This Author published in this journals
All Journal Jurnal Dinamis
Taufiq B N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGUJIAN KOMPOR SURYA TIPE KOTAK DILENGKAPI ABSORBER MIRING Heru M Hutasoit; Tekad Sitepu; Himsar Ambarita; Taufiq B N; Farel H Napitupulu
Jurnal Dinamis Vol 5, No 1 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan melalui percobaan  memanaskan air dengan kompor surya tipe kotak yang dilengkapi absorber dan miring yang memiliki luas kolektor 0,59 m x 0,59 m dan 0,9 m x 0,59 m. Penelitian dilakukan pada kondisi cuaca cerah. Pada kompor surya diharapkan absorber miring dapat mensuplai panas dengan prinsip konveksi alamiah. Percobaan dilakukan dengan memanaskan air sebanyak 1, 2 dan 3 liter mencapai suhu 87,83oC, 77,97oC, dan 88,74 oC dengan efisiensi 4,357  %,  6,091 % dan 10,419 %. Perbedaan temperatur tersebut dipengaruhi oleh besarnya intensitas radiasi selama pengujian dengan besar intensitas radiasi pengukuran rata-rata 595,9 W/m2, 478,5 W/m2 , dan 619,26 W/m2. Efisiensi meningkat seiring meningkatnya kapasitas air yang diuji serta laju penyerapan energi oleh air. Semakin banyak energi yang diserap oleh air maka efisiensi akan meningkat pula. Energi panas yang diterima air selama pengujian 1 liter, 2 liter dan 3 liter adalah 0,2397 MJ, 0,423 MJ ,dan 0,735 MJ dengan energi radiasi yang diserap oleh absorber sebesar  5,5 MJ, 6,94 MJ dan 7,05 MJ.
RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS ANDRE J.D MANURUNG; HIMSAR AMBARITA; TAUFIQ B N; TULUS B SITORUS; DIAN M NASUTION
Jurnal Dinamis Vol 6, No 1 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi surya yang sampai ke permukaan bumi, dapat  dikumpulkan  dan  diubah  menjadi  energi panas yang berguna melalui bantuan suatu alat yang disebut  kolektor  surya.  Kolektor  termal  surya merupakan  suatu  peralatan  yang  digunakan  untuk menyerap  energi  surya,  yang  kemudian mengubah energi  surya  menjadi  energi  termal,  dan mentransfer  energi  tersebut  ke  fluida  kerja  untuk kemudian digunakan secara langsung atau disimpan terlebih dahulu pada suatu unit penyimpanan panas. Dalam  aplikasinya  kolektor  termal  surya  banyak digunakan  sebagai  alat  pemanas  air  pada  rumah-rumahPada umumnya air panas diperoleh dengan cara memasak air dengan menggunakan bahan bakar. Tujuan dari rancang bangun ini adalah Merancang sebuah kolektor alat pemanas air tenaga surya sistem pipa – panas,Mengetahui intensitas radiasi yang diterima oleh kolektor surya plat datar. Alat yang dirancang adalah kolektor surya dengan ukuran 1,16 m x 0,80 m x 0,21 m. Kolektor surya terdiri dari lapisan kayu(Triplek), sterofoam dan rockwoll sebagai isolator, plat alumunium sebagai penyerap panas dan kaca sebagai penutup. Selain kolektor, dirancang juga ruang penampungan  sebagai tempat pemanas air dengan ukuran 0,80 m x 0,45 m x 0,23 m dengan volume tampungan 5 liter. Pengujian dilakukan selama 5 (lima) hari pada kondisi cuaca cerah. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh panas radiasi rata-rata yang dapat diserap kolektor adalah 1856,755 watt, kehilangan panas rata-rata Kolektor adalah 520,33 Watt.
ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR AMPAS TEBU DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN MENGUJI VARIASI RASIO YANG PALING EFISIEN TERHADAP KETEL UAP SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF CHRISTIANTY N S; TEKAD SITEPU; FAREL; H NAPITUPULU; MAHADI .; TAUFIQ B N
Jurnal Dinamis Vol 6, No 2 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.977 KB)

