Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

COMPETITIVENESS ANALYSIS AND MARKETING STRATEGIES JAVA COFFEE GROUND COFFEE Fatmawati, Fatmawati; Kurniawan, Bagus Putu Yudhia; Suryadi, Ujang
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): OCTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (39.242 KB) | DOI: 10.30997/jp.v9i2.1161

Abstract

Bondowoso is one of the coffee planting centers in East Java with special taste (specialties) Java Coffee. The local government gives fully support to create quality processed products that can increase revenue and sales volume of ground coffee that still under ‘ose coffee’ sales. It needs study of the competitiveness of Bondowoso processed ground coffee ‘java coffee’ specialties products to assess whether the business is feasible to be developed economically or not.  This study used Analysis method using Policy Analysis Matrix. For an alternative marketing strategy used an Internal Factor Evaluation (IFE) matrix, External Factor Evaluation (EFE Internal-External (IE) and SWOT, priority marketing strategy with Analytical Hierarchy Process (AHP). The purposes of research are: 1) Knowing the competitiveness of ground coffee java coffee UD. Nuri, 2) Determining the right strategy to improve the competitiveness of ground coffee java coffee UD.Nuri. The data analysis methods used was IFE and EFE Matrices. Alternative business development strategy used IE and SWOT matrices, for business development strategy priority used AHP. Ground coffee java coffee has a comparative advantage and competitive with coefficient DRC = 0.052 and PCR = 0.489. Ground coffee java coffee agribusiness position is in quadrant I, the right strategy to improve the ground coffee UD. Nuri Bondowoso is conducting an effective promotion through social media (digital marketing). 
DAYA SAING DAN MODEL PEMASARAN SENTRA INDUSTRI USAHA KERAJINAN SANGKAR BURUNG PERKUTUT Diah Arum Savitri; Ujang Sumarwan; Bagus Putu Yudhia Kurniawan
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 1 (2014): Vol. 11 No. 1, Maret 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.989 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.1.24-32

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this study were 1) analyzing the competitiveness, 2) analyzing the market size, 3) analyzing marketing strategies’ priorities and alternatives to improve the competitiveness of industry center of dove cage in Dawuhan Mangli Village, Jember Regency. The method used in this study was descriptive analysis. The analysis tools used in this study were Porter’s Diamond Theory, BCG (Boston Consulting Group), SWOT and AHP (Analytical Hierarchy Process). Competitiveness analysis using diamond theory of Porter showed that industry center of dove cage handicraft in Dawuhan Mangli Village, Jember Regency is still weak. There are 9 components that have weaknesses while other 7 components have strengths. Market growth rate and relative market share formulated on BCG diagram are in the position of Question Marks, which means that the business has the opportunity to grow and expand but needs sufficient cash flow in order to increase its relative market. Based on SWOT and AHP analysis were obtained 7 marketing strategies with their priorities scales including: strengthening the capital, PSBP group formation, education and training, warehouse and workshop building, institutional formation of marketing and raw materials, increasing promotion, improving the quality and diversification of products. To enhance the industrial competitiveness of dove cage industry, development activities through strengthening the marketing and raw materials institution should be done.Keywords: competitiveness, marketing strategy, dove cage ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis daya saing, 2) menganalisis market size, 3) merumuskan prioritas strategi pemasaran untuk sentra industri usaha kerajinan sangkar burung perkutut di Desa Dawuhan Mangli, Kabupaten Jember. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis yang digunakan adalah Porter’s Diamond Theory, analisis BCG (Boston Consulting Group), SWOT, dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Analisis daya saing menggunakan teori berlian dari porter menunjukkan daya saing sentra industri kerajinan sangkar burung perkutut Desa Dawuhan Mangli Kabupaten Jember masih lemah. Terdapat sembilan komponen yang memiliki kelemahan, sedangkan tujuh komponen memiliki kelebihan. Tingkat pertumbuhan pasar dan bagian pasar relatifnya yang di formulasikan pada diagram BCG berada pada posisi Question Marks artinya bisnis ini memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang tetapi diperlukan aliran kas yang cukup agar dapat meningkatkan pasar relatifnya. Hasil analisis SWOT dan AHP didapatkan tujuh strategi pemasaran dengan skala prioritasnya antara lain: memperkuat permodalan, pembentukan kelompok PSBP, pendidikan dan pelatihan, pembuatan gudang dan workshop, pembentukan kelembagaan pemasaran dan bahan baku, meningkatkan promosi, meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk. Dalam meningkatkan daya saing  industri usaha kerajinan sangkar burung perkutut dibutuhkan pengembangan aktivitas melalui penguatan pengembangan kelembagaan pemasaran dan bahan baku. Kata kunci: daya saing, strategi pemasaran, sangkar burung perkutut, Jember
ANALISIS DAN MODEL STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK EDAMAME BEKU Sandryas Alief Kurniasanti; Ujang Sumarwan; Bagus Putu Yudhia Kurniawan
Jurnal Manajemen & Agribisnis Vol. 11 No. 3 (2014): Vol. 11 No. 3, November 2014
Publisher : School of Business, Bogor Agricultural University (SB-IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.965 KB) | DOI: 10.17358/jma.11.3.154-163

