Lily Mauliani
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KAJIAN ARSITEKTURAL TAMAN YANG MENGAKOMODASI AKSESIBILITAS DIFABEL STUDI KASUS TAMAN TRIBECA CENTRAL PARK MALL, TAMAN MENTENG DAN TAMAN AYODIA Fika Masruroh; Lily Mauliani; Anisa Anisa
NALARs Vol 14, No 2 (2015): NALARs Volume 14 Nomor 2 Juli 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.14.2.%p

Abstract

ABSTRAK. Selama ini difabel masih dinomorduakan dalam hal pemenuhan kebutuhan aksesibilitas baik di dalam bangunan maupun di luar bangunan. Banyak fasilitas umum yang hanya sedikit menyediakan akses dan fasilitas sesuai dengan kemampuan khusus mereka. Bahkan ruang terbuka hijau berupa taman kotapun masih belum ramah terhadap keberadaan para difabel. Padahal taman kota menurut Undang-Undang Penataan Ruang no. 24 tahun 1992 merupakan tempat yang cukup penting yaitu sebagai tempat bermain aktif untuk anak-anak dan dewasa, tempat bersantai pasif untuk orang dewasa, dan bahkan sebagai areal konservasi lingkungan hijau. Penelitian ini bertujuan menganalisa bagaimana implementasi 7 Prinsip Universal Design dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 30/PRT/M/2006 tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan pada Taman Tribeca, Taman Menteng dan Taman Ayodia.Kata kunci : Aksesibilitas Difabel, Taman Ayodia, Taman Menteng, Taman Tribeca. ABSTRACT. For decades, disabled people always become a second priority in providing the need of accessibility either within buildings or outside buildings (open spaces and public spaces). There are many public facilities which are only few of them providing special access and facilities for disabled people (difable). Even, parks and green open spaces within city mostly are not user friendly for difable, though city parks as an important place to do activities such as sport and playing, passive place for relaxation, and as a conservation area for green environment, should provide facilities which are user friendly for children and adult (UU Penataan Ruang No. 24 tahun 1992).This research is aimed to analyse how to implement the seven principle of universal design and regulation from Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2006 about technical guidelines of facilities and accessibilities for buildings and environment at Taman Tribeca, Taman Menteng and Taman Ayodia.Keywords: accessibilty for difable, Taman Ayodia, Taman Menteng, Taman Tribeca.
SINGAPORE POLYTECHNIC DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI TANGERANG Gian Wahyu Riyadi; Lily Mauliani; Yeptadian Sari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2019): Purwarupa Vol 3 No 2 Special Edition #1 Mei 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.136 KB)

Abstract

Pendidikan Tinggi di Indonesia mengenal beberapa macam jenis antara lain universitas, akademi, institut, dan politeknik. Dengan berkembangnya era globalisasi, pendidikan tinggi di Indonesia juga mengalami tren perguruan tinggi asing. Dampak positif dari globalisasi ini membuat perguruan tinggi asing dapat beroperasi di Indonesia dengan mudah. Singapore Polytechnic merupakan salah satu politeknik bertaraf internasional yang bisa saja dikembangkan di Indonesia. Mengingat, di Indonesia belum terdapat politeknik dengan taraf internasional yang menawarkan berbagai macam program studi. Dengan memilih Tangerang sebagai lokasi tapak, Singapore Polytechnic diharapkan dapat menjadi salah satu tujuan pilihan meneruskan pendidikan tinggi. Dalam menyusun konsep ini, metode yang dilakukan antara lain observasi secara langsung serta studi pustaka. Data-data tersebut dikompilasi untuk melakukan analisis data untuk mendapat konsep perancangan Singapore Polytechnic dengan Pendekatan Arsitektur Modern. Hasil dari konsep ini adalah perancangan Singapore Polytechnic dengan menggunakan material terkini, dengan mengutamakan fungsionalisme ruang, dan fasad yang sederhana, kubistik dan minim ornamen namun tetap terlihat modern.
Penerapan Konsep Arsitektur Universal Pada Desain Sekolah Dasar Aisyiyah Di Jakarta Utara Allyssa Syifa Salsabilla; Lily Mauliani; Ratna Dewi Nur'aini
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 1 (2019): Purwarupa Vol 3 No 1 Maret 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aisyiyah merupakan salah satu organisasi otonom perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, yang merupakan sebuah gerakan islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar serta bersumber pada Al-Quran dan Assunah. Dalam misinya, Aisyíyah mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat dan bangsa dengan tujuan memajukan pendidikan (formal maupun nonformal). Hal ini diwujudkan dengan membangun sebuah Sekolah Dasar yang dikelola oleh Aisyiyah dan menggunakan konsep Arsitektur Universal pada bangunannya. Metode penyusunan konsep yang digunakan yaitu  pengumpulan  data  dengan cara observasi dari wawancara dan kemudian dianalisis dengan menggunakan landasan teori yang terkait, baik secara arsitektural maupun non arsitektural. Tahapan dimulai dari pengumpulan data, sampai dengan pengolahan data secara faktual untuk penyusunan konsep perencanaan dan perancangan Desain Sekolah Dasar Aisyiyah dengan konsep Arsitektur Universal. Perencanaan dan perancangan desain Sekolah Dasar Aisyiyah dengan menggunakan Konsep Arsitektur Universal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sarana pendidikan di tingkat sekolah dasar dan seluruh fasilitasnya dapat digunakan seccara mudah oleh pengguna bangunan sesuai dengan prinsip – prinsip desain arsitektur universal.
Penerapan Konsep Arsitektur Metafora pada bangunan Pusat Mode dan Kecantikan Anne Avantie Helen Intan Sapitri; Lily Mauliani; Yeptadian Sari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 3 (2019): Purwarupa Vol 3 No 3 Special Edition#2 Juli 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.26 KB)

