Danan Tricahyono
Universitas Sebelas Maret

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Historis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Resource Based Learning Di SMA Trenggalek Danan Tricahyono; Aditya Nugroho Widiadi
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v10i2.6462

Abstract

Guna menghasilkan pembelajaran sejarah yang bermakna maka setiap siswa harus dibekali dengan kemampuan berpikir untuk memahami sejarah. Salah satu kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa kaitannya dengan pembelajaran sejarah adalah berpikir historis. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir historis melalui penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBL). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan dan jenis penelitian PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Durenan dengan jumlah 11 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan tes. Analisis data menggunakan naratif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Resource Based Learning (RBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir historis. Dari hasil tes kemampuan berpikir historis pada siklus 1 perolehan rata-rata skor sebesar 52.82. Sementara pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 72.88. Dari hasil analisis dapat diketahui jika siswa mampu menguasai lima aspek kemampuan berpikir historis yang meliputi: (1) berpikir kronologis, (2) pemahaman sejarah, (3) analisis dan interpretasi kesejarahan, (4) kemampuan penelitian kesejarahan, (5) analisis isu kesejarahan dan pengambilan keputusan.
Pendekatan Heutagogi: Sebuah alternatif dalam pembelajaran IPS pada masa pandemi Covid-19 Danan Tricahyono
Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS Vol. 6, No. 2
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPembelajaran IPS memiliki orientasi menjadikan peserta didik sebagai aktor sosial yang memiliki kecerdasan sosial. Penulisan artikel ini memiliki tujuan untuk memberikan gagasan pada pembelajaran IPS di masa pandemi dengan pendekatan heutagogi. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka. Peneliti menganalisis dan membandingkan berbagai buku dan artikel yang memiliki relevansi dengan topik bahasan. Hasil analisis dan perbandingan kemudian direfleksikan dalam tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan heutagogi merupakan pendekatan pembelajaran untuk menyempurnakan pendekatan pedagogi dan andragogi. Pendekatan heutagogi memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mendesain pembelajarannya. Pendekatan heutagogi selaras dengan pembelajaran IPS yang fokus pada pembentukan karakter peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat. Mengingat artikel ini sebatas pada kajian pustaka maka direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan studi kualitatif dan kuantitatif guna melihat seberapa besar pengaruh dari pendekatan heutagogi dalam pembelajaran IPS.Keywords: heutagogi; IPS; Covid-19DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um022v6i22021p92
UPAYA MENGUATKAN PROFIL PELAJAR PANCASILA MELALUI DESAIN PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KEBHINEKATUNGGALIKAAN Danan Tricahyono
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um0330v5i1p13-23

