Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS Risma Adelina Simanjuntak; Dian Hernita
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan dunia industri manufaktur dan jasa semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu sehingga setiap pelaku industri harus siap berkompetisi dengan kompetitornya. Oleh karena itu masalah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan produktifitas semakin menonjol dan perlu untuk diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di industri pembuatan tas ”Pinus Bag’s Specialist”. Pada penelitian ini yang diteliti yaitu metode kerja dan layout kerja operator, kemudian dilakukan usulan perbaikan dengan menerapkan metode 5S pada lingkungan kerja Setelah dilakukan pengolahan data dan pembahasan terhadap data pengukuran waktu perakitan, analisis metode 5S pada layout baik sebelum dan sesudah usulan perbaikan dan jumlah hasil produksi masing-masing layout kerja ternyata jumlah hasil produksi pada layout sesudah usulan perbaikan dilakukan mengalami peningkatan dibandingkan layout sebelum usulan perbaikan dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan indeks produktifitas yang meningkat dari sebelum usulan perbaikan dilakukan dimana indeks produktifitas sebelum usulan perbaikan adalah sebesar 97,5 %, sedangkan indeks produktifitas pada layout kerja sesudah usulan perbaikan 115 %. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa micromotion study dan metode 5S telah membawa efek yang baik bagi perbaikan metode kerja dengan menghilangkan gerakan tidak efektif dan menata lingkungan kerja agar lebih bersih dan rapi sehingga meningkatkan produktifitas kerja operator.
ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE (SWAT) Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Teknologi Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beban kerja merupakan konsekuensi dari kegiatan yang diberikan kepada pekerja. Aktivitas pekerja pada dasarnya dapat dibedakan antara aktivitas fisik dan aktivitas mental. Dalam prakteknya beban kerja yang dijumpai merupakan kombinasi antara beban kerja fisik dan beban kerja mental. Pengukuran beban mental secara subjektif didasarkan pada persepsi pekerja diantaranya metode SWAT Penelitian ini bertujuan untuk mengukur beban mental di bagian pengisian- pengemasan di PT. Sari Husada Tbk Yogyakarta. Metode SWAT merupakan metode pengukuran beban mental secara subjektif yang didasarkan pada persepsi pekerja, dengan menggunakan kombinasi dari tiga dimensi dengan tingkatannya.Dimensi tersebut adalah beban waktu, beban usaha mental dan beban tekanan pskologis. SWAT sebagai sebuah skala multidimensional melakukan 2 (dua) tahapan pekerjaan, yaitu : pembuatan skala dan pemberian nilai terhadap hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan kondisi beban kerja antara ketiga shift mempunyai perbedaan secara nyata. Nilai beban kerja dari SWAT score untuk shift pagi menunjukkan kategori rendah; shift sore menunjukkan kategori rendah dan sedang, untuk shift malam beban kerja kategori sedang. Secara keseluruhan pekerja lebih mementingkan faktor waktu (39,08%), kemudian tekanan stress (33,21%) dan terakhir usaha mental (27,71%) dalam mempertimbangkan faktor beban kerja mental. Kata kunci : Beban kerja mental, shift kerja, pengukuran subjektif , SWAT
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING Joko Susetyo; Risma Adelina Simanjuntak; João Magno Ramos
Jurnal Teknologi Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead times, produktivitas, dan performansi pengantaran. Desain fasilitas pabrik yang baik adalah yang mampu meningkatkan keefektifan dan keefisienan melalui penurunan perpindahan jarak material, dan ongkos material handling. Dalam penelitian ini perancangan ulang tata letak fasiltas mesin pada perusahaan logam yang memproduksi berbagai macam produk logam. Berdasarkan permasalahan yang ada, perancangan dilakukan dengan mengunakan group teknologi yaitu mengelompokkan produk yang memiliki kesamaan desain atau kesamaan karakteristik manufaktur atau gabungan dari keduanya. Hasil pengelompokan ini berupa formasi mesin yang membentuk cell-cell. Metode penyusunan mesin didalam cell ini menggunakan metode rank order clustering (ROC). Sedangkan untuk menghitung jarak material handling dan ongkos material handling menggunakan metode algoritma bolcplan yaitu menghitung jarak rectilinear dan jarak euclidean. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa relayout yang dirancang lebih baik dari layout. Relayout memiliki jarak rectilinear perpindahan material yang lebih kecil, selisihnya 116 m atau penurunan jaraknya sebesar 13,36% dari kondisi awal. Begitu juga dengan penurunan ongkos material handling berdasarkan jarak rectilinear adalah Rp 18.900/hari atau penurunan ongkos ongkos material handling sebesar 16%.
THE ANALYSIS OF PHYSICAL AND MENTAL WORK LOAD USING NIOSH EQUATION AND NASA-TASK LOAD INDEX (TLX) METHOD Daya Sektiawan; Risma Adelina Simanjuntak; Winarni Winarni
Jurnal Rekavasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.9 KB)

