p-Index From 2019 - 2024
1.452
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Suparmin Suparmin
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH VARIASI WAKTU TINGGAL FITOREMEDIASI TANAMAN KAYU APU (Pistia stratiotes) TERHADAP PENURUNAN KADAR COD LIMBAH CAIR DI HOME INDUSTRI TAHU KELURAHAN KALIKABONG KECAMATAN KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2020 Rizki Novitasari Nurhidayah; Hari Rudijanto Indro Wardono; Suparmin Suparmin
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.339 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.6082

Abstract

Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri tahu berpotensi menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi waktu tinggal fitoremediasi menggunakan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) dalam menurunkan kadar COD limbah cair tahu Kalikabong. Jenis penelitian ini adalah pre-experiment dengan metode pre and post design. Hasil uji one-way anova menunjukan nilai p sebesar 0,007 yang berarti nilai p 0,05, artinya terdapat perbedaan nilai efisiensi penggunaan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) dengan variasi waktu tinggal dalam menurunkan kadar COD limbah cair tahu secara signfikan. Simpulan dari penelitian ini bahwa penambahan tanaman kayu apu (Pistia stratiotes) dapat menurunkan COD limbah cair home industri tahu dengan variasi waktu tinggal.
FITOREMEDIASI TANAMAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes.sp) DALAM MENURUNKAN KADAR WARNA PADA LIMBAH BATIK “X” Saly Fazaya; Suparmin Suparmin; Teguh Widiyanto
Buletin Keslingmas Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.857 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i4.6058

Abstract

Latar belakang Industri batik merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia. Industri batik selalu menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan dari penggunaan zat pewarna kain. Limbah batik mengandung bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Proses pewarnaan kain batik menggunakan bahan pewarna kimia yang menimbulkan dampak berupa limbah cair organik dengan volume yang besar, warna yang pekat, berbau menyengat dan memiliki suhu dan keasaman yang tinggi. Pencemaran ini dapat terjadi apabila limbah yang dihasilkan langsung dibuang dibadan air tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Salah satu cara mengatasi permasalahan pencemaran tersebut yaitu dengan fitoremediasi, keunggulan dari fitoremediasi yaitu biaya operasional relatif murah dan cara remediasi yang aman, jenis tanaman yang digunakan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes.sp). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi eceng gondok (Eichhornia crassipes.sp) dalam menurunkan kadar warna air pada limbah batik di Pekalongan tahun 2020. Metode Jenis penelitian adalah penelitian pre eksperimen dengan bentuk pretest-posttest. Variabel yang diteliti yaitu kadar warna. Terdapat 3 perlakuan dan 3 replikasi. Jumlah sampel 15 diantaranya 3 sampel pretest, 3 sampel kontrol, 9 sampel kelompok perlakuan. Hasil penelitian efisiensi tertinggi pada replikasi 1 dengan jumlah 6 tanaman sebesar 65,55%, sedangkan efisiensi terendah pada replikasi 3 dengan jumlah 4 tanaman sebesar 32,83%. Uji statistik menggunakan uji paired t-test diperoleh hasil bahwa perlakuan 2 tanaman sig = 0,021 α = 0,05, 4 tanaman sig = 0,030 α = 0,05, 6 tanaman = 0,014 α = 0,05  dan kontrol sig = 0,025 α = 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan antara kadar warna sebelum dan kadar warna sesudah, sedangkan uji one way anova menunjukkan hasil bahwa sig = 0,002 α = 0,05 yang berarti variabel ini berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar warna. Kesimpulan fitoremediasi dengan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes.sp) memiliki efisiensi penurunan kadar warna pada kontrol sebesar 24.23% dan pada perlakuan sebesar 48,92%. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menurunkan bahan pencemar lain yang terdapat dalam limbah batik dengan perlakuan adanya variasi waktu dan jumlah tanaman yang lebih banyak.
PENGGUNAAN ALAT REKAYASA PEMBERSIH SAMPAH PLASTIK DALAM MENUNJANG PROSES PENGOLAHAN SAMPAH DI KAMPUS 7 POLTEKKES KEMENKES SEMARANG Suparmin Suparmin; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 39, No 2 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.2 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.965 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i2.5893

