Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Asy-Syari'ah

KONSTRUKSI WAKAF SECARA FIKIH Jaenudin Jaenudin
Asy-Syari'ah Vol 21, No 1 (2019): Asy-Syari'ah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v21i1.4303

Abstract

Abstract: Endowments (waqf) in Islamic law is an importent act, done by wakif as eternal good deeds, to promote economic equality of the people. It has been carried out from the beginning of Islam, being developed up to the present time. By reviewing library materials related to waqf, it was found that waqf law has its own characteristics. Commonly, endowments are binding and should not be traded, but in Hanafi schools of thought, waqf is seen as a ghair lazim contract. Because of its unique and important position, the waqf law needs to be studied thoro­ughly, and should be designated as special law.Abstraks: Perwakafan dalam hukum Islam merupakan salah satu bagian penting dalam mewujud­kan keadilan ekonomi serta amal kebajikan yang terus berlangsung bagi wakif. Wakaf telah dilaksanakan sejak masa Nabi saw dan terus berkembang pada masa sahabat dan generasi setelahnya. Dengan penulusuran bahan pustaka yang terkait permasalahan hukum wakaf, ditemukan bahwa hukum wakaf memiliki ciri tersendiri dari hukum keben­daan (fikih muamalat). Di satu sisi, wakaf bersifat mengikat tidak boleh diperjual­beli­kan, tetapi pada madzhab Hanafi wakaf dipandang sebagai akad ghair lazim. Kerana kedu­dukan­nya yang unik dan penting, hukum wakaf secara fikih dikaji secara menyeluruh, bahkan dalam wakaf juga dilegilasi menjadi hukum yang khusus.
DINAMIKA PENERAPAN AKAD SYARIAH DALAM PRODUK KEUANGAN DI BANK SYARIAH Jaenudin Jaenudin
Asy-Syari'ah Vol 22, No 2 (2020): Asy-Syari'ah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v22i2.7504

Abstract

Abstract: Sociologically, the existence of Islamic banks in Indonesia had developed since the early 1990 through a long time of workshops and bureaucratic processes until Bank Muamalat Indonesia was established as the first Islamic bank in Indonesia. The existence of Bank Muamalat Indonesia, as the first Islamic bank, has a mission to present an Islamic banking institution that is free from the interest system by replacing its operational system through Islamic principles. Normatively, the profit sharing concept used to an operational system for Islamic banks in Indonesia which has been regulated in Article 1 Number 12 of the Law of Banking Number 7 of 1992, then the dual banking system in Article 9 of the Law of Banking Number 10 of 1998, and the latest. is the application of Islamic principles in the Law of Islamic Bank Number 21 of 2008 through using six patterns: first, the deposit through the wadi'ah contract; second, borrowing through qard and qardh al-hasan contracts; third, the profit sharing scheme through mudharabah and syirkah contracts; fourth, buying and selling through murabahah, salam, and istishna' contracts; fifth, the rental scheme through ijarah and ijarah muntahiya bi al-tamlik contracts; and sixth, the services through wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, and rahn contracts. The result of this study shows that the changes of Islamic banking regulations have implications to the dynamics of Islamic contract implementation in Islamic banking financial products in Indonesia.Abstrak: Secara sosiologis eksistensi bank syariah di Indonesia sudah berkembang sejak awal tahun 1990-an melalui serangkaian proses panjang lokakarya dan birokrasi sehingga berdiri Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Eksistensi Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah memiliki misi untuk menghadirkan lembaga perbankan syariah yang bebas dari sistem bunga dengan mengganti sistem opersionalnya dengan prinsip-prinsip Islam. Penggunaan konsep bagi hasil sebagai sistem operasional bank syariah di Indonesia secara normatif telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pada Pasal 1 angka 12, kemudian dual banking system dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan yang terkahir adalah penerapan prinsip syariah dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 dengan menggunakan enam pola: pertama, pola titipan melalui akad wadi’ah; kedua, pola pinjaman, melalui akad qard dan qardh al-hasan; ketiga, pola bagi hasil melalui akad mudharabah dan syirkah; keempat, pola jual beli melalui akad murabahah, salam, dan istishna’; kelima, pola sewa melalui akad ijarah dan ijarah muntahiya bi al-tamlik; keenam, pola jasa melalui akad wakalah, kafalah, hiwalah, ujr, sharf, dan rahn. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perubahan regulasi perbankan syariah telah berimpli­kasi terhadap dinamika penerapan akad syariah dalam produk keuangan bank syariah di Indonesia.
RASIONALISME DALAM TAFSIR AHKAM Jaenudin Jaenudin
Asy-Syari'ah Vol 19, No 2 (2017): Asy-Syariah
Publisher : Faculty of Sharia and Law, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v19i2.4290

Abstract

AbstractInterpretation of al-Quran is a human effort to understand the meaning and purpose of God’s words based on their ability level. Various methods of interpretation have been born along with the development of religion and science. The method used in this study is Descriptive-Analysis by describing the method of interpretation. The verses of al-Quran in the field of Law have become a particular study, called as Tafsir Ahkam. In Islamic law, this study broadly branched out into rationalist schools of fiqh (ahl al-Ra'y) and textual Hijaz schools (ahl al-hadis). But these divisions are getting thinner as law development (instibath) requires reasoning gained from qiyas and istihsan or maslahat.  Therefore, the tafsir ahkam method developed with the growth of the school of fiqh, and the emergence of a rational approach in tafsir ahkam is a logical consequence of a dynamic of ijtihad fiqh method development.Keywords: Tafsir, Ahl ra’yi, Fiqh. AbstrakTafsir Al-Quran merupakan upaya manusia untuk memahami makna dan maksud firman Allah sesuai dengan kadar kemampuannya. Berbagai metode Tafsir telah lahir seiring dengan perkembangan ilmu agama dan sains. Ayat-ayat al-Quran di bidang Hukum telah menjadi bidang kajian tafsir tersendiri dan melahirkan tafsir ahkam. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif-Analisis dengan menguraikan tentang metode penafsiran. Di bidang hukum Islam telah berkembang pula mazhab fiqh yang secara garis besar terbagi atas mazhab fiqh irak yang rasionalis (ahl al-Ra’y) dan mazhab Hijaz yang tekstual (ahl al-hadis). Namun ciri tersebut semakin tipis seiring berkembang istinbath hukum yang memerlukan penalaran baik dengan qiyas, istihsan atau maslahat. Karena itu, corak tafsir ahkam berkembang dengan tumbuhnya mazhab fiqh, dan lahirnya pendekatan rasional dalam tafsir ahkam sebagai konsekuensi logis dari pertumuhan metode ijtihad fiqh yang dinamis.Kata Kunci: Tafsir, Ahl ra’yi, Fiqh.