Ngatiman Ngatiman
Balai Besar Litbang Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Serangan Rayap Coptotermes Sp. Pada Tanaman Shorea leprosula Miq di PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat Ngatiman Ngatiman; Deddy Dwi Nur Cahyono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.1.33-42

Abstract

Meranti merah (Shorea leprosula Miq) merupakan salah satu jenis unggulan untuk ditanam dalam teknik silvikultur intensif (SILIN). Namun permasalahan yang sering dijumpai di lapangan adalah adanya serangan rayap Coptotermes sp yang mengakibatkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap  pada tanaman S. leprosula dan mengamati sarang rayap yang terdapat diantara jalur tanam.  Metode yang digunakan adalah melakukan pengamatan serangan rayap pada jalur tanam S. leprosula umur 6, 7 dan 8 tahun untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap dan mengamati sarang rayap yang terdapat diantara jalur tanam dengan mengukur jarak sarang rayap dengan tanaman S. leprosula pada jalur tanam. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala serangan rayap terjadi pada tanaman umur 7 dan 8 tahun. Pada tanaman umur 7 tahun frekuensi serangannya 2% dan intensitas serangan 2%, sedangkan pada tanaman umur 8 tahun frekuensi serangan 9,2% dan intensitas serangannya 8%. Sarang rayap ditemukan diantara jalur tanam dengan jarak berkisar 5–17 m dari tanaman S. leprosula. Sumber serangan rayap pada tanaman S. leprosula berasal dari adanya sarang rayap berupa gundukan tanah yang terdapat diantara jalur tanam.
Studi Iklim Mikro dan Topografi Pada Habitat Parashorea malaanonan Merr Muhammad Fajri; Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.1.1-12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim mikro dan topografi pada habitat Parashorea malaanonan Merr di hutan alam. Metode penelitian sebagai berikut:1. Lokasi penelitian di KHDTK Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan Tane Olen, Desa Setulang kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. 2. Penentuan plot menggunakan metode Purposive Sampling di hutan tropis dataran rendah, dimana plot-plot tersebut dipilih setelah diketahui adanya jenis P. malaanonan Merr di lokasi tersebut. Plot penelitian berbentuk bujur sangkar dengan luas 1 hektar; 3. Pengambilan data berupa: a. Data iklim mikro, yaitu suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya; b. Data topografi; 4. Analisis Data: a. Untuk data iklim mikro, data lapangan akan ditabulasi dan di analisis secara deskriptif; b. Untuk topografi, data kontur lapangan akan dianalisa dan dibuat peta topografinya dengan menggunakan software ArcGIS dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian :1. Untuk intensitas cahaya: a. Pada plot 1 KHDTK Labanan, intensitas cahaya pada pagi hari rata-rata 21,28% (425,3Lm), pada siang hari rata-rata 29,63% (592,3Lm) dan pada sore hari rata-rata 19,73% (394,3Lm); b. Pada plot 2 Tane olen, Desa Setulang, intensitas cahaya pada pagi hari rata-rata 20,04% (400,67Lm), pada siang rata-rata 23,46% (469Lm) dan pada sore hari rata-rata sekitar 12,52% (250,33Lm). 2. Untuk suhu dan kelembaban: a. Pada plot 1,KHDTK Labanan, pada pagi hari, suhu lingkungan rata-rata 23,8°C, pada siang hari rata-rata sekitar 26°C dan pada sore hari rata-rata 24,2°C. untuk kelembaban udara pada pagi rata-rata 84%, pada siang hari rata-rata sekitar 84,7% dan pada sore hari rata-rata sekitar 86,7%; b. Untuk suhu dan kelembaban pada plot 2 di Tane olen, Desa Setulang, Pada pagi hari suhu lingkungan rata-rata sekitar 24,5°C, pada siang hari rata-rata 25,67°C dan pada sore hari rata-rata 24,17°C. Untuk kelembaban udara pada pagi hari rata-rata 80%, pada siang hari rata-rata 80% dan pada sore hari rata-rata 85,33%. 3. Untuk topografi: a. Pada plot 1, KHDTK Labanan, mempunyai topografi antara 0 % s/d 110 %, dengan komposisi sebagai berikut kelerengan lahan kategori datar/flat (0-8 %) sekitar 2,69 %, kategori landai/lower slope (8-15 %) 9,42 %, kategori agak curam/mid slope (15-25 %) sekitar 2,76 %, kategori curam/steep (25-40 %) sekitar 40,91 % dan kategori sangat curam/upper steep (> 40 %) sekitar 23,22 %;b. Untuk topografi plot 2, Tane olen, Desa Setulang mempunyai dengan kelerengen lahan antara 0 s/d 50 %, dengan komposisi sebagai berikut kelerengan lahan kategori datar/flat (0-8 %) sekitar 19,27 %, kategori landai/lower slope (8-15 %) 28,78 %, kategori agak curam/mid slope (15-25 %) sekitar 25,54 %, kategori curam/steep (25-40 %) sekitar 19,33 % dan kategori sangat curam/upper steep (> 40 %) sekitar 7,07 %.
Teknik Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea johorensis) di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur Ngatiman Ngatiman; M. Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.49-56

