Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengelolaan Sampah Daur Ulang Sebagai Kreasi Seni Masyarakat Doudo Latifah Handayani; Setyo Yanuartuti
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 1 (2020): ANTHROPOS JULI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v6i1.16082

Abstract

Society can be called the human life that is in a single unit, interact with each other according to the prevailing custom system, is continuous, and is bound by shared identity. Doudo Village, until 2015, had a serious problem with household waste problems. The community as the party involved, is obliged to manage household rubbish as an effort to protect the environment. The method used in this study is a qualitative method by taking a case in Doudo Village. The purpose of this study is to explain the Doudo Village Community system which has two ways of managing their household waste. Namely, through the garbage bank, which is deposited once a week. Then also, how they process the results of the garbage bank into an art creation, which has a sale value. The results of this study can be seen from changes in local values in producing a creative economy. In the form of weekly income of residents who deposit waste at the Trash Bank. As well as artistic creations made from the results of garbage collection at the Trash Bank itself.
BUKU SUPLEMEN PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK TIRANDO MUSIC EDUCATION Bella Elmar Putri Tida; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.64 KB) | DOI: 10.26740/jps.v9n2.p193-205

Abstract

Buku suplemen pembelajaran vokal merupakan sebuah buku penunjang dimana materi buku disusun berdasarkan kebutuhan akan materi pembelajaran vokal tingkat dasar. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab ketiga rumusan masalah yaitu: (1) proses pengembangan buku suplemen, (2) kualitas buku suplemen ditinjau dari aspek materi, bahasa, dan desain, (3) keefektifan buku suplemen ditinjau dari responden. Metode yang digunakan dalam proses pengembangan ini yakni penelitian dan pengembangan, atau yang lebih dikenal dengan Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ADDIE yang memiliki kepanjangan Analyze (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan, proses pengembangan melalui tahap analisis untuk mengidentifikasi kebutuhan/ problem dalam pembelajaran vokal tingkat dasar. Tahap desain yaitu menyusun dan merancang desain produk dilanjutkan pembuatan produk. Produk selanjutnya divalidasi, hasil validasi menunjukkan buku suplemen pembelajaran vokal layak digunakan dalam pembelajaran dengan persentase hasil akhir validasi materi 85%, validasi bahasa 75%, dan validasi desain 87,5%. Tahap selanjutnya dilakukan uji coba produk kepada responden yang terdiri dari headmaster, guru vokal dan peserta didik vokal di Tirando Music Education untuk memperoleh nilai keefektifan produk. Keefektifan buku ditinjau dari kepraktisan penggunaannya, mencapai nilai rata-rata 93,12%. Dari hasil tersebut, buku suplemen pembelajaran vokal termasuk dalam kriteria sangat efektif.
STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL UNTUK ANAK-ANAK DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO MARGOREJO SURABAYA Zuly Indah Setyawati; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.553 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n1.p1-14

Abstract

Purwacaraka Music Studio (PCMS) merupakan lembaga musik nonformal yang didirikan oleh komponis dan musisi Indonesia yaitu Purwacaraka. PCMS menghasilkan banyak musisi khususnya penyanyi serta meraih banyak prestasi. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh peran tenaga pendidik yang memiliki latar belakang berpengalaman di bidang musik serta mampu mengembangkan bakat siswa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis strategi dan hasil pembelajaran vokal untuk anak-anak di PCMS Margorejo Surabaya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara terstrukur, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara sistematis meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil pembahasan menyatakan bahwa strategi pembelajaran vokal mengoptimalkan, persiapan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran. Strategi tersebut telah menjadikan siswa lebih efektif dalam proses pembelajaran vokal terkhusus pada usia anak-anak. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meliputi aspek-aspek penilaian yang terdiri dari aspek sikap (kehadiran, kedisiplinan, bersosialisasi, keaktifan) serta aspek keterampilan (pernafasan, vokalisi, artikulasi, sikap badan, miking, intonasi, phrasering, ekspresi pada saat menyanyikan lagu). Berdasarkan evaluasi tersebut pembelajaran vokal pada anak-anak di PCMS memiliki kualitas yang baik dan tenaga pendidiknya juga profesional dalam mengajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil pembelajaran pada laporan lembar belajar siswa dengan nilai yang baik.
PEMBELAJARAN RONTEK UNTUK MENGENALKAN NILAI KEARIFAN LOKAL DI SDN 2 JERUK PACITAN Puput Anjar Pratiwi; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.819 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n1.p54-67

