Rustamaji Rustamaji
Department Of Pharmacology And Therapy, Faculty Of Medicine, Public Health, And Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Program Terapi Rumatan Metadon untuk Mengurangi Dampak Buruk akibat Penggunaan Narkotika Julaeha Julaeha; Rustamaji Rustamaji; Nunung Priyatni
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.006 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.4.294

Abstract

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) merupakan salah satu program pengurangan dampak buruk (harm reduction) akibat penggunaan narkotika. Tujuan dari PTRM adalah mengurangi perilaku berisiko akibat penggunaan narkotika secara suntik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PTRM bagi pasien pengguna narkotika yang mengikuti PTRM. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober–Desember tahun 2012 di satelit pelayanan PTRM di DIY. Subjek penelitian yang dilibatkan adalah seluruh pasien aktif PTRM hingga tahun 2012 yang telah mengikuti PTRM minimal 1 bulan. Pasien yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 32 pasien. Indikator pencapaian dampak PTRM dari setiap parameter dampak PTRM yang diukur berupa persentase tidak menggunakan narkoba, penurunan penggunaan narkoba, tidak menggunakan jarum suntik, tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian, tidak terlibat dalam tindak kriminal, berkurangnya perilaku kriminal, membaiknya status pekerjaan, membaiknya kondisi tempat tinggal, mendapatkan dukungan keluarga, dan meningkatnya dukungan keluarga. Sebanyak 97% pasien tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian dan tidak terlibat dalam tindak kriminal sejak mengikuti PTRM. PRTM memberikan pengaruh signifikan terhadap pengurangan penggunaan narkotika, perilaku berisiko, dan tindakan kriminalitas, serta meningkatkan produktivitas peserta PTRM.Kata kunci: Harm reduction, metadon, narkotika, PTRM Effect of Methadone Maintenance Treatment Program for Reducing Drug Related Harm AbstractMethadone Maintenance Therapy Program (MMTP) is one of harm reduction programs which aim to reduce behavior risk due to injecting narcotics. The purpose of this study was to determine the effect of MMTP on patients using narcotics who participated in MMTP. This research was a descriptive study with cross-sectional design. The study was conducted in the period of October–December 2012 on the MMTP satellite services in Yogyakarta, Indonesia. Subjects involved were all active MMTP patients until 2012 who had attended MMTP for at least 1 month. Thirty-two patients voluntarily participated in this study. Some indicators used to measure the impact of MMTP on patients, including a reduction in drug use, risk behavior, and crime, as well as better productivity, housing conditions, and family support. A total of 97% patients did not share needles and not involved in criminal activities since joined the MMTP. There was a significant positive relationship between MMTP services with the impact of MMTP on patients, such as reduction in drug use, risk behavior, and crime, along with increased productivity.Keywords: Drug, harm reduction, MMTP, methadone
Analisis Dasar Hukum, Kebijakan dan Peraturan Penghapusan Obat Rusak dan Kadaluwarsa di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Eny Setyo Widiasih; Arrosianti Zahrulfa; Rustamaji Rustamaji; Sri Suryawati
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.831 KB) | DOI: 10.22146/jkki.5367