Abstract

Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman Shorea johorensis. Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman S. johorensis semua perlakuan tidak berbeda nyata atau memberikan pengaruh yang sama per enam bulan. Pada tanaman S. johorensis lebar jalur 5 meter lebih baik daripada lebar 3 meter. Tanaman S. johorensis pada rumpang dan naung tidak berbeda nyata dan komponen geomorfik tidak berbeda nyata. Pada tanaman S. johorensis jenis gulmanya terdapat 85 jenis gulma. Jenis gulma yang merugikan pada tanaman S. johorensis adalah A. trinervis, Aristolochia tagala, Cryptocarya crassinervia, Limacia ceracifera, Lygodium circinnatum, Merremia umbellata, Mikania micrantha dan Millettia spendidissima.
FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN Coptotermes Sp. PADA TANAMAN Shorea leprosula DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.2.81-94

Abstract

Meranti merah (Shorea leprosula Miq) merupakan salah satu jenis unggulan dan sudah banyak ditanam dalam rangka pembangunan hutan tanaman dipterokarpa.  Permasalahan yang ditemukan pada tanaman S. leprosula di areal PT Inhutani II, Pulau Laut, Kalimantan Selatan adalah adanya serangan rayap tanah Coptotermes  sp. yang mengakibatkan kematian.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap pada tanaman S. leprosula. Metode yang digunakan dengan membuat plot pengamatan pada beberapa petak tanam masing-masing seluas 0,5 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi serangan rayap pada tanaman S. leprosula berkisar 0,0 – 8,6% dan intensitas serangan berkisar 0,0 – 8,6%. Untuk menekan serangan rayap pada tanaman S. leprosula perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif dan merusak saramg rayap yang terdapat diantara jalur tanam.  Karena diantara jalur tanam tersebut ditemukan sarang rayap berupa gundukan tanah yang mempel pada batang pohon, serta serangan rayap juga ditemukan pada pohon S. leprosula yang tumbuh secara alami (pohon alam).
TEKNIK PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN SHOREA LEPROSULA Miq DI KHDTK LABANAN, BERAU, KALIMANTAN TIMUR Ngatiman Ngatiman; Muhammad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.35-48

Abstract

Shorea leprosula adalah salah satu jenis pohon utama di KHDTK Labanan, Berau , Kalimantan Timur. Pertumbuhannya di alam seringkali terganggu dengan kehadiran gulma. Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman S. leprosula.  Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pengendalian gulma dengan perlakuan P1 memberikan nilai riap yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya pada tanaman S. leprosula setiap enam bulan. Sementara itu, untuk perlakuan P3 memberikan hasil yang paling baik terhadap nilai riap S. leprosula setiap enam bulan. Pada  tanaman S. leprosula  ditemukan 93 jenis gulma, dimana yang menyebabkan dampak kerusakan dan invasi suatu lahan secara nyata adalah gulma jenis Mikania micrantha.
Serangan Rayap Coptotermes Sp. Pada Tanaman Shorea leprosula Miq di PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat Ngatiman Ngatiman; Deddy Dwi Nur Cahyono
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.1.33-42

