Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PREVALENSI KELUHAN SUBYEKTIF ATAU KELELAHAN KARENA SIKAP KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS PADA PENGRAJIN PERAK Joko Susetyo; Titin Isna Oes; Suyasning Hastiko Indonesiani
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses produksi industri kecil kerajinan perak dikerjakan secara konvensional dan akan lancar apabila didukung oleh sumber daya manusia sebagai pengrajin yang berkualitas. Hal ini ditentukan oleh beberapa kriteria antara lain kesehatan dan kebugaran para pengrajin, organisasi dan sistem kerja termasuk waktu istirahat, sikap kerja yang alamiah, lingkungan kerja yang baik.. Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengetahui aktivitas kerja pengrajin perak wanita industri kecil kerajinan perak di Desa Singapadu Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Secara khusus mengetahui seberapa jauh pengaruh sikap kerja yang tidak ergonomis terhadap kelelahan pengrajin perak wanita, sedangkan hasil/temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai kajian ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya dan secara khusus dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi para pengrajin dan pemilik usaha untuk memahami lebih dalam tentang respon fisiologis terhadap sikap kerja yang tidak ergonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelelahan yang dinilai dengan keluhan subyektif yang terjadi pada pengrajin perak wanita dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : a. Pelemahan kegiatan dengan presentasi yang tinggi pada lelah seluruh tubuh (66,7%); kaki berat (40%); mata berair (60%) dan mau berbaring (66,7%) b. Pelemahan motivasi dengan presentasi tinggi pada tak dapat konsentrasi (66,8%) c. Kelelahan fisik , dengan presntasi tinggi pada kekakuan di bahu ( 66,7%); merasa nyeri di belakang kepala (46,7%) ; spasme kelopak mata (56,7%) dan nyeri di punggung (66,7%). Penyebab dari keluhan subyektif ini adalah sikap kerja yang kurang alamiah dan intensitas lingkungan kerja yang kurang memadai. Keluhan subyektif tadi karena adanya baik kelelahan umum maupun kelelahan lokal.
APLIKASI GOAL CHASING SEBAGAI METODE PERBAIKAN PENJADUALAN PRODUK UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUK DAN MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU PROSES Joko Susetyo
Jurnal Teknologi Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perakitan merupakan salah satu kegiatan yang ada pada perusahaan dimana dalam proses perakitan ini sering kali terjadi penumpukan komponen yang akan menghambat kegiatan proses produksi, selain itu juga akan terjadi pemborosan akibat banyaknya komponen yang menunggu untuk dirakit. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan penjadualan produksi untuk mengurutkan produk mana yang akan dirakit terlebih dahulu dan berapa jumlah kebutuhan komponennya. Untuk membuat jadual urut dan menentukan kebutuhan komponen dengan metode goal chasing dilakukan dengan : pertama menentukan jumlah produk, kedua menentukan waktu siklus dan rata-rata waktu siklus, ketiga penyusunan jadual urut dengan menentukan jarak minimum, keempat menentukan deviasi sediaan. Untuk mengurangi pemborosan dilakuakan dengan perbaikan metode kerja. Metode goal chasing menghasilkan jadual urutan produk yang lebih baik karena didapat perbandingan deviasi sediaan sebelum perbaikan dengan setelah perbaikan adalah 270,654 : 24,811 ini berarti hasil perhitungan menggunakan metode goal chasing lebih baik karena deviasi sediaannya lebih kecil. Dengan menekan pemborosan waktu maka akan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan yaitu : Pada produk Mistra Chair terjadi pemborosan dalam 11 hari sebesar 58,153 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 11 hari dari 14 unit menjadi 16 unit. Pada produk Patio terjadi pemborosan dalam 8 hari sebesar 40,77 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 8 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk Laigh Chair terjadi pemborosan dalam 9 hari sebesar 46,485 menit/unit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 9 hari dari 10 unit menjadi 11 unit. Pada produk Sartika terjadi pemborosan dalam 8 hari sebesar 42,27 menit dan setelah adanya pengurangan pemborosan maka perusahan dapat memproduksi dalam waktu 8 hari dari 8 unit menjadi 9 unit.
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI ONGKOS MATERIAL HANDLING Joko Susetyo; Risma Adelina Simanjuntak; João Magno Ramos
Jurnal Teknologi Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata letak fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup significant terhadap performansi perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead times, produktivitas, dan performansi pengantaran. Desain fasilitas pabrik yang baik adalah yang mampu meningkatkan keefektifan dan keefisienan melalui penurunan perpindahan jarak material, dan ongkos material handling. Dalam penelitian ini perancangan ulang tata letak fasiltas mesin pada perusahaan logam yang memproduksi berbagai macam produk logam. Berdasarkan permasalahan yang ada, perancangan dilakukan dengan mengunakan group teknologi yaitu mengelompokkan produk yang memiliki kesamaan desain atau kesamaan karakteristik manufaktur atau gabungan dari keduanya. Hasil pengelompokan ini berupa formasi mesin yang membentuk cell-cell. Metode penyusunan mesin didalam cell ini menggunakan metode rank order clustering (ROC). Sedangkan untuk menghitung jarak material handling dan ongkos material handling menggunakan metode algoritma bolcplan yaitu menghitung jarak rectilinear dan jarak euclidean. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa relayout yang dirancang lebih baik dari layout. Relayout memiliki jarak rectilinear perpindahan material yang lebih kecil, selisihnya 116 m atau penurunan jaraknya sebesar 13,36% dari kondisi awal. Begitu juga dengan penurunan ongkos material handling berdasarkan jarak rectilinear adalah Rp 18.900/hari atau penurunan ongkos ongkos material handling sebesar 16%.
APLIKASI SIX SIGMA DMAIC DAN KAIZEN SEBAGAI METODE PENGENDALIAN DAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK Joko Susetyo; Winarni Winarni; Catur Hartanto
Jurnal Teknologi Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan proses berdasarkan produk cacat yang ada dengan pendekatan six sigma yang kemudian dilakukan pengendalian dengan menganalisis penyebab kecacatan menggunakan Seven Tools serta mengupayakan perbaikan berkesinambungan dengan alat implementasi kaizen berupa Kaizen Five-Step Plan, 5W dan 1H, dan Five-M Checklis. Setelah dilakukan pengolahan data didapat nilai DPMO sebesar 4509,384 yang dapat diartikan bahwa dari satu juta kesempatan akan terdapat 4509,384 kemungkinan produk yang dihasilkan mengalami kecacatan. Perusahaan berada pada tingkat 4,11-sigma dengan CTQ (Critical To Quality) yang paling banyak menimbulkan cacat yaitu Dek sebesar 20,76% dari total cacat 22517. Dari hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kecacatan adalah faktor manusia, dan berdasarkan alat-alat impelementasi kaizen maka kebijakan utama yang harus dijalankan oleh pihak perusahaan yaitu pengawasan atau kontrol yang lebih ketat di segala bidang,
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA & KAIZEN SERTA STATISTICAL QUALITY CONTROL SEBAGAI USAHA MENGURANGI PRODUK CACAT Roby Rio Andiwibowo; Joko Susetyo; Petrus Wisnubroto
Jurnal Rekavasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.183 KB)