Abstract

Anne avantie adalah seorang perancang busana yang berasal dan berdomisili di Kota Semarang, hasil karyanya selalu identik dengan karakteristik desain seorang Anne Avantie. Perancangan Pusat Mode dan Kecantikan Anne Avantie di Semarang dengan menerapkan konsep Arsitektur Metafora dibuat untuk menampung semua aktivitas yang berkaitan dengan Mode dan Kecantikan serta sebagai sarana Pendidikan unformal untuk mengembangkan minat dan bakat bagi para peminat Mode dan Kecantikan. Penerapan konsep Arsitektur Metafora pada bangunan dapat memperlihatkan karakteristik desain seorang Anne Avantie. Data-data dalam perancangan ini didapatkan dari survey tapak secara langsung, wawancara dan kajian literatur. Kota Semarang dipi;ih menjadi lokasi di bangunnya bangunan Pusat Mode dan Kecantikan Anne Avantie, selain Kota Semarang merupakan domisili Anne Avantie, Kota Semarang juga berupakan ibu kota terbesar ke lima di Indonesia yang tentunya memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat khususnya di bidang mode dan kecantikan. Batik parang di metaforakan kedalam bentuk gubahan massa serta pada selubung bangunan menerapkan bentuk bunga  yang merupakan karakteristik desain dari Anne Avantie, Kata Kunci: Anne Avantie, Arsitektur Metafora, Penerapan, Pusat Kecantikan, Pusat Mode, Semarang 
HUNIAN VERTIKAL BERKONSEP PEMBERDAYAAN PENGHUNI Indra Lukman; Lily Mauliani; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 1 (2019): Purwarupa Vol 3 No 1 Maret 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Fenomena yang berkembang di negara – negara ASIA seperti di Indonesia saat ini sudah berubah dari dari era pertanian atau agraris menjadi industri. Hal tersebut menyebabkan berkembangnya pabrik yang memproduksi barang semakin pesat. Sebagai imbasnya adalah semakin pesat pula masyarakat yang bekerja di sektor industri tersebut, yang sebagian besar di dominasi oleh pekerja buruh. Dengan pertimbangan mahalnya harga tanah, maka pemerintah daerah saat ini memfokuskan pembangunan hunian vertikal berupa rusun dan rusunawa. Tujuan dari penulis ini bahwa masyarakat menengah ke bawah pada umumnya tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk dapat menigkatkan taraf hidupnya. Penulis dengan merencanakan dan merancang suatu bentuk hunian yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal semata. Namun juga dapat memberdayakan penghuninya melalui pendidikan informal agar mereka dapat meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih baik. Harapan penulis dengan Hunian yang di maksud adalah hunian vertikal berupa rusunawa yang dikhususkan bagi para buruh pabrik, yang dilengkapi dengan fasilitas - fasilitas pendidikan informal untuk pemberdayaan penghuninya.  Kata Kunci : Hunian, Vertikal, Pemberdayaan, Karawang – Jawa Barat
PENERAPAN KONSEP STRUKTUR "V" SEBAGAI ELEMEN ESTETIKA PADA GEDUNG TEATER DI BANDUNG edi maryanto; lily mauliani; anggana fitri satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 2 (2020): Purwarupa Vol 4 No 2 September 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kota Bandung Merupakan Kota yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan dan adat istiadatnya. Perkembangan Kota Bandung berjalan dengan dinamis dalam setiap tahunnya, Perkembangan tersebut tidak lepas dari adanya jiwa seni dan budaya dari masyarakatnya yang sangat dilestarikan. Berbagai Kesenian yang ada di Bandung membuat Kota Bandung lebih hidup dan dikenal di kancah domestik maupun Internasional. Penerapan struktur “V” sebagai elemen estetika pada gedung teater ini di maksudkan untuk mewadahi pertunjukan kesenian yang sudah berskala besar dan internasional. Konsep yang memadukan Struktur sebagai elemen estetik akan melengkapi keindahan bentuk bangunan. Metode pengumpulan data dalam perencanaan dan perancangan ini adalah dengan studi literatur, studi preseden dan wawancara. Penerapan struktur sebagai elemen estetika pada gedung teater di bandung terlihat pada sistem struktur “V” yang berfungsi sebagai penyangga bangunan utama dengan material kombinasi beton dan baja, dikarenakan fungsi kegiatan yang dilakukan membutuhkan ruangan yang bebas kolom (bentang lebar) sehingga akses lebih optimal. Kata kunci : Bandung, Pagelaran, Seni Teater, Kesenian, Budaya ABSTRACT. The city of Bandung is a city that upholds cultural values and customs. The development of the city of Bandung runs dynamically in each year, these developments can not be separated from the existence of the spirit of art and culture of the people who are very preserved. Various arts in Bandung make the city of Bandung more alive and known on the domestic and international scene. The application of the structure "V" as an aesthetic element in the theater is intended to accommodate large-scale and international art performances. Concepts that combine structure as an aesthetic element will complement the beauty of the shape of the building. The method of data collection in planning and designing is by studying literature, precedent studies and interviews. The application of the structure as an aesthetic element in the theater building in Bandung is seen in the "V" structural system which serves as a buffer for the main building with concrete and steel combination materials, because the activities carried out require a column-free room (wide span) so that access is more optimal. Keywords: Bandung, Performances, Theater Arts, Arts, Culture
KAJIAN ARSITEKTUR PERILAKU PADA KAWASAN FESTIVAL BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN DI JAKARTA Gugun Suarno Adiputra; Lily Mauliani; Yeptadian Sari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2019): Purwarupa Vol 3 No 2 Special Edition #1 Mei 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelenggaraan festival budaya betawi kini sering diadakan oleh pemerintah kota DKI Jakarta. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat melestarikan kebudayaan betawi dari generasi ke generasi. Oleh karena itu penulis melakukan kajian arsitektur perilaku pada kawasan festival budaya betawi bertempat di Setu Babakan. Pendekatan ini dimaksud agar tercipta kawasan festival budaya yang ramah terhadap pengguna. Metode dalam kajian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu dengan cara mendapatkan kebenaran data atau informasi yang di dapat secara langsung berupa survei lapangan atau tidak langsung berupa data pustaka yang kemudian diambil dan dikaji.
KAJIAN ELEMEN PERANCANGAN KOTA HAMID SHIRVANI Nurhidayat Mylajingga; Lily Mauliani
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 2 (2019): Purwarupa Vol 3 No 2 Special Edition #1 Mei 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.643 KB)