Abstract

CV. TATONAS adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan alat – alat uji Tanah, Beton, Aspal,Hidrologi, dan Klimatologi. Sebagai perusahaan pembuatan alat-alat uji di Indonesia, CV. TATONAS dituntutuntuk mencapai target produksi. Proses penanganan material secara manual (manual material handling), membuatkaryawan bekerja lebih berat dan menimbulkan masalah kelelahan kerja. Penelitian ini menganalisa seberapa besarbeban kerja karyawan yang meliputi beban kerja fisik dan beban kerja mental. Beban kerja fisik diukur berdasarkancardiovascular load (CVL) menggunakan pendekatan niosh equation. Beban kerja mental diukur menggunakanmetode NASA – Task Load Index (TLX). Bersarkan hasil penelitian di peroleh hasil presentase cardiovascular load(CVL) 13.3% yang berada antara 30% s.d 60% yang tergolong kategori sedang dan nilai tersebut memerlukanperbaikan. Sedangkan hasil analisa beban kerja mental 7 karyawan dengan range 50% s.d 79% mengalami bebankerja yang tinggi yaitu sebesar 46,7%, 4 karyawan termasuk tinggi sekali yaitu sebesar 26,7%, 3 karyawan termasukbeban kerja sedang yaitu 20%, dan 1 karyawan termasuk beban kerja rendah dengan hasil 6,6%. Dengan demikianperusahaan diharapkan melakukan perbaikan sistem kerja dan mengatur jam istirahat para karyawan untukmengurangi tingkat kelelahan karyawan.
ANALISIS ERGONOMI FISIK DENGAN METODE JOB STRAIN INDEX DAN ERGONOMI KOGNITIF GUNA MENGURANGI RISIKO KECELAKAAN KERJA Ardian Muhjid Permana; Risma Adelina Simanjuntak; Muhammad Yusuf
Jurnal Rekavasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.96 KB)

Abstract

Kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan pekerjaan, maka akan menimbulkan dampak kelelahan. Tingkatkelelahan akibat kerja yang dialami pekerja dapat menyebabkan ketidaknyamanan, meningkatnya kesalahan, dankurangnya perhatian yang berdampak pada meningkatnya risiko kecelakaan kerja. Pekerjaan di pabrik tahumembutuhkan tenaga fisik yang kuat. Pekerja pabrik tahu di desa Sitimulyo sering mengeluh kelelahan pada saatbekerja. Hal ini bias meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Penelitian dilakukan untuk lebih mengetahui faktorfaktoryang berhubungan dengan kelelahan kerja sehingga dapat meningkatkan kesadaran untuk mempertahankankeselamatan dan kesehatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode Job Strain Index dan NASA-TLX. Metode JobStrain Index digunakan untuk menentukan beban kerja fisik pada pekerja pabrik tahu. Metode NASA-TLX digunakanuntuk menentukan beban kerja mental pada pekerja pabrik tahu. Hasil penelitian berdasarkan metode Job StrainIndex dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 aktivitas kerja berada pada tingkat risiko sedang dengan nilai skor JSI 3 -≤ 7 dan terdapat 4 aktivitas kerja yang berada pada tingkat risiko tinggi dengan nilai skor JSI > 7. Hasil penelitianberdasarkan metode NASA-TLX dapat disimpulkan bahwa semua bagian pekerjaan di pabrik tahu tersebut memilikinilai beban kerja antara 50-80 yang menyatakan beban pekerjaan dalam kategori sedang.
ANALISIS SIKAP KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC) GUNA MENGELIMINIR KELUHAN OPERATOR Hendry Admanda; Titin Isna Oesman; Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Rekavasi Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.051 KB)

