Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA JAMBATAN AKA DI KECAMATAN BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN Nuranisa Nuranisa
Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang PROSIDING DOSEN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG EDISI 8
Publisher : Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi dengan belum optimalnya pengelolaanpariwisata yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan khususnya di Kecamatan Bayang Utara yaitu objek wisata alam Jambatan Aka sehingga tidak ramai dikunjungi.Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Wawancara mendalamdilakukan terhadap responden yang ditentukan dengan mengunakan purposive sampling khususnya untuk pengambil kebijakan, sedangkan Accidental Sampling ditujukan pada pengunjung Jembatan Aka. Alat pengumpulan data berupa instrument wawancara, observasi dokumentasi, dan angket Analysis Hierarki Proses (AHP). Untuk menentukan strategi pengembangan objek wisata Jambatan Aka mengunakan analisis SWOT, sedangkan untuk menentukan prioritas kebijakan yang akan dilakukan untuk pengembangan objek wisataJambatan Aka di gunakan analisis Analysis Hierarki Proses (AHP). Selanjutnya, teknik analisis data adalah reduksi, display, klasifikasi dan kesimpulan.Hasil penelitian merumuskan 12 Strategi Alternatif pengembangan objek wisata yang harus dilakukan pemerintah terhadap objek wisata alam Jambatan Aka dengan 6 strategi yang di prioritaskan yaitu 1) Melakukan pemberdayaan, penyuluhan agar menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya masyarakat Sadar Wisata, 2) Melakukan Koordinasi dengan pihak Swasta untuk menanamkan modal, 3) Mengembangkan Atraksi Pariwisata, 4) Memperbaiki dan mengadakan fasilitas sarana prasarana objek wisata, 5) Membangun dan mengadakan Aksesibilitas pariwisata, 6) Mengadakan Akomodasi pariwisata, 7) Mengadakan objek wisata pendamping, 8) Mempertahankan dan memelihara keindahan dan keasrian lingkungan sekitar objek wisata, 9) Melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas- fasilitas yang telah ada dilokasi objek wisata, 10) melakukan control yang tegas terhadap pelaksanaan unsur-unsur pelaku wisata yang tidak sesuai dengan sikap dan tindakan pelaku wisata yang dapat mengancam kerusakan objek wisata, 11) Melakukan promosi, 12) Peningkatan Kualitas Tenaga Profesional.Kata Kunci: Strategi Pengembangan Wisata, Jembatan Aka, Analysis Hierarki Proses
EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA Laili Rosita; Nuranisa Nuranisa
Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang PROSIDING DOSEN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG EDISI 20
Publisher : Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini merupakan studi literatur yang membahas efektifitas penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Pembelajaran inquiry termasukdalam ranah pembelajaran induktif. Pendekatan induktif untuk pembelajaran dimulai dengan serangkaian pengamatan atau penyajian fakta atau masalah dunia nyata yang kompleks. Sehingga modelpembelajaran ini saat diterapkan dalam proses pembelajaran membuat mahasiswa antusias mengikuti proses pembelajaran, membuat kemandirian dan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran meningkat.Pada dasarnya pembelajaran yang berbasis pada masalah erat kaitannya dengan cara berpikir mendalam, ditambah lagi pembelajaran berbasis masalah menuntut adanya kemampuan interaksi sosial darimahasiswa. Apabila model pembelajaran ini diterapkan dengan baik, maka dapat berpengaruh pada aktivitas pembelajaran mahasiswa serta dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materiyang sedang dipelajari yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan hasil belajar. Dalam studi literasi ini terdapat beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) dapat memberikan kontribusi yang positif bagi mahasiswa dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran IBL (Inquiry Based Learning) efektif diterapkan dalam proses pembelajaran pada mahasiswa.Kata Kunci: Efektifitas, Inquiry Based Learning, Proses Pembelajaran
MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS MATA PELAJARAN IPS (GEOGRAFI) KELAS VII SMP NEGERI 2 PENUKAL Nina Damayati; Muhamad Idris; Marisah Oktasari; Monanisa Monanisa; Nuranisa Nuranisa
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v7i1.5933

Abstract

Masalah pada penelitian ini masih ada beberapa siswa yang belum mempunyai kesadaran tanggung jawab untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru, siswa sering tidak mengerjakan tugasnya sendiri melainkan mencontek punya temannya dan mengumpulkannya tugas tidak tepat waktu yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam mengembangkan pembelajaran karakter tanggung jawab siswa melalui metode pemberian tugas pada mata pelajaran IPS (geografi) kelas VII SMPN 2 Penukal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, angket dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya guru mengerkembangan katakter tanggung jawab siswa melalui metode pemberian tugas mata pelajaran IPS di SMP Negeri 2 Penukal membuahkan hasil dapat dilihat dari  siswa bertanggung jawab melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik, dan penuh kesiapan dalam pelaksanaanya seperti melakukan persiapan sebelum melalukan kegiatan, siswa termotivasi dan mempunyai rasa semangat untuk mengerjakan tugas dan tugas, tekun mengerjakan tugas walaupun harus diingatkan oleh guru serta memiliki ketelitian.
STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM AIR TERJUN BAYANG SANI DI KECAMATAN BAYANG Nuranisa Nuranisa
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Swarnabhumi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1040.229 KB) | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v2i2.1450