Abstract

Musik rontek merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kabupaten Pacitan. Musik rontek berbentuk ansambel musik dengan instrumen utama the-thek (kenthongan). Dalam musik rontek terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang harus diwariksan kepada generasi muda. SD Negeri 2 Jeruk menggunakan musik rontek untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis ada 4 tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam musik rontek terkandung nilai-nilai kearifan lokal yaitu religiusitas, nasionalis, kesederhanaan dan kerja sama. Tujuan pembelajaran musik rontek adalah untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam musik rontek. Pembelajaran musik rontek di SD Negeri 2 Jeruk dilaksanakan dengan cara mengintegrasikan kedalam muatan pelajaran Seni Budaya dan Prakarya kelas IV. Materi yang digunakan adalah materi seni musik dengan kompetensi dasar 3.2 mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada dan 4.2 menyanyikan lagu dengan memperhatikan tanda tempo dan tangga nada. Guru menggunakan metode ceramah dan metode demontrasi. Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan rubrik penilaian dengan kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Dari hasil pembelajaran menunjukkan bahwa musik rontek dapat digunakan untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal.
PENGEMBANGAN BUKU POP UP MATERI TOPENG JATIDUWUR JOMBANG UNTUK ANAK SD Niken Nilasari; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.202 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n1.p82-92

Abstract

Pembelajaran di SD bersifat tematik. Dalam setiap tema terdapat muatan Seni Budaya, salah satuya mengenalkan budaya nusantara. Namun, dalam buku tersebut belum mengenalkan Buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran Seni Budaya di SD Jombang selama ini menggunakan daya lokal. Sehingga peneliti ingin mengembangkan buku Pop Up materi Topeng Jatiduwur Jombang. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) proses pengembangan produk, 2) kualitas produk, 3) kepraktisan buku Pop Up materi Topeng Jatiduwur Jombang. Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Proses pengembangan buku ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data yaitu berupa angket dan instrumen lembar validasi ahli. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengembangan buku gambar berbasis buku Pop Up Topeng Jatiduwur ini dianalisis berdasarkan fakta yang ada di lapangan yaitu di SD Negeri Jombatan 3 Jombang. Tahap perancangan produk dimulai dari perancangan materi sampai dengan desain tampilan buku. Tahap pengembangan dilakukan melalui dua kali proses validasi dan satu kali uji coba. Kualitas buku gambar berbasis buku Pop Up dapat dikategorikan layak/sangat layak dilihat dari hasil persentase validasi materi yaitu 86,67% dengan kategori sangat layak. Hasil validasi bahasa pada validasi I dan II 66,67% dan 82% dengan kategori sangat layak. Hasil validasi kegrafikan pada validasi I dan II 76% dan 84% dengan kategori sangat layak. Kepraktisan buku gambar berbasis buku Pop Up Topeng Jatiduwur Jombang dilihat dari hasil respon siswa yang awal masih belum mengerti topeng sampai respon akhir menjawab ya/100% di angket respon siswa, sedangkan respon guru mendapat 98% kedua angket respon tersebut masuk dalam kategori sangat layak. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba maka dapat disimpulkan bahwa buku gambar berbasis buku Pop Up Topeng Jatiduwur Jombang ini tergolong sangat layak untuk siswa SD yang berusia 7-10 tahun di sekolah yang ada di kota Jombang.
PEMBELAJARAN KONSEP MUSIK BARAT MELALUI PENGALAMAN BELAJAR TONALITAS DI SMA LABSCHOOL UNESA KELAS XI Agus Mahendra; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.839 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n1.p120-135