Abstract

Kampus 7 sebagai institusi pendidikan yang didalamnya terdapat Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan.Jenis penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design. Penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah yang terdapat pada bak penimbulan, hasil timbulan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/ minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel dan nilai rata-rata hitung dari hasil sampah plastik yang telah dicuci terbebas dari bahan pengotor lainya. Desain alat pembersih sampah plastik telah memenuhi kebutuhan dalam mendukung proses pengolahan sampah plastik pada tingkatan awal. Kapasitas pembersihan sekitar 10 kg/9,5 menit = 63 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka mesin tersebut mampu membersihkan plastic sekitar 0,0656 m3/jam. Jadi untuk membersihkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 4,5 jam. Diperlukannya alat untuk mempercepat memasukan sampah kotor ke lubang alat pembersih. Disediakan keranjang penangkapan sampah bersih. Pemeriksaan berkala ulir pembersih
PENGARUH VARIASI BIOMASSA TANAMAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) DALAM MENURUNKAN KADAR MERKURI (Hg) DI LIMBAH CAIR PENAMBANGAN EMAS Dian Nurulita Fajri; Suparmin Suparmin; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i3.5398

Abstract

Teknologi dalam proses pengolahan emas yang ada di Desa Paningkaban yaitu secara amalgamis (campuran emas+merkuri) untuk memisahkan emas dan merkuri. Sehingga, diperoleh biji emas murni proses ini akan menimbulkan pencemaran karena penggunaan merkuri. Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgamis, karena dialirkan langsung ke dalam badan sungai yang ada di sekitar daerah penambangan tanpa melakukan upaya pengolahan dari bahan-bahan pencemar yang ada di dalamnya. Dalam lingkungan yang telah tercemar merkuri salah satu upaya yang dilakukan untuk penyehatan lingkungan kembali adalah dengan metode fitoremediasi yaitu menggunakan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keefektifan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) sebagai fitoremediator dalam menurunkan kadar logam berat merkuri (Hg) pada air limbah penambangan emas di Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.Jenis penelitian ini adalah Quasi experiment dengan pendekatan pre test dan post test design. Menggunakan 3 perlakuan variasi biomassa 1 kg, 3 kg, 5 kg dengan 2 kali replikasi. Jumlah sampel 8 diantaranya sampe pre test 1, kontrol 1 dan sampel perlakuan 6 sampel untuk kadar merkuri (Hg).Hasil penelitian menunjukan penurunan kadar merkuri didapatkan hasil keefektifan biomasaa 1 kg 94%-98%, biomassa 3 kg 83%-93%, biomassa 5 kg 86%-99%. Uji statistik menggunakan uji kruskal wallis didaptakan yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan dalam proses pengolahan fitoremediasi menggunakan biomassa 1 kg, 3 kg dan 5 kg dengan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) dalam menurunkan kadar merkuri dalam limbah cair penambangan emas. Kesimpulan penelitian ini bahwa fitoremediasi menggunakan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) dalam menurunkan kadar merkuri (Hg) memiliki keefektifan rata-rata sebesar 94,15%. Disarankan agar memanfaatkan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) sebagai remediasi secara biologis untuk menurunkan kadar merkuri pada air limbah penambangan emas. Perlu dilakukan percobaan yang sama menggunakan fitoremediasi menggunakan tanaman kangkung dari genus Ipomoea aquatica yang sama tetapi dari spesies yang berbeda yang tidak bisa dikonsumsi oleh manusia maupun hewan lainya.
Pengaruh Ketebalan Media Filtrasi sebagai Pengolahan Air terhadap Kekeruhan dan Bau Air Sumur Gali di Desa Kragilan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Tahun 2022 Muhammad Fauzan Nurhady; Djamaluddin Ramlan; Suparmin Suparmin
Buletin Keslingmas Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i3.8812

