Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI KULIT BATANG BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn.) TERHADAP BAKTERI Klebsiella pneumoniae DAN Staphylococcus epidermidis BESERTA BIOAUTOGRAFINYA Dr. Muhtadi , MSi.; Ria Ambarwati; Ratna Yuliani
Biomedika Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v4i2.252

Abstract

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) is a tropical plant that has antibacterial properties. The purpose of this study was to test the antibacterial activity of bark Belimbing wuluh against Klebsiella pneumoniae and Staphylococcus epidermidis and their bioautography. Extraction methods used to research is method maceration with a solvent ethanol 96 %. Fractinations done by method partition liquid-liquid with a separating funnel. Test performed in this research covering identi� cation bacteria, the sensitivity bacteria, antibacterial activity, thin layer chromatography, bioautography. The result of antibacterial activity ethanol extract of disk diffusion method with concentrations 400 μg/disk, 800 μg/disk, 1600 μg/disk is 8±0,5; 10,34±0,58; 12,17±0,76 on Klebsiella pneumoniae, 10,17±0,29; 11±0; 11.5±0 on Staphylococcus epidermidis, n-hexane fraction with concentration 400 μg/disk, 800 μg/disk, 1600 μg/disk is 8,34±0,29; 9,34±0,29; 10,84±0,76 on Klebsialla pneumoniae, 8,5±0,5; 9,34±0,29; 10,67±0,29 on Staphylococcus epidermidis, ethyl acetate fraction with concentration 400 μg/disk, 800 μg/disk, 1600 μg/disk is 9,17±0,29; 10,34±0,29; 11,17±0,29 on Klebsiella pneumoniae and 9,5±0,5; 10,67±0,29; 12,67±1,26 on Staphylococcus epidermidis, ethanol-water fractions with concentration 400 μg/disk, 800 μg/ disk, 1600 μg/disk is 8,17±0,29; 9,17±0,29; 10±0 on Klebsiella pneumoniae, 9±0; 9,67±0,29; 10,34±0,29 on Staphylococcus epidermidis. The TLC show chemical compounds contained in the ethanol extract, n-heksan fraction, ethyl acetate fraction, and ethanol-water fraction is a compound of the saponins, alkaloids, � avonoids and phenolic. Bioautography showed that ethanol extracts, n-heksan faction, ethyl acetate fraction, and etanol-airfaction Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) bark have not antibacterial activity because there is no clear area around on plate TLC.Keywords: Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), ethanol extract, fractination, antibacterial, bioautogra� .
EFEK ANTIINFLAMASI INFUSA RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARAGENIN Tanti Azizah Sujono; Raudatul Patimah; Ratna Yuliani
Biomedika Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v4i2.253

Abstract

In-flammation is the body’s reaction to foreign substances that enter the body with signs of redness, heat, swelling, pain, and impaired organ functions. Curcuma rhizome including medicinal plants that have properties relieve the pain and inflammation of the skin. The purpose of this research was to examine the anti-iflammation effect of Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe Rhizome infusion on carrageenan induced paw edema in rats. This research used experimental method with completely randomized design. Twenty five healthy Wistar male rats, 2-3 months old and 150-250 g divided into five groups and each group consist of 5 rats. Rats in group I that served as negative control were given 2.5 mL/200gbw of aquadest. Rats in group II as positive control were given sodium diclofenac with dose of 6.75 mg/kgbw. Group III, IV, and V were given Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe Rhizome infusion with dose of 0.625, 1.250 and 2.500 g/kgbw, respectively. Treatments were given per oral 1 hour before injection of 0.1 ml carrageenan 1% subplantar. Rat paw edema volume was measured before and after carrageenan injection. The measurement was done every 0.5 hour for 6 hours observation. Area Under the Curve (AUC) that is calculated from paw edema volume data, was use to calculate percentage of anti-inflammatory effect. Data were analyzed with one way Anova and Least Signifi cant Difference with confi dence level 95%. Infusion of Curcuma zedoaria Rhizome with doses of 0,625, 1,250, and 2,500 g/kgbw had anti-inflammatory effect in Wistar male rats which were induced by Carrageenan 1%. Percentage of anti-inflammation effect (44,16+5,11)%, (48,70+7,05)%, (59,09+9,61)% respectively and the effects were equivalent with positive control.Key words: Anti-inflammation, Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe, infusion, Carrageenan.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA EKSTRAK TANAMAN TERHADAP Escherichia coli RESISTEN ANTIBIOTIK Ratna Yuliani; Muhammad Nur Prasetyo; Sternatami Liberitera
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.07 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri beberapa ekstrak tanaman dan mengidentifikasi senyawa aktif antibakteri terhadap Escherichia coli resisten antibiotik. Rimpang lengkuas (Alpinia galanga), biji pala (Myristica fragrans), kayu secang (Caesalpinia sappan), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), umbi bawang putih (Allium sativum), daun papaya (Carica papaya), daun sirih (Piper betle), daun kemangi (Ocimum sanctum), kulit biji jambu mete (Anacardium occidentale), dan daun jambu mete diekstraksi menggunakan penyari etanol 96% dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan metode difusi disk. Kromatografi lapis tipis dan bioautografi dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif antibakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan adanya zona hambat di sekitar disk yang mengandung ekstrak. Hal ini mengindikasikan bahwa semua ekstrak mampu menghambat pertumbuhan E. coli resisten antibiotik. Ekstrak bunga cengkeh mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dengan senyawa aktif eugenol. Ekstrak bunga cengkeh berpotensi dikembangkan sebagai agen antibakteri untuk melawan E. coli resisten antibiotik.
PEMBENTUKAN STRUKTUR SEL TIGA DIMENSI (3D) PADA SEL MCF-7 UNTUK PENGUJIAN SITOTOKSIK Anita Sukmawati; Ratna Yuliani; Nur Aini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.449 KB)

