p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal INTEKNA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH BATUAN DASAR SEBAGAI PEMBENTUK KEASAMAN DI SEKITAR LOKASI PENAMBANGAN BATUBARA DI PT BNJM SITE BAHALANG DESA LALAP KABUPATEN BARITO TIMUR Lyna MARLINA, K ST.,MT
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 19 No 2 (2019): Jurnal INTEKNA, Volume 19, No. 2, Nov 2019: 69-133
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/intekna.v19i2.733

Abstract

Tingkat pencemaran di lokasi penelitian ditimbulkan karena adanya kontaminasi antara batuan dasar/material yang terekspose dengan udara, dan air (baik air dari dalam lokasi penambangan maupun air hujan). Unsur logam berat yang terdapat dalam timbunan overburden maupun batubara beroksidasi dengan mineral-mineral sufida sehingga menimbulkan potensi air asam tambang, kondisi tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya pencemaran kualitas air. Sedangkan pada batuan dasar dan lapisan batubara merupakan sumber pencemar, hal tersebut diketahui dari hasil uji analisis sampel tanah dan pengamatan langsung di lapangan, membuktikan bahwa sumber potensi air asam tambang berasal dari area lokasi penambangan, yang mana lokasi penambangan tersebut dipengaruhi oleh adanya lapisan batuan pembentukan batuan asal/dasar. Hal tersebut berhubungan langsung dengan aktivitas pembongkaran dan penggalian bahan galian yaitu batubara, yang pada kandungan lapisan batuan seperti carbon mudstone di roof, mudstone di parting, dan batulempung juga berpotensi terhadap pembentukan reaksi asam. Dengan kisaran kedalaman masing-masing lapisan adalah sekitar 0,6 meter, sehingga apabila terjadi suatu kegiatan terhadap tanah/bahan galian tersebut, maka dampaknya adalah menimbulkan adanya reaksi dari air asam tambang, yang mengakibat terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Baik pencemaran terhadap kualitas air maupun terhadap kualitas tanah.
PEMANFAATAN SISA ENDAPAN LUMPUR (BANK SOIL) DARI KOLAM PENGENDAPAN GUNA MENINGKATKAN TINGKAT KESUBURAN TANAH PADA LAHAN BEKAS DISPOSAL TAMBANG BATUBARA (STUDI KASUS DI PT PPA SITE MPP) Lyna MARLINA, K ST.,MT
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 19 No 2 (2019): Jurnal INTEKNA, Volume 19, No. 2, Nov 2019: 69-133
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/intekna.v19i2.734

Abstract

Konsep pengelolaan lingkungan bekas lahan tambang dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sederhana yaitu metode observasi. Disini media yang akan digunakan sebagai lahan uji coba adalah lahan disposal PT Mega Prima Persada (MPP), dengan memanfaatkan limbah settling ponds yang berupa lumpur. Limbah tersebut di olah dan dikaji kemudian dilakukan pencampuran material dengan top soil sehingga campuran bahan material tersebut dapat dimanfaatkan dan bisa digunakan sebagai media vegetasi. Kolam pengendapan atau dengan istilah lainnya setling ponds berfungsi sebagai tempat menampung air tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut bersama air dari lokasi penambangan, kolam pengendapan ini dibuat dari lokasi terendah dari suatu daerah penambangan, sehingga air akan masuk ke settling pond secara alami dan selanjutnya dialirkan ke sungai melalui saluran pembuangan. Berdasarkan hasil analisis terhadap 4(empat) tanah, yaitu berupa lumpur berbentuk lempung liat berpasir dan lempung berliat dari setling ponds didapatkan bahwa pH tanahnya bisa dikatakan netral/bagus, hanya 1(satu) sampel yang pH nya di bawah 6. Sedangkan untuk unsur C-organik nya memiliki persentase rata-rata di atas 1(satu) sehingga bisa disimpulkan bahwa kandungan C-organiknya masih dalam kategori rendah. Sedangkan untuk kandungan unsur Nitrogen juga masih dalam kategori rendah. material berupa sisa dari kolam pengendapan yaitu bank soil masih bisa di manfaatkan sebagai media campuran untuk top soil. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil observasi terhadap tanaman lokal maupun tanaman untuk reklamasi. Dengan melalui berbagai tahapan yang dilaksanakan. Tolak ukur parameter dari hasil uji analisis sampel menjadi pedoman, bahwa sisa material dari kolam pengendapan yaitu berupa bank soil masih bisa dimanfaatkan dan dikembangkan.