Abstract

PT. Albasia Sejahtera Mandiri adalah produsen kayu lapis yang salah satu jenisnya adalah Blockboard. Produk dibuatsesuai pesanan guna memenuhi permintaan pelanggan. Dalam proses produksinya selama pengamatan, ditemukankecacatan sebesar 16,085% setiap harinya. Pihak manajemen menginginkan jumlah kecacatan produk dapat ditekanmenjadi 2%. Ini menjadi tantangan untuk setingkat lebih maju dalam proses produksi yang dilakukan di perusahaan.Terutama variabel-variabel penting yang sebenarnya menjadi kebutuhan para pembeli/pelanggan. Tujuan penelitian iniuntuk mengidentifikasi penyebab kecacatan, menerapkan pengendalian kualitas, dan bagaimana penanggulangan ataurencana tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan konsep Six Sigma, Kaizen, serta Statistical Quality Control(SQC). Hasil Six Sigma pada tahap pengukuran yaitu perusahaan berada pada kondisi 2,99sigma dengan DPMO 99.393.Artinya perusahaan berpeluang menghasilkan produk cacat sebesar 99.393 per satu juta kesempatan. Diketahui CTQ(Critical To Quality) terbanyak menimbulkan kecacatan adalah Delaminasi Core yaitu sebesar 21,34% atau 957 produkselama masa pengamatan. Kemudian setelah diketahui 3 CTQ terbesar, dan pengukuran lainnya dalam bab pengolahandata, dirumuskan penanggulangan atau rencana-rencana tindak lanjut menggunakan metode Kaizen 5s, 5W+1H, FiveStep Plan, dan SQC Seventools sehingga permasalah yang disebabkan oleh 3 CTQ terbesar yakni delaminasi core(21,34%), ketipisan (19,92%), dan delaminasi face (17,77%) dapat diatasi.
ANALISIS PENGUKURAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN PRODUKSI DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN 5-S SEBAGAI USULAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PADA DIVISI ENGINEERING (STUDI KASUS PT. PURA BARUTAMA KUDUS) Hery Kristanto Sinurat; Joko Susetyo; Risma Adelina Simanjuntak
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.525 KB)