Abstract

Penggunaan struktur sel 2 dimensi (2D) untuk pengujian senyawa sitotoksik telah secara rutin dilakukan. Tetapi model 2D ini tidak dapat menyerupai kompleksitas sel in vivo, sehingga aktivitas antikanker yang dihasilkan mungkin akan berbeda. Kultur sel tiga dimensi (3D) memiliki bentuk yang menyerupai jaringan tumor invivo, terutama adanya interaksi matriks ektraseluler (extracellular matriks, ECM) pada sel sehingga diharapkan mampu meningkatkan sensitifitas pengujian sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembentukan sel kultur 3D pada sel MCF-7 menggunakan metode forced-floating. Pembentukan struktur 3D dilakukan dengan melakukan variasi kecepatan sentrifugasi pada sel MCF-7. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 (tanpa sentrifugasi), 800, 1000, 2000, 2700, 3900, 5500 dan 11000 rpm. Diameter sel aggregate yang terbentuk dievaluasi menggunakan mikroskop mulai hari ke-4. Pengukuran diameter aggregate dilakukan menggunakan software ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan aggregate yang memenuhi syarat untuk pengujian aktivitas anti kanker pada kultur sel 3D didapatkan dengan kondisi tanpa sentrifugasi. Kondisi ini menghasilkan agregat sel MCF-7 dengan diameter 1017 ±17 µm dan stabil selama 10 hari.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA EKSTRAK TANAMAN TERHADAP Escherichia coli RESISTEN ANTIBIOTIK Ratna Yuliani; Muhammad Nur Prasetyo; Sternatami Liberitera
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri beberapa ekstrak tanaman dan mengidentifikasi senyawa aktif antibakteri terhadap Escherichia coli resisten antibiotik. Rimpang lengkuas (Alpinia galanga), biji pala (Myristica fragrans), kayu secang (Caesalpinia sappan), bunga cengkeh (Syzygium aromaticum), umbi bawang putih (Allium sativum), daun papaya (Carica papaya), daun sirih (Piper betle), daun kemangi (Ocimum sanctum), kulit biji jambu mete (Anacardium occidentale), dan daun jambu mete diekstraksi menggunakan penyari etanol 96% dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan metode difusi disk. Kromatografi lapis tipis dan bioautografi dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif antibakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan adanya zona hambat di sekitar disk yang mengandung ekstrak. Hal ini mengindikasikan bahwa semua ekstrak mampu menghambat pertumbuhan E. coli resisten antibiotik. Ekstrak bunga cengkeh mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi dengan senyawa aktif eugenol. Ekstrak bunga cengkeh berpotensi dikembangkan sebagai agen antibakteri untuk melawan E. coli resisten antibiotik.
PEMBENTUKAN STRUKTUR SEL TIGA DIMENSI (3D) PADA SEL MCF-7 UNTUK PENGUJIAN SITOTOKSIK Anita Sukmawati; Ratna Yuliani; Nur Aini
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan struktur sel 2 dimensi (2D) untuk pengujian senyawa sitotoksik telah secara rutin dilakukan. Tetapi model 2D ini tidak dapat menyerupai kompleksitas sel in vivo, sehingga aktivitas antikanker yang dihasilkan mungkin akan berbeda. Kultur sel tiga dimensi (3D) memiliki bentuk yang menyerupai jaringan tumor invivo, terutama adanya interaksi matriks ektraseluler (extracellular matriks, ECM) pada sel sehingga diharapkan mampu meningkatkan sensitifitas pengujian sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pembentukan sel kultur 3D pada sel MCF-7 menggunakan metode forced-floating. Pembentukan struktur 3D dilakukan dengan melakukan variasi kecepatan sentrifugasi pada sel MCF-7. Variasi kecepatan yang digunakan adalah 0 (tanpa sentrifugasi), 800, 1000, 2000, 2700, 3900, 5500 dan 11000 rpm. Diameter sel aggregate yang terbentuk dievaluasi menggunakan mikroskop mulai hari ke-4. Pengukuran diameter aggregate dilakukan menggunakan software ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan aggregate yang memenuhi syarat untuk pengujian aktivitas anti kanker pada kultur sel 3D didapatkan dengan kondisi tanpa sentrifugasi. Kondisi ini menghasilkan agregat sel MCF-7 dengan diameter 1017 ±17 µm dan stabil selama 10 hari.