Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISA PENUKAR KALOR AFTERCOOLER TYPE SHELL AND TUBE DENGAN METODE DELAWARE DAN WILL JOHNSTON Akhmad Afandiyanto; Mulfi Hazwi; Andianto Pintoro; Pramio G. Sembiring
Jurnal Dinamis Vol 6, No 1 (2018): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena perpindahan panas dari material atau fluida yang mempunyai temperatur tinggi ke material atau fluida yang mempunyai temperatur rendah.Dalam dunia industri fenomena perpindahan panas tersebut dimanfaatkan untuk keperluan proses dengan menggunakan suatu alat yang biasa disebut sebagai penukar panas atau heat exchanger. tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh desain heat exchanger yang paling optimal. Penelitian dilakukan di PT. ANEKA GAS INDUSTRI. Penggunaan metode Delaware dan metode Wills and Johnstone dalam perhitungan perpindahaan panas untuk membandingkan hasil perhitungan dua metode tersebut sehingga diperoleh metode yang paling baik dalam perhitugan perpindahan panas untuk fluida di dalam shell and tube. Dari hasil analisa didapat Koefisien perpindahan panas total dengan metode Delaware lebih besar 79,6 % dibandingkan koefisien perpindahan panas total yang dibutuhkan Uused 394,8  sedangkan koefisien perpindahan panas total dengan metode Wills and Johnston  lebih besar  72 % di bandingkan koefisien Uused yang dibutuhkan. Dari hasil perhitungan koefisien perpindahan panas dan penurunan tekanan ke dua metode tersebut dianggap sesuai untuk analisis perpindahan panas pada heat exchanger tipe shell and tube.
STUDI ANALISA PERFORMANSI MESIN – SISTEM PEMBAKARAN EFI DAN KARBURATOR PADA MESIN BENSIN Mulfi Hazwi; Hendri P.; Tulus B. Sitorus; Dian M. Nasution; Terang UHS Ginting; Andianto P.
Jurnal Dinamis Vol 4, No 1 (2016): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.639 KB)

Abstract

EFI ( Electronic Fuel Injection ) adalah suatu sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik dengan berdasarkan pada masukan sinyal- sinyal dari sensor-sensor yang diolah oleh ECU ( Electronic Control Unit ), yaitu berupa chips yang terdiri dari microprosesor dan memory yang dipasang secara on board pada mobil. Tujuan penggunaan dan pengembangan EFI sampai saat ini adalah untuk meningkatkan tenaga atau daya mesin dan selain itu juga untuk memperbaiki prestasi motor bakar dan mengurangi emisi gas buang. Sistem injeksi bahan bakar berupa EFI ini adalah sebagai pengganti karburator dengan pertimbangan-pertimbangan antara lain : karburator tidak mampu mengalirkan campuran udara-bahan bakar dengan harga perbandingan yang sama untuk setiap silinder, uap bahan bakar yang lebih berat daripada udara maka akan mengalami kesulitan ketika mengalir melalui belokan dan sudut-sudut tajam dari saluran isap ( intake manifold ), dengan sistem injeksi maka bahan bakar dapat dikabutkan langsung kedalam saluran isap dekat dengan katup isap, lebih presisi dalam mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan sebagai fungsi dari kondisi operasi mesin yang dideteksi oleh berbagai sensor. Berdasarkan hasil perhitungan untuk mesin bensintipe 7K-Carburator diperoleh Daya sebesar 43,1541 kW, Torsi sebesar 117,8 Nm pada rpm 3500, sedangkan untuk mesin 7K-EFI diperoleh Daya sebesar 50,5749 kW, Torsi sebesar 121,8 Nm pada rpm 4000.   Kata Kunci : Mesin Bensin 7K, Sistem Injeksi, ECU ( Electronic Control Unit )
ANALISA TEKANAN PADA BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN MINYAK PELUMAS ENDURO SAE 20W/50 DAN FEDERAL SAE20W/50 DENGAN VARIASI PUTARAN David M Hutabarat; Mulfi Hazwi; Taufiq B N; Himsar Abda; A Husein Siregar
Jurnal Dinamis Vol 5, No 3 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.88 KB)