Abstract

Pabrik Tahu Murni adalah Industri rumahan dalam bidang kuliner makanan tahu yang terletak di Bantul. Produksiyang terjadi tergolong masih tradisional dan tergolong dominan dengan tenaga manusia. Dalam penelitianpendahuluan, disebutkan hasil keluhan muskeleketal yang cukup tinggi, yaitu dari jumlah 28 atribut, 16 mengalamikeluhan diatas 60 persen. Hal ini disebabkan oleh kondisi sikap kerja operator yang belum ergonomis, beban kerjayang berlebih, serta minimal penggunaan mesin maupun peralatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian secaraanalisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi sikap kerja operator dan memberikan usulan kepada pihak pengelolapabrik agar dapat segera diperhatikan. Penelitian ini menggunaan metode Nordic Body Map (NBM) yang berfungsiuntuk mengetahui keluahan yang terjadi pada operator. Metode Quick Exposure Check (QEC) berfungsi penilaian /analisis pada sikap kerja operator dengan cara berfokus pada 4 (empat) titik kerangkat otor manusia meliputipunggung, pergelangan tanan / tangan, bahu / lengan, dan leher yang berdasarkan pengamatan, pengidentifikasi, danpengambilan gambar (foto). Indeks Massa Tubuh (IMT) berfungsi mengetahui data pribadi seseorang untuk menilaisetiap gizi operator untuk mengidentifikasi kekuatan fisik dalam melakukan suatu pekerjaan.Berdasarkan dari hasilpenelitian menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM) menunjukkan bahwa keluhan kerja menunjukkan angkayang signifikan diatas 60% berjumlah 16 keluhan, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Kemudianpenelitian dengan metode Quick Exposure Check (QEC) menunjukkan hasil keluhan yang tinggi khususnya stasiunkerja operator penyaringan dan pemotongan, yaitu dalam kateori 4(empat) dengan usulan oenelitian lebih lanut dandiubah seketika. Penelitian dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menyebutkan 4 (empat) operator kelebihan beratbadan dan 11 operator kriteria normal. Usulan yang diberikan sebaiknya sikap kerja operator perlu dilakukanpenelitian lebih lanjut. Melakukan penambahan alat / mesin yang ada di pabrik. Memperbaiki stasiun kerja padaruang produksi.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN SEVEN TOOLS SERTA KAIZEN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PRODUK CACAT PADA PT. MITRA REKATAMA MANDIRI Marcelino Yogi; Petrus Wisnubroto; Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Rekavasi Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.545 KB)

Abstract

PT. Mitra Rekatama Mandiri adalah industri manufaktur yang yang mengelola dan menghasilkan produk coranlogam. Hasil produksi berupa komponen-komponen alat pertanian dan pertambangan, yaitu pulley. Pekerjaan yangdikerjakan secara mesin dan manual. Proses produksinya masih banyak terjadinya kerusakan produk yang sudahtidak sesuai standar kualitas yang ditetapkan industri. Six Sigma dan seven tools serta kaizen untuk mengidentifikasi,menganalisa dan memperbaiki faktor kerusakan produk. Berdasarkan hasil penelitian berupa pengolahan data dananalisis dengan siklus DMAI dalam konsep Six Sigma DMAIC yaitu tahap define diketahui karakteristik kualitas(CTQ) berupa data atribut sebanyak 10 jenis kerusakan. Hasil identifikasi proses dengan peta Kendali p pada tahapmeasure diketahui berada diluar batas kendali atas (Out of control), yaitu 0.308, 0,256, dan 0,231. Hasil pengukuranbaseline kinerja perusahaan pada proses produksi finishing didapat nilai rata-rata DPMO sebesar 88.716 yang dapatdiartikan bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 88.716. kemungkinan produk yang dihasikan mengalamikerusakan. Proses produksi Finishing berada pada tingkat 3.57 sigma. Hasil identifikasi dengan diagram pareto,CTQ yang paling dominan yang menimbulkan kerusakan yaitu jenis rantap sebesar 98%, jenis rusak mengsle 94%,jenis rusak Kropos 78%, jenis rusak benjol 46% dari total rusak sebesar 265. Identifikasi masalah kerusakan denganfishbone diagram untuk mengetahui faktor-faktor sumber penyebab rusak. Pada tahap improve mengupayakanrencana tindakan perbaikan dengan Kaizen berupa dua alat implementasi Kaizen yaitu Five M Check List dan FiveStep Plan. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kerusakan adalah faktor manusia danlingkungan. perbaikan dengan alat implemntasi kaizen, maka kebijakan utama yang harus dijalankan oleh pihakmanajemen perusahaan yaitu pengawasan atau control yang lebih ketat disetiap tahapan proses.
ANALISIS PENGUKURAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN 5-S SEBAGAI USULAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PADA DIVISI ENGINEERING (STUDI KASUS PT. PURA BARUTAMA KUDUS) Hery Kristanto Sinurat; Joko Susetyo; Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.525 KB)