Abstract

Background: The incidence of damaged medicine and expired medicine always occurred in every mechanism of medicine management. The write-off procedure of damaged medicine and expired medicine as a regional owned goods was not established specially yet. The amount of damaged and expired medicine value, the burden of their management technically, the write-off process considered from administrative aspects as a inventory, considering that there was no legal formal aspect become particular problem for the Health Office of Yogyakarta Municipality. Objectives: The objective of the study was to give administrative and legal base for procedure to write-off of damaged and expired medicine as regional owned goods in the Health Office of Yogyakarta Municipality. Methods: This was observational study by case study design with descriptive analytic approach. Results: The damaged and expired medicine that was stocked in Public Health Center was sent back to UPT Farmakes to be write-off and destroyed. The write off and destroying of damaged and expired medicine have been completed for 2009, 2010 and 2011 in 2012 by Health Office of Yogyakarta Municipality. The write off of damaged and expired medicine should be appropriate to the regulation on the prevailed regulation on the write off of regional owned goods, though that regulation was not specified for medicine. Conclusion: The write-off of damaged and expired medicine referred to Regulation by Ministry of Internal Affairs Number. 17 of 2007 on Technical Guidelines on the management of Regional Owned Goods and Mayor Regulation of Yogyakarta Municipality, Number. 54 in 2011 on Guidelines on the Management of Reserve Goods in the governance of Yogyakarta Municipality. However, the necessary and administration efforts to ease the process of write-off of damaged and expired medicine.ABSTRAKLatar Belakang: Kejadian obat rusak dan kadaluwarsa selalu ada di setiap mekanisme pengelolaan obat. Prosedur penghapusan obat rusak dan obat kadaluwarsa sebagai barang milik daerah belum ditetapkan secara khusus. Besarnya nilai obat rusak dan kadaluwarsa dan beban pengelolaannya secara teknis, proses penghapusan ditinjau dari aspek administrasi sebagai persediaan, belum adanya aspek legal formal menjadi permasalahan tersendiri bagi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk memberikan dasar administrasi dan legal untuk prosedur penghapusan obat rusak dan obat kadaluwarsa sebagai barang milik daerah di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain penelitian studi kasus yang bersifat deskriptif analitik. Pengumpulan data kuantitatif berupa nilai obat rusak dan kadaluwarsa. Data kualitatif diperoleh dengan cara inventarisasi data prosedur administrasi dan aspek legal penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa serta wawancara mendalam. Hasil: Obat rusak dan kadaluwarsa yang ada di Puskesmas dikembalikan ke UPT Farmakes untuk dilakukan penghapusan dan pemusnahan bersama. Telah dilaksanakan pemusnahan dan penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa tahun 2009, 2010, 2011 pada tahun 2012 oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa harus sesuai ketentuan penghapusan barang milik daerah yang berlaku, meskipun ketentuan itu belum dikhususkan untuk obat. Kesimpulan: Penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengacu kepada Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Perwali Kota Yogyakarta No. 54 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Persediaan di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Namun demikian diperlukan terobosan / upaya administrasi untuk memudahkan proses penghapusan obat rusak dan kadaluwarsa. 
Effect of AGE and Gamma-mangostin on Luteinizing Hormone Receptor (LHR) Levels in Leydig Cell Culture of Male Aging Rats: Preliminary Study Dicky Moch Rizal; Muhammad Herdhana Ash Shidiqi; Rustamaji Rustamaji
Majalah Obat Tradisional Vol 26, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.66827

Abstract

Advanced Glycation End Products (AGE) are proteins that can cause cell destruction by increasing oxidative stress and inflammation. This product resulted from a series of chemical reactions after an initial glycation reaction. A Leydig cell is one of the types of cells affected by AGE. This cell is located in the interstitial of the testes and stimulated by the luteinizing hormone. This study aimed to compare the luteinizing hormone receptor levels in Leydig cell culture of Sprague-Dawley rat induced by AGE only and the one that administered gamma-mangosteen. We conducted an experimental laboratory study on luteinizing hormone receptor levels in Leydig cell culture of Sprague-Dawley rats induced by advanced glycation end products 200 μg/mL and given gamma-mangostin 5 μM compared to the one that was not given gamma-mangostin. The highest mean of LHR level was in group 3 given gamma-mangostin 5 μM (8.06 pg/ cells/24h), and the lowest mean was in group 1 (control) (7.78 pg/ cells/24h). The LHR levels in the rats' Leydig cell culture given 5μM gamma-mangostin were higher than the other groups indicate the inhibition capacity on the oxidation process caused by AGE in aging rats Leydig cells culture.
Pengelolaan sedıaan metadon pada Program Terapı Rumatan Metadon (PTRM) dı satelıt pelayanan PTRM Julaeha Julaeha; Nunung Priyatni; Rustamaji Rustamaji
Journal Borneo Vol. 2 No. 1 (2022): Volume 2 Issue 1 tahun 2022
Publisher : Politeknik Kaltara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.674 KB) | DOI: 10.57174/jborn.v2i1.17