Abstract

Pelumasan adalah suatu cara untuk mengurangi dan memperkecil gesekan dan keausan diantara permukaan-permukaan yang bergerak relatif satu sama lain dengan menempatkan bahan pelumas diantara kedua permukaan yang bergerak tersebut.Bahan pelumas yang umum digunakan adalah berupa cairan (liquids) dan semi-liquid, tapi dapat juga berupa padat atau gas, atau kombinasi cair padat dan gas. Bahan pelumas dalam wujud cairan sering disebut dengan minyak pelumas. Minyak pelumas banyak digunakan pada motor bakar, baik untuk jenis pembakaran dengan busi (siklus otto) maupun untuk jenis pembakaran dengan tekanan (siklus disel dan siklus dual).Minyak pelumas juga digunakan pada sektor industri, misalnya untuk bantalan, roda gigi, pompa maupun kompresor, turbin dan lain-lain.Banyak jenis-jenis minyak pelumas yang beredar di pasaran saat ini sehingga konsumen bebas memilih jenis minyak pelumas yang digunakan sebagai bahan pelumasan. Khusus pada penelitian ini digunakan dua jenis minyak pelumas yaitu minyak pelumas Enduro SAE 20W/50 dan minyak pelumas Federal SAE 20W/50 sebagai perbandingannya. Dalam penelitian dilakukan perbandingan antara minyak pelumas oli kemasan dengan minyak pelumas oli drum untuk mengetahui pengaruh penggunaan oli drum pada bantalan luncur. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tekanan pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas Enduro SAE 20W/50 2665 Pa dan minyak pelumas Federal SAE 20W/50 sebesar 2978 Pa.
PENGUJIAN PERFORMANSI MESIN PENGERING PRODUK PERTANIAN SISTEM TENAGA SURYA TIPE KOLEKTOR BERSIRIP Aprizal Aprizal; Mulfi Hazwi; Farel H. Napitupulu; Terang UHS Ginting; Syahril Gultom; Andianto P.; Farida Ariani
Jurnal Dinamis Vol 4, No 2 (2016): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.989 KB)

Abstract

Kolektor surya plat datar merupakan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk mengeringkan produk hasil pertanian,perkebunan, dan lain-lain. Salah satu produk hasil pertanian yang dikeringkan alat pengering ini adalah Ubi Kayu. Pengujian dilakukan pada pukul 09:00 – 17:00 WIB pada saat kondisi cuaca cerah. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui perbandingan persentase kadar kering ubi kayu yang dikeringkan menggunakan alat dan dijemur secara langsung. Pada kolektor surya, radiasi matahari yang jatuh di permukaan kolektor akan diserap oleh plat absorber yang diteruskan oleh kaca sehingga panas yang dihasilkan oleh absorber akan mengalir ke dalam box pengering secara konveksi natural. Di dalam ruang box pengering panas mengalir melewati produk yang diletakkan di atas tray dan membawa kadar air produk dengan mengalami proses penguapan dan membawa uap air keluar melewati chimney. Alat yang dirancang adalah kolektor surya tipe plat bersirip dengan ukuran 2m x 2m x 0,17m. Kolektor surya terdiri dari lapisan kayu, steyrofoam dan rockwoll sebagai isolator. Selain kolektor, dirancang juga ruang pengering sebagai tempat pengeringan hasil pertanian dengan ukuran 2m x 1m x 1m. Efisiensi rata-rata kolektor surya alat pengering adalah 69,70%.   Kata kunci :  pengeringan, ubi kayu, kolektor surya, plat absorber, konveksi natural
RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN UNTUK PENGGERAK AERATOR DI TAMBAK UDANG BELAWAN Arrahim .; Mulfi Hazwi; Pramio G. Sembiring; Mahadi .; Dian M. Nasution; Marragi M.
Jurnal Dinamis Vol 4, No 2 (2016): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.46 KB)