Abstract

PT. Pura Barutama merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Mengalami persaingan bisnis yang cukup ketat, supaya dapat tetap eksis perusahaan berusaha untuk memproduksi produk dengan standar internasioanl, harga terjangkau di kalangan masyarakat umum. Untuk itu perlu peningkatan efektivitas sehingga biaya produksi yang dikeluarkan menjadi rendah dan kualitas produk yang dihasilkan tinggi. Kerusakan yang terjadi pada mesin bubut sudah melebihi umur teknik dan pemakaian yang secara terus-menerus, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan menjadi lebih lama, seperti perbaikan, pengecekan dan penggantian komponen, hal ini menyebabkan downtime menjadi lebih lama. Analisis pengukuran nilai efektivitas mesin produksi dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan 5-S sebagai usulan penjadwalan perawatan mesin. Metode OEE didasari oleh 3 faktor yaitu availability, performance dan quality. Nilai OEE diperoleh dari hasil perkalian ketiga faktor. Penjadwalan perawatan dilihat dari nilai waktu rata-rata perawatan (MTBM), dan dilihat dari nilai waktu rata-rata kerusakan (MTBF). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai OEE mesin Bubut 5 tahun 2013 sebesar 79,97%, nilai MTBM sebesar 110,54 jam dan nilai MTBF sebesar 250 jam dan nilai OEE mesin bubut 6 tahun 2013 sebesar 80,03% nilai MTBM sebesar 123,08 jam dan nilai MTBF sebesar 256 jam. PT. Pura Barutama dapat melakukan kegiatan perawatan berdasarkan prinsip 5-S dan tindakan perawatan berdasarkan perhitungan Maintainability.
ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS DAN NIOSH PADA PEKERJA MANUAL MATERIAL HANDLING BAGIAN LOADING- UNLOADING BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA STUDI KASUS PT. GAPURA ANGKASA Irwantika Dwi Ningrum; Joko Susetyo; Titin Isna Oesman
Jurnal Rekavasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.204 KB)

Abstract

PT. Gapura Angkasa merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan pelayanan ground handling di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Salah satu aktivitas ground handling adalah loading-unloading. Pada loading unloading tersebut, sebagian besar kegiatan masih dikerjakan secara manual. Bila tidak tepat, kegiatan tersebut dapat mengakibatkan cidera pada pekerja, terutama cidera pada sistem muskuloskeletal. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis postur kerja para pekerja loading-unloading dengan metode Ovako Working Analysis System (OWAS) dan menghitung Recommended Weight Limit (RWL) serta pengaruh beban tersebut terhadap sistem muskuloskeletal berdasarkan kriteria Lifting Index (LI) dengan metode NIOSH. Berdasarkanpenelitian ini, identifikasi postur kerja yang berdasarkan metode OWAS pada kegiatan loading diperoleh, elemen pekerjaan ke-1 termasuk kategori risiko 4 (sangat berbahaya), elemen pekerjaan ke-2 termasuk kategori risiko 1 (aman), elemen pekerjaan ke-3 termasuk kategori risiko 3 (berbahaya). Pada kegiatan unloading, elemen pekerjaan ke-1 dan ke-2 termasuk kategori risiko 1 (aman), elemen pekerjaan ke-3 termasuk kategori risiko 3 (berbahaya). Berat beban yang direkomendasikan untuk diangkat pekerja atau Recommended Weight Limit (RWL) pada kegiatan loading sebesar 2,5198 kg dan pada kegiatan unloading sebesar 3,1567 kg. Nilai LI yang dihasilkan loading sebesar 4,5242 dan unloading sebesar 3,6114. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat risiko kerja yang tinggi, terutama risiko terjadi cedera pada sistem muskuloskeletal para pekerja.
ANALISIS PRODUKTIVITAS PABRIK SPIRITUS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX DAN GREEN PRODUCTIVITY DI PT. MADU BARU Abrianto Abrianto; Endang Widuri Asih; Joko Susetyo
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.826 KB)

