p-Index From 2019 - 2024
1.945
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Zaeni Budiono
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENERAPAN REKAYASAN ALAT PENGHANCUR SAMPAH DALAM MENUNJANG PENGELOLAAN SAMPAH Asep Tata Gunawan; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.725 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i1.5671

Abstract

Kampus 7 Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, merupakan salah instansi pendidikan yang terintegrasi dengan kantin, perumahan dosen serta memiliki lahan terbuka yang mencapai 2,3 ha terdapat timbulan sampah organik rata-rata 4 m3/minggu dan sampah an-organik rerata 0,85 m3/minggu dengan dominasi plastik (GELISH, 2019).  Jurusan Kesehatan Lingkungan dan memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dalam bidang pengolahan sampah telah merintis unit percontohan komposter dengan metode run way yang bersusun dalam 10 bak. Upaya menangai sampah organik telah terwujud dalam hasil produk pengolahan berupa kompos organik. Seiring berjalannya kegiatan pengomposan, dilakukan kegiatan evaluasi kegiatan. Hasil evaluasi terdapat catatan penting pada proses pengomposan yang dilakukan, seperti proses pembalikan sampah yang terlalu banyak, pemindahan sampah pada bak pengomposan yang banyak, keluhan bau yang menyengat dan risiko tertusuk dari sampah kaleng/ kaca dan hasil kompos kurang maksimal. Semua kondisi tersebut disebabkan karena kegiatan masih dilakukan secara manual oleh tenaga kebersihan. Desain penelitian ini adalah adalah pra eksperimen dengan rancangan penelitian Post Test Only Design.Lokasi penelitian ini dilakukan di lokasi pengolahan sampah (komposter) di Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud oleh peneliti adalah seluruh warga kampus 7 dan seluruh timbulan sampah. Sampel penelitian ini adalah sampah plastik yang terdapat pada bak pengolahan kompos, hasil pemanenan sampah plastik dengan rata-rata volume sebesar 0,3 m3/minggu. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dari hasil penghancuran  sampah plastik. Alat pengahancur sampah yang telah dibuat memiliki kemampu dalam mencacah sampah mencapai 5 cm, dengan kapasitas penghancuran sekitar 10 kg/7,5 menit = 80 Kg/jam (10 kg paslik = 5 karung sampah plastic). Maka  mesin tersebut mampu menghancurkan  plastic sekitar 0,083 m3/jam. Jadi utk menghancurkan sampah plastik kampus 7 sekitar 0,3 m3/mg dibutuhkan waktu sekitar 3,6 jam. Diperlukannya penyesuaian lanjutan terhadap kemampuan mata pisau. Perlu ditingkatkan kemampuan motor penggerak, sehingga hasil pencacahan akan lebih cepat.
PENGARUH KONSENTRASI BAWANG PUTIH TERHADAP JUMLAH ANGKA KUMAN PADA IKAN MUJAIR TAHUN 2021 Fitrianda Ayu Setiyahati; Zaeni Budiono; Asep Tata Gunawan
Buletin Keslingmas Vol 41, No 1 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.1 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i1.7723

Abstract

Ikan mengandung kadar protein yang tinggi dengan kandungan asam amino bebas yang dimanfaatkan untuk metabolisme mikroorganisme. Kandungan senyawa pada ikan dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri hingga menyebabkan pembusukan. Salah satu strategi untuk mengurangi atau menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan mengaplikasikan senyawa antimikroba yang terdapat pada bawang putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang putih terhadap jumlah angka kuman pada ikan mujair. Penelitian ini menggunakan pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest-post test design. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 36 sampel ikan mujair.  Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dan pengamatan.  Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah anova oneway. Hasil analisis statistik yang telah dilakukan menunjukan nilai p 0,527 0,05 yang menunjukan tidak ada pengaruh konsentrasi bawang putih dengan jumlah angka kuman pada ikan mujair. Konsentrasi bawang putih 40%, 50% dan 60% tidak ada yang efektif digunakan untuk menekan jumlah angka kuman pada ikan mujair karena masih diatas nilai ambang batas yang ditetapkan BPOM Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Batas Maksimal Cemaran Mikroba dalam Pangan Olahan untuk Ikan Segar yaitu 5x105 koloni/gram. Untuk penurunan angka kuman terbanyak pada konsentrasi 60% dengan nilai prosentase penurunan 16,11%. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambah konsentrasi atau menggunakan lama perendaman yang berbeda. 
EFISIENSI RANCANG BANGUN ALAT PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DALAM MENURUNKAN KANDUNGAN BOD, TSS, MINYAK DAN LEMAK Bayu Adhi Wicaksono; Hari Rudijanto Indro Wardono; Zaeni Budiono; Bayu Chondro Purnomo
Buletin Keslingmas Vol 39, No 1 (2020): BULETIN KESLINGMAS VOL.39 NO.1 TAHUN 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.322 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i1.4635

