Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRUKTUR ANATOMIS VALVULA INTESTINALIS PARI GITAR (Rhinobatos typus) Kusrini Kusrini; La Aba
Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.664 KB) | DOI: 10.25273/florea.v6i1.4366

Abstract

Rhinobatos typus is included in Elasmobranchii Subclasses which has a unique intestine structure on internal part forms folds called valvula intestinalis as extension surface of food absorption. The uniqueness is influenced by habitat differences and food types. Ray’s habitat is in all waters, one of them is in waters Wakatobi Island. The aims of this research to determine Rhinobatos typus anatomical structure variations of valvula intestinalis were decided by observing intestine internal folds variations. Microanatomy structures were performed by making histological preparations using paraffin method, NBF (netral buffer formalin) solution fixation with Hematoxilin-Eosin (HE) staining. The result of the research indicated microanatomis structures of Rhinobatos typus has valvula intestinalis in spiral-shaped. Microanatomic structures of both internals valvula intestinalis from outside to inside consists of mucosa, submucosa, and muscularis.
Inventarisasi Jenis Teripang (Holothuroidea) pada Zona Intertidal di Perairan Pulau Ottouwe Wakatobi La Aba; Rusliadi Rusliadi
SAINTIFIK Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.561 KB) | DOI: 10.31605/saintifik.v6i1.249

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis teripang (Holothuroidea) pada zona intertidal di Perairan Pulau Ottouwe Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Daerah yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di Perairan Pulau Ottouwe Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini memiliki tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pengambilan sampel, dan tahapan identifikasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di zona intertidal Pulau Ottouwe maka dapat disimpulkan bahwa pada lokasi tersebut ditemukan 12 spsies dari 60 spesies yang ada di Indonesia. Teripang tersebut dari 1 famili yang terdapat pada titik pengamatan (garis transek) yaitu Holothuroidea yaitu Holothuria scabra , Holothuria atra, Holothuria fuscocinerea, Holothuria leucospilota, Holothuria pervicax, Holothuria sp.1, Holothuria sp.2, Holothuria sp.3, Holothuria sp.4, Holothuria sp.5, Bohadschia marmorata, bohadschia argus.
GERAKAN SERIBU MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 La Aba; S. Hafidhawatii Andarias; Dyah Pramesthi Isyana Ardyati; WD. Syarni Tala; Rosita Rosita; Fahrul Fahrul; Hasdiana HS; Muhammad Syarif Hidayatullah
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.721 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i3.3812

Abstract

Penyebaran Covid-19 melalui droplet yang dihasilkan saat berbicara, batuk, atau bersin dapat dicegah dengan penggunaan masker yang dimaksudkan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Penggunaan masker kain dianjurkan untuk mengatasi kelangkaan masker khususnya masker medis. Pembagian dan pemakaian masker dengan benar merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah membantu masyarakat mendapatkan masker di mana pada saat itu masker masih tergolong mahal dan sulit didapatkan. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari persiapan, pembuatan, pembagian dan sosialiasi penggunaan masker. Pembuatan dan pembagian masker dilakukan oleh relawan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Pendidikan Biologi UM Buton. Pembagian masker dilakukan dengan mendatangi dan membagikan 1000 masker secara langsung kepada masyarakat di beberapa titik di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara yaitu di Kelurahan Lipu, pusat perbelanjaan La Elangi, Palatiga, dan Karya baru Kecamatan Sorawolio sekaligus melakukan sosialisasi mengenai cara pemakaian masker yang baik dan benar.
PELATIHAN PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) DENGAN CARA FERMENTASI UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KELURAHAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH La Aba; Hardin Hardin; Indah Kusuma Dewi; Yanti Yanti; Safrina Safrina; Wa Ode Hasdiana HS; Mita Andriani
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2022): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.813 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i3.3873

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan tanaman kelapa terbesar di dunia dengan luas areal 3,88 juta hektar. Daging buah kelapa utamanya diolah sebagai minyak kelapa kasar, virgin Coconut Oil (VCO), dan gula kelapa. Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan dari buah kelapa yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengolah buah kelapa menjadi minyak kelapa murni (VCO) secara fermentasi menggunakan ragi roti dan untuk mengembangkan peluang wirausaha bagi ibu-ibu di Kelurahan Mawasangka Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi pemberian materi, cara pembuatan minyak secara fermentasi, analisis peluang usaha, pelatihan pembuatan VCO secara fermentasi dan proses pengemasan. Pelatihan pembuatan minyak kelapa murni (VCO) secara fermentasi berhasil dengan baik dan menghasilkan VCO yang memiliki warna bening seperti air dengan bau khas kelapa segar.
GERAKAN PEDULI LINGKUNGAN SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH DI DAERAH PESISIR KABUPATEN BUTON SELATAN La Aba; Dyah Pramesthi Isyana Ardyati; S. Hafidhawati Andarias; Dhea Harsyanti Akmal
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2022): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.705 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v5i4.4189

Abstract

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia, pemerintah daerah Kabupaten Buton Selatan bekerja sama dengan program studi Pendidikan Biologi mengajak masyarakat pesisir untuk bersama-sama membersihkan sampah di lingkungan pesisir desa Jaya bakti dan desa Wawoangi. Kegiatan ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat pesisir dalam menjaga kebersihan lingkungan pesisir. Kegiatan ini melibatkan seluruh masyarakat pesisir desa Jaya Bakti dan desa Wawoangi, serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Selatan. Hasil kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran masyarakat pesisir akan pentingnya membuang sampah di tempat sampah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya permintaan pembuangan sampah di beberapa titik yg dapat dijangkau oleh masyarakat.
KEANEKARAGAMAN JENIS BINTANG LAUT (Asteroidea) DI ZONA INTERTIDAL PANTAI WADEABERO KECAMATAN GU KABUPATEN BUTON TENGAH La Aba; Yesni Astuti ZD
JEC (Jurnal Edukasi Cendekia) Vol 3 No 1 (2019): Februari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FKIP UMB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.628 KB)