Abstract

The background of this article departs from the program of the Ministry of Education, Research, Technology, and Higher Education to establish the output of Indonesian education known as Pancasila students. The purpose of writing articles is to design a Bhinneka-based (diversity-based) historical learning. The writing of this article uses conceptual ideas. The student dimension of Pancasila has the characteristics of being the embodiment of lifelong Indonesian students who have global competence and behave following the values of Pancasila, with six main elements: faith, piety to God and noble character, global diversity, cooperation, independent, critical reasoning, and creative. The design of history learning based on a Bhinneka Tunggal Ika (unity in diversity) using the Kemp model is to identify problems and determine learning goals, establish and analyze the character of learners, analyze materials and various components related to learning tasks in conjunction with the achievement of learning goals, determine specific learning goals for learners, contain forms of systematic and logical delivery of materials, assess learning strategies,  Determine methods as a means to convey materials, develop evaluation tools, choose learning resources that can support learning activities, and forms of learning activities. The learning material is about Hindu-Buddhist life by taking Ngadas society as a source of learning. The values of cooperation and respecting differences between fellow human beings can be a source of transparency for students to create a younger generation of Pancasilaists. The latter have intellectual advantages wrapped in a unique character.Latar belakang artikel ini berangkat dari program Kementerian Pendidikan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk membentuk output pendidikan Indonesia yang dikenal dengan siswa Pancasila. Tujuan penulisan artikel adalah untuk merancang pembelajaran sejarah berbasis Bhinneka. Penulisan artikel ini menggunakan ide-ide konseptual. Dimensi peserta didik Pancasila memiliki ciri-ciri menjadi perwujudan peserta didik Indonesia sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam unsur utama: iman, takwa kepada Tuhan YME dan akhlak mulia, keragaman global, kerjasama, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif. Perancangan pembelajaran sejarah berbasis Bhinneka dengan menggunakan model Kemp adalah untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan tujuan pembelajaran, menetapkan dan menganalisis karakter peserta didik, menganalisis materi dan berbagai komponen yang berkaitan dengan tugas pembelajaran dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan pembelajaran, menentukan spesifik tujuan pembelajaran bagi peserta didik, memuat bentuk-bentuk penyampaian materi yang sistematis dan logis, menilai strategi pembelajaran, menentukan metode sebagai sarana untuk menyampaikan materi, mengembangkan alat evaluasi, memilih sumber belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar, dan bentuk kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran tentang kehidupan Hindu-Budha dengan mengambil masyarakat Ngadas sebagai sumber belajar. Nilai-nilai kerjasama dan menghargai perbedaan antar sesama manusia dapat menjadi sumber transparansi bagi mahasiswa untuk menciptakan generasi muda Pancasilais. Yang terakhir memiliki keunggulan intelektual yang dibungkus dengan karakter yang unik.
Perempuan dalam iklan media massa di Jawa tahun 1930-an: Sebuah analisis wacana multimodal Rinda Handayani; Danan Tricahyono
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v12i2.10800

Abstract

Pendudukan Belanda di Nusantara berpengaruh terhadap struktur kehidupan masyarakat. Pengaruhnya dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satunya tentang representasi perempuan Jawa melalui iklan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi eksternal dan internal, interpretasi dengan pendekatan analisis wacana multimodal untuk melihat sebuah gambar dikombinasikan dengan teks dan tata letak membentuk wacana yang dapat dipahami orang banyak, sehingga tergambar praksis sosialnya berkenaan aktivitas sosial beserta tatanan sosial masyarakat, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan jika iklan memainkan peran sebagai tulang punggung finansial bagi keberlangsungan industri pers. Iklan yang termuat dalam surat kabar dan majalah memiliki kredibilitas tinggi sebagai alat perekam dinamika masyarakat sehingga digunakan merekonstruksi perubahan masyarakat. Menariknya beberapa iklan selalu terdapat sosok perempuan. Ternyata dibalik sosok perempuan terdapat wacana yang ingin disampaikan pembuat iklan. Wacana tersebut diantaranya seksime untuk menarik minat laki-laki terhadap suatu produk. Terdapat pula wacana yang berhubungan dengan imperialisme, kolonialisme, dan kapitalisme terkait citra perempuan. Kaum bumiputra coba dibentuk pola berpikirnya jika citra perempuan ideal dan cantik seperti di Barat. Pada saat yang sama, iklan seperti itu menghadirkan kolonisasi sebagai hal yang suci dan mewah tanpa melewatkan acuan rasis yang menempatkan orang kulit putih sebagai representasi manusia yang superior yang berbudaya dan beradab.
Historiografi Indonesiasentris: problematika dan tantangan Moch. Dimas Galuh Mahardika; Danan Tricahyono; Erisya Pebrianti Pratiwi; Fahmi Nur Ramadhan
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.421 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p459-469