Abstract

Berdasarkan letaknya, Indonesia adalah negara yang berada dikawasan tropis. Hal ini menyebabkan karakterisktik angin Indonesia berbeda dengan kebanyakkan negara yang duluan memanfaatkan angin sebagai sumber energi. Pengembangan energi angin di Indonesia sendiri perlu menggunakan teknologi yang tidak memiliki penggaruh dalam perubahan arah angin seperti tipe kincir angin vertikal. Perancangan ini menggunakan tipe kincir angin vertikal Darrieus tipe H rotor, Sudunya sendiri menggunakan NACA 4415, panjang cord © 0.4 m, dan jumlah sudu 3 buah. Dimensi dari kincir angin adalah diameter sapuan 1.5 m, tinggi sudu 1.5 m, lebar kincir angin 1.5 m, tinggi total kincir 2.5 m dan berat sudu 1.5 kg. pada perancangan ini menggunakan aerator tipe paddle wheel dengan berat 1.5 kg dan jumlah aerator 2 buah. Pengujian untuk rancangan ini menggunakan variasi kecepatan dari 3 m/s, 3.5 m/s, 4 m/s, 4.5 m/s dan 5 m/s. Hal ini untuk mengetahui seberapa efisien rancangan yang telah dibuat. Sistem kerja kincir angin ini adalah sistem apung dengan menggunkan transmisi untuk meneruskan putaran dari poros kincir ke poros aerator. Perbandingan roda giginya adalah 1:2 (percepatan). Hasil rancangan kincir ini didapat efisiensi putarannya 39-42%. Putaran tertinggi poros kincir angin didapat sebesar 106 rpm pada kecepatan angin 5 m/s. Sedangkan putaran terendah didapat sebesar  65 rpm pada kecepatan angin 3 m/s. Putaran tertinggi poros aerator didapat  sebesar 212 rpm pada kecepatan 5 m/s. sedangkan putaran terendah didapat sebesar 130 rpm pada kecepatan angin 3 m/s   Kata kunci        : NACA, sudu, transmisi, kincir angin
SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) PADA RUANGAN DRIVER MOBIL TIM HORAS UNTUK MEMPREDIKSI KENYAMANAN TERMAL PENGEMUDI Amma Muliya R; Himsar Ambarita; A Halim Nasution; Mulfi Hazwi; Syahril Gultom
Jurnal Dinamis Vol 5, No 3 (2017): DINAMIS
Publisher : Jurnal Dinamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.506 KB)

Abstract

Kenyamanan termal (thermal comfort) merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan ketika akan mendesign suatu ruangan driver pada sebuah mobil. Penelitian ini berfokus pada simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD) ruangan driver mobil Tim Horas Universitas Sumatera Utara generasi keempat untuk memprediksi kenyamanan termal pengemudi. Simulasi dilakukan selama 30 menit dan hasil yang diperoleh adalah temperatur pada 16 titik tubuh pengemudi. Selanjutnya hasil simulasi dibandingkan dengan standar zona kenyamanan yang telah ditetapkan untuk tubuh manusia. Dari hasil simulasi, persentase kenyamanan tertinggi didapatkan pada menit ke-12 dengan nilai 31,25 % (5 titik nyaman). Nilai dari kelima titik tersebut adalah  tangan kiri (29, 367 °C), betis kiri (27,3639°C) , betis kanan (28 °C), kaki kiri (27°C), dan kaki kanan (27°C). Persentase kenyamanan terendah didapatkan pada menit ke-15 dengan nilai 0 % (tidak ada titik nyaman). Persentase rata-rata kenyamanan termal pengemudi pada ruangan driver mobil Tim Horas generasi keempat selama 30 menit adalah 13,75 %.
STUDI ANALISA PERFORMANSI MESIN – SISTEM PEMBAKARAN EFI DAN KARBURATOR PADA MESIN BENSIN Mulfi Hazwi; Hendri P.; Tulus B. Sitorus; Dian M. Nasution; Terang UHSG; Andianto P.
DINAMIS Vol. 4 No. 1 (2016): Dinamis
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1562.413 KB) | DOI: 10.32734/dinamis.v4i1.7013

Abstract

EFI ( Electronic Fuel Injection ) adalah suatu sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik dengan berdasarkan pada masukan sinyal- sinyal dari sensor-sensor yang diolah oleh ECU ( Electronic Control Unit ), yaitu berupa chips yang terdiri dari microprosesor dan memory yang dipasang secara on board pada mobil. Tujuan penggunaan dan pengembangan EFI sampai saat ini adalah untuk meningkatkan tenaga atau daya mesin dan selain itu juga untuk memperbaiki prestasi motor bakar dan mengurangi emisi gas buang. Sistem injeksi bahan bakar berupa EFI ini adalah sebagai pengganti karburator dengan pertimbangan-pertimbangan antara lain : karburator tidak mampu mengalirkan campuran udara-bahan bakar dengan harga perbandingan yang sama untuk setiap silinder, uap bahan bakar yang lebih berat daripada udara maka akan mengalami kesulitan ketika mengalir melalui belokan dan sudut-sudut tajam dari saluran isap ( intake manifold ), dengan sistem injeksi maka bahan bakar dapat dikabutkan langsung kedalam saluran isap dekat dengan katup isap, lebih presisi dalam mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan sebagai fungsi dari kondisi operasi mesin yang dideteksi oleh berbagai sensor. Berdasarkan hasil perhitungan untuk mesin bensintipe 7K-Carburator diperoleh Daya sebesar 43,1541 kW, Torsi sebesar 117,8 Nm pada rpm 3500, sedangkan untuk mesin 7K-EFI diperoleh Daya sebesar 50,5749 kW, Torsi sebesar 121,8 Nm pada rpm 4000.