Abstract

Pembelajaran konsep musik barat merupakan salah satu materi di SMA kelas XI. Pembelajaran musik barat secara umum sangatlah kompleks dalam mengenal musik tonal, modal, atonal. Dengan kompleksnya materi ini, dalam pembelajaran memerlukan pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam penguasaannya. Di SMA Labschool Unesa, pembelajaran konsep musik barat ini dilaksanakan menggunakan pengalaman belajar tonalitas, maka hal tersebut sangat menarik dan perlu di kaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran musik barat melalui pengalaman belajar tonalitas, (2) bagaimana hasil pelaksanaan melalui pengalaman belajar tonalitas. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini pembelajaran musik barat dengan menggunakan pengalaman belajar tonalitas di SMA Labschool Unesa. Sumber data primer dalam penelitan ini adalah peristiwa pembelajaran musik yaitu guru dan siswa sebagai subjek pelaku pembelajaranya, sedangkan sumber sekundernya adalah perangkat pembelajaran musik barat, dan foto pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/simpulan. Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran musik barat menggunakan pengalaman belajar tonalitas bagi SMA kelas XI meliputi materi konsep musik tonal. Evaluasi pembelajaran dengan pengalaman belajar tonalitas tujuan guru memeratakan musikalitas dengan metode drill. Siswa praktek bernyanyi lagu “happy birthay” dalam hasil berupa penilaian.
PEMBELAJARAN TARI REOG KENDANG PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SLB C NEGERI TULUNGAGUNG Yulfia Putri Rahayu; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.852 KB) | DOI: 10.26740/jps.v10n2.p275-295

Abstract

Pembelajaran tari Reog Kendang di SLB C Negeri Tulungagung merupakan pembelajaran tari khas daerah Tulungagung yang diikuti oleh peserta didik penyandang tunagrahita. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran tari Reog Kendang pada anak tunagrahita, hasil pembelajaran tari Reog kendang serta apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran tari Reog Kendang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan 1) Proses pembelajaran mengalami penyesuaian yaitu pada ragam gerak yang disederhanakan, musik tari yang menggunakan rekaman, durasi yang dipersingkat menjadi kurang lebih 5 menit, tempo gerak yang lebih lambat, dan pola lantai yang hanya menggunakan pola sederhana seperti garis lurus, segi empat, lingkaran, jajar genjang dan trapesium serta metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yakni metode demontrasi repetisi. 2) Hasil pembelajaran menunjukan hasil yang baik, dibuktikan dari nilai yang didapat oleh 6 peserta didik dengan rentang nilai 88,5 – 90. Faktor utama pendukung proses pembelajaran tari berasal dari semangat belajar tinggi dari peserta didik serta dukungan dari orang tua dan pihak sekolah, sedangkan salah satu faktor yang menghambat proses pembelajaran tari adalah perhatian peserta didik mudah teralihkan oleh hal-hal yang terjadi di sekitarnya saat pembelajaran berlangsung.
PEMBELAJARAN GAMELAN JAWA MENGGUNAKAN APLIKASI “GATOEL” DI SMAN 1 KAWEDANAN MAGETAN Dinni Ella Sintia; Setyo Yanuartuti
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.251 KB) | DOI: 10.26740/jps.v9n1.p81-94

Abstract

Dalam proses pembelajaran, pendidik selalu memberikan pembelajaran yang menarik kepada peserta didiknya. Salah satunya pembelajaran Gamelan Jawa menggunakan aplikasi “Gatoel” yang diterapkan pendidik di SMAN 1 Kawedanan Magetan. Media yang digunakan smartphone berbasis OS Android. Hal tersebut dikarenakan kurangnya sarana prasarana sekolah yaitu Gamelan Jawa, sehingga pendidik berupaya memberikan materi tentang pengenalan bermain Gamelan Jawa melalui sebuah aplikasi yang terdapat pada smartphone Android. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi dan hasil pembelajaran Gamelan Jawa menggunakan aplikasi “Gatoel“ di SMA N 1 Kawedanan Magetan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, serta metode praktik. Model dalam pembelajaran ini discovery learning, dengan pendekatan scientific learning. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Gamelan Jawa menggunakan aplikasi “Gatoel” dapat berjalan dengan baik dan sesuai prosedur pembelajaran. Hal ini dibuktikan tingkat pemahaman materi yang baik serta antusias peserta didik dalam pembelajaran ini. Hasil pembelajaran Gamelan Jawa menggunakan aplikasi Smartphone “Gatoel” di SMAN 1 Kawedanan sudah memenuhi pencapaian tujuan dalam pembelajaran. Terbukti respon 56% peserta didik sangat baik dan tes akhir menunjukkan bahwa nilai rata-rata > 80 peserta didik adalah 83% dalam pembejaran ini.
Tari Greget Sawunggaling sebagai ikon kota Surabaya Hanidar Fejri Diagusty; Setyo Yanuartuti; Eko Wahyuni Rahayu
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i1.19247

