Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

NON-LINIER COMPRESSION STRESS-STRAIN CURVE MODEL FOR HARDWOOD Adhijoso Tjondro; Bambang Suryoatmono; Iswandi Imran
MEKANIKA Vol. 1 No. 1 (2016)
Publisher : MEKANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Non-linier compression stress-strain relationship was derived from experimental investigation of 144 small clear specimens of three Indonesian hardwood species, namely Acacia, Meranti and Kruing. Both compression parallel to the grain and compression perpendicular to the grain were tested. The stress-strain curve consists of linier-elastic line until proportional limit and bi-linier curve. Stress-strain curve parameters for compression parallel to the grain, such as elastic modulus, post-elastic modulus, proportional limit, ultimate stress and post-elastic strain limit were derived based on the specific gravity. And also stress-strain curve parameters for compression perpendicular to the grain, such as elastic modulus, post-elastic modulus and proportional limit were derived based on the specific gravity and the angle between stress direction and tangential axis direction. Compression strength perpendicular to the grain in tangential direction was found much lower than compression strength perpendicular to the grain in radial direction.
Pengaruh Jenis Baja Tulangan Terhadap Perilaku Plastifikasi Elemen Struktur SRPMK Iswandi Imran; Ronald Simatupang
Jurnal Teknik Sipil Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.762 KB) | DOI: 10.28932/jts.v6i1.1325

Abstract

Berdasarkan peraturan perencanaan beton bertulang untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-02Pasal 23), penulangan komponen struktur beton yang merupakan bagian dari sistem pemikul bebangempa sebaiknya menggunakan baja tulangan yang memiliki sifat-sifat mekanik yang nilainilainyatertentu. Jenis sifat mekanik yang dimaksud diantaranya adalah kuat leleh, kuat tarik,daktilitas, faktor kuat lebih (overstrength) dan rasio kuat tarik terhadap kuat leleh. Dikaitkandengan sifat mekaniknya, baja tulangan yang beredar di Indonesia saat ini pada dasarnya dapatdikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu baja tulangan yang memenuhi persyaratan sifatmekanik berdasarkan SNI 03-2847-02 Pasa 23 untuk struktur tahan gempa (baja tulangancompliance) dan baja tulangan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut (baja tulangan noncompliance).Makalah ini menyajikan hasil studi eksperimental dan analitikal yang bertujuanuntuk mengkaji pengaruh jenis baja tulangan yang digunakan terhadap perilaku plastifikasi elemenstruktur beton bertulang SRPMK yang dihasilkan. Dua jenis baja tulangan dikaji dalam studi ini,yaitu baja tulangan compliance dan baja tulangan non-compliance. Empat buah sampel balokkantilever diuji dalam studi ini terhadap beban monotonik dan siklik, yang mensimulasikanpengaruh beban gempa. Dua buah benda uji pertama diberi penulangan lentur denganmenggunakan baja tulangan compliance dan dua buah benda uji sisanya diberi penulangan lenturdengan menggunakan baja tulangan non-compliance. Perilaku elemen struktur yang dievaluasimeliputi perilaku histeresis yang dihasilkan oleh pembebanan siklik, tingkat daktilitas yangdimiliki, dan pola keruntuhan yang diperoleh. Hasil studi ini memperlihatkan bahwa penggunaanjenis baja tulangan yang compliance, yaitu baja tulangan yang sesuai dengan persyaratan SNI 03-2847-02 Pasal 23, pada komponen struktur beton bertulang SRPMK dapat menghasilkan perilakuplastifikasi struktur yang baik, khususnya terhadap pembebanan siklik yang mensimulasikan bebangempa. Sebaliknya, elemen struktur beton bertulang SRPMK yang diberi baja tulangan yang noncompliance,memperlihatkan perilaku plastifikasi struktur yang kurang baik.
Kinerja Struktur Portal Terbuka Beton Bertulang Terhadap Beban Lateral Raden Mariana Sari Badriah; Iswandi Imran
Jurnal Teknik Sipil Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.727 KB) | DOI: 10.28932/jts.v10i2.1387