Abstract

Bahan bakar merupakan segala sesuatu yang dapat dibakar dan menghasilkan panas. Bahan bakar yang terdapat di alam dapat berupa padat, cair, dan gas. Ketel uap sangat berhubungan erat dengan bahan bakar yang digunakannya. Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, bahan bakar biomassa dari limbah tanaman dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternative yang ketersediannya dapat terus dijaga dan menghasilkan nilai kalor yang tidak kalah tinggi serta biaya yang cukup terjangkau. Salah satu pabrik yang mengaplikasikannya adalah Pabrik Gula Sei Semayang yang menggunakan ampas tebu dan fiber (cangkang dan serabut sawit) sebagai bahan bakarnya dan menghasilkan efisiensi sebesar 66%. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai efisiensi tertinggi dan terendah serta mendapatkan variasi rasio yang paling efisien digunakan. Penulis melakukan pengujian dan menganalisa campuran ampas tebu (AT) terhadap tempurung kelapa (TK) dengan berbagai variasi rasio menggunakan cara metode tidak langsung, yakni 90% AT : 10% TK, 80% AT : 20% TK, 70% AT : 30% TK, 60% AT : 40% TK, dan  50% AT : 50% TK. Dari hasil pengujian, direkomendasikan  rasio bahan bakar  yang paling efisien digunakan pada ketel uap merk Yoshieme Japan, dengan suhu uap 325°C, kapasitas uap 60 T/jam, dan tekanan 29 kg/cm2 adalah  90% AT : 10% TK dengan efisiensi sebesar 78,75%.
ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS ENDURO SAE 20W/50 DAN FEDERAL SAE20W/50 DENGAN VARIASI PUTARAN David M Hutabarat; Mulfi Hazwi; Taufiq B N; Himsar Abda; A Husein Siregar
Jurnal Dinamis Vol 5, No 3 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.88 KB)

Abstract

Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil gesekan dan keausan diantara permukaan-permukaan yang bergerak relatif satu sama lain dengan menempatkan bahan pelumas diantara kedua permukaan yang bergerak tersebut.Bahan pelumas yang umum digunakan adalah berupa cairan (liquids) dan semi-liquid, tapi dapat juga berupa padat atau gas, atau kombinasi cair padat dan gas. Bahan pelumas dalam wujud cairan sering disebut dengan minyak pelumas. Minyak pelumas banyak digunakan pada motor bakar, baik untuk jenis pembakaran dengan busi (siklus otto) maupun untuk jenis pembakaran dengan tekanan (siklus disel dan siklus dual).Minyak pelumas juga digunakan pada sektor industri, misalnya untuk bantalan, roda gigi, pompa maupun kompresor, turbin dan lain-lain.Banyak jenis-jenis minyak pelumas yang beredar di pasaran saat ini sehingga konsumen bebas memilih jenis minyak pelumas yang digunakan sebagai bahan pelumasan. Khusus pada penelitian ini digunakan dua jenis minyak pelumas yaitu minyak pelumas Enduro SAE 20W/50 dan minyak pelumas Federal SAE 20W/50 sebagai perbandingannya. Dalam penelitian dilakukan perbandingan antara minyak pelumas oli kemasan dengan minyak pelumas oli drum untuk mengetahui pengaruh penggunaan oli drum pada bantalan luncur. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tekanan pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas Enduro SAE 20W/50 2665 Pa dan minyak pelumas Federal SAE 20W/50 sebesar 2978 Pa.
ANALISA PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING GABAH DENGAN PENGADUK BEROTARI KAPASITAS 11 KG Triswanto Ginting; Tulus B Sitorus; Farel H Napitupulu; Taufiq B N; Syahril Gultom
Jurnal Dinamis Vol 5, No 4 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.049 KB)

Abstract

Saat musim panen gabah yang jatuh pada waktu musim hujan dimana sinar matahari tidak setiap hari ada untuk menjemur gabah, petani sering mengalami kerugian. Gabah yang basah pada saat dipanen akan bertahan kurang lebih 2 hari, setelah itu akan rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, dirancang mesin pengering gabah sederhana yang menggunakan bahan yang sederhana dan ada disekitar kita. Mesin ini sangat berguna pada waktu panen raya gabah yang bertepatan dengan musin hujan. Mesin ini menggunakan reaktor pembakaran sebagai sumber penghasil udara panas untuk mengeringkan gabah. Bentuk ruang/tempat gabah adalah drum, memiliki lubang saluran masukan udara panas dari reaktor pembakaran. pengujian pengeringan gabah yang dilakukan sebanyak 11 kg. Cara kerja mesin yaitu gabah 11 kg disimpan dalam wadah, bahan bakar dimasukkan kedalam Reaktor pembakaran berupa arang kayu dan cangkang kemiri lalu dibakar hingga menjadi bara api, lalu udara dialirkan ke wadah pengering. Selama 9 jam pengeringan, gabah dengan berat 11 kg mengalami penyusutan berat menjadi 9,3 kg. Setelah selesai pengeringan gabah dilakukan maka diketahui efisiensi mesin pengering gabah dengan tambahan alat pengaduk berotari ialah 84,54%.