Abstract

ABSTRAK. Kota satelit merupakan suatu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan daerah ini memberi daya dukung bagi kehidupan kota, Kota satelit terbentuk akibat perkembangan yang terjadi di dalam inti kota. Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawacki merupaka kota satelit dari Kota Jakarta yang letaknya berada di pinggiran kota Jakarta, oleh karena itu kajian elemen perancangan kota ini perlu dilakukan untuk mengetahui dikawasan Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawacki menerapkan prinsip dari ahli perancangan Kota Hamid Shirvani.Kata kunci: Kota satelit Bsd City, Bintaro dan Lippo Karawaci ABSTRACT. The satellite city is an area that has urban characteristics and this area gives support for city life, satellite city is formed due to developments that occur in the core of the city. Bsd City, Bintaro and Lippo Karawacki are satellite cities from the city of Jakarta which are located on the outskirts of Jakarta, therefore the study of urban design elements needs to be done to find out in the areas of Bsd City, Bintaro and Lippo Karawacki applying the principles of City design expert Hamid Shirvani.Keywords: Satellite cities Bsd City, Bintaro and Lippo Karawaci
PUSAT PENANGKARAN HEWAN LANGKA OWA JAWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI DI BOGOR Erick Handiana; Lily Mauliani; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 3, No 3 (2019): Purwarupa Vol 3 No 3 Special Edition#2 Juli 2019
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.638 KB)

Abstract

Javan Gibbons or “Owa Jawa” are one of the endemic animals of the Java island which are included in one of the 25 most endangered primate species in the world. The rise of poaching and long-term reproductive capacity of Javan Gibbon make the population decline. One way to see Javan Gibbons is to visit a breeding place because it is hard to find in its natural habitat. Natural breeding in Indonesia is very rare and breeding that has the concept of 5 animal welfare is free from hunger and thirst, freedom from displeasure, freedom from pain is also still rare, freedom to act normally, and freedom from fear and stress. Therefore, to achieve this, there is a need for captivity that has 5 concepts of animal welfare so that the Javan gibbon population can increase. The planning and design of the rare Javan gibbon animal breeding center was designed using the concept of ecological architecture as a concept most suited to the harmony between buildings and the environment. The method of drafting the concepts used is by collecting data from related theoretical foundations and field observations, data processing, and data analysis to formulate the concepts of planning and design "Center for Breeding Ecological Architecture with the Ecological Architecture Approaches"