Abstract

PT. Pabrik Madu Baru adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang agroindustry dengan hasil produksiutama berupa gula pasir dan alkohol yang dimana menghasilkan limbah cair yaitu vinansse dan limbah tersebut dapat membahayakan lingkungan, serta dapat menurunkan kinerja karyawan. Penting bagi perusahan untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam operasi produksi yang di laksanakan agar dapat menciptakan keserasian dengan lingkungan di sekitarnya dan untuk meningkatkan produktivitas kinerja perusahan.Usaha yang dapat dilakukan untuk pengukuran produktivitas dan mengatasi permasalahan lingkungan adalah dengan mengunakan konsep objective matrix dan green productivity.Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh pencapaian tingkat tertinggi produktivitas selama proses spiritusyaitu mencapai 2% dan terendah -2,91%. Maka dilakukan usulan perbaikan untuk mencapai skor 7, dan didapathasil sebagai berikut : jumlah bahan baku = 5.388,8 ku, jumlah jam kerja= 490,5 jam dan lama hari proses = 27hari.Hasil perhitungan sebelum perbaikan diperoleh nilai indeks EPI TSS sebesar -1093.388, BOD sebesar -20893.007, COD sebesar -25683.913 dan suhu -384,56 sedangkan nilai total indeks EPI perusahan bernilai -48.053,0016 artinya kinerja lingkungan perusahaan PT. Madu Baru masih di bawah standar baku mutu.Setelah melakukan perbaikan produktivitas berdasarkan tingkat indeks EPI yang paling tinggi dengan teknik MSL (Multi Soil Layering) dan menghasilkan nilai indeks EPI BOD dapat berkurang sebesar -20.338,867, COD -11.875,764, TSS -976,6226 dan suhu -385,8112 dengan nilai total indek EPI -14.475,9368.
INTEGRASI METODE SERVQUAL, QFD, DAN KANO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PADA PERGURUAN TINGGI IAIM NU KOTA METRO Arief Zohir; Cyrilla Indri Parwati; Joko Susetyo
Jurnal Rekavasi Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.835 KB)

Abstract

Perguruan Tinggi IAIM NU masih memiliki masalah dengan kualitas layanan ditunjukan dengan masih terdapat keluhan-keluhan mahasiswa terhadap pelayanan kampus. Hasil polling disitus IAIM NU Kota Metro menunjukan 47% mahasiswa merasa puas, 37% merasa belum puas, dan 16 mahasiswa merasa cukup terhadap layanan yang diberikan. Jumlah keluhan dikhawatirkan bisa menimbulkan image buruk institut pendidikan yang berpengaruh pada jumlah mahasiswa baru yang mendaftar dan dapat mempengaruhi akreditasi Perguruan Tinggi dimasa datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi atribut-atribut dalam pelayanan guna mengetahui pelayanan yang masih dianggap belum memenuhi harapan mahasiswa, dan memberikaan usulan sesuai dengan kemampuan perguruan tinggi tersebut serta berdasarkan keinginan mahasiswa. Integrasi metode Servqual, QFD, dan Kano dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dan memberikan suatu rancangan perbaikan berdasarkan kemampuan perguruan tinggi dan berdasarkan keinginan mahasiswanya. Hasil penelitian menunjukan masih terdapat pelayanan yang masih belum memenuhi harapan mahasiswa ditunjukan dari 63 atribut yang di identifikasi sebanyak 60 atribut bernilai Gap negatif. Dari metode QFD menghasilkan suatu rancangan perbaikan yang akan dilakukan oleh Perguruan Tinggi IAIM NU Kota Metro untuk meningkatkan kualitas pelayanan sebanyak 32 atribut. Berdasarkan metode Kano atribut perbaikan yang termasuk kedalam kategori Must-be sebanyak 10 atribut, kategori One-dimensional sebanyak 18 atribut, dan kategori Attractive sebanyak 4 atribut.
REDESIGN KERANJANG SAMPAH BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI UNTUK MENGURANGI CEDERA FISIK PADA PEMULUNG Monika D.Y. Sareng; Titin Isna Oesman; Joko Susetyo
Jurnal Rekavasi Vol 3 No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.032 KB)

Abstract

Pemulung berperan penting dalam mengelola sampah di TPA karena membantu mengurangi jumlah timbunan sampah sehingga dapat memperpanjang umur pemakaian TPA. Alat utama yang digunakan oleh pemulung untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah adalah keranjang yang terbuat dari bilah bambu. Keranjang tersebut menggunakan satu tali yang digantungkan pada salah satu bahu, dan ada pula yang menjunjung di atas kepala.Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan keranjang lebih ergonomis yang dapat mengurangi keluhan cedera fisik pada pemulung. Hal ini dilakukan dengan data antropometri yaitu mengukur dimensi tubuh pemulung yang berhubungan dengan penggunaan keranjang untuk mendapatkan ukuran keranjang yang sesuai. Ukuran dimensi keranjang yang diperoleh adalah panjang alas=38cm, bagian atas keranjang=50cm, tinggi keranjang=51cm, dan panjang tali keranjang=73cm. Implementasi hasil redesign keranjang pada pemulung menunjukkan bahwa keluhan pegal/ngeri/kaku/linu pada punggung dan pinggang mengalami penurunan 100%, sedangkan keluhan pegal/ngeri/kaku/linu pada pundak/bahu mengalami penurunan 83,33%. Uji beda statistik menggunakan Wilcoxon menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara sebelum dan sesudah design, =0,001.