Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

THE EFFECT OF USING FLEXIBLE GROUPING STRATEGY TOWARD STUDENTS’ READING ACHIEVEMENT AT THE EIGHTH GRADE OF SMPN 31 PADANG Lolita, Lolita; Riza, Armilia Riza; Alicia, Dona
Pendidikan Bahasa Inggris Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Wisuda Ke 48 Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahas Inggris
Publisher : Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh strategi Flexible Grouping dalam pengajaran Bahasa Inggris khususnya reading. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan dua kualifikasi, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan oleh peneliti dengan menggunakan strategi Flexible Grouping dan kelas kontrol diberikan strategy QAR(Question Answer Relationship Strategy). Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 31 Padang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 271 orang yang terdiri dari 8 kelas yaitu VIII.1, VIII.2, VIII.3, VIII.4, VIII.5, VIII.6, VIII.7 dan VIII.8. Peneliti mengambil sample menggunakan teknik cluster sampling berdasarkan nilai rata-rata reading test dari ujian semester satu pada siswa kelas delapan.Yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah VIII.5, dan kelas VIII.8 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian ini adalah reading test berbentuk narrative text dan recount text.Hasil analisis pada penelitian ini diklasifikasikan dalam 2 bentuk; narrative dan recount text. Berdasarkan hasil analisis  tes, didapat rata-rata hasil tes pada kelas eksperimen 73.02 dan standar deviasi 5.09. Sedangkan rata-rata kelas kontrol 67.23 dan standar deviasi 8.75. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan uji t, setelah dilakukan pengujian diperoleh t-calculated 3.55 lebih besar dari t-table 2.00 dengan derajat kebebasan 0.05, maka hipotesis pada penelitian ini diterima, sehingga disimpulkan bahwa strategi Flexible Grouping dapat memberikan efek yang baik terhadap hasil Bahasa Inggris khususnya dalam reading (membaca) pada siswa kelas delapan SMPN 31 Padang.
Health-Related Quality of Life of Type 2 Diabetes Mellitus Outpatients at Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta, Indonesia: An Insulin-Based Therapy Approach Lolita, Lolita; Andayani, Tri M.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 4 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.595 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.4.231

Abstract

Diabetes mellitus type 2 is a lifelong disease which needs an intensive therapy to maintain stable blood sugar levels. Insulin has been proven as an effective treatment modality for type 2 diabetes mellitus patient. The main aim of this research was to evaluate the effect of insulin based therapy (insulin monotherapy-combination therapy of insulin with oral hypoglycemic agents) towards the health related quality of life in type 2 diabetes mellitus outpatient at Dr. Sardjito Hospital, Yogyakarta. This study is a descriptive cross-sectional study design without control. The methods of collecting data includes conducting questionnaires, interviews and examining medical records of patient. Data were taken concurrently from patients who visited Endocrinology Clinic of Dr. Sardjito Hospital from July 2012 until April 2013. Inclusion criteria for the participant were as follows: participant was a type 2 diabetes mellitus outpatient with insulin based therapy, had no languange barrier and was able to participate the study. Participants were excluded in this study if they had a mental and language retardation, uncomplete medical records, and was a pregnant woman. The quality of life was measured by Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionnaire (DQLCTQ). The statistical analysis used in this study was Mann‑Whitney for QoL analysis based on the type of therapy (insulin monotherapy and combination therapy of insulin-oral hypoglycemic agents). The results from 137 patients shown that patients who received combination therapy had the largest percentage (73%) while the smallest percentage (27%) were single therapy. Whereas, the type of therapy (insulin monotherapy-combination therapy of insulin with oral hypoglycemic agent) significantly influenced the energy domain (p=0,027).Keywords: Health related quality of life, insulin based therapy, type 2 diabetes mellitusKualitas Hidup Terkait Kesehatan dari Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta, Indonesia: Suatu Pendekatan Terapi Berbasis InsulinDiabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang membutuhkan terapi intensif seumur hidup untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Insulin terbukti menjadi salah satu modalitas pengobatan yang efektif bagi pasien diabetes melitus tipe 2. Tujuan utama penelitian ini adalah mengevaluasi perbedaan terapi berbasis insulin (terapi insulin dengan atau tanpa agen hipoglikemik oral) terhadap domain kualitas hidup terkait kesehatan pada pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional tanpa kontrol. Metode pengumpulan data meliputi wawancara, pengambilan kuesioner dan pemeriksaan rekam medis pasien. Data diambil secara konkuren terhadap pasien yang berkunjung ke Polikinik Endokrinologi RSUP Dr. Sardjito mulai bulan Juli 2012 sampai April 2013. Kriteria inklusi antara lain penderita rawat jalan tipe 2 dengan terapi berbasis insulin, tidak memiliki keterbatasan bahasa dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi meliputi pasien yang mengalami keterbelakangan mental dan bahasa, catatan medis yang tidak lengkap dan wanita hamil. Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner dari Diabetes Quality of Life Clinical Trial Quessionnaire (DQLCTQ). Analisis statistik perbedaan jenis terapi berbasis insulin terhadap domain kualitas hidup pasien menggunakan uji statistik Mann-Whitney. Diperoleh responden sebanyak 137 orang di mana 73% pasien memperoleh terapi kombinasi sedangkan sisanya 27% mendapatkan terapi tunggal yang berbasis insulin. Kesimpulan penelitian ini yaitu perbedaan jenis terapi (monoterapi insulin versus kombinasi insulin dengan agen hipoglikemik oral) secara signifikan memengaruhi domain energi pada kualitas hidup (p=0,027).Kata kunci: Kualitas hidup terkait kesehatan, terapi berbasis insulin, diabetes melitus tipe 2
EVALUASI KUANTITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIASMA PADA PASIEN ASMA SERANGAN AKUT DI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA YOGYAKARTA Lolita, Lolita; Lestari, Mas Ulfah
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.262 KB)

