Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Identifikasi Perilaku Perjalanan Melalui Metode Critical Path Method (CPM) Lulu Mari Fitria; Mutiasari Kurnia Devi; Muhammad Sani Roychansyah; Yori Herwangi; Siti Nurjanah
TATALOKA Vol 22, No 3 (2020): Volume 22 No. 3, August 2020
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.22.3.453-462

Abstract

Mobilization in urban areas has increased every year along with the population growth and urban's development. Travel behaviors of the population in urban areas can be classified based on their travel characteristics. The identification of communities' travel behavior of Yogyakarta is based on the origin - destination and length of trip based on age characteristics. It will effects the travel patterns in the urban environment through spatial mapping. The method used in this research is critical path method. Critical Path Method (CPM) is used to determine the optimum path taken by the community based on its duration, which in this study CPM is used to determine the average travel of the community based on age groups when viewed from distance, length of trip and the number of daily trips. Based on the analysis, it shows that the average age of 15-22 years and 31-37 years have the highest travel time, which is about 9 hours and the average age of 23-30 years traveled the longest by 12.5 km. The average mobilization of travel behaviors in KPY is to the urbancenter of Yogyakarta. The KPY urban form does not have a compact form. 
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN PERDESAAN EKS TRANSMIGRASI KECAMATAN WASILE KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Muchlis Husin; Yori Herwangi
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.198 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.621

Abstract

Kawasan perdesaan Cemara Jaya dan Batu Raja merupakan salah satu kawasan perdesaan eks transmigrasi di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara yang saat ini telah berkembang pesat, baik dari aspek sosial ekonomi maupun perkembangan fisik. Berbagai perkembangan tersebut menyebabkan meningkatnya perubahan penggunaan lahan, terutama perubahan dari lahan non produktif menjadi lahan produktif. Untuk itu diperlukan analisis terkait penggunaan lahan untuk menggambarkan dinamika perubahan yang terjadi. Analisis yang digunakan adalah analisis overlay yang dilakukan secara multi periode yakni tahun 1982, 1990, 2000, 2010, dan 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan penggunaan lahan di kawasan perdesaan Cemara Jaya dan Batu Raja dari penggunaan lahan yang didominasi hutan menjadi penggunaan lahan yang didominasi sawah.
PENGUKURAN SPASIAL URBAN SPRAWL DI KOTA MALANG MENGGUNAKAN SHANNON’S ENTROPY Salsha Firsty Agustina; Yori Herwangi
JURNAL RISET PEMBANGUNAN Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36087/jrp.v5i2.131

Abstract

Urban sprawl merupakan fenomena perkembangan wilayah dengan kepadatan rendah yang berada di wilayah pinggiran kota karena keterbatasan ruang yang tersedia di pusat kota. Adanya indikasi fenomena penjalaran fisik kekokaatan di Kota Malang dilihat dari pembangunan perumahan-perumahan di pinggiran wilayah kota. Hal ini didukung dengan perkembangan wilayah Kota Malang yang ditinjau menurut RTRW Kota Malang Tahun 2010 – 2030 terdapat konsep pengembangan Malang Raya dengan mengarahkan pengembangan perkotaan Malang dengan sekitarnya membentuk kota inti dan satelit. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur penjalaran fisik kekotaan secara spasial yang terjadi di Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan Sistem Informasi Geografis (GIS) dan pendekatan Shannon Entropy. Data yang diperoleh adalah data sekunder yakni data perkembangan lahan terbangun Kota Malang pada tahun 2006, 2012, dan 2020. Hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan nilai indeks relative entropy mendekati angka 1 dan kecenderungan penjalaran linier terhadap jalan. Penjalaran terlihat mengarah ke Utara, Barat, dan Timur pinggiran Kota Malang. Pada wilayah utara tepatnya pada Kecamatan Lowokwaru mengarah ke Kecamatan Singosari. Penjalaran juga terjadi pada wilayah barat dari Kecamatan Blimbing dan Kecamatan Kedungkandang mengarah ke Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.
AN APPLICATION OF OPTIMIZATION IN DISTANCE AND TIME TRAVEL OF SOLID WASTE COLLECTION IN TANGERANG MUNICIPALITY Radhitya Martha Eka Dewi; Yori Herwangi
Built Environment Studies Vol 4 No 2 (2023)
Publisher : Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/best.v4i2.4840

Abstract

Solid waste management has become a major challenge due to strong urban population growth in many developing countries. As one of Indonesia's highest-density population cities, Tangerang City faces the disorganization of the solid waste management system handled by the government. This study aims to create an alternative solid waste disposal transportation by modelling the route and the number of trips. The initial step in reducing the unnecessary distance is redesigning the landfill area's vehicle pool. The vehicles should start and end the activity at the landfill. The calculation of OD pair distance uses Google API in the specific departure time by inputting coordinate data such as longitude and latitude. The application simultaneously applied the documentation of distance and time to 338 waste collection points. The data result is compiled in the distance matrix to find the closest destination between the collection point. The combination of collection points must meet the capacity requirement. Lastly, the new vehicle task is taken from the optimized routes. Compared to the current system, the new collection plan can achieve a reduction of 8% in the distance driven and 4% in the collection time. The development model is beneficial in shortening the distance driven and the travel time.