Abstract

Surabaya sebagai bagian dari etnis Arek memiliki budaya yang beragam dan khas, salah satunya dalam seni tari terdapat tari Greget Sawunggaling yang menjadi ikon kota Surabaya. Sebagai visualisasi tokoh Sawunggaling yang  menjadi ikon kota memunculkan rumusan masalah bagaimana fenomena pada tari Greget Sawunggaling sehingga menjadi ikon kota dan mengapa tari Greget Sawunggaling dapat menjadi ikon kota. Dari rumusan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fenomena Greget Sawunggaling sehingga menjadi ikon kota dan menjabarkan alasan tari Greget Sawunggaling dapat menjadi ikon kota Surabaya. Adapun metode pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui kajian identitas. Metode untuk mengecek keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data di mana dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi, serta observasi. Hasil dari penelitian ini sebagai kajian interdisiplin dikupas secara teks maupun konteks kajian tari. Dalam teks ditemukan adanya karakterisasi dari transformasi Remo gaya Suroboyoan dan pemaknaan simbol bentuk sajian yang dilihat secara ikonografis maupun semiotika. Secara kontekstual dikupas dari historis fenomenologi dan nilai-nilai yang sesuai dengan pandangan hidup Arek Suroboyo yang meliputi nilai kepahlawanan, Pendidikan, dan ketrampilan yang menjadikan tari ini sebagai ikon kota Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah kesesuaian tokoh Sawunggaling yang diangkat dalam karya tari ini dengan karakter dan pandangan hidup arek Suroboyo sehingga dapat menjadi identitas budaya.   Surabaya as part of the Arek ethnic group has a diverse and distinctive culture, one of which is the Greget Sawunggaling dance which is an icon of the city of Surabaya. As a visualization of the Sawunggaling character who became an icon of the city, it raises the formulation of the problem of how the phenomenon in the Greget Sawunggaling dance becomes an icon of the city and why the Greget Sawunggaling dance can become an icon of the city. From this formulation, the purpose of this research is to reveal the phenomenon of Greget Sawunggaling so that it becomes an icon of the city and to describe the reasons why Greget Sawunggaling dance can become an icon of the city of Surabaya. The method of this research approach is descriptive through identity studies. The method to check the validity of the data is done by triangulation of data where the data collection is done by interviews and documentation, as well as observation. The results of this study as an interdisciplinary study are described in the text and context of dance studies. In the text, it is found that there is a characterization of the Remo transformation in the Suroboyoan style and the meaning of the symbol of the form of the dish which is seen both iconographically and semiotically. Contextually, it is analyzed from historical phenomenology and values ​​that are in accordance with Arek Suroboyo's view of life which includes the values of heroism, education, and skills that make this dance the city of Surabaya. The conclusion of this study is in accordance with the Sawunggaling character who was appointed in the work of art with the character and way of life of the Suroboyo arek so that it can become a cultural identity.
Kajian Struktur Pertunjukan Tari Gandhong di Desa Bangun Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek Femilia Kristian Arum Sari; Setyo Yanuartuti
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol 4, No 2 (2020): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, DESEMBER 2020
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.312 KB) | DOI: 10.24114/gondang.v4i2.20127

Abstract

Gandhong Dance is a dance that was created for the ritual procession at a ritual ceremony performed at Coban Wono Asri which is located in Bangun Village, Munjungan District, Trenggalek Regency. The focus of the problem in this paper is that Gandhong Dance has a performance structure that is unique and different from the others, so this paper aims to examine more deeply the performance structure of Gandhong Dance. In order to approach this problem, Ben Suharto's translation of Jackquline Smith (1985) is used as a theoretical reference, that the structure is a form consisting of forms and forming elements that are interrelated according to its function and are inseparable in a unified form. Data were collected through observation, interviews and documentation and were analyzed using a qualitative approach. This study concludes that Gandhong Dance, in one package of this Gandhong Dance performance there is a separate sub-theme in which there are only small themes forming the sub-theme.