Abstract

Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang ditandai adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas. Serangan asma bervariasi dari ringan sampai berat bahkan dapat bersifat fatal atau mengancam jiwa (Rai dan Artana, 2016). Sistem ATC/DDD adalah sebagai sarana penggunaan obat untuk meningkatkan kualitas penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas penggunaaan obat antiasma pada pasien asma serangan akut di RS Paru Respira Yogyakarta pada tahun 2016 dengan metode ATC/DDD.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengumpulan data secara retrospektif pada tahun 2016. Analisa data dilakukan dengan dua cara, yaitu menghitung kuantitas penggunaan obat berdasarkan Defined Daily Dose (DDD) per 1000 KPRJ. Hasil diketahui terdapat 82 pasien yang termasuk inklusi dengan 129 kasus di RS Paru Respira Yogyakarta pada tahun 2016. Terdapat 62,20% perempuan dan 37,80% laki-laki. Karakteristik usia 36-45 tahun sebesar 52,40% lebih banyak terjadi asma serangan akut dibandingkan dengan usia 26-35 tahun sebesar 47,60%.Evaluasi kuantitas penggunaan antiasma pada pasien asma serangan akut yang paling banyak adalah formoterol sebesar 70,7/1000 KPRJ dan yang paling sedikit adalah fenoterol Hbr sebesar 0,02/1000 KPRJ.
PROFIL URINALISIS PENGGUNAAN IMUNAX PADA PASIEN DIABETES MELITUS (DM) RAWAT JALAN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Adnan, Adnan; Lolita, Lolita
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.262 KB)

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan timbulnya hiperglikemia akibat gangguan sekresi, maupun resistensi dari insulin. Hiperglikemik kronik dan gangguan metabolik DM lainnya akan menyebabkan kerusakan jaringan dan organ, seperti mata, ginjal dan sistem vaskuler. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa imunax (MBJH : Minyak atsiri biji jintan hitam) mempunyai manfaat untuk anti DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran urinalisis dan proteinuria pada pasien DM yang mendapatkan imunax. Desain penelitian adalah randomized controlled trial. MBJH diberikan dalam 2 peringkat dosis yaitu  2x1 soft capsul dan 2x2 soft capsul dberikan selama 20 hari pada subjek.  Pengambilan data urin dilakukan sebelum dan sesudah pemberian sediaan imunax.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan dan jenis terapi yang digunakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap karakteristik dan jenis terapi yang digunakan oleh subjek penelitian (pasien resiko sindrom metabolik) antar kelompok perlakuan maupun kelompok placebo. Hasil uji urinalisis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan gambaran urinalisis pada ketiga kelompok.Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan (p value >0,05) pemberian imunax (MBJH) terhadap profil urinalisis pada pasien resiko sindrom metabolik, baik pada dosis 2x1, 2x2, dan kelompok kontrol.
PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN EUROPEAN QUALITY OF LIFE 5 DIMENSIONS (EQ5D) QUESTIONNAIRE DAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS) Sari, Andriana; Lolita, Lolita; Fauzia, Fauzia
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.258 KB)

