This Author published in this journals
All Journal Singuda ENSIKOM
M Natsir Amin
Universitas Sumatera Utara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS BIAYA PRODUKSI LISTRIK PER-KWH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOGAS LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT (APLIKASI PADA PLTBGS PKS TANDUN) David Partogi Butar-Butar; M Natsir Amin; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan permintaan energi dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah biogas, khususnya yang berasal dari limbah cair kelapa sawit. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Dengan bahan bakar biogas, akan menghasilkan biaya produksi listrik yang lebih murah dan ramah terhadap lingkungan. Sebagai implementasi studi kasus yang dipilih adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sawit (PLTBGS) Pabrik Kelapa Sawit Tandun, Riau milik PT. Perkebunan Nusantara V. Pada paper ini akan dilihat analisis biaya untuk memproduksi listrik per kWh dengan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan biogas limbah cair kelapa sawit sebagai bahan bakar, dengan memperhitungkan biaya modal, biaya bahan bakar serta biaya operasional dan perawatan. Sehingga didapat biaya produksi listrik per kWh berdasarkan suku bunga 6%, 9%, 12% adalah Rp 569,13/kWh, Rp 659,34/kWh, Rp 770,89/kWh dan biaya produksi listrik per kWh tanpa memperhitungkan biaya pengembalian modal adalah Rp 250/kWh.
PENGUJIAN PERFORMANSI GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Pryandi Siahaan; M Natsir Amin; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.791 KB)

Abstract

Kebutuhan akan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, terutama untuk pembangkitan tenaga listrik. Namun ternyata cadangan minyak bumi yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Perlu dicari sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan sebagai penggantinya. Dari hasil penelitian ternyata biogas berpotensi dijadikan sebagai pengganti bahan bakar fosil, dimana biogas itu sendiri terdiri dari sebagian besar gas CH4 dan CO2 yang dihasilkan dari perombakan anaerobik senyawa-senyawa organik seperti dari kotoran ternak, sampah, dan limbah cair pabrik kelapa sawit serta memiliki nilai kalor yang tinggi. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik, senyawa CH4 dan CO2 yang terkandung bisa menyebabkan efek rumah kaca yang merugikan manusia. Potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga biogas sangat prospektif di Indonesia karena Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dari hasil pengujian performansi generator pembangkit listrik tenaga biogas di LP3M USU diketahui bahwa tegangan dan frekuensi yang dihasilkan generator hanya mencapai 215 V dan 35 Hz. Hal ini dikarenakan putaran yang dihasilkan motor hanya sebesar 1000-1100 rpm dan belum mampu memutar generator hingga mencapai 1500 rpm.
PENGARUH MOISTURE CONTENT EFB TERHADAP KURVA INPUT OUTPUT PLTBS Yusak Victory Sitorus; M Natsir Amin; Surya Tarmizi Kasim
Singuda ENSIKOM Vol 4, No 3 (2013)
Publisher : Singuda ENSIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.71 KB)

Abstract

Kurva input output menggambarkan besarnya masukan (bahan bakar EFB) yang harus diberikan pada unit pembangkit sebagai fungsi dari keluarannya. Bahan bakar yang digunakan adalah Empty Fruit Bunch (EFB) dengan tingkat moisture content 58,32%(wet-basis), 38,58%(wet-basis), dan 14,07%(wet-basis). Diperoleh nilai LHV (Low Heating Value) dari ketiga tingkat moisture content EFB berturut-turut adalah  1931,09 kkal/kg, 2844,50 kkal/kg, dan 3863,31 kkal/kg. Semakin rendah moisture content EFB, maka nilai kalornya akan semakin tinggi. Pada pembebanan harian yang diasumsikan sama untuk ketiga tingkat moisture content EFB, didapat total jumlah EFB yang dibutuhkan PLTBS selama satu hari untuk masing-masing tingkat moisture content berturut-turut adalah 79,128 ton, 53,719 ton, dan 39,553 ton. Harga pengolahan EFB berturut-turut sebesar Rp30,00/kg, Rp40,00/kg, dan Rp50,00/kg, maka biaya bahan bakar rata-rata dalam sehari berturut-turut sebesar Rp59,35/kWh, Rp53,72/kWh, dan Rp39,55/kWh. Sehingga dari kurva input output dapat dilihat bahwa EFB dengan tingkat moisture content tertinggi relatif membutuhkan biaya bahan bakar yang lebih besar setiap jamnya.