Abstract

ABSTRAKSebuah objek wisata akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, menyediakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah apabila objek wisata tersebut ramai dikunjungi oleh wisatawan. Untuk menarik wisatawan tentunya sebuah objek wisata harus memenuhi syarat-syarat sebagai sebuah objek wisata. Agar sebuah objek wisata memenuhi syarat-syarat tersebut maka sebuah objek wisata wisata perlu di kembangkan dan direncanakan dengan baik. Ojek wisata alam air terjun Bayang Sani belum dikembangkan dengan optimal sehingga belum banyak dilirik oleh pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan objek wisata Alam Air Terjun Banyang Sani dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan, Camat Bayang, Walinagari Koto Baru, masyarakat sekitar objek wisata Bayang Sani, dan pengunjung Objek wisata air terjun Bayang Sani. Wawancara mendalam dilakukan terhadap responden yang ditentukan dengan mengunakan purposive sampling. Alat pengumpulan data utama adalah peneliti sendiri dengan menggunakan instrument wawancara dan observasi dokumentasi. Untuk menentukan strategi pengembangan objek wisata Bayang Sani mengunakan analisis SWOT (Strengths/ Kekuatan, Weakness/ Kelemahan, Opportunities/ Peluang, dan Treats/ Ancaman). Selanjutnya, teknik analisis data adalah reduksi, display, klasifikasi dan kesimpulan. Hasil penelitian merumuskan 11 Strategi Alternatif pengembangan objek wisata yang harus dilakukan pemerintah terhadap objek wisata Air terjun bayang sani yaitu 1) Melakukan pemberdayaan, penyuluhan agar menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya masyarakat Sadar Wisata, 2) Bekerjasama dengan Pihak Investor Swasta untuk menanamkan modal, 3) Mengembangkan Atraksi Pariwisata, 4) Memperbaiki dan mengadakan fasilitas sarana prasarana objek wisata, 5) Membangun dan mengadakan Aksesibilitas pariwisata, 6) Mengadakan Akomodasi pariwisata, 7) Mempertahankan dan memelihara keindahan dan keasrian lingkungan sekitar objek wisata, 8) Melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas- fasilitas yang telah ada dilokasi objek wisata, 9) melakukan pengawasan yang tegas terhadap pelaksanaan pelaku wisata yang tidak sesuai dapat mengancam kerusakan objek wisata, 10) Melakukan promosi dengan memanfaatkan berbagai media termasuk media sosial, 11) Peningkatan Kualitas Tenaga Profesional.Kata Kunci: Strategi Pengembangan, Bayang Sani
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 2 BANYUASIN 1 Eva Yulianti; Meilia Rosani; Nuranisa Nuranisa
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Swarnabhumi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.723 KB) | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v3i2.2598

Abstract

Model pembelajaran merupakan suatu model yang akan diterapkan kepada siswa dalam suatu pembelajaran yang sedang berlangsung dan guna untuk mencapai tujuan pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis siswa yaitu dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir analitis setelah diterapkan dengan model pembelajaraan Problem Based Learning di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 banyuasin 1 tahun ajaran 2018/2019. Variabel penelitian ini adalah kemampuan berpikir analitis pada mata pelajaran geografi siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan juga kemampuan berpikir analitis geografi siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional/langsung. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, kemampuan berpikir analitis siswa setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dengan rata-rata 75,6, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional/langsung memiliki rata-rata 61,36. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: ada pengaruh dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir analitis siswa SMA Negeri 2 Banyuasin 1 tahun ajaran 2018/2019.
MENGKAJI MODEL MOOD SWING IBU HAMIL DI KOTA PALU PADA TRIMESTER PERTAMA MELALUI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE 2 TAK HOMOGEN (Studi Kasus: Puskesmas Birobuli) Nuranisa Nuranisa; Rina Ratianingsih; Agus Indra Jaya
JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN TERAPAN Vol. 10 No. 1 (2013)
Publisher : Program Studi Matematika, Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.164 KB) | DOI: 10.22487/2540766X.2013.v10.i1.7464