Abstract

Meranti merah (Shorea leprosula Miq) merupakan salah satu jenis unggulan untuk ditanam dalam teknik silvikultur intensif (SILIN). Namun permasalahan yang sering dijumpai di lapangan adalah adanya serangan rayap Coptotermes sp yang mengakibatkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap  pada tanaman S. leprosula dan mengamati sarang rayap yang terdapat diantara jalur tanam.  Metode yang digunakan adalah melakukan pengamatan serangan rayap pada jalur tanam S. leprosula umur 6, 7 dan 8 tahun untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap dan mengamati sarang rayap yang terdapat diantara jalur tanam dengan mengukur jarak sarang rayap dengan tanaman S. leprosula pada jalur tanam. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala serangan rayap terjadi pada tanaman umur 7 dan 8 tahun. Pada tanaman umur 7 tahun frekuensi serangannya 2% dan intensitas serangan 2%, sedangkan pada tanaman umur 8 tahun frekuensi serangan 9,2% dan intensitas serangannya 8%. Sarang rayap ditemukan diantara jalur tanam dengan jarak berkisar 5–17 m dari tanaman S. leprosula. Sumber serangan rayap pada tanaman S. leprosula berasal dari adanya sarang rayap berupa gundukan tanah yang terdapat diantara jalur tanam.
Studi Iklim Mikro dan Topografi Pada Habitat Parashorea malaanonan Merr Muhammad Fajri; Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.1.1-12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim mikro dan topografi pada habitat Parashorea malaanonan Merr di hutan alam. Metode penelitian sebagai berikut:1. Lokasi penelitian di KHDTK Labanan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dan Tane Olen, Desa Setulang kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. 2. Penentuan plot menggunakan metode Purposive Sampling di hutan tropis dataran rendah, dimana plot-plot tersebut dipilih setelah diketahui adanya jenis P. malaanonan Merr di lokasi tersebut. Plot penelitian berbentuk bujur sangkar dengan luas 1 hektar; 3. Pengambilan data berupa: a. Data iklim mikro, yaitu suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya; b. Data topografi; 4. Analisis Data: a. Untuk data iklim mikro, data lapangan akan ditabulasi dan di analisis secara deskriptif; b. Untuk topografi, data kontur lapangan akan dianalisa dan dibuat peta topografinya dengan menggunakan software ArcGIS dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian :1. Untuk intensitas cahaya: a. Pada plot 1 KHDTK Labanan, intensitas cahaya pada pagi hari rata-rata 21,28% (425,3Lm), pada siang hari rata-rata 29,63% (592,3Lm) dan pada sore hari rata-rata 19,73% (394,3Lm); b. Pada plot 2 Tane olen, Desa Setulang, intensitas cahaya pada pagi hari rata-rata 20,04% (400,67Lm), pada siang rata-rata 23,46% (469Lm) dan pada sore hari rata-rata sekitar 12,52% (250,33Lm). 2. Untuk suhu dan kelembaban: a. Pada plot 1,KHDTK Labanan, pada pagi hari, suhu lingkungan rata-rata 23,8°C, pada siang hari rata-rata sekitar 26°C dan pada sore hari rata-rata 24,2°C. untuk kelembaban udara pada pagi rata-rata 84%, pada siang hari rata-rata sekitar 84,7% dan pada sore hari rata-rata sekitar 86,7%; b. Untuk suhu dan kelembaban pada plot 2 di Tane olen, Desa Setulang, Pada pagi hari suhu lingkungan rata-rata sekitar 24,5°C, pada siang hari rata-rata 25,67°C dan pada sore hari rata-rata 24,17°C. Untuk kelembaban udara pada pagi hari rata-rata 80%, pada siang hari rata-rata 80% dan pada sore hari rata-rata 85,33%. 3. Untuk topografi: a. Pada plot 1, KHDTK Labanan, mempunyai topografi antara 0 % s/d 110 %, dengan komposisi sebagai berikut kelerengan lahan kategori datar/flat (0-8 %) sekitar 2,69 %, kategori landai/lower slope (8-15 %) 9,42 %, kategori agak curam/mid slope (15-25 %) sekitar 2,76 %, kategori curam/steep (25-40 %) sekitar 40,91 % dan kategori sangat curam/upper steep (> 40 %) sekitar 23,22 %;b. Untuk topografi plot 2, Tane olen, Desa Setulang mempunyai dengan kelerengen lahan antara 0 s/d 50 %, dengan komposisi sebagai berikut kelerengan lahan kategori datar/flat (0-8 %) sekitar 19,27 %, kategori landai/lower slope (8-15 %) 28,78 %, kategori agak curam/mid slope (15-25 %) sekitar 25,54 %, kategori curam/steep (25-40 %) sekitar 19,33 % dan kategori sangat curam/upper steep (> 40 %) sekitar 7,07 %.
Teknik Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea johorensis) di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur Ngatiman Ngatiman; M. Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.49-56