Abstract

Methadone is a type of synthetic narcotic that is used as substitution therapy in the Methadone Maintenance Therapy Program (MMTP). Therefore, methadone must be treated as narcotics in general. Pharmacists in MMTP have responsibility for the management of methadone. This study aims to evaluate the suitability of the management of methadone preparations at the MMTP satellite service in the Special Region of Yogyakarta (DIY) based on the MMTP guidelines issued by the Ministry of Health which include requests, storage, dispensing, and reporting of methadone use. This study is a mixed-methods study (qualitative and quantitative) with prospective data collection. The quantitative measurement instrument in the study was in the form of a checklist table for the suitability of methadone management based on applicable guidelines. Qualitative data sourced from interviews with MMTP officers. The results of this study indicate that the demand, storage, and reporting of the use of methadone are in accordance with the MMTP service guidelines. However, for the dispensing of methadone on the MMTP service satellites, it is still carried out by health workers other than pharmacists.
Indentifikasi Dampak Industri Semen yang Merugikan Masyarakat Sri Sulasmi; Mubasysyr Hasanbasri; R Rustamaji
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2022: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan manusia bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mencapai hidup sejahtera. Kegiatan dalam skala yang besar dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Kegiatan industrialisasi dan pertambangan merupakan kegiatan yang nyata memiliki dampak terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut memiliki skala yang besar dan bahkan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, akibatnya adalah terjadinya kerusakan lingkungan. Penelitian ini memberikan gambaran dampak kegiatan industri semen terhadap lingkungan disekitarnya, melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh perusahaan, bagaimana implementasinya, serta sikap dan perilaku masyarakat terhadap program dan lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian eksploratif, dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan lapangan dan wawancara mendalam, serta identifikasi citra satelit. Lokasi adalah blok permukiman terdekat di sekitar industri semen Palimanan. Penelitian lapangan dilakukan bulan Februari – Juli tahun 2019 dan dilakukan update data di tahun 2021. Sampel adalah masyarakat yang bermukim di blok permukiman terdekat sekitar pabrik. Total sampel adalah 28 orang. Pemilihan sampel secara purposive. Analisis data menggunakan teknik content analysis. Kegiatan industri semen berdampak terhadap lingkungan yang menimbulkan hilangnya mata air, getaran, debu, kebisingan, asap, dan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi masyarakat sekitar. Dampak kesehatan berupa sesak nafas, batuk, gatal, iritasi, dan alergi. Perusahaan melakukan evaluasi langsung di lapangan, perbaikan kualitas program dan tim pelaksana, perlunya sosialisasi tentang dampak kegiatan pabrik terhadap lingkungan. Pemerintah daerah perlu memperhatikan dan melakukan pemantauan kondisi masyarakat di sekitar kawasan industri.
Peran KKN-PPM UGM Dalam Pengembangan Kesadaran Masyarakat Untuk Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Layak Di Daerah Istimewa Yogyakarta Amin Susiatmojo; Sari Handayani; Nanung Agus Fitriyanto; Djarot Heru Santosa; Rustamaji Rustamaji
TheJournalish: Social and Government Vol. 4 No. 5 (2023): Special Issue
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v4i5.602

Abstract

Indonesia sangat berkepentingan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memastikan bahwa program-program pembangunan berjalan sesuai koridor yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengingat SDGs turut memberikan jalan bagi upaya terwujudnya target-target pembangunan, terlebih agenda didalamnya memiliki tujuan penting untuk kesejahteraan masyarakat dunia, keadilan, dan kemakmuran. Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (DPkM UGM) turut dilibatkan oleh UGM untuk mempercepat upaya-upaya pencapaian SDGs ini. Agenda SDGs DPkM UGM antara lain menyertakan program-program SDGs pada Kuliah Kerja Nyata (KKN PPM UGM) yang hasilnya nanti disinergikan dengan konsern DPkM UGM pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, hilirisasi penelitian berbasis pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kesejahteraan sosial, dan aspek-aspek keserasian lingkungan lainnya. Salah satu agenda SDGs DPkM UGM adalah mengembangkan kesadaran air bersih dan sanitasi layak bagi masyarakat dengan sebaran di beberapa lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Agenda ini diawali dengan pembuatan nota kerjasama antara DPkM UGM dan pemerintah kabupaten yang ditetapkan sebagai lokasi kegiatan KKN PPM UGM. Selama 2 bulan berada di lapangan, mahasiswa KKN PPM UGM didampingi oleh tenaga ahli dari berbagai fakultas di lingkungan UGM agar dapat menstransfer teknologi tepat guna secara efektif dan efisien. Antusiasme, kerjasama, dan partisipasi masyarakat sangat penting untuk memperbaiki lingkungan dan mewujudkan kehidupan yang bermartabat dan berkelanjutan.