Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Citra Arsitektur Regionalisme dalam Redesain Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur Salfatoris Milano Yuneks Resy; Suparno Sastra
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v2i2.90

Abstract

Penyebaran informasi secara umum seharusnya menjadi media untuk menginformasikan kekayaan budaya dari suatu daerah ke daerah lainnnya. Penerapan Arsitektur Regionalisme sebagai identitas lokal pada wajah Kota, khususnya Bandar Udara Frans Seda kabupaten Sikka sebagai salah satu gerbang pintu masuk di wilayah pulau Flores ditujukan menjadi penyambut dan memperkenalkan sebagian dari keseluruhan identitas daerah yang dimiliki dalam bentuk arsitektural. Kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sekitar 6% pada tahun 2017. Jika diproyeksikan sampai dengan tahun 2030, jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan 10%. Dengan pelaksanaan otonomi khusus bagi Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama rencana pengembangan Kabupaten Sikka menjadi kota madya, dan Bandar udara Frans Seda menjadi Bandar udara alternative bagi Bandar udara Internasional El-Tari Kupang, maka dapat dipastikan jumlah pesawat, jenis pesawat, penumpang dan barang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahapan yang dilakukan dalam penulisan naskah ilmiah ini meliputi (1) studi pustaka mengenai Transportasi Udara; (2) studi pustaka mengenai manajemen transportasi dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara; (3) melakukan analisis mengenai konsep dasar pengembangan Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka berdasarkan Regionalisme sebagai identitas lokal dan visualisasi desain; (4) rumusan dan kesimpulan. Permasalahan yang di hadapi Bandar udara Frans Seda Kabupaten Sikka juga semakin kompleks. Total keseluruhan lalu lintas Bandar udara Frans Seda Kabupaten Sikka mengalami peningkatan 3% dari 5 tahun sebelumnya, dan proyeksi untuk jangka panjang sampai dengan tahun 2030, data di Bandar Udara Frans Seda secara keseluruhan mengalami peningkatan sekitar 9%. Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik secara fisik maupun manajemen transportasinya dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara, maka faktor yang paling mempengaruhi adalah pengembangan, peningkatan pelayanan, serta sarana dan prasarana yang harus disediakan. Pembahasan penerapan konsep melalui pemaknaan lokasi sebagai identitas lokal kedaerahan, ruang Bandar udara sebagai citra Tipologi-Morfologi dari identitas lokal kedaerahan, dan gubahan massa bangunan sebagai kosmologi hubungan ruang dari identitas lokal kedaerahan. Kata Kunci : Arsitektur Regionalisme, Bandar Udara, Pengembangan
Tipologi Perubahan Fungsi Rumah Di Kampung Soropadan Sebagai Dampak Dibangunnya Pusat Perbelanjaan Hartono Mall Yogyakarta Suparno Suparno; Aisha Astriecia
Inersia: Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 18, No 1 (2022): Mei
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/inersia.v18i1.48135

Abstract

Permasalahan alih fungsi rumah tinggal menjadi tempat indekos di beberapa kawasan permukiman masyarakat pinggiran kota Yogyakarta seperti di Kampung Soropadan, Kelurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman ternyata telah menjadi persoalan serius bagi lingkungan setempat. Hal tersebut antara lain berupa timbulnya kepadatan bangunan terjadinya perubahan kualitas lingkungan serta kenyamanan tinggal di lingkungan permukiman.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pemilihan metode penelitian dilakukan dengan pertimbangan untuk mengamati fenomena yang terjadi di lapangan. Teknik pemilihan data primer diperoleh dengan cara melakukan observasi lapangan secara langsung, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan teknik qualitative data. Untuk mengetahui hal-hal lebih dalam dari fenomena perubahan fungsi yang ada, maka dilakukan pendekatan secara faktual dan sistematis.    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak/perubahan yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan fungsi rumah tinggal di kampung Soropadan akibat dibangunnya pusat perbelanjaan, dan pada akhirnya dapat memberikan rekomendasi berupa strategi (guide line) bagi pemerintah setempat untuk menentukan kebijakan (policy) terkait pembuatan rumah indekos dan upaya untuk meminimalkan dampak yang timbul akibat berubahnya fungsi rumah tinggal menjadi indekos. Sasaran penelitian adalah rumah-rumah yang berubah fungsi menjadi tempat indekos di kampung Soropadan. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan di kampung Soropadan, ditemukan 3 (tiga) tipologi perubahan fungsi, yaitu : 1). Rumah dengan fungsi hunian dan indekos, 2). Rumah dengan fungsi hunian, indekos dan toko, 3). Rumah dengan fungsi hunian,  indekos dan tempat usaha (jasa). Munculnya ragam tipologi perubahan fungsi tersebut dipengaruhi oleh Tuntutan faktor ekonomi, tuntutan kebutuhan dan keinginan membuat sarana usaha, dan motivasi pengembangan usaha untuk mempertahankan ekonomi (survive) dan memenuhi tuntutan kebutuhan peningkatan penghasilan.    
Variety of Changes in Spatial Patterns of Residential Space in Soropadan Village as an Impact of the Development of Economic Activities Suparno; Endah Tisnawati; Aisha Astriecia
Jurnal Internasional Teknik, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4 No 2 (2022): International Journal of Engineering, Technology and Natural Sciences
Publisher : University of Technology Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.698 KB) | DOI: 10.46923/ijets.v4i2.183

Abstract

Reduced open land, traffic jams on the village's main road, disruption of the safety and comfort of the living environment are only a few effects that can result from the conversion of homes into student dormitories in the form of boarding houses. This also takes place in open residential neighborhoods outside of Yogyakarta, specifically in Soropadan Village, Condongcatur Village, Depok District, and Sleman. Descriptive qualitative research methodology is employed in this study. The decision is taken taking into account the occurrences that are seen in the field. Direct field observations were used to gather the primary data selection technique, which was subsequently used to collect data utilizing qualitative data techniques. In order to understand the numerous changes in the spatial pattern of residential housings discovered in the boarding house type student dormitory in Soropadan Village as a result of the development of economic activities, this study attempts to determine the tendency of the spatial pattern of settlements. The study's findings include the similarity of changes to the spatial layout of residences into boarding-type student dormitories with a linear layout, the spatial arrangement of boarding rooms and shared rooms forming a centralized layout with the shared room serving as the center of activity in student boarding houses, and the propensity to add boarding rooms. The location of the service area, including restrooms, laundry facilities, and kitchens, is always at the rear of the building, immediately before the road. Economic development, environmental changes, population increase, and the creation of local infrastructure are all reasons that can cause a home's usage to change from a residential to a dorm-style boarding house for students.