Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Tata Ruang Terhadap Perilaku Wisatawan di Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta Aisha Astriecia
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 1: Januari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1582.788 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i1.10834

Abstract

Kawasan Titik Nol Kilometer merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi satu rangkaian dengan kawasan wisata Malioboro. Kawasan Titik Nol Kilometer selain menjadi destinasi wisata, juga merupakan kawasan cagar budaya dan ruang publik yang memiliki keunikan pada fungsi keruangannya dan bangunan-bangunan tua di sekitarnya. Hal tersebut menjadikan kawasan ini sering dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat untuk berkumpulmaupun tempat singgah menikmati suasana Kota Jogja. Penataan kawasan Titik Nol Kilometer dilihat secara visual memiliki perbedaan di setiap sisinya yang mempengaruhi pola perilaku wisatawan, terutama saat malam hari. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh tata ruang di pelataran kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta terhadap perilaku pengunjung di tiap sisi pelataran. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptifobservatif. Berdasarkan hasil penelitian, pelataran sisi Barat atau zona penelitian satu cenderung jarang disinggahi pengunjung dikarenakan penataan ruang yang lebih padat, pencahayaan yang redup, dan aroma yang tak sedap, sehingga wisatawan merasa kurang nyaman berada di zona tersebut. Sedangkan di sisi Timur cenderung lebih ramai dikarenakan lebih terbuka, sehingga pengunjung dapat melihat secara menyeluruh bangunan budaya yang terdapat di kawasan ini.
Persepsi Wisatawan Terhadap Citra Kepariwisataan Di Kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta Pasca Revitalisasi Aisha Astriecia; Nararya Rahadyan Budiyono
JURNAL DESTINASI PARIWISATA Vol 8 No 2 (2020): VOL 8, NO 2 (2020): (JULY-DECEMBER) JURNAL DESTINASI PARIWISATA
Publisher : Program Studi Sarjana Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JDEPAR.2020.v08.i02.p22

Abstract

Zero Kilometre Yogyakarta is one of the tourism destination icons of Yogyakarta. From visitors’ perspectives, this destination is claimed to be the most unique one in Yogyakarta due to the multifunctional usages of the spot. Furthermore, Zero Kilometre Yogyakarta is not only used as a cultural destination, but also utilized as an interesting public space in the city. The present study aims to delineate the visitors’ perceptions about the Zero Kilometre as one of Yogyakarta’s tourist destination icons after its revitalization project. For this purposes, observation, questionnaires, and interviews were used as the data collection techniques. Moreover, the Slovin formula was utilized to determine 100 participants (57 woman and 43 men) who were randomly selected in the present study. As the data is the in form of quantitative, then the differential semantic charts were utilized for further analysis. The findings of the present study indicate that the visitors ‘perceptions about Zero Kilometre Yogyakarta 56 percent of respondent stated this area as Zero Kilometre Yogyakarta. Data from semantic differential graphic also shown positive line tendential. In fact, the revitalization project brings about positive perceptions among the visitors as they view the project has made the Zero Kilometre Yogyakarta as the most interesting spot as one of cultural tourism destinations in town. Keyword: perception, tourist, destination, image, culture
Tipologi Perubahan Fungsi Rumah Di Kampung Soropadan Sebagai Dampak Dibangunnya Pusat Perbelanjaan Hartono Mall Yogyakarta Suparno Suparno; Aisha Astriecia
Inersia: Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 18, No 1 (2022): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v18i1.48135