Abstract

Limbah domestik merupakan air buangan yang berasal dari aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, mandi, dan kakus. Banyaknya pencemaran badan air yang disebabkan oleh aktivitas tersebut dapat menurunkan kualitas air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran air pada air limbah kantin menggunakkan alat pengolahan limbah cair yang dapat menurunkan kadar BOD, TSS, minyak dan lemak.Eksperimen ini menggunakan alat pengolahan limbah cair bentuk prototype. Pengolahan gabungan secara fisik menggunakan karbon aktif, grease trap dengan micro screen, dan secara biologi menggunakan biofilter (bioball). Pengoperasian alat menggunakan debit 53 ml/ menit (bak pertama menuju bak kedua). Sampel dalam penelitian ini yaitu air limbah kantin. Analisis data menggunakan uji pair t test dengan desain penelitian yaitu pre test – post test.Hasil penelitian rata – rata penurunan kadar BOD, TSS, minyak dan lemak setelah pengolahan yaitu 241,544 mg/ lt, 435,33 mg/ lt, dan 10,43 mg/ lt. Uji pair t test menunjukkan nilai p = 0,016 berarti p 0,05 maka ada perbedaan sebelum dan sesudah pengolahan. Hasil analisis efisiensi rata – rata kadar BOD, TSS, minyak dan lemak yaitu 89,07%, 89,91%, dan 84,82%.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah pengolahan dengan menggunakan alat pengolahan limbah cair dalam menurunkan kandungan BOD, TSS, minyak dan lemak. Peningkatan efisiensi alat dapat dilakukan dengan penambahan pre treatment dan atau penambahan treatment.
AIR QUALITY CONTROL MODEL (DUST PARTICLE) WITH SPRAY TOWER Hari Rudijanto I.W; Asep Tata Gunawan; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.423 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6586

Abstract

Introduction:Air is a gas mixture that consists of several components and is spread throughout the area. Air pollution is the presence in the atmosphere in the form of solid particles, liquid droplets or gaseous components abnormally or in the presence in greater concentrations. There is an easy way to control air pollution by reducing the source of the pollution. However, control is part of air health as with the concept of water treatment. The purpose of this study was to design a device to defray the particles of spray tower dust at a low cost. Methods: This type of research used a pre experiment with the aim of testing the Spray Tower tool in reducing the levels of dust particles from the combustion process with coal briquettes, rice husks, and old tires. The pre test was coal briquettes, rice husk ash, and tires without being sprayed with water. The post test were coal, rice husks, and tires with sprayed water (with the help of 1 nozzle, 2 nozzles and 3 nozzles). The independent variable is the number of nozzles sprayed, the dependent variable includes a decrease in the level of dust particles while the disturbing variable consists of sprayed water discharge, weight of coal briquettes, rice husk ash and tires, air temperature, humidity, height of spraying tower, nozzle diameter. Result and discussion:  of the study the average air temperature was 20.17oC, humidity was 82%. The water discharge for 1 nozzle is 47.76 ml / second, 2 nozzles are 83.75 ml / second and 3 nozzles are 113.76 ml / second. The initial particle content of old tires was 3,020,000 μg / m3, coal briquettes (420,000 μg / m3) and rice husk ash (110,000 μg / m3). The average content of used tire dust particles with one nozzle (1,273.33.33 μg / m3), coal briquettes with one nozzle (361,666.67 μg / m3) and rice husk with one nozzle (23,333.33 μg / m3). The average dust particle content of old tires with two nozzles (16,666.67 μg / m3), coal briquettes with two nozzles (195,000 μg / m3) and rice husks with two husks (18,333.33 μg / m3). The average content of used tire dust particles with three nozzles (13,333.33 μg / m3), coal briquettes with three nozzles (13,333.33 μg / m3) and rice husks with three husks (13,333.33 μg / m3). Conclusion:When compared with Government regulation no. 41 of 1999 is still far from the standard 230 μg / m3 (24 hours), 90 μg / m3 (1 hour). Suggestion It is necessary to conduct other similar studies with a larger sample size, varying air pollution groups, modified models and diameters, controlled gross flow rates. 
EFISIENSI MULTI SOIL LAYERING UNTUK MENURUNKAN KADAR WARNA PADA AIR LIMBAH DI INDUSTRI BATIK R KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020 Ukhud Isnaeni; Sugeng Abdullah; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.302 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.6043