Abstract

Jember regency is a agricultural and plantation central area. The soybean plant is principal commodity that competes fiercely with production of corn. PT Mitratani Dua Tujuh (PT MT 27) try to find new technology by processing edamame to frozen edamame that focus in the export market. The primary market of frozen edamame besides domestic market is Japan. The aim of this research is to analyze competitiveness and formulated the priority of competitiveness alternative strategy on frozen edamame product in PT MT 27. The research method used is the analysis of competitiveness by using revealed comparative advantage to know the export performance of the product on the world market then analyze a factor of competition by using Diamond Porter's Theory. Alternative strategies are resulted from the SWOT analysis and priorities are determined by using analytical hierarchy process from the expert source. The research results about alternative strategy priority to increase the competitiveness of frozen edamame products in PT MT 27 are: (1) market diversification, (2) product diversification, (3) improve cooperation overseas, (4) develop a research and development division, (5) develop corporate social responsibility, (6) proper financial management, and (7) to develop an agricultural area greenhouse-based to avoid bad weather as tropical country. Managerial implications of this research are expanding existing markets, and develop type of product produced to satisfy the export market and also savings cost production. Keywords: competitiveness, frozen edamame, Mitratani Dua Tujuh, competitiveness strategiesABSTRAKKabupaten Jember merupakan sentra  daerah pertanian dan perkebunan. Tanaman kedelai merupakan komoditas utama yang bersaing ketat dengan produksi jagung. PT Mitratani Dua Tujuh (PT MT 27) mencoba untuk mencari terobosan baru yaitu dengan mengolah edamame menjadi edamame beku siap makan. Pasar utama edamame beku ini selain pasar domestik adalah Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis daya saing dan merumuskan prioritas alternatif strategi peningkatan daya saing produk edamame beku di PT MT 27. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage untuk mengetahui kinerja ekspor dari produk edamame beku di pasar dunia, kemudian menganalisis faktor persaingan dengan menggunakan Diamond Porter’s Theory. Alternatif strategi dihasilkan dari analisis SWOT dan ditentukan prioritasnya dengan menggunakan analytical hierarchy process dari satu narasumber ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas alternatif strategi peningkatan daya saing produk edamame beku PT MT 27 secara berurutan meliputi: (1) diversifikasi pasar, (2) diversifikasi produk, (3) meningkatkan kerjasama luar negeri, (4) pengembangan divisi Research and Development, (5) mengembangkan program Corporate Social Responsibility, (6) pengelolaan keuangan secara baik dan benar, serta (7) mengembangkan areal pertanian yang berbasis rumah kaca untuk menghindari cuaca buruk karena beriklim tropis. Implikasi Manajerial dari penelitian ini adalah mengembangkan pasar yang sudah ada, dan mengembangkan jenis produk yang diproduksi untuk memenuhi selera pasar ekspor dan juga penghematan biaya produksi. Kata kunci: daya saing, edamame beku, Mitratani Dua Tujuh, strategi daya saing
PENGARUH PERSONAL SELLING, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI KEPUASAN KONSUMEN DI TOKO BAGIAK PELANGI SARI BANYUWANGI Driyanto Wahyu Wicaksono; Bagus Putu Yudhia Kurniawan; Hariadi Subagja
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 15 No 3 (2015): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v15i3.22

