Basri A. Gani
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEKTIVITAS SIFAT BAKTERIOSTATIK Porphyromonas Gingivalis DAN Lactobacillus Acidophilus SEBAGAI KONTROL BIOLOGI PERTUMBUHAN Candida Albicans DALAM BERBAGAI PH SALIVA BUATAN Basri A. Gani; Abdillah Imron Nasution; Ridha Andayani; Vivi Zayanti; Ratih Asrina Fitri
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 1, No 2 (2016): JULY
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.609 KB)

Abstract

AbstractOral candidiasis caused by Candida albicans as a result of an imbalance of oral biology activities, preventive therapy with using chemical, biological as well one of them to increasing the effectiveness of the role of the bacteriostatic properties of normal oral flora such as Lactobacillus species and Porphyromonas species that helps maintain the regulation of carbohydrate fermentation activity of saliva in the form acid and alkaline pH. The purpose of this study evaluated the effectiveness of the bacteriostatic properties of P. gingivalis and L. Acidophilus in influencing the growth of C. albicans. While the materials used in this study are C. albicans and L. acidophilus strains of the laboratory, P. gingivalis ATCC 33 277 and artificial saliva. The results obtained by the method of SDA and NA media culture, pH saliva test interactions, the calculation of the bacteria colony by colony counter, and a slide culture for C. albicans. The results showed a change leads to an alkaline pH of saliva after interacted by C. albicans with P. gingivalis (p 0.05) and C. albicans with L. acidophilus (p 0.05) using pH control of 4,5,6,7,8, and 9. Further, the colony of P. gingivalis growth is more dominant compared to C. albicans (p 0.05), but on the contrary, C. albicans colonies growth was more dominant than the L. acidophilus (p 0.05). Nevertheless, the those bacteria are capable of inhibiting the growth of hypha from C. albicans as a virulence factor that most affects the host mucosal infection. From the research results can be concluded that the interaction of C. albicans, P. gingivalis and L. acidophilus in artificial saliva can increase the degree leading to an alkaline pH, while P. gingivalis and L. acidophilus can be reduced of colonies of C. albicans hypha and able to inhibit the growth of C. albicans. Nevertheless, both bacteria can be bacteriostatical against C. albicans. Keywords: Candida albicans, Porphyromonas  gingivalis, Lactobacillus acidophilus, saliva pH and Oral candidiasis
Biomass index and viscosity values of Moringa oleifera that influenced by Enterococcus faecalis Cut SORAYA; Zulfan M. ALIBASYAH; Basri A. GANI
Journal of Syiah Kuala Dentistry Society Vol 6, No 1 (2021): June 2021
Publisher : Dentistry Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jds.v6i1.21885

Abstract

ABSTRACT Enterococcus faecalis (E. faecalis) has been reported as the primary infectious agent in rootcanals. Moringa oleifera (M. oleifera) is said to have the ability to prevent the development of E. faecalis.The purpose of this study was to measure the biomass index and viscosity of the ethanol extract ofMoringa (Moringa oleifera) leaves, which were affected by E. faecalis. This study used Moringa oleiferaand E. faecalis. The biomass index of Moringa oleifera extracts using the Biomass Assay method and theviscosity with the Ostwald Viscometer. The biomass index of M. oleifera affected by E. faecalis at aconcentration of 12.5% for 48 hours was better than other concentrations. CHX has a perfect biomassindex at 24 hours, while at 48 hours, the biomass index increases to close to 10%. Meanwhile, M. oleiferahas a high viscosity at a concentration of 12.5% (0.81 Cp). The results of the viscosity examination werein line with the biomass index with a positive correlation (0.92) and p0.05 between the M. oleiferaconcentrations between the two treatments. M. oleifera has very good biomass and viscosity index at aconcentration of 12.5%. Both are determinants of the development of E. faecalis under the influence of M.oleifera.KEYWORDS bomassa indek, viskositas, E. faecalis
Perubahan pH Saliva Buatan Setelah Diinteraksikan Dengan Candida Albicans, Streptococcus Mutans, dan Aggregatibacter Actinomycetemcomitans Basri A. Gani; Cut Soraya; Sunnati -; Abdillah Imron Nasution; Nurfal Zikri; Rina Rahadianur
Cakradonya Dental Journal Vol 5, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.148 KB)

Abstract

Saliva merupakan cairan eksokrin yang mengandung unsur protein dan antibodi seperti sIgA laktoferin peroksidase, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan pada pertahanan mukosa rongga mulut dan gigi guna mencegah infeksi oral mikropatogen seperti C. albicans, S. mutans, dan A. actinomycetemcpmitans. Patogenesis ketiga oral mikropatogen tersebut diawali dengan mempengaruhi perubahan pH saliva sebagai langkah invasi dan infeksi pada mukosa oral dan pelikel gigi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan pH saliva buatan setelah diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans,dan A. Actinomycetemcpmitans. Materi penelitian ini berupa Streptococcus mutans strain ATCC 31987, Candida albicans strain ATCC 10231, Aggregatibacter actinomycetemcomitans strain ATTC 702358, dan saliva buatan. Untuk mengetahui perubahan pH saliva, maka ketiga mikrobiota tersebut dikultur dan untuk menguji perubahan pH saliva dilakukan uji interaksi ketiga mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan selama 24 jam dengan pengaturan pH saliva sebagai indikator hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan interaksi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu mereduksi perubahan pH saliva mengarah ke pH netral dengan kontrol perlakuan pH saliva 4, 5, 6, 8, dan pH 9 secara statistik tidak tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p0,05), begitu juga ketika dilakukan interakasi diantara masing-masing mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p0,05). Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas biologi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu merubah pH Saliva sekaligus mempertahankan pH netral, ini menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut saling mendukung dan bekerjasama dalam mempengaruhi siklus biologi rongga mulut dengan pH saliva sebagai indikator.
Immuno-biokompatibilitas Pada Material Implan: Review Article Basri A. Gani
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.543 KB)