Abstract

Limbah cair industri batik memiliki sifat dan komposisi yang kompleks yang dapat menyebabkan potensi pencemaran tinggi. Pencemaran terutama bersumber dari limbah cair yang berupa zat warna. Kadar warna tersebut dapat diturunkan dengan pengolahan Multi Soil Layering. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan kadar warna air limbah batik menggunakan Multi Soil Layering. Jenis penelitian ini adalah Pre Experiment dengan metode Pre Test And Post Test Design. Mengukur kadar warna sebelum dan sesudah pengolahan menggunakan Multi Soil Layering dengan variasi ketebalan media dan HLR (Hydraulic Loading Rate). Penelitian ini terdapat 9 perlakuan dengan pengulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penurunan kadar warna pada pengolahan air limbah batik menggunakan Multi Soil Layering yaitu 8% - 51,11%. Ada perbedaan signifikan MSL 5 cm dan MSL 7 cm serta MSL 7 cm dan MSL 9 cm dengan masing-masing nilai sig. yang sama yaitu 0,000. Sedangkan MSL 5 cm dan MSL 9 cm tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,113) dalam menurunkan kadar warna pada limbah batik setelah pengolahan menggunakan MSL. Ada perbedaan signifikan HLR 500 l/m2/hari dan HLR 700 l/m2/hari serta HLR 500 l/m2/hari dan HLR 900 l/m2/hari dengan masing-masing nilai sig. yaitu 0,008 dan 0,000. Sedangkan HLR 700 l/m2/hari dan HLR 900 l/m2/hari tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,100) dalam menurunkan kadar warna pada limbah batik setelah pengolahan menggunakan MSL. Simpulan penelitian ini adalah terjadi penurunan kadar warna limbah batik pada pengolahan Multi Soil Layering yaitu 8% - 51,11%. Disarankan limbah batik sebelum dibuang ke badan air diolah terlebih dahulu serta perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk percobaan yang sama menggunakan Multi Soil Layering dengan variasi ketebalan media yang berbeda.
PENGARUH PEMAKAIAN EKSTRAK DAUN KEDONDONG (Spondias dulcis) SEBAGAI DESINFEKTAN ALAMI DALAM MENURUNKAN ANGKA KUMAN PADA PIRING MAKAN Silmi Kaffah; Zaeni Budiono; Tri Marthy Mulyasari
Buletin Keslingmas Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.551 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i3.5389

Abstract

Sumber kontaminasi dalam pengolahan pangan dapat berasal dari penggunaan wadah dan peralatan pengolahan yang kotor. Peralatan makan agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia serta memenuhi persyaratan kesehatan harus dicuci dengan benar yaitu meliputi pembuangan sisa makanan, pembilasan awal, pencucian, pembilasan akhir, sanitasi dan desinfeksi. Daun kedondong memiliki potensi antimikroba yang dapat digunakan sebagai desinfektan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemakaian ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis) sebagai desinfektan alami dalam menurukan angka kuman pada piring makan. Jenis penelitian ini adalah Pre-experiment dengan pendekatan pre and post design. Hasil penelitian menunjukkan prosentase penurunan angka kuman sesudah diberi perlakuan adalah konsentrasi 4% sebesar 86,25%, konsentrasi 8% sebesar 66,04%, dan konsentrasi 12% sebesar 63,24%. Hasil uji statistik Paired T Test menunjukkan pada konsentrasi 4% nilai sig 0,174 0,05, konsentrasi 8% nilai sig 0,126 0,05, konsentrasi 12% nilai sig 0,194 0,05, dari ketiga konsentrasi nilai sig lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan angka kuman sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Hasil uji ANOVA nilai sig 0,356 dari 0,05 berarti tidak ada perbedaan penurunan angka kuman yang signifikan pada piring makan antara penggunaan konsentrasi 4%, 8% maupun 12%. Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh pemakaian ekstrak daun kedondong (Spondias Dulcis) sebagai desinfektan alami dalam menurunkan angka kuman pada piring. Disarankan piring yang telah dicuci bersih sebaiknya didesinfeksi agar angka kuman pada piring sesuai persyaratan.
PENGARUH VARIASI BIOMASSA TANAMAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica) DALAM MENURUNKAN KADAR MERKURI (Hg) DI LIMBAH CAIR PENAMBANGAN EMAS Dian Nurulita Fajri; Suparmin Suparmin; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 38, No 3 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 3 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i3.5398