Abstract

Kompetisi menjadi keniscayaan dalam setiap persoalan bisnis. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya pelaku bisnis baru. Begitupun juga yang dihadapi oleh pengusaha bagiak yang ada di Banyuwangi, tidak luput juga Toko Kue Bagiak Pelangi Sari Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung personal selling, kualitas produk terhadap keputusan pembelian melalui kepuasan konsumen. Populasi penelitian adalah konsumen yang membeli kue bagiak pelangi sari Banyuwangi. Jumlah sampel 85 responden dengan accidental sampling. Data diperoleh dengan kuesioner. Analisis data dengan deskriptif persentatif yaitu persentasi dan path analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel personal selling (X1), kualitas produk (X2) berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian. Variabel personal selling (X1), kualitas produk (X2) tidak berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian. Hasil dari uji path analysis menunjukkan bahwa personal selling (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) melalui kepuasan konsumen (Z) dan kualitas produk (X2) berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian (Y) melalui kepuasan konsumen (Z), sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan konsumen (Z) memediasi pengaruh personal selling (X1) dan kualitas produk (X2) terhadap keputusan pembelian (Y). 
STRATEGI PENINGKATAN MUTU KECAP ASIN BERBASIS HARAPAN PELANGGAN (Studi Kasus Perusahaan Kecap Asin Cap Ikan Suramas, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember) M Fatoni Kurnianto; Soetri Ono; Bagus Putu Yudhia Kurniawan
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 13 No 3 (2013): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v13i3.100

Abstract

Kecap asin merupakan industri makanan yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat. Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat konsumsi kecap menyebabkan pasar kecap asin   menjadi sangat prospektif .Hal ini menjadi daya tarik kuat bagi perusahaan besar untuk merambah kedalam bisnis pengolahan kecap asin.Persaingan usaha yang sangat ketat menyebabkan perusahaan kecap asin skala kecil kehilangan pasarnya karena mutu produk nya kalah bersaing dengan produk dari perusahaan besar. Jika dibiarkan, keadaan ini dapat berakibat pada hilangnya daya saing perusahaan kecap asin skala kecil.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi peningkatan mutuk ecap asin berbasis harapan pelanggan pada perusahaan skala kecil.Penelitian dilakukan secara studi kasus di perusahaan kecapasin cap IkanSuramas di Kabupaten Jember. Metode yang digunakan adalah Quality Function Deployment (QFD) untuk menentukan prioritas persyaratan pelanggan dan persyaratan teknis, dan fuzzy Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk merumuskan strategi peningkatan mutu produk kecap asin.Hasil penelitian menunjukkan bahwapersyaratan teknis yang menjadi prioritas untuk diperbaiki dalam rangka meningkatkan kinerja prioritas atribut mutu yang mampu memuaskan harapan pelanggan adalah  1) proses pengemasan; 2) proses distribusi dan pemasaran produk; 3) proses fermentasi; 4) proses penambahan bahan pengawet; 5) proses pemasakan dengan penambahan gula dan bumbu; dan 6) proses pengendapan dan penyaringan. Alternatif strategi peningkatan mutu kecap asin yang efektif adalah strategi Gugus Kendal iMutu (GKM).
Confirmatory Factor Analysis and the Development of a Supply Chain Management for Creating Sustainable Competitive Advantage of Coffee Production in Jember Indonesia Bagus Putu Yudhia Kurniawan; Sri Sundari; Irma Wardati
International Journal of Supply Chain Management Vol 8, No 4 (2019): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.352 KB)

Abstract

Abstract- Purpose of this research is to investigatethe factors contributing to the Sustainable Competitive Advantage (SCA) for the largest coffee producers in Jember, East Java, Indonesia based on the supply chain management.The Methode of the research has the element of survey research type one, with the combination of exploratory and confirmatory or explanatory research. This study uses a census method or complete enumeration, which is carried out on all members or elements of the population totaling 84 people. The analysis technique used in this study is the Confirmatory Factor Analysis (CFA) and pathanalysis. The result shows that the most powerful indicator as innovation measurement is leadership orientation, while the weakest one is the source of external innovation. The strongest indicator of marketing performance variable is the level of customer growth, while the weakest one is the level of sales growth. The strongest indicator as a variable measuring SCA is durability, while the weakest one is the facility of matching strategic assets owned by the company. Innovation has a direct, positive, and significant effect on marketing performance. Innovation has no significant effect on SCA, however, through marketing performance, the indirect effect of innovation on SCA is significant. Marketing performance has a direct, positive, and significant effect on SCA.