengembangan tanah. Uji te-kan bebas akan lebih efektif dengan penambahan garam anorganik. Perilaku matrik suc-tion akan meningkat seiring dengan penurunan kadar air. Penelitian ini menyimpulkan bahwa polimer lateks aditif dapat mengisi dan menutupi pori tanah dan membuat kondisi kedap air serta terjadi peningkatan kekuatan tanah ketika menjadi jenuh tanpa peru-bahan karakteristik fisik apapun.
Pengaruh Agregat Gabungan Terhadap Hasil Marshall Untuk HRS-WC Dan HRS-Base Rifanie Gazalie; Muhammad Firdaus; Riska Hawinuti
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.430

Abstract

The cause of the failure and damage to the roughness of the road is because the use of asphalt with high penetration value concurent with low levels mixture asphalt and the implementation of which has not been in compliance with the existing requirements, thus reduce the age of the road plan. The most commont asphalt roughness layer failure is permanent deformation AS a result of less stability and crack due to fatigue. One of the main consideration in determe the quality of asphalt mixture is the strength of the aggregate in order to endure in compliance with road planning. The issues discussed in this research is how the combined aggregate influence towards optimum levels of asphalt and asphalt mixture stability value. The research sample is asphalt penetration 60/70, coarse aggregate Awang Bangkal and Katunun-Banjarbaru Pelaihari, fine aggregate is Barito sand, filler Awang Bangkal rock burst and Tiga Roda Cement, witch total of 48 samples with levels 5-7% asphalt. Parameters of mix are stability , flow of air cavities, Voids in Mix (VIM), Void in Mineral aggeggate (VMA), Void Filled with Asphalt (VFA), Marshall Quotient (MQ), and VIM refusal to AC-WC determined from analysis of Marshall. The result achieved is the reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.5% for combined aggregate Awang Bangkal and Katunun Lataston mixed HRS-WC and a reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.2% on the mix HRS-Base on the minimum spesification 800 kg.
Perencanaan Pembuatan Tebing Jagaan Untuk Pengendalian Banjir Sungai Bitahan Kabupaten Tapin Muhammad Firdaus; Banu Wibowo
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.433

Abstract

Sungai Bitahan berada di Kabupaten Tapin yang tepatnya berada di Desa Bitahan. Sungai ini merupakan sungai keberadaannya sangat penting bagi masyarakat, karena sebagian besar masyarakat yang beraada di sepanjang tepian sungai menggunakan air dari Sungai Bitahan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari dan juga untuk pengairan daerah persawahan serta perkebunan. Meskipun telah dibangun pengaman tebing sungai namun dalam perencanaannya kebanyakan tidak melakukan pengamatan lebih jauh tentang predikdisi tinggi debit air sungai pada musim hujan dan tidak melakukan normalisasi dasar sungai serta peninggian tebing sungai untuk menghindari terjadinya luapan pada sungai. Penyusunan laporan dilakukan dengan metode pengamatan lapangan dan perhitungan. Untuk pengukuran penampang sungai menggunakan metode manual. Lokasi pengukuran penampang yang harus diperhatikan, yaitu lebar sungai, kedalaman sungai dalam jumlah 10 titik, Tinggi muka air normal. Perhitungan kecepatan menggunakan Rumus Manning , Debit merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per unit waktu. Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit sungai adalah metode profil sungai (cross section), Dari klasifikasi Sungai, Sungai Bitahan termasuk sungai kecil dengan lebar antara 3 – 10 m. Kecepatan aliran pada saluran Sungai Bitahan kondisi normal menggunakan Rumus Manning adalah 4,25 m/det. Untuk saluran Sungai Bitahan setelah di normalisasi didapat kecepatan aliran yang menggunakan rumus Manning adalah 4,86 m/det, Untuk debit aliran saluran sungai kondisi existing pada Sungai Bitahan adalah 119,27 m3/det, debit aliran untuk saluran sungai setelah di normalisasi adalah 148,57 m3/det. Dimensi saluran pada Sungai Bitahan setelah dinormalisasi menggunakan tanggul siring berbentuk dinding kantiliver dengan lebar atas saluran A = 0,4 m, untuk lebar dasar salurannya B = 2,80 m dengan tinggi saluran H = 4,00 m dan tebal kaki pondasi D = 0,40 m. Dan hasil perhitungan daya dukung tanah pondasi untuk dinding penahan tanah kantiliver dengan keadaan tanah timbunan kering ( ), stabilitas terhadap penggeseran dinyatakan aman Fgs = 2,44 , stabilitas terhadap penggulingan aman Fgl = 2,91 dan daya dukung F = 6,83. Dinding penahan tanah kantiliver dengan keadaan tanah timbunan jenuh (), stabilitas terhadap penggeseran dinyatakan aman Fgs = 3,21, stabilitas terhadap penggulingan aman Fgl = 3,28 dan daya dukung aman FK = 11,77.
STABILISASI TANAH DENGAN MENGGUNAKAN PASIR DAN ABU SERABUT KELAPA TERHADAP NILAI CBR Gusti Alvin Erliawan; Muhammad Firdaus
Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2019
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v3i2.798