Abstract

Teknologi dalam proses pengolahan emas yang ada di Desa Paningkaban yaitu secara amalgamis (campuran emas+merkuri) untuk memisahkan emas dan merkuri. Sehingga, diperoleh biji emas murni proses ini akan menimbulkan pencemaran karena penggunaan merkuri. Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgamis, karena dialirkan langsung ke dalam badan sungai yang ada di sekitar daerah penambangan tanpa melakukan upaya pengolahan dari bahan-bahan pencemar yang ada di dalamnya. Dalam lingkungan yang telah tercemar merkuri salah satu upaya yang dilakukan untuk penyehatan lingkungan kembali adalah dengan metode fitoremediasi yaitu menggunakan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keefektifan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) sebagai fitoremediator dalam menurunkan kadar logam berat merkuri (Hg) pada air limbah penambangan emas di Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas.Jenis penelitian ini adalah Quasi experiment dengan pendekatan pre test dan post test design. Menggunakan 3 perlakuan variasi biomassa 1 kg, 3 kg, 5 kg dengan 2 kali replikasi. Jumlah sampel 8 diantaranya sampe pre test 1, kontrol 1 dan sampel perlakuan 6 sampel untuk kadar merkuri (Hg).Hasil penelitian menunjukan penurunan kadar merkuri didapatkan hasil keefektifan biomasaa 1 kg 94%-98%, biomassa 3 kg 83%-93%, biomassa 5 kg 86%-99%. Uji statistik menggunakan uji kruskal wallis didaptakan yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan dalam proses pengolahan fitoremediasi menggunakan biomassa 1 kg, 3 kg dan 5 kg dengan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) dalam menurunkan kadar merkuri dalam limbah cair penambangan emas. Kesimpulan penelitian ini bahwa fitoremediasi menggunakan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) dalam menurunkan kadar merkuri (Hg) memiliki keefektifan rata-rata sebesar 94,15%. Disarankan agar memanfaatkan tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica) sebagai remediasi secara biologis untuk menurunkan kadar merkuri pada air limbah penambangan emas. Perlu dilakukan percobaan yang sama menggunakan fitoremediasi menggunakan tanaman kangkung dari genus Ipomoea aquatica yang sama tetapi dari spesies yang berbeda yang tidak bisa dikonsumsi oleh manusia maupun hewan lainya.
PENENTUAN DOSIS OPTIMUM POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENURUNAN KADAR FOSFAT PADA AIR LIMBAH LAUNDRY DI LAUNDRY BATURRADEN TAHUN 2022 Bella Putri Santoso; Sugeng Abdullah; Zaeni Budiono
Buletin Keslingmas Vol 41, No 3 (2022): BULETIN KESLINGMAS VOL.41 NO.3 TAHUN 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v41i3.8814

Abstract

Abstrak Uji pendahuluan oleh peneliti menggunakan hydrotest pada air limbah salah satu laundry di desa Karangmangu mengandung fosfat sebesar 3,3 mg/l, sedangkan nilai ambang batas untuk parameter fosfat sebesar 2 mg/l sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012. Limbah yang mengandung fosfat berlebih dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu keadaan dimana terjadinya pertumbuhan lumut dan mikro algae secara berlebihan. Koagulasi dan flokulasi merupakan salah satu metode penurunan fosfat secara kimia. Salah satu koagulan yang dapat digunakan adalah PAC (Poly Alumunium Chloride). PAC memiliki muatan positif yang tinggi, sehingga penambahan PAC ke dalam limbah dapat menetralisir partikel bermuatan negatif dan dapat mengikat koloid secara kuat untuk membentuk agregat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis optimum Poly Alumunium Chloride (PAC) dalam penurunan kadar fosfat. Metode penelitian yang digunakan adalah Quacy Experimental dengan metode Non Equivalent control group design. Data dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil uji menunjukkan nilai sig 0,00 0,05 artinya ada hubungan antara penggunaan dosis Poly Alumunium Chloride (PAC) dengan penurunan kadar fosfat. Simpulan penelitian ini adalah penurunan kadar fosfat dengan prosentase tertinggi yaitu sebesar 90,62 % dengan dosis 70 ml/l. Saran, agar peneliti lain melakukan penelitian dengan variasi dosis yang berbeda. Abstract Determination Of Optimum Dose Of Poly Alumunium Chlroride (PAC) In Decreasing Phosphate Levels In Laundry Waste Water At Baturraden Laundry In 2022. Preliminary test by researchers using hydrotest on wastewater from one of the laundry in Karangmangu village containing phosphate of 3.3 mg/l, while the threshold value for phosphate parameter is 2 mg/l in accordance with Central Java Provincial Regulation Number 5 of 2012. Waste that contain excess phosphate can cause eutrophication, which is a condition where the growth of moss and micro algae is excessive. Coagulation and flocculation are methods of chemically reducing phosphate. One of the coagulants that can be used is PAC (Poly Aluminum Chloride). PAC has a high positive charge, so the addition of PAC into the waste can neutralize negatively charged particles and can bind colloids strongly to form aggregates. The purpose of this study was to determine the optimum dose of Poly Aluminum Chloride (PAC) in reducing phosphate levels. The research method used is Quacy Experimental with Non Equivalent control group design method. Data were analyzed using simple linear regression test. The test results showed a sig value of 0.00 0.05, meaning that there was a relationship between the use of a dose of Poly Aluminum Chloride (PAC) and a decrease in phosphate levels. The conclusion of this study is the decrease in phosphate levels with the highest percentage that is equal to 90.62% with a dose of 70 ml/l. Suggestion, that other researchers conduct research with different dosage variations.
Hubungan antara Konstruksi Sumur Gali dan Jarak Sumber Pencemar dengan Kandungan Escherichia coli pada Sumur Gali Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas Tahun 2022 Nurbaiti Sekar Kinasih; Zaeni Budiono; Suparmin Suparmin
Buletin Keslingmas Vol 42, No 2 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.2 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i2.9760