Abstract

Imuno-biokompatibilitas merupakan pengetahuan yang secara khusus mempelajari respons imun terhadap biomaterial, prosthesa, alat kedokteran memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan material implan beradaptasi dengan perubahan fisiologi tubuh seperti interaksi komponen darah, akumulasi partikel, dan respons terhadap organ. Tulisan ini menjelaskan beberapa variabel yang berhubungan dengan biokompatibilitas seperti komponen biokompatibilitas, biokompatibilitas pada dental material, imunokompatibilitas, serta pertimbangan uji biokompatibilitas yang direferensikan oleh badan standar internasional seperti FDA, NAMSA dan standar ISO 10993. Aspek yang menjadi penilaian penting dari biokompatibilitas adalah kesesuaian antara perubahan sistem imun dengan adaptasi material implan yang tidak merugikan host seperti kerusakan sel dan jaringan sebagai akibat dari toksisitas, imunogenesitas, genetoksisitas, dan mutagenitas.
TOPOGRAFI DENTIN SETELAH PENYIKATAN DENGAN SODIUM LAURYL SULFATE PADA BERBAGAI DURASI WAKTU DITINJAU DENGAN ATOMIC FORCE MICROSCOPY Abdillah Imron Nasution; Basri A. Gani; Firda Asbarini
Cakradonya Dental Journal Vol 10, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.928 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v10i1.10613

Abstract

Menyikat gigi menggunakan pasta gigi berfluoride adalah kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat di negara berkembang. Pasta gigi yang dijual di pasaran biasanya mengandung deterjen dengan kadar yang rendah. Sodium lauryl sulfate (SLS) adalah salah satu deterjen dalam pasta gigi dengan kadar rata-rata 0,5-2% dari berat keseluruhan pasta gigi. SLS dapat merusak struktur dentin dengan berpenetrasi ke dalam kristal hidroksiapatit (HA) yang merupakan penyusun dentin. Penelitian ini bertujuan menganalisis topografi dentin setelah penyikatan dengan sodium lauryl sulfate 1% pada berbagai durasi waktu ditinjau dengan Atomic Force Microscopy (AFM). Enam gigi premolar digunakan sebagai spesimen dan dipotong pada area mahkota dekat CEJ kemudian dihaluskan. Spesimen dikelompokkan ke dalam enam kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok yang disikat dengan SLS 1% dengan durasi 3 menit, 5 menit, 8 menit dan 10 menit. Perlakuan diulang selama 7 hari. Hasil pengamatan AFM memperlihatkan perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyikatan menggunakan SLS dapat menurunkan kekasaran permukaan, memperkecil diameter tubulus dentin, menurunkan tinggi dentin intertubuler dan memperlebar jarak dentin intertubuler. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa SLS dapat menyebabkan abrasi pada struktur hidroksiapatit dan merusak kolagen pada dentin.
Tingkat Sensitivitas Dentin Sebelum dan Setelah Paparan Minuman Bersoda Pada Usia Remaja Berdasarkan Metode Visual Analog Scale Santi Chismirina; Basri A. Gani; Mizwan Fachry Harahap
Cakradonya Dental Journal Vol 7, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.68 KB)

Abstract

Hipersensitivitas dentin terjadi karena terpaparnya dentin akibat terkikisnya email yang disebabkan proses demineralisasi email. Minuman bersoda merupakan salah satu minuman yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Remaja merupakan salah satu pengkonsumsi minuman bersoda terbanyak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat sensitivitas dentin sebelum dan setelah paparan minuman bersoda pada usia remaja berdasarkan metode Visual Analog Scale (VAS). Metode yang digunakan adalah Garis Linier dan Faces Pain Scales. Tahap pertama dari penelitian ini dimulai dengan seleksi subjek yang dilanjutkan pemeriksaan hipersensitivitas dentin sebelum paparan minuman bersoda dan pemeriksaan sensitivitas dentin setelah paparan minuman bersoda. Dari hasil pemeriksaan 39 subjek penelitian, 25 subjek menderita sensitif ringan sebelumdipaparkan minuman bersoda dan 23 subjek penelitian menderita sensitif sedang setelah dipaparkan minuman. Dari hasil uji statistik menunjukan perbedaan tingkat sensitivitas dentin yang signifikan sebelum dan setelah paparan minuman bersoda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa paparan minuman bersoda dapat mempengaruhi tingkat sensitivitas dentin.