Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Uji Antagonis Tanaman Bangun – Bangun (Plectranthus amboinicus Lour) sebagai Fungisida Nabati terhadap Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus Swartz) di Laboratorium dan di Lapangan Neny Yanti Siregar; Lahmuddin Lubis; Irda Safni; Cici Indriani Dalimunthe
Jurnal Agroekoteknologi Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.895 KB) | DOI: 10.32734/jaet.v5i2.15551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bahan dan konsentrasi ekstrak yang optimal di laboratorium dan mengetahui potensi daya hambat tanaman bangun-bangun terhadap patogen penyebab penyakit jamur akar putih (Rigidoporus microporus) secara langsung pada stum karet di polibeg. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan areal rumah kassa Balai Penelitian Sungei Putih dengan ketinggian tempat 80 m dpl, dimulai bulan September 2015 sampai Januari 2016. Penelitian di laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 13 Perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan jenis bahan ekstrak adalah daun dan akar kering serta daun dan akar segar sedangkan konsentrasi ekstrak yaitu 2,5; 5; 7,5% serta tanpa perlakuan  (kontrol). Penelitian di lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor yaitu faktor jumlah tanaman bangun-bangun (0,2,4, dan 8) dan skala JAP (1dan 2) sehingga diperoleh 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Hasil terbaik di laboratorium didapat pada perlakuan ekstrak akar kering metanol (A8 dan A9) dengan konsentrasi 5% dan 7,5% yang memiliki daya hambat terbesar dalam menekan pertumbuhan JAP yaitu 74,00 % dan 75,67%. Hasil terbaik di lapangan adalah perlakuan T1S1 yaitu 2 tanaman bangun-bangun dengan skala JAP 1 yang dapat menurunkan skala JAP hingga 0 pada stum karet.
INDUKSI KETAHANAN KLON KARET TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN (Colletotrichum gloeosporioides) DENGAN PEMBERIAN ASAM SALISILAT Radite Tistama; Cici Indriani Dalimunthe
Jurnal Agro Estate Vol 2 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Sawit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.222 KB) | DOI: 10.47199/jae.v2i2.45

Abstract

Preliminary trail using food poisoning technique obtained output that 0,2 g/L salicylic acid (SA) inhibited growth of leaf fall disease of rubber tree such as Colletotrichum gloeosporioides, Oidium heveae as well as Corynespora cassiicola.The SA inhibited growth of the third leaf fall desease more than 85% in in vitro. The next observation aimed to knowing the effect of SA in growth inhibitionof leaf desease onrubber tree in polybeg. Three level of SA concentration were spraied to the rubber tree young leaf after wo days inoculated with C. gloeosporioides spores. The optimal concentration was used for observation the response of rubber clones PB 260, IRR 122 and IRR 104 to C. gleiosporoides before and after SA spraying. The SA 0,5 g/L decreased the infection intensity of C. gloeosporioides via inducing of the systemic aquired resistance(SAR).There were variation of the infection intensity in the SA treated rubber clones to C. gloeosporioides between 10% to 18%.
UJI BAKTERI ANTAGONIS UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT MOULDY ROT (Ceratocystis fimbriata) DI LABORATORIUM Cici Indriani Dalimunthe; Radite Tistama; Elia Wike Wijayanti Wijaya
Jurnal Agro Estate Vol 5 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Institut Teknologi Sawit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47199/jae.v5i1.190

Abstract

Ceratocystis fimbriata menyebabkan penyakit pada bidang sadap tanaman karet (Hevea brasiliensis), yang menyebabkan jamur abu-abu atau busuk pada panel sadap yang mempengaruhi hasil lateks. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh bakteri antagonis yang dapat menghambat pertumbuhan penyakit mouldy rot (Ceratocystis fimbriata) pada skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap non-faktorial yang terdiri dari sepuluh perlakuan dan tiga ulangan. Bakteri Antagonis yang digunakan adalah BA1, BA3, BA4, BA5, BA6, BA7, BA8, BA9, dan BA10. Isolat bakteri diambil dari hasil isolasi kulit yang dipulihkan dan kulit tanaman karet perawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan patogen sekitar > 80% adalah BA1, BA4, BA5, BA9, dan BA1. Isolat BA2, BA3, BA6, BA7, dan BA8 dapat menghambat pertumbuhan patogen jamur sekitar 40% hingga <80%. Isolat BA10 memiliki persentase penghambatan tinggi sekitar 92,84%. Pengujian lebih lanjut perlu dilakukan pada skala lapangan untuk menentukan efektivitasnya sebagai kontrol biologis penyakit mouldy rot.
TEKNIK SEROLOGI UNTUK DETEKSI DINI PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (Rigidoporus microporus) MENGGUNAKAN METODE DOTBLOT Cici Indriani Dalimunthe; Sri Wahyuni; Radite Tistama
Warta Perkaretan Vol. 38 No. 2 (2019): Volume 38, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.746 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v38i2.652

Abstract

Teknik serologi dengan memanfaatkan antibodi di dalam serum dapat mendeteksi mikroorganisme tertentu. Hasil penelitian sebelumnya telah diperoleh antibodi yang dapat mengenali antigen JAP baik itu dari fruiting body maupun miselium. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi stadium serangan JAP melalui deteksi dini pada daun dan tanah menggunakan antibodi JAP dan mendeteksi sebaran miselium JAP di dalam tanah areal perkebunan karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian antibodi menggunakan metode dot-blot dapat mendeteksi adanya serangan JAP baik di daun maupun di akar tanaman karet. Secara visual reaksi antigen antibodi memberikan lingkaran warna coklat. Semakin gelap warna lingkaran membran berarti semakin tinggi tingkat reaksi antigen-antibodi. Pembacaan dengan perangkat lunak Corel Draw pada dot-blot antigen daun/tanah tanaman sehat memiliki nilai intensitas RGB lebih tinggi dibandingkan tanaman yang terinfeksi JAP. Semakin parah tanaman terserang JAP maka intensitas RGB semakin menurun. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi paket teknologi berupa kit yang dapat mendeteksi gejala serangan dini JAP pada tanaman karet. Kepraktisan atau kemudahan dalam mengidentifikasi merupakan salah satu syarat dalam mengembangkan teknologi ini untuk penerapan early warning system terhadap serangan JAP kedepannya
UJI KETAHANAN GENETIK KLON KARET SERI IRR TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Pestalotiopsis DI LABORATORIUM Sayurandi; Cici Indriani Dalimunthe; Eka Bobby Febrianto; Guido Anselmus Sianturi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.222 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v9i1.4683

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan genetik klon karet seri IRR terhadap penyakit gugur daun Pestalotiopsis di Laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Balai Penelitian Sungei Putih Kabupaten Deli Serdang. Klon yang diuji dalam penelitian ini sebanyak tujuh klon karet seri IRR yaitu klon IRR 5, IRR 104, IRR 111, IRR 112, IRR 118, IRR 119, IRR 220 dan klon pembanding PB 260. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial dengan tiga ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa klon IRR 220 tergolong moderat rentan terhadap penyakit gugur daun Petalotiopsis, sedangkan klon IRR 5, IRR 104, IRR 111, IRR 112, IRR 118, IRR 119, IRR 220 dan PB 260 tergolong rentan terhadap penyakit gugur daun Pestalotiopis. Nilai heritabilitas pada pengamatan hari kedelapan setelah inokulasi tergolong tinggi (h2 = 0,65). Hal ini menunjukkan bahwa kerentanan klon karet tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor genetik tanaman dibandingkan dengan faktor lingkungan.