Abstract

Air merupakan sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit. Di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, 57,7% rumah menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih untuk keperluan higiene sanitasi. Hasil uji pendahuluan kandungan E. coli pada 3 sampel sumur gali di desa tersebut masing-masing yaitu 1100, 2400, dan 2400. Berdasarkan Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 hasil tersebut belum memenuhi baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli pada sumur gali Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tahun 2022. Peneliti menggunakan metode obeservasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Peneliti mengambil 23 sampel dari 682 populasi sumur gali dengan cara cluster random sampling. Hasil analisis menggunakan Uji Regresi Linier menunjukkan hubungan antara konstruksi sumur gali dengan kandungan E. coli p=0,031, jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli p=0,893, serta konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar secara simultan dengan kandungan E. coli p=0,103. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dengan kandungan E. coli, tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak sumber pencemar dengan kandungan E. coli, serta tidak ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dan jarak sumber pencemar secara stimultan dengan kandungan E. coli. Disarankan kepada pemilik sumur gali agar memperbaiki konstruksi sumur gali yang retak dengan semen atau plester.
Pengaruh Variasi Pengolahan Kangkung Air (Ipomea aquatica Forsk) Terhadap Penurunan Kadar Logam Timbal (Pb) Elly Rahma Aminati; Zaeni Budiono; Ratih Lukmitarani
Buletin Keslingmas Vol 42, No 4 (2023): BULETIN KESLINGMAS VOL.42 NO.4 TAHUN 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v42i4.10716

Abstract

Kangkung air menjadi sayuran yang digemari di Indonesia, namun kangkung air termasuk tanaman hiperakumulator yang dapat menyerap timbal sekaligus menjadi perantara penyebaran logam timbal (Pb) pada manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi pengolahan kangkung air terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb). Penelitian yang digunakan pre-experiment dengan desain penelitian pretest-posttest design. Kangkung air diberikan berbagai perlakuan yaitu mentah, perebusan, penumisan, dan pengukusan selama 3 menit untuk mengetahui penurunan kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air saat sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan One Way Anova. Pengukuran rata-rata kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air mentah sebesar 0.103 mg/kg, sesudah dilakukan pengolahan yaitu perebusan, penumisan, dan pengukusan masing-masing memiliki nilai rata-rata kadar timbal (Pb) sebesar 0.057 mg/kg, 0.05 mg/kg, dan 0.07 mg/kg. Penumisan menjadi metode pengolahan dengan persentase penurunan kadar timbal (Pb) tertinggi yaitu sebesar 48%. Analisis data yang diperoleh nilai sig 0.113 ˃ 0.05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variasi pengolahan kangkung air terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb). Hal ini dapat dipengaruhi dari waktu pemasakan dan kelarutan senyawa yang rendah sehingga menyebabkan kadar timbal (Pb) tidak sepenuhnya berkurang. Pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh variasi pengolahan (perebusan, penumisan, pengukusan) terhadap penurunan kadar logam timbal (Pb) pada kangkung air. Sebaiknya sayuran yang akan dikonsumsi diolah terlebih dahulu dan dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai variasi waktu pengolahan yang efektif untuk menurunkan kadar logam timbal (Pb).