Abstract

Permasalahan alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat indekos di beberapa kawasan permukiman masyarakat pinggiran kota Yogyakarta seperti di Kampung Soropadan, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman ternyata telah menjadi persoalan serius bagi lingkungan setempat. Hal tersebut antara lain berupa timbulnya kepadatan bangunan terjadinya perubahan kualitas lingkungan serta kenyamanan tinggal di lingkungan permukiman.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pemilihan metode penelitian dilakukan dengan pertimbangan untuk mengamati fenomena yang terjadi di lapangan. Teknik pemilihan data primer diperoleh dengan cara melakukan observasi lapangan secara langsung, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan teknik qualitative data. Untuk mengetahui hal-hal lebih dalam dari fenomena perubahan fungsi yang ada, maka dilakukan pendekatan secara faktual dan sistematis.    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak/perubahan yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan fungsi rumah tinggal di kampung Soropadan akibat dibangunnya pusat perbelanjaan, dan pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi berupa strategi (guide line) bagi pemerintah setempat untuk menentukan kebijakan (policy) terkait pembuatan rumah indekos dan upaya untuk meminimalkan dampak yang timbul akibat berubahnya fungsi rumah tinggal menjadi indekos. Sasaran penelitian adalah rumah-rumah yang berubah fungsi menjadi tempat indekos di kampung Soropadan. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan di kampung Soropadan, ditemukan 3 (tiga) tipologi perubahan fungsi, yaitu : 1). Rumah dengan fungsi hunian dan indekos, 2). Rumah dengan fungsi hunian, indekos dan toko, 3). Rumah dengan fungsi hunian,  indekos dan tempat usaha (jasa). Munculnya ragam tipologi perubahan fungsi tersebut dipengaruhi oleh Tuntutan faktor ekonomi, tuntutan kebutuhan dan keinginan membuat sarana usaha, dan motivasi pengembangan usaha untuk mempertahankan ekonomi (survive) dan memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan penghasilan.    
Protokol Kesehatan Covid-19 di Destinasi Wisata Pasar Kebon Empring Aisha Astriecia; Septi Riana Dewi
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v4i2.870

Abstract

Destinasi Wisata Pasar Kebon Empring (Bonpring) merupakan salah satu destinasi yang baru berjalan dua tahun sebelum munculnya pandemi Covid-19. Masuknya virus Covid-19 di Yogyakarta mengakibatkan ditutupnya beberapa destinasi wisata salah satunya Bonpring. Penutupan tersebut berdampak besar bagi perekonomian masyarakat setempat karena destinasi wisata ini sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat sekitar. Pengelola yang merasa bertanggung jawab atas kegelisahan warga segera mendiskusikannya pada Dinas Pariwisata Bantul untuk menemukan titik tengah. Pada Juli 2020, destinasi ini diijinkan untuk dibuka kembali setelah dilaksanakannya sosialisasi pelaksanaan kegiatan wisata dengan starndar protokol kesehatan. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk melihat ketertiban pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 pada destinasi wisata. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang menggunakan instrumen penelitian berdasarkan pedoman pelaksanaan kegiatan wisata di masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil observasi, Bonpring telah melakukan sebagaian besar standar protokol kesehatan dalam melaksanakan kegiatan wisata. Namun, pemantauan kepada pedagang untuk menggunakan masker dengan baik masih perlu ditingkatkan. Selain itu Bonpring belum rutin untuk melakukan pembersiahan area menggunakan disinfektan. Secara umum Bonpring telah memberikan upaya yang baik dalam menerapkan kegiatan wisata dengan standar protokol kesehatan Covid-19. Namun, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan wisata harus lebih ditingkatkan.
Variety of Changes in Spatial Patterns of Residential Space in Soropadan Village as an Impact of the Development of Economic Activities Suparno; Endah Tisnawati; Aisha Astriecia
Jurnal Internasional Teknik, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4 No 2 (2022): International Journal of Engineering, Technology and Natural Sciences
Publisher : University of Technology Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.698 KB) | DOI: 10.46923/ijets.v4i2.183

Abstract

Reduced open land, traffic jams on the village's main road, disruption of the safety and comfort of the living environment are only a few effects that can result from the conversion of homes into student dormitories in the form of boarding houses. This also takes place in open residential neighborhoods outside of Yogyakarta, specifically in Soropadan Village, Condongcatur Village, Depok District, and Sleman. Descriptive qualitative research methodology is employed in this study. The decision is taken taking into account the occurrences that are seen in the field. Direct field observations were used to gather the primary data selection technique, which was subsequently used to collect data utilizing qualitative data techniques. In order to understand the numerous changes in the spatial pattern of residential housings discovered in the boarding house type student dormitory in Soropadan Village as a result of the development of economic activities, this study attempts to determine the tendency of the spatial pattern of settlements. The study's findings include the similarity of changes to the spatial layout of residences into boarding-type student dormitories with a linear layout, the spatial arrangement of boarding rooms and shared rooms forming a centralized layout with the shared room serving as the center of activity in student boarding houses, and the propensity to add boarding rooms. The location of the service area, including restrooms, laundry facilities, and kitchens, is always at the rear of the building, immediately before the road. Economic development, environmental changes, population increase, and the creation of local infrastructure are all reasons that can cause a home's usage to change from a residential to a dorm-style boarding house for students.