Abstract

Land is a very important basic material in a construction, because basically the soil serves as the object of all types of konstruki and as a base they saw on a structure must have the nature and power of a good support, ground the sand mixture is stabilized with 10% coconut fibres 1% ash, sand mix 10% ash 3% coconut fibers, sand mix 10% coconut fibres 5% ash. Research done in the laboratory of Geotechnical and Civil Engineering Transfortasi State Polytechnic Banjarmasin, testing is done at the programme LEVEL include: Testing water content in accordance with SNI 03-1965-2008, Heavy Type Testing in accordance with SNI 03-1964-2008, testing the limits of Liquid in accordance with SNI 03-1967-2008, testing the limits of Plastis accordance with SNI 03-1966-2008, Compaction Testing in accordance with STANDARD 03-1743-2008, and California Bearing Ratio Testing in accordance with STANDARD 03-1744-2012. From the results obtained by testing the value of the physical properties and mechanical ground on mixed 0%: 69.15% w, Gs 2.505, LL 49.50%, PL 31.64%, PI 13.61% 27.5% opt, w, Y d max 1.268 Gr/Cm3, CBR design 3.1%. From the results obtained by testing the value of the physical properties and mechanical Sand mixture soil at 10% Coconut Fibres 1% Ash: Gs (combined), 2.369 LL 49.55%, PL 33.18% PI, 16.37%, w opt 35.25%, Yd max 1.178 Gr/Cm3, CBR design of 6.8%. From the results obtained by testing the value of the physical properties and mechanical ground on mixed Sand Ash 10% 3% Coconut Fibres: Gs (combined), 2.369 LL 49.50%, PL 34.08% PI, 15.42%, w opt 25.50%, Yd max 1.205 Gr/Cm3, CBR design of 7.3%. From the results obtained by testing the value of the physical properties and mechanical Sand mixture soil at 10% Coconut Fibres 5% Grey: Gs (combined) 2.668, LL 49.40%, PL 35.79%, 13.61% PI, w opt 20.45%, Yd max 1.315 Gr/Cm3, CBR design 8.0%.
Correlation Study of the Cone Penetration Test in the Field with a Laboratory Test on Soft Soil in Banjarmasin Muhammad Firdaus; Ruspiansyah
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 3 No. 10 (2023): October, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v3i10.6530

Abstract

The very soft soil commonly found in South Kalimantan, especially in Banjarmasin, with conditions of tidal swampy land, poses a challenge when it comes to the development of areas intended for medium-scale building construction. The demands of the population and the increasing need for housing necessitate the addition of residential levels, both by the government and private entities. This will undoubtedly open up new areas, and housing development will become a top priority in order to realize this. This research process is conducted in the field and in the laboratory, using soil material tested with the cone penetration test (CPT) method and data processing to identify the type and characteristics of the soil, ensuring they remain unchanged during the analysis of field data. Original samples are also taken for the purpose of analyzing the selection of foundation reinforcement types. Very soft clay soil is identified from the location of Gunung Meranti in Banjarmasin. This data is used for the analysis of bearing capacity, settlement analysis, characteristics, and identification, which will be correlated with the results of previous testing conducted in the laboratory using the Unconfined Compression Test (UDS) method in nearby locations. The results of field investigation data in the form of manometer readings are expected to assist the author as indicators in measuring and analyzing the type and characteristics of the soil, as well as the bearing capacity of the subgrade soil in the laboratory, based on the results of the CPT