Abstract

Kejadian gempa bumi telah banyak menyebabkan runtuhnya dan robohnya bangunan betonbertulang terutama rumah dan gedung. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya bangunandibawah tujuh lantai termasuk rumah di bangun tanpa mengikuti peraturan yang ada. Sehinggapada saat gempa terjadi, bangunan tersebut mengalami kerusakan. Penelitian ini akan mencakupaspek pengujian dan analitis. Uji eksperimental dilakukan pada satu portal terbuka yang memilikisatu bentang dan satu tingkat dengan skala model setengah. Kerusakan yang terjadi berupa retaklentur, geser dan rompal pada beton kolom dan sambungan balok kolom. Kerusakan akibat bebanlateral diperbaiki dan diuji kembali terhadap beban lateral. Perbaikan portal dilakukan hanya padabeton yang rusak akibat beban lateral. Pembebanan yang diaplikasikan adalah dalam bentuk bebanlateral siklik sebagai simulasi beban gempa. Tujuan dari eksperimen ini diharapkan bisa diperolehkinerja portal beton bertulang sebelum mengalami kerusakan (portal terbuka/portal utuh) danportal setelah mengalami kerusakan kemudian diperbaiki (portal perbaikan). Dari analisis hasilpengujian, diperoleh kapasitas lateral portal utuh dan portal perbaikan relatif sama. Tetapi,kekakuan dan kemampuan mendisipasi energi serta daktilitas portal utuh lebih besar dibandingkanportal perbaikan. Hal
Evaluasi Geser Dasar Minimun pada SNI 1726-2012 Johnny Setiawan; Iswandi Imran
Jurnal Teknik Sipil Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2280.882 KB) | DOI: 10.28932/jts.v10i2.1390

Abstract

Terdapat cukup banyak perubahan pada SNI 1726-2012, salah satunya adalah adanya persyaratanbatas geser dasar minimum (minimum base shear) yang tidak ada pada peraturan sebelumnya.Metode yang akan dilakukan adalah bangunan gedung dengan klasifikasi ketinggian rendah,sedang dan tinggi akan dianalisis dengan menerapkan geser dasar minimum dan tanpa geser dasarminimum. Analisis yang akan digunakan adalah analisis ragam spektrum respons (ResponsSpectrum Analysis, RSA), analisis respons riwayat waktu (Time History Analysis, THA) dananalisis respons riwayat waktu non linier (Non Linear Time History Analysis, NLTHA). Hasilanalisis menunjukkan bahwa pada peraturan SNI 1726-2012 dengan adanya persyaratan batasangeser dasar minimum dapat menjamin kinerja struktur sesuai dengan yang diharapkan.Kekhawatiran adanya batasan geser dasar minimum pada SNI 1726-2012 akan membuat desainmenjadi tidak ekonomis, ternyata tidak terbukti karena tidak memberikan pengaruh signifikanpada hasil desain, khususnya untuk bangunan dengan kategori ketinggian rendah dan sedang.Untuk bangunan dengan klasifikasi bangunan tinggi, analisis dan desain dengan memperhitungansyarat batasan geser dasar minimum dan tanpa memperhitungkan geser dasar minimum dapatmemberikan hasil desain yang baik, tetapi pengecekan pada Level Kinerja (Performance Level)sesuai dengan story drift menunjukkan bahwa analisis dengan memperhitungkan syarat geser dasarminimum memberikan hasil dengan level kinerja yang cukup baik yaitu Immediate Occupancy(IO) hingga Damage Control (DO), sedangkan tanpa memperhitungkan geser dasar minimummemberikan hasil dengan level kinerja yang kurang baik yaitu Life Safety (LS) hingga StructuralStability (SS). Sedangkan pada level kinerja elemen struktur, analisis tanpa memperhitungkangeser dasar minimum menyebabkan banyak elemen struktur yang berada pada level kinerjaCollapse Prevention (CP).