Abstract

Hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang membutuhkan terapi yang lama dan komplikasi penyakit, sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup dalam aspek fisik, psikologis dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengukuran kualitas hidup pasien hipertensi untuk mengetahui gambaran kualitas hidup supaya bisa dilakukan evaluasi dan pencegahan penurunan kualitas hidup.Design penelitian adalah observasional cross sectional. Data diambil secara purposive sampling pada pasien hipertensi dengan atau tanpa komplikasi yang menjalani pengobatan rawat jalan di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. European Quality of Life 5 Dimension (EQ5D) kuisioner dan Visual Analog Scale (VAS) digunakan untuk pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan mengkonversi EQ5D dimensi menjadi EQ5D Indeks, mencari nilai mean/median dan simpang baku dari score VAS serta uji independent sample t test.Pengukuran kualitas hidup terhadap 107 subjek diperoleh 24 subjek (22,4%) yang tidak bermasalah pada kelima dimensi dengan skor EQ5D indeks tertinggi yaitu 1,000. Dimensi yang bermasalah adalah pada dimensi rasa sakit/tidak nyaman (55,1%), dimensi berjalan/bergerak (47,6%), dimensi rasa cemas/depresi (33,6%), dimensi kegiatan yang biasa dilakukan (22,4%) dan dimensi perawatan diri (7,5%). Kualitas hidup diukur dengan VAS memiliki nilai median 70. Hasil Uji mann whitney dan 2-independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup antara pasien hipertensi dengan komplikasi dan tanpa komplikasi diperoleh nilai p= 0,967 (EQ5D indeks ) dan p= 0,590 (VAS). Kesimpulan pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi dengan EQ5D diperoleh 22,4% memiliki skor EQ5D indeks tertinggi dan nilai median VAS adalah 70. Kualitas hidup pasien hipertensi dengan komplikasi dan tanpa komplikasi menunjukkan tidak berbeda signifikan.
Multilevel Analysis on the Contextual Effect of the Integrated Health Post Activity on Development of Children Under Five in Kubu Raya, West Kalimantan Lolita, Lolita; Dewi, Yulia Lanti Retno; Murti, Bhisma
Journal of Maternal and Child Health Vol 4, No 4 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.203 KB)

Abstract

Background: It is estimated that 200 million children in developing countries do not develop optimally. Child development is a complex improvement in body structure and function that include gross and fine motoric, speech, language, socialization, and independence aspects of development. The success of children in achieving optimal development determines the future of a nation. The purpose of this study was to analyze the contextual effect of integrated health post (posyandu) in child development in Kubu Raya District, West Kalimantan.Subjects and Method: This study was a cross sectional conducted at 25 integrated health post in Kubu Raya District, West Kalimantan, from November to December 2018. A sample 200 of children under five was selected by simple random sampling. The dependent variable was child development. The independent variables were maternal age at marriage, maternal education, parental income, parenting style, birth weight, birth length, child development monitoring, child development intervention, and integrated health post strata. Data collection was conducted using questionnaire and analyzed using multilevel logistic regression analysis in Stata 13.Results: Child development disorder increased with early maternal age at marriage (b= 3.18; 95% CI= 0.77 to 5.59; p = 0.010), but decreased with high maternal education (b= -2.22; 95% CI= -3.92 to -0.52; p= 0.010), high parental income (b= -4.01; 95% CI = -6.55 to -1.47; p= 0.002), proper parenting style (b= -2.89; 95% CI= -5.18 to -0.60; p= 0.013), normal birth weight (b= -2.87; 95% CI= -4.80 to -0.95; p= 0.003), normal birth length (b= -3.13; 95% CI= -5.63 to -0.63; p= 0.014), child development monitoring (b= -2.97 95% CI= -5.58 to -0.36; p= 0.025), and child development intervention (b = -3.53; 95% CI= -6.19 to -0.87; p= 0.009). The integrated health post had a contextual effect on child development with ICC= 19.9%.Conclusions: Child development disorder increases with early maternal age at marriage, but decreased with high maternal education, high parental income, proper parenting style, normal birth weight, normal birth length, child development monitoring, and child development intervention. The integrated health post has a contextual effect on child development.Keywords: child development, children under five, multilevel analysisCorrespondence: Lolita. Public Health Masters Program, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir Sutami 36A, Surakarta, Central Java, Indonesia. Email : Patricialolita25@gmail.com Seluler: 082328463344.Journal of Maternal and Child Health, 2019, 4(4): 222-229https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.04.01
KEBIJAKAN KRIMINAL TERHADAP KEKERASAN OLEH REMAJA (JUVENILE DELIQUENCY) DILIHAT DARI PERSPEKTIF SOSIO KRIMINOLOGIS Ismawati, Sri; Lolita, Lolita
TANJUNGPURA LAW JOURNAL Vol 5, No 2 (2021): VOLUME 5 ISSUE 2, JULY 2021
Publisher : Faculty of Law, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tlj.v5i2.48201