Abstract

MENGKAJI MODEL MOOD SWING IBU HAMIL DI KOTA PALU PADA TRIMESTER PERTAMA MELALUI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE 2 TAK HOMOGEN (Studi Kasus: Puskesmas Birobuli)
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, SERTA PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL PEMERINTAH (Studi Empiris Pada Inspektorat Provinsi Riau) Nuranisa Nuranisa; Yusralaini Yusralaini; Hanif Afriani Rheny
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi Vol 8, No 1 (2021): (Januari - Juni)
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine and examine the factors that affect the performance of the Government's Internal Auditor. Factors tested in this study are Locus Of Control, Leadership Style, Organizational Culture and Understanding of Good Governance. The data source used in this research is primary data and data collection is done directly using a questionnaire which is measured using a Likert scale. The population in this study were all internal auditors at the Inspectorate of Riau Province, amounting to 47 people. The total sample of this study was 47 respondents which consisted of middle auditors, young auditors, first auditors, advanced executing auditors and executing auditors using a census sampling technique. Data analysis was carried out using multiple linear regression processed with the help of the SPSS version 23 program. The results of this study indicate that Locus of Control, Leadership Style, Organizational Culture, and the Influence of Understanding Good Governance have a significant effect on the Performance of Government Internal Auditors.Keywords: Locus Of Control, Leadership Style, Organizational Culture, Understanding of Good Governance and Performance of Government Internal Auditors
Kampung Kapitan Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Terpadu Indah Kristian; Kiki Aryanigrum; Nuranisa Nuranisa; Maharani Oktavia
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v7i2.4513

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana Kampung Kapitan menjadi sumber pembelajaran bagi siswa kelas VII. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melibatkan Tjoa Tiong Gie (Mulyadi) dan Oey Eng Sui sebagai informan kunci, serta Sri Hastuti seorang guru IPS Terpadu. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampung Kapitan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu dengan Kompetensi Dasar 4.1. terbentuknya pemukiman Kampung Kapitan dilatarbelakangi oleh seorang perwira Lioang Taow Ming yang cukup berpengaruh terhadap komunitasnya, dan diberikan wewenang untuk mengatur wilayah 7 Ulu. Klasifikasi sosial disertai terbentuknya hunian (pemukiman) berdasarkan etnik berperan sebagai mediator (pedagang perantara) yang menjembatani kepentingan pribumi dengan pemeritah kolonial. Kehidupan sosial penduduk Kampung Kapitan pada awal berdirinya berbasis perdagangan. Bentuk pemukiman merupakan perpaduan dari tiga budaya, yaitu etnis Cina, Melayu dan Eropa (Belanda). Konsistensi penduduk setempat dalam mempertahankan keberadaan pemukiman adalah dengan mengadakan tradisi berupa festival Cap Go Meh. Selanjutnya, kehidupan sosial mengalami perubahan dari pedagang (niaga), dan sekarang membaur dengan masyarakat umumnya untuk berdagang, bekerja serabutan, membuka kuliner dan sebagainya. Secara astronomis terletak pada 2° 58' LS dan 105° BT. Sedangkan secara geografis, terletak di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberan Ulu 1 yang berbatasan di sebelah Utara dengan tepian Sungai Musi, sebelah Selatan dengan Jalan K H A Azhary, sebelah Barat dengan Sungai Kelenteng, dan sebelah Timur dengan Sungai Kedemangan. Letak pemukiman dari tepian Sungai Musi hingga ke daratan menjadikan pemukiman ini menjadi padat dan tidak teratur, dikarenakan meningkatnya aktivitas perekonomian. 
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATERI INTERAKSI SOSIAL DENGAN ISPRING SUITE 8 PADA MATA PELAJARAN IPS (GEOGRAFI) DI SMP NEGERI 35 Indah Yustika Sari; Nuranisa Nuranisa
JURNAL SWARNABHUMI : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v8i1.6000

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran geografi dan mengetahui hasil uji coba di lapangan dalam pembelajaran interaksi sosial dengan media Ispring Suite 8 di SMP NEGERI 35 Palembang. Masalah dalam penelitian ini bagaimanakah hasil pengembangan media materi interaksi sosial dengan Ispring Suite 8. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah R&D mengggunakan model pengembangan ADDIE. Teknik pengumpulan data melalui angket. Teknik analisis data yang akan diperoleh yaitu berupa data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Media Pembelajaran Materi Interaksi Sosial dengan Ispring Suite 8 pada Mata Pelajaran IPS (Geografi) Di SMP NEGERI 35 Palembang dapat dipergunakan untuk suatu kegiatan pada proses belajar di dalam kelas maupun digunakan sebagai suatu bahan ajar untuk melaksanakan belajar mandiri dalam memberikan kepada peserta didik. Kekurangan pada produk ini dapat diperbaiki pada penelitian pengembangan selanjutnya yang relevan.