Abstract

Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman Shorea johorensis. Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman S. johorensis semua perlakuan tidak berbeda nyata atau memberikan pengaruh yang sama per enam bulan. Pada tanaman S. johorensis lebar jalur 5 meter lebih baik daripada lebar 3 meter. Tanaman S. johorensis pada rumpang dan naung tidak berbeda nyata dan komponen geomorfik tidak berbeda nyata. Pada tanaman S. johorensis jenis gulmanya terdapat 85 jenis gulma. Jenis gulma yang merugikan pada tanaman S. johorensis adalah A. trinervis, Aristolochia tagala, Cryptocarya crassinervia, Limacia ceracifera, Lygodium circinnatum, Merremia umbellata, Mikania micrantha dan Millettia spendidissima.
FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN Coptotermes Sp. PADA TANAMAN Shorea leprosula DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.2.81-94

Abstract

Meranti merah (Shorea leprosula Miq) merupakan salah satu jenis unggulan dan sudah banyak ditanam dalam rangka pembangunan hutan tanaman dipterokarpa.  Permasalahan yang ditemukan pada tanaman S. leprosula di areal PT Inhutani II, Pulau Laut, Kalimantan Selatan adalah adanya serangan rayap tanah Coptotermes  sp. yang mengakibatkan kematian.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap pada tanaman S. leprosula. Metode yang digunakan dengan membuat plot pengamatan pada beberapa petak tanam masing-masing seluas 0,5 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi serangan rayap pada tanaman S. leprosula berkisar 0,0 – 8,6% dan intensitas serangan berkisar 0,0 – 8,6%. Untuk menekan serangan rayap pada tanaman S. leprosula perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif dan merusak saramg rayap yang terdapat diantara jalur tanam.  Karena diantara jalur tanam tersebut ditemukan sarang rayap berupa gundukan tanah yang mempel pada batang pohon, serta serangan rayap juga ditemukan pada pohon S. leprosula yang tumbuh secara alami (pohon alam).
TEKNIK PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN SHOREA LEPROSULA Miq DI KHDTK LABANAN, BERAU, KALIMANTAN TIMUR Ngatiman Ngatiman; Muhammad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.35-48

Abstract

Shorea leprosula adalah salah satu jenis pohon utama di KHDTK Labanan, Berau , Kalimantan Timur. Pertumbuhannya di alam seringkali terganggu dengan kehadiran gulma. Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman S. leprosula.  Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pengendalian gulma dengan perlakuan P1 memberikan nilai riap yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya pada tanaman S. leprosula setiap enam bulan. Sementara itu, untuk perlakuan P3 memberikan hasil yang paling baik terhadap nilai riap S. leprosula setiap enam bulan. Pada  tanaman S. leprosula  ditemukan 93 jenis gulma, dimana yang menyebabkan dampak kerusakan dan invasi suatu lahan secara nyata adalah gulma jenis Mikania micrantha.