Abstract

The historical journey of the Indonesian nation needs to be written in its entirety that accommodates various perspectives in order to instill national identity. De-colonization is an attempt to dismantle something colonial, and accentuate something more national or at least 'different' from the colonial. In doing this work there are several problems and challenges that must be faced in order to be able to formulate a complete narrative of Indonesian history by pivoting to nationality. Various efforts have been made to formulate this goal such as, for example, Semniar Sedjarah Nasional 1957 which is considered as the initial milestone of Indonesian historiography. The ideas that appear in the forum are a form of seriousness in formulating Indonesian historiography. Some internal problems post-independence also coloring the pattern of Indonesian historiography.Perjalanan sejarah bangsa Indonesia perlu ditulis secara utuh yang mengakomodir berbagai perspektif dalam rangka menanamkan identitas nasional. De-kolonisasi merupakan suatu usaha untuk membongkar sesuatu yang kolonial, dan menonjolkan sesuatu yang lebih bersifat nasional atau paling tidak ‘berbeda’ dari yang kolonial. Di dalam melakukan pekerjaan ini terdapat beberapa problem dan tantangan yang harus dihadapi untuk dapat merumuskan narasi sejarah Indonesia yang utuh dengan berporos pada nasionalitas. Berbagai usaha telah dilakukan untuk merumuskan tujuan ini seperti misalnya, Seminar Sedjarah Nasional 1957 yang dianggap sebagai tonggak awal historiografi Indonesia. Berbagai gagasan yang muncul dalam forum tersebut merupakan bentuk keseriusan dalam merumuskan historiografi Indonesia. Beberapa problem internal pasca kemerdekaan turut mewarnai corak historiografi Indonesia.
Integrasi Media Berbasis Peta Persebaran Candi Hindu-Budha Di Tulungagung Dengan Pendekatan Kontruktivisme Dalam Pembelajaran Sejarah Danan Tricahyono; Akhmad Arif Musadad; Triana Rejekiningsih
Diakronika Vol 21 No 2 (2021): DIAKRONIKA
Publisher : FIS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16580.352 KB) | DOI: 10.24036/diakronika/vol21-iss2/205

Abstract

Abstract History learning should be done creatively and innovatively that interests students. This research provides an alternative framework for historical learning by packaging materials spreading Hindu-Buddhist temples in Tulungagung with a constructivism approach. This study uses the literature study method. The data source comes from books, articles, and research report results that fit the topic. Various library materials are processed, identified, analyzed, and reflected to create new findings. As a result, there are seven temple sites in Tulungagung Regency, namely Boyolangu Temple, Sanggrahan Temple, Meja Temple, Dadi Temple, Mirigambar Temple, Ampel Temple, and Penampihan Temple. The material of the distribution of temples in Tulungagung can be used as the content of learning media. Implementation of learning media is integrated with the constructivism approach through the learning cycle model. Stages of the learning cycle include discovery, concept recognition, and concept application. In conclusion, the integration of local history materials can strengthen student's local historical awareness. Keywords: learning, history, temple, Tulungagung, constructivism Abstrak Pembelajaran sejarah seharusnya dilakukan secara kreatif dan inovatif yang menarik minat siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif kerangka pembelajaran sejarah melalui pengemasan materi persebaran candi Hindu-Buddha di Tulungagung dengan pendekatan konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Sumber data berasal dari buku, artikel dan hasil laporan penelitian yang sesuai dengan topik. Berbagai bahan pustaka diproses, diidentifikasi, dianalisis dan direfleksikan sehingga tercipta temuan baru. Hasilnya terdapat tujuh situs candi di Kabupaten Tulungagung yaitu Candi Boyolangu, Candi Sanggrahan, Candi Meja, Candi Dadi, Candi Mirigambar, Candi Ampel, dan Candi Penampihan. Materi persebaran candi di Tulungagung dapat digunakan sebagai isi dari media pembelajaran. Implementasi media pembelajaran terintegrasi dengan pendekatan konstruktivisme melalui model siklus belajar. Tahapan siklus belajar meliputi discovery (penemuan), pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Kesimpulannya integrasi materi sejarah lokal dapat menguatkan kesadaran sejarah lokal siswa. Kata Kunci: pembelajaran, sejarah, candi , Tulungagung, konstruktivisme