Abstract

Perairan Indonesia diperkirakan terdapat 64 jenis bintang laut yang banyak ditemukan pada substrat berpasir, daerah padang lamun, dan daerah berkarang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui indeks keanekaragaman, kelimpahan, dan dominansi bintang laut (Asteroidea) di zona intertidal Pantai Wadeabero Kecamatan GU Kabupaten Buton Tengah. Pengumpulan data menggunakan metode line transek. Pengambilan sampel dilakukan di dua stasiun, stasiun I (substrat berpasir, berlamun dan berkarang), stasiun II (substrat berlamun dan berkarang). Masing-masing stasiun terdapat tiga garis transek, setiap garis transek terdapat empat plot. Berdasarkan hasil penelitian ada 7 (tujuh) jenis bintang laut yang ditemukan yaitu Archaster typicus, Protoreaster nodusus, Protoreaster spinosus, Protoreaster multispinus, Pentaster obtusatus, Linckia laevigata, dan Linckia multifora. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis diperoleh H’ 2, berkategori sedang. Indeks kelimpahan berkisar antara 0,016-0,063 ind/m2, jenis yang paling melimpah Protoreaster nodusus dan yang paling sedikit ditemukan Linckia multifora. Indeks dominansi diperoleh nilai ID 0,178, berkategori rendah. Data fisika kimia perairan diperoleh nilai suhu pada stasiun I mulai dari 28-29 oC dan stasiun II mulai dari 28-30 oC. Nilai pH air laut stasiun I8,14-8,16 dan stasiun II 8,21-8,23.
KEANEKARAGAMAN JENIS GASTROPODA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI KALIMA-LIMA KELURAHAN KOLESE KECAMATAN LEA-LEA KOTA BAUBAU La Aba; Safrina Safrina
JEC (Jurnal Edukasi Cendekia) Vol 4 No 1 (2020): Februari
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FKIP UMB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.401 KB)

Abstract

Gastropoda adalah kelas terbesar yang berasal dari filum Moluska, dari 80.000 spesies anggota kelas gastropoda, sekitar 1.500 spesies terdapat di Indonesia dan sekitarnya. Gastropoda berasal dari kata gastro: perut; poda: kaki yang berarti hewan ini berjalan dengan menggunakan otot bagian ventral (perut) sehingga dinamakan hewan berkaki perut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indeks keanekaragaman, kemelimpadan dan dominansi jenis gastropoda yang terdapat di zona intertidal Pantai Kalima-lima Kelurahan Kolese pada berbagai tipe substrat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling dengan teknik pengambilan sampel yaitu menempatkan plot secara acak dengan ukuran 1x1 m² pada 3 stasiun pengamatan. Hasil penelitian diperoleh 15 family dan 23 spesies yaitu Strombus plicatus, Strombus mutabilis, Conomurex luhuanus, Canarium labiatum, Canarium mutabile, Trochus erithreus, Gibbula declivis, Trochus maculatus, Chicoreus adustus, Orania mixta, Terebralia sulcata, Terebralia palustris, Cypraea annulus, Planaxis sulcatus, Nerita planospira, Melanella algoensis, Seila bandorensis, Littorina intermedia, Polinices tumidus, Triphora perversa, Cerithium cobelthi, Tibia insulaechorab, dan Conus marmoreus. Indeks keanekaragaman gastropoda (H’) yaitu 2.393582737 nilai ini tergolong dalam kategori sedang. Indeks kelimpahan tertinggi pada spesies Orania mixta yaitu sebesar 0.73 Ind/m². sedangkan Indeks dominansi (ID) sebesar 0,093229654 tergolong dalam kategori rendah. Kondisi parameter lingkungan yang diukur yaitu pH sebesar 7 dan suhu sebesar 30°C serta memiliki tipe substrat pasir, lumpur, dan batu. Kata Kunci: Gastropoda, keanekaragaman. kelimpahan, dominansi.
The Influence Micorhyza Arbuscular Indigenous to Growth Pepper Plant (Pipper nigrum L.) Yanti Yanti; La Aba
Jurnal Biologi Tropis Vol. 23 No. 3 (2023): July - September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v23i3.5471

Abstract

Pepper is a plantation commodity that belongs to the spice category and has an important role in Indonesia's economic growth. Southeast Sulawesi is one of the centers for the development of pepper plants, especially in the South Konawe area. The purpose of this study was to determine the effect of indigenous mycorrhizae on the growth of pepper plants which were carried out in Sindangkasih Village, West Ranomeeto District, South Konawe Regency. Analysis of dry weight and infection of indigenous mycorrhizae on the roots of pepper plants was carried out at the Agrotechnology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Haluoleo Kendari. Data analysis in this study used a single factor Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 3 replications, so there were 12 trials. The treatment consisted of 4 levels, namely without mycorrhizae (A0), 10 grams of mycorrhizae (A1), 15 grams of mycorrhizae (A2) and 20 grams of mycorrhizae (A3). The results showed that the application of indigenous arbuscular mycorrhizae had an effect on the growth parameters of pepper plants in the form of plant height, number of leaves and number of tendrils, where A3 produced higher plant height, number of leaves and number of tendrils and was significantly different from other treatments. Treatment A2 was not significantly different from treatment A1 but significantly different from treatment A0 (without mycorrhiza). Mycorrhizal inoculation of 20 grams/polybag can cause root infection of pepper plants to increase by 80.00%.