Rahmat Kurniawan
Universitas Negeri Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Boting Langi: Jurnal Seni Pertunjukan

RESPON PENGALAMAN ESTETIS PENONTON PENTUNJUKAN WAYANG KULIT SINGKAT DI MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA Rahmat Kurniawan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.39060

Abstract

Penelitian ini menfokuskan kepada pertunjukan Wayang Kulit Singkat di Yogyakarta, pertunjukan ini dikemas menjadi singkat sebagai bentuk dari apresiasi wisatawan supaya bisa dinikmati. Secara umum Pertunjukan wayang yang biasanya di sajikan dalam waktu yang cukup lama sekitar tiga sampai empat jam dipersingkat menjadi satu jam. Metode yang digunakan adalah pengamatan terhadap respon pentonton wayang singkat yang terbagi antara penonton wisata lokal dan internasional. Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian di lapangan yaitu Inovasi yang dibuat oleh Museum Sonobudoyo inilah yang membuat pengalaman estetis penonton berbeda dari pertunjukan biasanya dan dalam upaya untuk melestarikan suatu kebudayaan dengan suatu kemasan yang unik. Pengalaman itu dilihat dari reaksi wisatawan yaitu wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Dari kedua kategori itu mengalami pengalaman estetis yang berbeda seperti respon, reaksi, perilaku, ekpresi wajah dan gestur mereka ketika menonton wayang.Kata Kunci: Estetis, Wayang Kulit, Museum, Respon Musikal. 
MANIFESTASI GENDING ONDHAL-ANDHIL KENABA KORP MUSIK SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN MAKASSAR Rahmat Kurniawan; Faizal Kalawa; Sukasman Sukasman
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i2.46799

Abstract

Gending Ondhal-andhil dan Kenaba disajikan dalam berbagai kegiatan budaya di Yogyakarta. Gending ini sangat populer diantara dengan korps musik keprajuritan keraton lainnya, kedua gending tersebut tidak hanya dimainkan oleh korps musik keprajuritan Dhaeng. Metodologi yang digunakan dalam penilitian ini adalah kualitatif dengan beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi audio visual, kemudian dianalisa, diklasifikasikan dan direduksi berdasarkan kebutuhan untuk mendeskripsikan permasalahan. Pendekatan disiplin yang digunakan yaitu Etnomusikologi yang mendeskripsikan fenomena musik dalam konteks kebudayaan. Hasil dari penelitian ini adalah bunyi korps musik keprajuritan gabungan dan korps musik keprajuritan bregada kampung yang dibentuk oleh masyarakat Yogyakarta dihadirkan dengan bentuk penyajian, formasi pemain, dan jumlah instrumen yang bervariatif. Bunyi gending ini merupakan pertemuan dari berbagai budaya yaitu: tradisi musik militer Eropa, tradisi  musik Jawa dan tradisi musik Makassar. Proses pertemuan kebudayaan ini melalui perdagangan dan kolonialisme di masa lalu, kemudian dalam proses tersebut terbentuk akulturasi budaya melegitimasi Yogyakarta sebagai kota budaya.