Abstract

Abstract The phenomenon of violence by and against teenagers is often presented in the media causing a sense of concerns. Whereas teenagers are the potential next generation to continue the relay of state development. Therefore it is important for researchers to conduct a study and / or research on aetiology and the urgency of criminal policy related to it. This study is aimed at analyzing the problem of violence perpetrated by children - teenagers from the perspective of criminal policy and socio-criminology at the same time. Data from the police show that the dominant act of crime is theft by violence, persuasion, sexual coercion, murder, and assault, while the data obtained from Regional Indonesia Child Protection Commission (KPPAID) show the dominant act of crime are: physical, psychological and sexual abuse and abandonment. Given the impact, the government needs to prioritize criminal policies to tackle child violence, by using 2 (two) penal and non-penal approaches (symptomatic and therapeutic). The political perspective of child violence crime itself is a perspective that does not only see the problem of child violence as merely a criminal law issue but also tries to see the problem from a non-legal perspective. Criminal politics with a penal approach can be carried out by using criminal sanctions selectively, encouraging criminal alternatives that are oriented towards children's needs. Meanwhile, the non-penal approach aims at empowering the role of families, teachers, religious leaders, traditional leaders, and community leaders, empowering the education of perpetrators and victims related to the development aspects of children - teenagers, empowering the economy of the family and society at large, optimizing the role of the government and related institutions, and empowering the role of the family (education and sex education, and self-respect). Abstrak Fenomena kekerasan oleh dan terhadap anak kerap tersaji di media dan menimbulkan rasa prihatin. Padahal anak merupakan generasi penerus yang potensial guna meneruskan estafet pembangunan negara. Karenanya penting bagi peneliti melakukan sebuah kajian dan atau penelitian tentang aetiologi, urgensi kebijakan kriminal berkaitan dengan itu. Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis persoalan kekerasan yang dilakukan oleh anak dari perspektif kebijakan kriminal dan sekaligus sosio kriminologis. Data kepolisian menunjukan dominasi kejahatan adalah pencurian dengan kekerasan, pembujukan, pemaksaan seksual, pembunuhan, penganiayaan. Data yang didapat dari KPPAID: penelantaran (ekonomi) kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Mengingat dampak, pemerintah perlu mengedepankan kebijakan kriminal guna menanggulangi kekerasan anak, melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu penal dan non penal (simptomatik dan teurapatik). Perspektif kebijakan kriminal kekerasan anak sendirimerupakan suatu perspektif yang tidak hanya melihat persoalan kekerasan anak sematamata sebagai persoalan hukum pidana saja, melain juga mencoba melihat persoalan dari perspektif non hukum. Kebijakan kriminal dengan pendekatan penal dapat dilakukan dengan penggunaan sanksi pidana secara selektif, mendorong alternatif pidana yang berorientasi pada kebutuhan anak. Sedangkan pendekatan non penal menyasar pada melakukan pemberdayaan peran keluarga, guru, pemuka masyarakat, adat dan agama, pemberdayaan pendidikan pelaku dan korban yang berkaitan dengan aspek perkembangan anak – remaja, pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat secara luas, mengoptimalkan peran pemerintah baik pusat maupun daerah dan lembaga terkai pemberdayaan peran keluarga (edukasi dan edusex serta penghargaan diri sendiri),