Rahmat Kurniawan
Universitas Negeri Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Persebaran To Lotang Setelah Aksi DI/TII di Kabupaten Sidenreng Rappang 1966-2018 Rahmat Kurniawan; Bahri Bahri; Asmunandar Asmunandar
PATTINGALLOANG Vol. 8, No. 1, April 2021
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v8i1.18466

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang persebaran To Lotang setelah aksi DI/TII di Kabupaten Sidenreng Rappang, Wilayah-wilayah yang ditempati bermukim oleh To Lotang di Kabupaten Sidenreng Rappang hingga kondisi sosial-budaya ekonomi masyarakat To Lotang. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi Towani Tolotang tersebar ke berbagai daerah yang ada di kabupaten Sidrap merupakan dampak terjadinya Aksi DI/TII di Kabupaten Sidrap. Towani Tolotang kemudian pergi mencari daerah yang aman seperti daerah Buae yang mayoritasnya beragama Islam. Dimana ketika Towani Tolotang berbaur dengan masyarakat Muslim maka mereka dianggap tidak kafir oleh rombongan DI/TII yang ingin mendirikan Negara Islam. Selain itu faktor yang mempengaruhi persebaran To Lotang ke berbagai daerah ialah kebiasaan Mabekke’ (Membuka Lahan). Setelah aktivitas DI/TII di Kabupaten Sidrap hilang Uwa’ yang berada di Amparita kemudian memerintahkan warganya untuk menyebar ke berbagai daerah dengan alasan untuk Mabekke’. Dalam hal ini membuka lahan dijadikan sebagai mata pencaharian dari masyarakat To Lotang. Meskipun pada awalnya Towani Tolotang mendapatkan diskrimnasi dan tidak diakui oleh negara kepercayaannya. Tapi  usaha dan totalitas dari masyarakat Tolotang tetap ada dan bertahan hingga saat ini. Akhir dari penelitian, menunjukkan bahwa Towani Tolotang meskipun tersebar ke berbagai daerah mereka tetap mempertahankan adat dan kebudayaannya sebagai Towani Tolotang dan menjadikan Amparita sebagai First Home-nya (Rumah pertama). Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristic, kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi dan historiografi. Kata Kunci : Persebaran, To Lotang, Sidenreng Rappang
RESPON PENGALAMAN ESTETIS PENONTON PENTUNJUKAN WAYANG KULIT SINGKAT DI MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA Rahmat Kurniawan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.39060

Abstract

Penelitian ini menfokuskan kepada pertunjukan Wayang Kulit Singkat di Yogyakarta, pertunjukan ini dikemas menjadi singkat sebagai bentuk dari apresiasi wisatawan supaya bisa dinikmati. Secara umum Pertunjukan wayang yang biasanya di sajikan dalam waktu yang cukup lama sekitar tiga sampai empat jam dipersingkat menjadi satu jam. Metode yang digunakan adalah pengamatan terhadap respon pentonton wayang singkat yang terbagi antara penonton wisata lokal dan internasional. Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian di lapangan yaitu Inovasi yang dibuat oleh Museum Sonobudoyo inilah yang membuat pengalaman estetis penonton berbeda dari pertunjukan biasanya dan dalam upaya untuk melestarikan suatu kebudayaan dengan suatu kemasan yang unik. Pengalaman itu dilihat dari reaksi wisatawan yaitu wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Dari kedua kategori itu mengalami pengalaman estetis yang berbeda seperti respon, reaksi, perilaku, ekpresi wajah dan gestur mereka ketika menonton wayang.Kata Kunci: Estetis, Wayang Kulit, Museum, Respon Musikal. 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SENI RUPA KELAS IX UPT SMPN BENTENG NO.1 KEPUALAUAN SELAYAR Kahar Karim; Rahmat Kurniawan; Andi Fauziyah Hijrina
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i2.40959

Abstract

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi berupa berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Seni lukis merupakan salah satu cabang seni, khususnya seni rupa yang telah dikenal dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu sebagai salah satu realitas sosial budaya. Seni lukis lahir dari dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan perasaannya termasuk ketertarikan manusia dan manusia terhadap dunia realitas yang berlangsung sepanjang zaman. Seni lukis yang divisualisasikan oleh seniman diharapkan mampu memuaskan rasa estetik dan kepuasan intelektual penontonnya, termasuk seni lukis Mixed Media. Berbagai kegiatan pameran telah dilakukan, namun pada kenyataannya masyarakat kurang antusias untuk menonton atau menikmati pameran yang diadakan. Untuk itu peneliti akan membahas tentang pembuatan lukisan simple mix media yang dilakukan oleh siswa kelas IX UPT SMPN Benteng No. 1 Selayar dalam upaya menumbuhkan kreatifitas dalam membuat karya sederhana yang menarik minat masyarakat pada umumnya dan khususnya siswa. dalam pembelajaran Seni Budaya di UPT SMPN Benteng No. 1 Selayar.
MANIFESTASI GENDING ONDHAL-ANDHIL KENABA KORP MUSIK SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN MAKASSAR Rahmat Kurniawan; Faizal Kalawa; Sukasman Sukasman
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.46799

Abstract

Gending Ondhal-andhil dan Kenaba disajikan dalam berbagai kegiatan budaya di Yogyakarta. Gending ini sangat populer diantara dengan korps musik keprajuritan keraton lainnya, kedua gending tersebut tidak hanya dimainkan oleh korps musik keprajuritan Dhaeng. Metodologi yang digunakan dalam penilitian ini adalah kualitatif dengan beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi audio visual, kemudian dianalisa, diklasifikasikan dan direduksi berdasarkan kebutuhan untuk mendeskripsikan permasalahan. Pendekatan disiplin yang digunakan yaitu Etnomusikologi yang mendeskripsikan fenomena musik dalam konteks kebudayaan. Hasil dari penelitian ini adalah bunyi korps musik keprajuritan gabungan dan korps musik keprajuritan bregada kampung yang dibentuk oleh masyarakat Yogyakarta dihadirkan dengan bentuk penyajian, formasi pemain, dan jumlah instrumen yang bervariatif. Bunyi gending ini merupakan pertemuan dari berbagai budaya yaitu: tradisi musik militer Eropa, tradisi  musik Jawa dan tradisi musik Makassar. Proses pertemuan kebudayaan ini melalui perdagangan dan kolonialisme di masa lalu, kemudian dalam proses tersebut terbentuk akulturasi budaya melegitimasi Yogyakarta sebagai kota budaya.