Abstract

PT. Pura Barutama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Mengalami persaingan bisnis yang cukup ketat, supaya dapat tetap eksis perusahaan berusaha untuk memproduksi produk dengan standar internasioanl, harga terjangkau di kalangan masyarakat umum. Untuk itu perlu peningkatan efektivitas sehingga biaya produksi yang dikeluarkan menjadi rendah dan kualitas produk yang dihasilkan tinggi. Kerusakan yang terjadi pada mesin bubut sudah melebihi umur teknik dan pemakaian yang secara terus-menerus, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan menjadi lebih lama, seperti perbaikan, pengecekan dan penggantian komponen, hal ini menyebabkan downtime menjadi lebih lama. Analisis pengukuran nilai efektivitas mesin produksi dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan 5-S sebagai usulan penjadwalan perawatan mesin. Metode OEE didasari oleh 3 faktor yaitu availability, performance dan quality. Nilai OEE diperoleh dari hasil perkalian ketiga faktor. Penjadwalan perawatan dilihat dari nilai waktu rata-rata perawatan (MTBM), dan dilihat dari nilai waktu rata-rata kerusakan (MTBF). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai OEE mesin Bubut 5 tahun 2013 sebesar 79,97%, nilai MTBM sebesar 110,54 jam dan nilai MTBF sebesar 250 jam dan nilai OEE mesin bubut 6 tahun 2013 sebesar 80,03% nilai MTBM sebesar 123,08 jam dan nilai MTBF sebesar 256 jam. PT. Pura Barutama dapat melakukan kegiatan perawatan berdasarkan prinsip 5-S dan tindakan perawatan berdasarkan perhitungan Maintainability.
DESAIN MESIN MIXING PADA PROSES PRODUKSI TEMPE MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT BERDASARKAN ERGONOMI Muhammad Rifqi Ariantono; Titin Isna Oesman; Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.138 KB)

Abstract

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai dan kapang atau ragi. Industri tempe merupakan industri rumah tangga salah satu yang mengelola industri tempe adalah home industry tempe di bantul milik Bapak Rasimun. Home industry tersebut memproduksi 200 kg tempe setiap hari. Dalam proses produksi pada peragian terdapat cara kerja yang belum ergonomis Karena proses produksi masih konvesional dan para pekerja belum memperhatikan higienitas dari produk, sehingga diperlukannya mesin yang dapat merubah cara kerja konvesional dengan memperhatikan higienitas produk.Perancangan mesin mixing ragi dan kedelai ini menggunakan metode Quality Function Deployment(QFD) berdasarkan ergonomi.Metode QFD merupakan suatu metode yang terstruktur dalam penggambaran produk yang memungkinkan pengembangan produk untuk menetapkan dengan jelas semua keinginan dan kebutuhan konsumen serta mengevaluasi masing-masing kemampuan produk yang ditawarkan secara sistematis untuk memenuhi kebutuhan.Metode ergonomi digunakan untuk menyesuaikan mesin dengan dimensi tubuh pekerja.Dalam penelitian ini dihasilkan mesin mixing ragi dan kedelai yang memiliki kapasitas 5 (lima) kg. mesin tersebut didesain sesuai dengan tubuh pekerja sehingga dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal yang dialami pekerja, meningkatkan higienitas produk dan mempercepat proses produksi, terutama pada bagian peragian.
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN METODE SILVER MEAL BERDASARKAN KLASIFIKASI ABC UNTUK MENENTUKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. YOGYA PRESISI TEHNIKATAMA INDUSTRI Keren Irene Sengke; Risma Adelina Simanjuntak; Endang Widuri Asih
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.059 KB)

Abstract

PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi produk plastik yang proses produksinya sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku biji plastik. Permintaan konsumen yang semakin kompleks mengharuskan perusahaan untuk menyediakan bahan baku dengan tepat sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Masalah keterlambatan kedatangan bahan baku dari supplier dan kesalahan perhitungan kebutuhan bahan baku juga dapat menjadi masalah dalam persediaan bahan baku produksi, karena itu sangat dibutuhkan menejemen yang baik mengenai persediaan bahan baku biji plastik di gudang. Pada penelitian ini bahan baku dikelompokkan sesuai kekritisannya menggunakan klasifikasi ABC, kemudian dilakukan proses peramalan kebutuhan bahan baku dan menghitung Safety Stock. Perhitungan lot size menggunakan metode Silver Meal bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling optimal serta menentukan Reorder Point bahan baku dan kemudian melakukan penjadwalan persediaan bahan baku. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 1 jenis bahan baku klasifikasi A, 3 bahan baku klasifikasi B dan 10 bahan baku klasifikasi C. Klasifikasi A berarti diharapkan perusahaan lebih fokus terhadap persediaan bahan baku klasifikasi A. Peramalan menunjukkan hasil yang konstan setiap bulannya selama tahun 2016 pada setiap bahan baku. Safety stock berbeda untuk setiap bahan bakunya yaitu berkisar 0 sampai 3,9 kg. Lot Size menunjukkan jumlah dan waktu pemesanan yang optimal serta reorder point berkisar antara 132,5 hingga 63,2 sehingga dengan Lead Time selama 7 hari dapat dilakukan penjadwalan persediaan bahan baku untuk tahun 2016.