Abstract

Air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari harus memiliki persyaratan kualitas air. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi fisik, kimia, dan biologi, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Air yang tidak memenuhi syarat fisik dapat dilihat dari bau dan tingkat kekeruhan. Berbagai metode pengolahan air dapat dilakukan untuk menurunkan kekeruhan dan bau pada air salah satunya adalah metode filtrasi. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa pengaruh ketebalan media filtrasi sebagai pengolahan air terhadap kekeruhan dan bau air sumur gali di Desa Kragilan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. Metode penelitian ini adalah pre experiment dengan rancangan penelitian pre test and post design, air sebelum diberi perlakuan sebagai pre test dan setelah diberi perlakuan sebagai post test, terdapat 4 replikasi dan 4 perlakuan, menggunakan uji Paired T-Test dan Anova One Way. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan 21 cm, ketebalan 31 cm, ketebalan 41 cm dan ketebalan 51 cm belum mampu menurunkan bau dan kekeruhan air sumur, dengan rata-rata persentase peningkatan kekeruhan pada ketebalan 21 cm adalah 44%, rata-rata persentase peningkatan kekeruhan pada ketebalan 31 cm adalah 71%, rata-rata persentase peningkatan kekeruhan pada ketebalan 41 cm adalah 54,4%, rata-rata persentase peningkatan kekeruhan pada ketebalan 51 cm adalah 85,89%. Simpulan tidak didapatkan ketebalan media yang efisien untuk menurunkan kekeruhan dan menghilangkan bau. Penelitian serupa disarankan untuk menggunakan metode pengukuran level bau menggunakan metode Threshold Odor Number (TON), menggunakan media filtrasi lain sebagai alternatif untuk menurunkan kekeruhan dan menghilangkan bau air.
Hubungan antara Konstruksi Sumur Gali dan Jarak Sumber Pencemar dengan Kandungan Escherichia coli pada Sumur Gali Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas Tahun 2022 Nurbaiti Sekar Kinasih; Zaeni Budiono; Suparmin Suparmin
Buletin Keslingmas Vol 42, No 2 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.2 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i2.9760

Abstract

Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, 57,7% rumah menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih untuk keperluan higiene sanitasi. Hasil uji pendahuluan kandungan E. coli pada 3 sampel sumur gali di desa tersebut masing-masing yaitu 1100, 2400, dan 2400. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 hasil tersebut belum memenuhi baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli pada sumur gali Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tahun 2022. Peneliti menggunakan metode obeservasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Peneliti mengambil 23 sampel dari 682 populasi sumur gali dengan cara cluster random sampling. Hasil analisis menggunakan Uji Regresi Linier menunjukkan hubungan antara konstruksi sumur gali dengan kandungan E. coli p=0,031, jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli p=0,893, serta konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar secara simultan dengan kandungan E. coli p=0,103. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dengan kandungan E. coli, tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli, serta tidak ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar secara stimultan dengan kandungan E. coli. Disarankan kepada pemilik sumur gali agar memperbaiki konstruksi sumur gali yang retak dengan semen atau plester.
Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) sebagai Remediator dalam Menurunkan Kadar Warna pada Limbah Batik di Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja Mifta Nurani Indraswari; Suparmin Suparmin; Sugeng Abdullah
Buletin Keslingmas Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i4.10843

Abstract

Industri batik adalah tempat usaha pengasil kain batik dimana dalam proses pembuatannya menggunakan bahan pewarna sintesis. Dari bahan tersebut menghasilkan limbah cair yang keruh, pekat, dan sulit terdegradasi. Membuang langsung ke badan air akan berdampak buruk terhadap lingkungan, sehingga perlu adanya pengolahan agar limbah memenuhi baku mutu salah satunya menggunakan fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam menurunkan kadar warna menggunakan metode fitoremediasi. Metode penelitian yaitu pre experimental pendekatan pre-test and post-test design dengan sampel air limbah batik sebanyak 5 liter. Variasi yang digunakan yaitu jumlah tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) meliputi 2 tanaman. 4 tanaman, 6 tanaman, 8 tanaman, dan 10 tanaman. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali pada setiap variasi. Dan variabel dependen yaitu parameter warna. Hasil penelitian diperoleh rata-rata pemeriksaan warna sebelum perlakuan sebesar 18.600 TCU dan sesudah perlakuan sebesar 15.111 TCU. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,016. Hasil perhitungan efektivitas penurunan warna pada air limbah batik yaitu 20,55% untuk 2 tanaman; 7,71% untuk 4 tanaman; 42,10% untuk 6 tanaman; 44,64% untuk 8 tanaman; dan 48,19% untuk 10 tanaman. Simpulan Fitoremediasi menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) belum efisien dalam menurunkan kadar warna limbah batik. Saran industri batik dapat memanfaatkan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk menurunkan warna pada pengolahan limbah batik dengan cara fitoremediasi.